• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI METODE ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI PELAKSANAAN TATA CARA PENYELENGGARAAN JENAZAH KELAS XI DI SMAN 1 ROGOJAMPI BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2021/2022 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "IMPLEMENTASI METODE ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI PELAKSANAAN TATA CARA PENYELENGGARAAN JENAZAH KELAS XI DI SMAN 1 ROGOJAMPI BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2021/2022 SKRIPSI"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

(1)

i

IMPLEMENTASI METODE ROLE PLAYING

DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI PELAKSANAAN TATA CARA

PENYELENGGARAAN JENAZAH

KELAS XI DI SMAN 1 ROGOJAMPI BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2021/2022

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Sandhika Anggun Awaliyani NIM. T20181189

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

2022

(2)

ii

IMPLEMENTASI METODE ROLE PLAYING

DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI PELAKSANAAN TATA CARA

PENYELENGGARAAN JENAZAH

KELAS XI DI SMAN 1 ROGOJAMPI BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2021/2022

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Sandhika Anggun Awaliyani NIM. T20181189

Disetujui Pembimbing:

Dr. Zainal Abidin, S.Pd.I.,M.S.I NIP. 198106 092 0091 21004

(3)

iii

IMPLEMENTASI METODE ROLE PLAYING

DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI PELAKSANAAN TATA CARA

PENYELENGGARAAN JENAZAH

KELAS XI DI SMAN 1 ROGOJAMPI BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2021/2022

SKRIPSI

Telah diuji dan diterimauntuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam

Program Studi Pendidikan Agama Islam Hari: Senin

Tanggal: 03 Oktober 2022 Tim Penguji

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Hj. Mukni'ah, M.Pd.I. Bahrul Munib, M.Pd.I.

NIP. 196405111999032001 NUP. 210606145

Anggota :

1. Dr. H. Saihan, M.Pd.I. ( )

2. Dr. Zainal Abidin, S.Pd.I., M.Si. ( )

Menyetujui,

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I.

NIP: 196405111999032001

(4)

iv MOTTO















































Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. Q.S. An-Nahl: 125*

*Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Ihsan Al-Qur’an Tafsir Perkata (Bandung:

Cordoba, 2014), 112.

(5)

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini khusus dipersembahkan kepada ayah saya Hermanto dan ibu saya Nikmatul Ulfa yang telah membesarkan, mendidik, dan menyayangi saya dengan tulus dan penuh kasih sayang serta semangatnya yang memotivasi saya untuk terus berjuang demi masa depan. Terima kasih atas perjuangan dan do‟anya sehingga saya dapat menyelesaikan tahap demi tahap dari cita-cita yang saya impikan.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi dengan judul “Implementasi Metode Role Playing dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Materi Pelaksanaan Tata Cara Penyelenggaraan Jenazah Kelas XI di SMAN 1 Rogojampi Banyuwangi Tahun Pelajaran 2021/2022”

alhamdulillah telah selesai.

Kesuksesan dalam penyusunan skripsi ini, penulis peroleh karena dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE, MM. selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan fasilitas untuk proses perkuliahan hingga menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Mukni‟ah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang senantiasa telah memberikan arahan dan motivasi.

3. Bapak Dr. Rif‟an Humaidi, M.Pd.I. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang selalu memberikan arahannya dalam program perkuliahan yang kami tempuh.

4. Ibu Dr. Hj. Fathiyaturrahmah, M.Ag. selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad

(7)

vii

Siddiq Jember yang telah membimbing dan mengayomi kami khususnya mahasiswa Pendidikan Agama Islam.

5. Bapak Dr. Zainal Abidin, S.Pd.I, M.S.I selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan hingga penyusunan skripsi ini selesai.

6. Bapak Drs. Akip Effendy, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Rogojampi yang telah mengizinkan untuk melakukan penelitian skripsi.

7. Bapak Hery Susanto, S.Pd. selaku guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas XI SMAN 1 Rogojampi yang telah memberikan waktu untuk melakukan penelitian di kelas XI IPS 1 dan bersedia membantu proses penelitian skripsi.

8. Seluruh siswa kelas XI IPS 1 yang telah meluangkan waktu dan membantu proses pelaksanaan penelitian skripsi.

9. Kedua orangtua yang telah memberikan semangat dan motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi, mendukung serta setia mendengarkan keluh kesah.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik sangat penulis harapkan.

Harapan penulis semoga skripsi ini dapat diambil manfaatnya oleh pembaca.

Banyuwangi, 03 Oktober 2022

Sandhika Anggun Awaliyani NIM. T20181189

(8)

viii ABSTRAK

Sandhika Anggun Awaliyani, 2022: Implementasi Metode Role Playing Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Materi Pelaksanaan Tata Cara Penyelenggaraan Jenazah Kelas XI Di SMAN 1 Rogojampi Banyuwangi Tahun Pelajaran 2021/2022.

Kata Kunci: Metode Role Playing dan Minat Belajar siswa.

Salah satu faktor utama untuk mencapai suksesnya pembelajaran adalah minat. Minat sangat menentukan keberhasilan siswa untuk menerima materi secara optimal. Tinggi rendahnya minat belajar siswa tergantung pada metode atau gaya mengajar guru dalam menyampaikan materi. Salah satu metode yang efektif untuk meningkatkan minat belajar siswa adalah metode role playing.

Fokus penelitian ini adalah: 1) Bagaimana perencanaan metode role playing dalam meningkatkan minat belajar siswa pada materi pelaksanaan tata cara penyelenggaraan jenazah kelas XI di SMAN 1 Rogojampi Banyuwangi tahun pelajaran 2021/2022? 2) Bagaimana pelaksanaan metode role playing dalam meningkatkan minat belajar siswa pada materi pelaksanaan tata cara penyelenggaraan jenazah kelas XI di SMAN 1 Rogojampi Banyuwangi tahun pelajaran 2021/2022? 3) Bagaimana evaluasi metode role playing dalam meningkatkan minat belajar siswa pada materi pelaksanaan tata cara penyelenggaraan jenazah kelas XI di SMAN 1 Rogojampi Banyuwangi tahun pelajaran 2021/2022?.

Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan perencanaan metode role playing dalam meningkatkan minat belajar siswa pada materi pelaksanaan tata cara penyelenggaraan jenazah kelas XI di SMAN 1 Rogojampi Banyuwangi tahun pelajaran 2021/2022. 2) Mendeskripsikan pelaksanaan metode role playing dalam meningkatkan minat belajar siswa pada materi pelaksanaan tata cara penyelenggaraan jenazah kelas XI di SMAN 1 Rogojampi Banyuwangi tahun pelajaran 2021/2022. 3) Mendeskripsikan evaluasi metode role playing dalam meningkatkan minat belajar siswa pada materi pelaksanaan tata cara penyelenggaraan jenazah kelas XI di SMAN 1 Rogojampi Banyuwangi tahun pelajaran 2021/2022.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologi. Penentuan subyek penelitian menggunakan teknik purposive.

Teknik pengumpulan data dengan metode observasi, wawancara, dan studi dokumen. Analisis data menggunakan analisis data model interaktif dari Miles, Huberman, dan Saldana. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik.

Hasil penelitian adalah: 1) Perencanaan meliputi guru membuat RPP dan skenario, serta membagi siswa 10 kelompok sebelum pembelajaran berlangsung.

2) Pelaksanaan terdiri dari pendahuluan (guru membuka pembelajaran), kegiatan inti (siswa melakukan role playing dan menyimpulkan, sedangkan guru menjadi fasilitator yang memberikan penguatan), dan penutup (guru bersama siswa merefleksi kegiatan pembelajaran). 3) Evaluasi meliputi guru membuat catatan pribadi dan siswa memberi komentar di lembar evaluasi, penugasan, dan guru melakukan tiga penilaian meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Konteks Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Istilah ... 9

F. Sistematika Pembahasan ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

A. Penelitian Terdahulu ... 12

B. Kajian Teori ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 46

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 46

B. Lokasi Penelitian ... 47

C. Subyek Penelitian ... 47

D. Teknik Pengumpulan Data ... 48

E. Analisis Data ... 52

F. Keabsahan Data ... 54

G. Tahap-Tahap Penelitian ... 55

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 56

A. Gambaran Obyek Penelitian ... 56

(10)

x

B. Penyajian Data dan Analisis... 59

C. Pembahasan Temuan ... 97

BAB V PENUTUP ... 111

A. Simpulan ... 111

B. Saran-saran ... 112

DAFTAR PUSTAKA ... 113

(11)

xi

DAFTAR TABEL

2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu... 16

4.1 Evaluasi siswa terhadap kelompok I (laki-laki) ... 86

4.2 Evaluasi siswa terhadap kelompok II (laki-laki) ... 87

4.3 Evaluasi siswa terhadap kelompok III (laki-laki) ... 87

4.4 Evaluasi siswa terhadap kelompok IV (laki-laki) ... 88

4.5 Evaluasi siswa terhadap kelompok V (laki-laki) ... 88

4.6 Evaluasi siswa terhadap kelompok I (perempuan) ... 89

4.7 Evaluasi siswa terhadap kelompok II (perempuan) ... 89

4.8 Evaluasi siswa terhadap kelompok III (perempuan) ... 90

4.9 Evaluasi siswa terhadap kelompok IV (perempuan) ... 90

4.10 Evaluasi siswa terhadap kelompok V (perempuan) ... 91

4.11 Hasil temuan ... 95

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

4.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 61

4.2 Siswa memandikan jenazah ... 71

4.3 Siswa mengkafani jenazah ... 72

4.4 Siswa menyalati jenazah ... 73

4.5 Siswa mengubur jenazah ... 74

4.6 Siswa menyampaikan kesimpulan ... 75

4.7 Siswa mengisi lembar evaluasi ... 86

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan umat manusia yang harus dipenuhi sepanjang hidupnya. Menurut konsep Islam, dijelaskan bahwa manusia mustahil dapat hidup berkembang maju, sejahtera, dan bahagia tanpa pendidikan. Pendidikan akan menentukan derajat manusia serta dapat membedakan mana yang baik dan buruk.1 Hal tersebut juga telah dijelaskan dalam Al-Qur‟an bahwa Allah akan meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al- Mujaadilah ayat 11:































































Artinya: Wahai orang-orang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan,

“Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti tehadap apa yang kamu kerjakan. Q.S. Al-Mujadalah: 112

Berdasarkan ayat diatas, dapat diketahui bahwa orang yang senantiasa selalu mencari atau menuntut ilmu dan juga beriman kepada Allah, maka

1 Herman, “Prinsip-Prinsip Dalam Pendidikan Islam (Universal, Keseimbangan, Kesederhanaan),”

Jurnal Al-Ta’dib 7, No. 2 (2014): 101, https://ejournal.iainkendari.ac.id/al-tadib/article/view/320.

2 Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Ihsan Al-Qur’an Tafsir Perkata (Bandung:

Cordoba, 2014), 543.

(14)

Allah akan mengangkat derajatnya di dunia maupun di akhirat. Allah juga maha mengetahui motivasi dibalik tindakan atau perbuatan yang dilakukan oleh hambanya. Maka dari itu, Allah pun akan memberikan balasan atas tindakan atau perbuatan berdasarkan motivasi dari tindakan manusia tersebut.

Dengan itu, maka adanya pendidikan sangat penting untuk menjalani kehidupan. Tujuan pendidikan akan berhasil dicapai tergantung bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan. Jika tujuan pendidikan ingin berhasil dicapai, maka proses pembelajaran harus dibuat secara menarik dan menyenangkan sehingga dapat diterima oleh siswa. Sebagaimana yang tertera dalam Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah yang mengatakan bahwa:

“Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.”3

Dalam proses pembelajaran, guru memiliki pengaruh besar terhadap siswanya. Oleh karena itu, guru harus berupaya untuk mencapai keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Siswa akan mencapai tujuan pembelajaran diawali dengan adanya minat untuk belajar. Salah satu cara menumbuhkan minat belajar siswa yakni upaya guru dalam melaksanakan pembelajaran. Jika upaya guru dalam menyampaikan pembelajaran dilakukan dengan baik dan menyenangkan, maka pembelajaran akan mudah diterima oleh siswa. Siswa akan merasa senang dan bersemangat karena guru dapat

3 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

(15)

memberikan suasana belajar yang dapat menarik minat siswa untuk mengikuti pembelajaran.4 Siswa yang minat belajarnya tinggi maka dapat mendorong mereka memiliki kemauan untuk mengikuti pembelajaran dan mempelajari materi dengan sungguh-sungguh. Dengan minat belajar yang tinggi pula siswa bisa mendapatkan pengetahuan, wawasan, dan hasil belajar yang baik.5

Salah satu faktor utama untuk mencapai suksesnya pembelajaran adalah minat. Minat sangat menentukan keberhasilan siswa untuk menerima materi secara optimal. Adanya minat dan rasa senang saat menerima materi akan mempermudah siswa untuk menyerap materi. Begitupun sebaliknya apabila minat dan rasa suka yang kurang terhadap materi atau cara guru dalam menyampaikan materi yang kurang dapat menimbulkan kebosanan dan penyerapan materi tidak maksimal.6 Untuk itu, guru perlu membangkitkan minat belajar siswa dengan menguasai keterampilan yang menyangkut pengajaran khususnya keterampilan bervariasi dalam gaya mengajar. Jika guru tidak menggunakan variasi tersebut, akan menyebabkan siswa cepat merasa jenuh dan bosan terhadap materi pelajaran. Dalam mengatasi hal tersebut, guru hendaklah menggunakan gaya mengajar yang bervariasi agar semangat dan minat siswa meningkat.7

4 Bela Bekti Amallia Putri, Arifin Muslim, dan Tri Yuliansyah Bintaro, “Analisis Faktor Rendahnya Minat Belajar Matematika Siswa Kelas V Di SD Negeri 4 Gumiwing,” Jurnal Educatio FKIP UNMA 5, No. 2 (Desember 2019): 70, DOI:

https://doi.org/10.31949/educatio.v5i2.14.

5 Lusi Marleni, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bangkinang,” Journal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika 1, No. 1 (Mei 2016): 151, https://j-cup.org/index.php/cendekia/article/download/15/12/.

6 Dinil Abrar Sulthani, “Hubungan Metode Mengajar Dengan Minat Belajar Di MTs Aisyiyah Ujung Belakang Olo Padang,” Potensia: Jurnal Kependidikan Islam 3, No. 2 (Juli-Desember 2017): 166, http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/potensia/article/download/3336/2783.

7 Mashudi, Strategi Pembelajaran Di Perguruan Tinggi (Lumajang: LP3DI Press, 2012), 125.

(16)

Maka dari itu, tinggi rendahnya minat belajar siswa tergantung pada metode atau gaya mengajar guru dalam menyampaikan materi.8 Salah satu metode yang efektif untuk meningkatkan minat belajar siswa adalah metode role playing. Menurut Miftahul Huda, metode role playing merupakan pembelajaran yang dilakukan melalui permainan yang memiliki tujuan, aturan, serta menyenangkan. Metode role playing adalah suatu cara menguasai bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan yang dilakukan siswa dalam memerankannya sebagai tokoh. Pengembangan imajinasi atau penghayatan ini dilakukan siswa dengan cara memerankan tokoh hidup dalam kehidupan nyata maupun sebagai benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal ini tergantung dari yang diperankan.9

Penerapan metode role playing ini di dalamnya terdapat skenario yang harus dijalankan, sehingga dapat melatih siswa untuk memahami dan mengingat isi skenario yang akan didramakan. Dengan metode ini, siswa juga terlatih untuk berinisiatif dan kreatif, membantu memunculkan bakat memainkan drama, melatih kerjasama siswa, dan membiasakan siswa dapat menerima serta membagi tanggungjawab dengan sesamanya. Tidak hanya itu, melalui metode ini dapat melatih bahasa lisan siswa menjadi bahasa yang baik dan mudah dipahami oleh orang lain.10 Dengan kelebihan yang dimiliki oleh

8 Silfitrah dan Wahyuni H. Mailili, “Pengaruh Minat Belajar Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII SMPN 4 Sigi Terhadap Hasil Belajar Matematika,” Guru Tua: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran 3, No. 1 (Mei 2020): 54, DOI: https://doi.org/10.31970/gurutua.v3i1.39.

9 Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis Dan Paradigmatis (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), 209.

10 Arleni Tarigan, “Penerapan Model Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SD Negeri 013 Lubuk Kembang Sari Kecamatan Ukui,” Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Riau 5, No. 3 (November 2016): 104,

(17)

metode role playing, menimbulkan suasana baru serta memberikan pengalaman belajar yang berbeda.11 Sehingga melalui pengalaman belajar yang berbeda dan suasana baru tersebut guru dapat lebih mudah menarik minat belajar siswa. Jika siswa bersemangat dan giat untuk belajar maka mereka dapat menguasai materi yang telah diberikan guru.

Setelah peneliti melakukan wawancara dengan para guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Rogojampi diperoleh informasi bahwa guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas XI telah menerapkan metode pembelajaran role playing pada materi pelaksanaan tata cara penyelenggaraan jenazah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dijumpai permasalahan yang sering terjadi yakni bagaimana menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dengan menarik, menyenangkan dan dapat diterima oleh siswa. Guru yang masih menggunakan metode ceramah mengakibatkan kurangnya respon siswa karena minat belajarnya rendah ketika proses pembelajaran, sehingga menjadikan suasana belajar mengajar kurang menyenangkan atau monoton dan membuat siswa kurang aktif ketika mengikuti pelajaran. Diterapkannya metode pembelajaran role playing sebagai bentuk inovasi dalam pembelajaran agar

https://www.neliti.com/id/publications/258217/penerapan-model-pembelajaran-role-playing- untuk-meningkatkan-hasil-belajar-ips-s.

11 Ismawati Alidha Nurhasanah, Atep Sujana, dan Ali Sudin, “Penerapan Metode Role Playing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Hubungan Makhluk Hidup Dengan Lingkungannya,” Jurnal Pena Ilmiah 1, No. 1 (2016): 613, https://ejournal.upi.edu/index.php/penailmiah/article/download/2992/2059.

(18)

siswa dapat berperan aktif, memiliki minat, dan lebih semangat dalam kegiatan belajar mengajar.12

Alasan peneliti memilih untuk meneliti Implementasi Metode Role Playing dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Materi Pelaksanaan Tata Cara Penyelenggaraan Jenazah Kelas XI dikarenakan peneliti ingin mengetahui kondisi minat siswa kelas XI setelah diterapkannya metode role playing apakah mereka lebih berminat untuk mengikuti pelajaran sehingga dapat menerima materi secara berkesan dan menyenangkan dibandingkan ketika guru masih menggunakan metode ceramah saat pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahwasanya metode role playing ini tepat diterapkan pada siswa kelas XI khususnya materi pelaksanaan tata cara penyelenggaraan jenazah karena pada materi ini tidak bisa hanya dijelaskan teorinya saja melainkan harus praktek agar materi mudah diterima, diserap dan dapat benar-benar dipahami oleh siswa. Tidak hanya itu, dengan diterapkannya metode role playing ini membuat siswa lebih berminat dan tertarik untuk mempelajari materi tersebut dibandingkan hanya mendengarkan ceramah dari guru yang kemungkinan materi belum tentu bisa diterima oleh siswa. Guru juga berpendapat bahwa metode ini dapat menyentuh siswa dari aspek afektif dan psikomotorik sehingga bisa dijadikan jalan untuk menyampaikan materi yang bermakna, berkesan, dan menyenangkan.

Untuk mengetahui seberapa besar penerapan metode role playing dalam meningkatkan minat belajar siswa pada materi pelaksanaan tata cara

12 Hery Susanto, diwawancarai oleh Penulis, Rogojampi, 03 Agustus 2021.

(19)

penyelenggaraan jenazah, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul

“Implementasi Metode Role Playing dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Materi Pelaksanaan Tata Cara Penyelenggaraan Jenazah Kelas XI di SMAN 1 Rogojampi Banyuwangi Tahun Pelajaran 2021/2022”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan metode role playing dalam meningkatkan minat belajar siswa pada materi pelaksanaan tata cara penyelenggaraan jenazah kelas XI di SMAN 1 Rogojampi Banyuwangi tahun pelajaran 2021/2022?

2. Bagaimana pelaksanaan metode role playing dalam meningkatkan minat belajar siswa pada materi pelaksanaan tata cara penyelenggaraan jenazah kelas XI di SMAN 1 Rogojampi Banyuwangi tahun pelajaran 2021/2022?

3. Bagaimana evaluasi metode role playing dalam meningkatkan minat belajar siswa pada materi pelaksanaan tata cara penyelenggaraan jenazah kelas XI di SMAN 1 Rogojampi Banyuwangi tahun pelajaran 2021/2022?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada fokus penelitian diatas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Mendeskripsikan perencanaan metode role playing dalam meningkatkan minat belajar siswa pada materi pelaksanaan tata cara penyelenggaraan jenazah kelas XI di SMAN 1 Rogojampi Banyuwangi tahun pelajaran 2021/2022.

(20)

2. Mendeskripsikan pelaksanaan metode role playing dalam meningkatkan minat belajar siswa pada materi pelaksanaan tata cara penyelenggaraan jenazah kelas XI di SMAN 1 Rogojampi Banyuwangi tahun pelajaran 2021/2022.

3. Mendeskripsikan evaluasi metode role playing dalam meningkatkan minat belajar siswa pada materi pelaksanaan tata cara penyelenggaraan jenazah kelas XI di SMAN 1 Rogojampi Banyuwangi tahun pelajaran 2021/2022.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi semua pihak dan dapat menambah pengetahuan serta wawasan tentang implementasi metode role playing dalam meningkatkan minat belajar siswa. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi referensi maupun bahan perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan pengalaman, sehingga bisa dijadikan bekal bagi peneliti dalam mengimplementasikan dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat ketika terjun di lembaga formal maupun non-formal sesuai dengan bidangnya.

(21)

b. Bagi Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

Penelitian ini dapat dijadikan referensi tambahan untuk melengkapi kajian kepustakaan yang relevan sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk peneliti lain terutama bagi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan menumbuhkan motivasi terhadap mahasiswanya.

c. Bagi Sekolah SMAN 1 Rogojampi

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam penggunaan metode pembelajaran, sehingga proses serta hasil kegiatan belajar mengajar dapat dicapai dengan maksimal.

d. Bagi Guru

Penelitian ini bisa dijadikan acuan untuk tetap melakukan inovasi dalam mengembangkan metode pembelajaran agar kualitas pembelajaran lebih baik. Selain itu, penelitian ini juga bisa dijadikan tambahan referensi dalam menggunakan metode variatif agar pembelajaran menjadi aktif, efektif, dan menyenangkan.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Implementasi Metode Role Playing

Implementasi metode role playing adalah pelaksanaan pembelajaran dengan cara bermain peran, dimana penyampaian materi pelajaran terdapat skenario yang diperagakan oleh pemain peran.

(22)

2. Minat Belajar Siswa

Minat belajar siswa adalah sikap yang menunjukkan keinginan atau ketertarikan dari siswa melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan dan pengalaman.

3. Materi Pelaksanaan Tata Cara Penyelenggaraan Jenazah

Materi pelaksanaan tata cara penyelenggaraan jenazah adalah salah satu materi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas XI yang menjelaskan tata cara mengurus jenazah mulai dari memandikan, mengkafani, menyalati, dan menguburkan jenazah.

Berdasarkan definisi istilah di atas, implementasi metode role playing dalam meningkatkan minat belajar siswa pada materi pelaksanaan tata cara penyelenggaraan jenazah adalah metode pembelajaran yang diterapkan dengan cara bermain peran dimana terdapat skenario yang diperagakan oleh siswa agar mereka tertarik dan lebih berminat untuk belajar mengenai tata cara penyelenggaraan jenazah mulai dari memandikan, mengkafani, menyalati, dan menguburkan jenazah.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup. Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Bagian awal terdiri dari: halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel dan daftar gambar.

(23)

Bab satu berisi pendahuluan, pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian secara teoritis dan praktis, definisi istilah serta sistematika pembahasan.

Bab dua berisi kajian pustaka, pada bab ini membahas penelitian terdahulu dan kajian teori yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan.

Bab tiga berisi metode penelitian yang membahas tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.

Bab empat berisi penyajian dan analisis data, meliputi gambaran objek penelitian, penyajian dan analisis data, serta pembahasan temuan yang diperoleh di lokasi penelitian.

Bab lima berisi penutup yang menjelaskan kesimpulan dari beberapa pembahasan tentang hasil analisis data penelitian yang diteliti, serta saran- saran yang berkaitan dengan pokok bahasan dari objek penelitian.

Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka dan lampiran yang berkaitan dengan laporan hasil penelitian.

(24)

12 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang memiliki relevansi dengan penelitian yang hendak dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Anida Ryzqyana tahun 2019, dengan judul skripsi “Implementasi Metode Role Playing dalam Pembelajaran Tematik Aspek Bahasa Indonesia Kelas IA MI Cokroaminoto Purwasana Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi metode role playing dalam pembelajaran tematik aspek Bahasa Indonesia kelas IA MI Cokroaminoto Purwasana Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (fieldresearch). Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru telah mengimplementasikan metode role playing dalam pembelajaran tematik aspek Bahasa Indonesia kelas IA melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan (penyusunan RPP beserta komponennya), tahap pelaksanaan (kegiatan awal yang dilakukan dengan cara guru memberikan motivasi, memusatkan perhatian, dan pembiasaan sebelum pembelajaran. Kegiatan inti dilakukan dengan menerapkan langkah-langkah role playing. Kegiatan

(25)

akhir guru memberikan kesimpulan), dan tahap evaluasi (tes tertulis dan tidak tertulis).13

2. Penelitian yang dilakukan oleh Sulfikar Muhaemin tahun 2018, dengan judul skripsi “Pengaruh Metode Role Playing Terhadap Pemahaman Materi Penyelenggaraan Jenazah dalam Pembelajaran Fiqhi Kelas X MAN 1 Parepare”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode role playing terhadap pemahaman materi penyelenggaraan jenazah dalam pembelajaran fiqhi kelas X MAN 1 Parepare. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif asosiatif dan desain penelitiannya kuantitatif korelasional. Teknik pengumpulan data melalui observasi, angket, tes, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Metode role playing digunakan dengan baik oleh guru pada materi penyelenggaraan jenazah dalam pembelajaran fiqhi. (2) Pemahaman peserta didik cukup baik terhadap materi penyelenggaraan jenazah dalam pembelajaran fiqhi. (3) Terdapat pengaruh yang signifikan antara metode role playing terhadap pemahaman materi penyelenggaraan jenazah dalam pembelajaran fiqhi kelas X MAN 1 Parepare.14

3. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Hasanatul Mardiah tahun 2015, dengan judul skripsi “Implementasi Metode Role-Playing dalam Meningkatkan Minat Belajar PAI Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di SMPN 1 Cimarga

13 Anida Ryzqyana, “Implementasi Metode Role Playing Dalam Pembelajaran Tematik Aspek Bahasa Indonesia Kelas IA MI Cokroaminoto Purwasana Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara” (Skripsi, IAIN Purwokerto, 2019), vi.

14 Sulfikar Muhaemin, “Pengaruh Metode Role Playing Terhadap Pemahaman Materi Penyelenggaraan Jenazah Dalam Pembelajaran Fiqhi Kelas X MAN 1 Parepare” (Skripsi, IAIN Parepare, 2018), 12.

(26)

Rangkas Bitung Lebak-Banten)”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan metode role playing dan minat belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Cimarga. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus.

Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan angket.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode role playing dapat meningkatkan minat belajar dan aktivitas belajar PAI siswa kelas VIII A di SMPN 1 Cimarga Lebak-Banten, hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan dari setiap siklus.15

4. Penelitian yang dilakukan oleh Umi Hanik tahun 2019, dengan judul skripsi “Penerapan Strategi Pembelajaran Role Playing dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas V SDN 02 Way Serdang Kabupaten Mesuji Lampung”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas V SDN 02 Way Serdang Kabupaten Mesuji Lampung melalui penggunaan strategi role playing. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi role playing pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi cita-citaku menjadi anak salih dapat

15 Siti Hasanatul Mardiah, “Implementasi Metode Role-Playing Dalam Meningkatkan Minat Belajar PAI Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak- Banten)” (Skripsi, UIN Syarifhidayatullah Jakarta, 2015), vi.

(27)

meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SDN 02 Way Serdang Kabupaten Mesuji Lampung.16

5. Penelitian yang dilakukan oleh Rahma Yuni tahun 2021, dengan judul skripsi “Implementasi Metode Role Playing pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SD Islam Darul Makmur Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi metode role playing pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada siswa kelas V di SD Islam Darul Makmur Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian lapangan. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru dan siswa telah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran role playing, namun masih belum maksimal walaupun sudah dijalankan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam proses pembelajaran. Masalah yang ditemukan yaitu siswa tidak memperhatikan temannya yang sedang memainkan peran, siswa meribut saat diskusi kelompok, siswa sulit memahami materi, dan pembelajaran kurang kondusif.17

16 Umi Hanik, “Penerapan Strategi Pembelajaran Role Playing dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas V SDN 02 Way Serdang Kabupaten Mesuji Lampung” (Skripsi, UIN Raden Intan Lampung, 2019), vi.

17Rahma Yuni, “Implementasi Metode Role Playing pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SD Islam Darul Makmur Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam” (Skripsi, IAIN Bukit Tinggi, 2021), vi.

(28)

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu No. Nama dan

Judul

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Anida

Ryzqyana, 2019, Implementasi Metode Role Playing Dalam Pembelajaran Tematik Aspek Bahasa

Indonesia Kelas

IA MI

Cokroaminoto Purwasana Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara.

Guru telah

mengimplementasikan metode role playing dalam pembelajaran tematik aspek Bahasa Indonesia kelas IA melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan (penyusunan RPP beserta

komponennya), tahap pelaksanaan (kegiatan awal yang dilakukan dengan cara guru memberikan motivasi, memusatkan

perhatian, dan pembiasaan sebelum pembelajaran.

Kegiatan inti dilakukan dengan menerapkan langkah- langkah role playing.

Kegiatan akhir guru memberikan

kesimpulan), dan tahap evaluasi (tes tertulis dan tidak tertulis).

1. Membahas tentang metode role playing.

2. Sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif.

3. Subyek penelitian.

4. Teknik pengumpulan data.

5. Analisis data.

1. Fokus penelitian langsung tertuju pada bagaimana implementasi dari metode role playing.

2. Lokasi penelitian.

2. Sulfikar Muhaemin, 2018, Pengaruh Metode Role Playing

Terhadap Pemahaman Materi

Penyelenggaraan Jenazah Dalam Pembelajaran

1. Metode role playing digunakan dengan baik oleh guru pada materi penyelenggaraan jenazah dalam pembelajaran fiqhi.

2. Pemahaman

peserta didik cukup baik terhadap materi

Membahas tentang metode role playing pada materi penyelenggaraan jenazah.

1. Fokus penelitian.

2. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif asosiatif.

3. Lokasi penelitian.

4. Analisis data.

(29)

No. Nama dan Judul

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan Fiqhi kelas X

MAN 1

Parepare.

penyelenggaraan jenazah dalam pembelajaran fiqhi.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara metode role playing terhadap pemahaman materi penyelenggaraan jenazah dalam pembelajaran fiqhi kelas X MAN 1 Parepare.

3. Siti Hasanatul Mardiah, 2015, Implementasi Metode Role- Playing Dalam Meningkatkan Minat Belajar

PAI Siswa

(Penelitian Tindakan Kelas di SMPN 1 Cimarga

Rangkas Bitung Lebak-Banten).

Penerapan metode role playing dapat meningkatkan minat belajar dan aktivitas belajar PAI siswa kelas VIII A di SMPN 1 Cimarga Lebak- Banten, hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan dari setiap siklus.

Membahas tentang implementasi metode role playing dalam meningkatkan minat belajar siswa.

1. Fokus penelitian tertuju pada penerapan metode role playing dan minat belajar setelah

diterapkannya metode role playing.

2. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

3. Lokasi penelitian.

4. Umi Hanik, 2019, Penerapan Strategi

Pembelajaran Role Playing dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas V SDN 02 Way Serdang

Penerapan strategi role playing pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi cita- citaku menjadi anak salih dapat

meningkatkan

motivasi belajar siswa kelas V SDN 02 Way Serdang Kabupaten Mesuji Lampung.

Membahas tentang role playing.

1. Fokus penelitian.

2. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

3. Lokasi penelitian.

4. Analisis data.

(30)

No. Nama dan Judul

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan Kabupaten

Mesuji Lampung.

5. Rahma Yuni, 2021,

Implementasi Metode Role Playing pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SD Islam Darul Makmur

Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam.

Guru dan siswa telah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran role playing, namun masih belum maksimal walaupun sudah dijalankan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam proses pembelajaran.

Masalah yang

ditemukan yaitu siswa tidak memperhatikan temannya yang sedang memainkan peran, siswa meribut saat diskusi

kelompok, siswa sulit memahami materi, dan pembelajaran kurang kondusif.

1. Membahas tentang implementasi metode role playing.

2. Sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif.

3. Teknik pengumpulan data.

4. Analisis data.

1. Fokus penelitian langsung tertuju pada bagaimana implementasi dari metode role playing.

2. Lokasi penelitian.

Berdasarkan perbandingan kelima penelitian terdahulu di atas, penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Anida Ryzqyana, di MI Cokroaminoto Purwasana Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara mengenai implementasi metode role playing dalam pembelajaran Tematik Aspek Bahasa Indonesia. Namun pada penelitian terdahulu belum ada yang signifikan membahas mengenai implementasi metode role playing khusus pada materi pelaksanaan tata cara penyelenggaraan jenazah untuk meningkatkan minat belajar siswa yakni kelas XI di SMAN 1 Rogojampi Banyuwangi.

(31)

B. Kajian Teori

1. Metode Role Playing

a. Pengertian Metode Role Playing

Metode role playing adalah pembelajaran yang dilakukan untuk mendapatkan pemahaman dari materi pelajaran dengan cara siswa berakting memainkan peran secara sadar. Metode ini memberikan siswa kesempatan untuk berperan aktif dalam pembelajaran sehingga akan lebih memahami dan mengingat materi pelajaran yang disampaikan.18 Menurut Hamalik sebagaimana dikutip oleh Ismawati Alidha Nurhasanah, Atep Sujana, dan Ali Sudin bahwa role playing merupakan metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa menguasai materi pelajaran berdasarkan kreatifitasnya ketika mengekspresikan imajinasi mengenai materi yang dipelajari, namun tidak keluar dari materi.

Dalam metode ini, siswa difasilitasi untuk aktif dengan bermain peran ketika proses pembelajaran.19

Menurut Hamdayana sebagaimana dikutip oleh Arleni Tarigan, role playing memiliki prinsip yakni pembelajaran yang diterapkan dengan cara memainkan peran dalam drama di kelas, yang nantinya dapat dijadikan sebagai bahan refleksi agar siswa memberikan evaluasi

18 Rizki Ananda, “Peningkatan Pembelajaran PKN Dengan Penerapan Metode Role-Playing Siswa Kelas II SDN 003 Bangkinang Kota,” Jurnal Basicedu 2, No. 1 (2018): 37, DOI:

https://doi.org/10.31004/basicedu.v2i1.119.

19 Nurhasanah, Sujana, dan Sudin, “Penerapan Metode Role Playing,” 613.

(32)

terhadap pembelajaran yang sudah dilakukan.20 Menurut Amri dan Ahmadi sebagaimana dikutip oleh Hasan Basri, role playing diartikan sebagai metode pembelajaran yang digunakan untuk upaya memecahkan suatu masalah berkaitan dengan kehidupan siswa. Dari metode ini, siswa akan memperoleh pengalaman belajar seperti kemampuan bekerjasama, komunikatif, dan menggambarkan suatu peristiwa.21

Jadi, metode role playing adalah metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dengan penguasaan bahan pelajaran melalui bermain peran sebagai tokoh hidup atau benda mati yang kemudian dijadikan bahan refleksi siswa agar mereka dapat berpendapat memberikan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

b. Tujuan Metode Role Playing

Tujuan metode role playing menurut Carciun sebagaimana dikutip oleh Lestari dan Puji adalah sebagai berikut:

1) Untuk memotivasi siswa.

2) Untuk menarik minat dan perhatian siswa.

20 Tarigan, “Penerapan Model Pembelajaran,” 104.

21 Hasan Basri, “Penerapan Model Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN 032 Kualu Kecamatan Tambang,” Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau 1, No. 1 (Juli 2017): 41, https://media.neliti.com/media/publications/258052-penerapan-model-pembelajaran- role-playin-e1a411a7.pdf.

(33)

3) Memberi kesempatan siswa untuk mengeksplorasi emosi, perbedaan pendapat, dan permasalahan dalam lingkungan kehidupan sosial anak.

4) Menarik siswa untuk bertanya.

5) Mengembangkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi.

6) Melatih berperan aktif di kehidupan nyata.22 c. Langkah-Langkah Metode Role Playing

Langkah-langkah metode role playing antara lain sebagai berikut:

1) Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.

2) Guru menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan belajar mengajar.

3) Guru membentuk kelompok siswa.

4) Guru memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.

5) Guru memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan.

6) Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan.

22 Puji Lestari, “Penerapan Metode Bermain Peran (Role Playing) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Siswa Kelas XII TKJ 2 SMK Negeri 2 Selong Tahun Pelajaran 2018/2019,” Journal Ilmiah Rinjani_Universitas Gunung Rinjani 7, No. 2 (2019): 93, https://jurnal.ugr.ac.id/index.php/jir/article/view/194.

(34)

7) Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas atau memberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok.

8) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.

9) Guru memberikan kesimpulan secara umum.

10) Evaluasi.

11) Penutup.23

d. Kelebihan dan Kelemahan Metode Role Playing

Kelebihan dari metode role playing ini melibatkan siswa untuk berpartisipasi, memiliki kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya dalam bekerja sama. Siswa pun bisa belajar menggunakan bahasa yang baik dan benar.24

Kelebihan metode role playing menurut Aris Shoimin yaitu:

1) Siswa dapat mengambil keputusan dan berekspresi dengan bebas.

2) Penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.

3) Guru dapat mengevaluasi pengalaman siswa saat permainan berlangsung melalui pengamatan.

4) Berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa.

23 Moch. Agus Krisno Budiyanto, Sintaks 45 Metode Pembelajaran dalam Student Centered Learning (SCL) (Malang: UMM Press, 2016), 129-130.

24 Ni Made Mega Hariani, “Penerapan Metode Role Playing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perkembangbiakan Makhluk Hidup,” Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu 10, No. 2 (2019): 17, DOI:

https://doi.org/10.36417/widyagenitri.v10i2.270.

(35)

5) Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias.

6) Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi.

7) Siswa akan menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah sehingga dapat mengambil hikmahnya.

8) Meningkatkan kemampuan profesional siswa.25

Walaupun metode role playing ini memiliki banyak kelebihan, namun juga memiliki kelemahan. Adapun kelemahan dari metode role playing antara lain:

1) Memerlukan waktu yang relatif panjang atau banyak.

2) Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun siswa.

3) Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu adegan tertentu.

4) Apabila pelaksanaan role playing mengalami kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai.

5) Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.26

25 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013 (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2017), 162-163.

26 Shoimin, 163.

(36)

e. Implementasi Metode Role Playing

Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan. Implementasi menekankan pada aktivitas dengan adanya tindakan. Implementasi bukan hanya sekedar aktivitas, tetapi tindakan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan sudah direncakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.27 Adapun implementasi metode role playing ada tiga tahapan yakni:

1) Perencanaan pembelajaran

Perencanaan pembelajaran adalah suatu proses membuat keputusan untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar mengajar meliputi memilih materi, metode, media, dan merancang evaluasi pembelajaran agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.28 Manfaat dari perencanaan pembelajaran adalah sebagai pedoman guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Oleh karena itu, agar pembelajaran dapat berjalan lancar dan terorganisir maka penting adanya suatu perencanaan. Hal ini karena dalam perencanaan berisi langkah-langkah yang dilaksanakan guru untuk berhasil mencapai tujuan pembelajaran.29

27 Eka Syafriyanto, “Implementasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berwawasan Rekontruksi Sosial,” Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam Volume 6 (November 2015): 217, http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/tadzkiyyah/article/view/1515.

28 Mukni‟ah, Perencanaan Pembelajaran Sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013 (K-13) (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016), 11.

29 Mukni‟ah, 15.

(37)

Adapun berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa, perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).30

2) Pelaksanaan pembelajaran

Pelaksanaan metode role playing dijabarkan sebagai berikut:

a) Persiapan role playing

(1) Menetapkan masalah yang menarik minat dan perhatian siswa untuk dibahas.

(2) Menyusun atau menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.

(3) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan belajar mengajar.

30 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

(38)

(4) Membentuk kelompok yang sesuai dengan jumlah siswa dan waktu.

b) Pelaksanaan role playing

(1) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.

(2) Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan.

(3) Masing-masing siswa duduk di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan.

(4) Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas atau memberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok.

(5) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.

(6) Guru memberikan kesimpulan secara umum.

(7) Evaluasi.

c) Penutup role playing

(1) Mengakhiri role playing dengan diskusi kelas untuk bersama-sama memecahkan masalah persoalan yang ada.

(2) Guru memberi penguatan terhadap konsep atau materi dalam permainan role playing.

(39)

(3) Salam.31

3) Evaluasi pembelajaran

Evaluasi pembelajaran adalah penilaian keseluruhan dari proses pendidikan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, peningkatan kemampuan pendidik, dan manajemen pendidikan secara keseluruhan.32 Sistem penilaian yang dilakukan dengan memadukan tiga pola aspek yaitu, pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, pekerjaan rumah, dokumen, dan laporan. Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dengan penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap dititik beratkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerja sama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran.33

Evaluasi dalam metode role playing dilakukan dengan cara:

a) Siswa memberikan keterangan secara tertulis maupun lisan mengenai keberhasilan dan hasil yang dicapai dalam role

31 Kiromin Baroroh, “Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Karakter Peserta Didik Melalui Penerapan Metode Role Playing,” Jurnal Ekonomi & Pendidikan 8, No. 2 (November 2011): 151-152, https://doi.org/10.21831/jep.v8i2.793.

32 Moh. Sahlan, Evaluasi Pembelajaran (Jember: STAIN Jember Press, 2013), 8.

33 Awaluddin Sitorus dan Hafni Andriani Harahap, Gerakan Inovasi Mendidik Berkarakter (Lampung: CV Perahu Litera Group, 2019), 52.

(40)

playing. Keterangan yang dimaksud berupa komentar evaluatif mengenai role playing yang dilaksanakan, seperti makna role playing, cara yang sudah dilakukan selama role playing, dan cara meningkatkan efektivitas role playing selanjutnya.

b) Guru menilai efektivitas dan keberhasilan role playing yang dilakukan siswa. Dalam kegiatan evaluasi ini, guru menggunakan komentar evaluasi dari siswa dan catatan yang dibuat oleh guru saat pembelajaran berlangsung. Selanjutnya guru bisa menentukan tingkat perkembangan pribadi, sosial, dan akademik siswanya berdasarkan evaluasi tersebut.34

Jadi, implementasi metode role playing ada tiga tahapan yaitu tahap perencanaan (dilakukan dengan penyusunan silabus dan RPP), pelaksanaan (menerapkan langkah-langkah metode role playing), dan evaluasi (guru menilai keberhasilan metode role playing menggunakan komentar evaluasi dan catatan).

2. Minat Belajar Siswa

a. Pengertian Minat Belajar Siswa

Minat belajar terdiri dari kata minat dan belajar. Minat merupakan kecenderungan tetap untuk memperhatikan suatu kegiatan secara terus-menerus dengan disertai rasa suka.35 Minat pada dasarnya adalah munculnya kemauan seseorang sehingga bersemangat untuk

34 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2017), 216-217.

35 Afiatin Nisa, “Pengaruh Perhatian Orang Tua Dan Minat Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial,” Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan II, No. 1 (Maret 2015): 5, https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Faktor/article/view/370.

(41)

melakukan suatu kegiatan atau aktivitas. Hal ini tanpa ada yang mempengaruhi atau memaksa karena dilandasi oleh rasa suka dan tertarik.36

Belajar merupakan proses dalam memahami sesuatu yang awalnya tidak tahu menjadi tahu. Belajar juga diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan dengan tujuan mencari ilmu pengetahuan dan mengembangkan keterampilan agar menjadi pribadi yang mandiri.

Menurut Iskandar sebagaimana dikutip oleh Afiatin Nisa, belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang selama hidup melalui interaksi dengan lingkungan sehingga terjadi perubahan tingkah laku.

Perubahan tingkah laku yang dihasilkan yakni perubahan dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.37

Minat belajar adalah aspek psikologis seseorang yang menunjukkan diri dengan gejala seperti gairah, keinginan, dan rasa suka untuk melakukan perubahan tingkah laku melalui aktivitas mencari pengetahuan dan pengalaman. Dengan kata lain, minat belajar adalah rasa perhatian, suka, dan tertarik untuk belajar yang terlihat dari keantusiasan, partisipasi, dan keaktifan ketika belajar.38

36 Noor Komari Pratiwi, “Pengaruh Tingkat Pendidikan, Perhatian Orang Tua, Dan Minat Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMK Kesehatan Di Kota Tangerang,”

Jurnal Pujangga 1, No. 2 (Desember 2015): 90, DOI:

http://dx.doi.org/10.47313/pujangga.v1i2.320.

37 Nisa, “Pengaruh Perhatian Orang Tua,” 5.

38 Mashudi, Strategi Pembelajaran, 123.

(42)

Siswa adalah seseorang yang melakukan usaha untuk mengembangkan potensi dirinya dengan cara mengikuti kegiatan pembelajaran di lembaga pendidikan.

Jadi, minat belajar siswa adalah keinginan dan ketertarikan siswa yang dilandasi rasa suka dan tanpa paksaan untuk belajar sehingga merubah perilakunya meliputi aspek koginitif, afektif, dan psikomotorik serta mengembangkan potensi dirinya melalui interaksi dengan lingkungan.

b. Indikator Minat Belajar

Menurut Safari sebagaimana dikutip oleh Irma Septiani, Albertus Djoko Lesmono, dan Arif Harimukti mengemukakan bahwa indikator minat ada empat yaitu:

1) Perasaan senang.

2) Ketertarikan siswa.

3) Perhatian siswa.

4) Keterlibatan atau partisipasi siswa.39

Pertama, perasan senang ditandai dengan siswa yang akan terus belajar tentang pelajaran yang diminatinya tanpa ada paksaan. Kedua, ketertarikan siswa berkaitan dengan perasaan yang mendorong siswa memiliki kecenderungan tertarik untuk belajar. Hal ini bisa dibuktikan dengan siswa memiliki rasa ingin tahu tinggi dan menerima tugas yang

39 Irma Septiani, Albertus Djoko Lesmono, dan Arif Harimukti, “Analisis Minat Belajar Siswa Menggunakan Model Problem Based Learning Dengan Pendekatan STEM Pada Materi Vektor Di Kelas X MIPA 3 SMAN 2 Jember,” Jurnal Pembelajaran Fisika 9, No. 2 (Juni 2020): 65, DOI:

https://doi.org/10.19184/jpf.v9i1.17969.

(43)

diberikan guru. Ketiga, perhatian siswa ditandai dengan siswa yang memiliki konsentrasi lebih saat mengikuti pembelajaran dan ketika berdiskusi. Keempat, keterlibatan atau partisipasi siswa ditandai dengan siswa selalu merasa senang dan tertarik untuk melakukan dan mengikuti kegiatan belajar. Mereka mempunyai keinginan untuk aktif dalam pembelajaran.40

Pendapat lain menurut Slameto sebagaimana dikutip oleh Siti Nurhasanah dan A. Sobandi, minat belajar dapat diukur melalui empat indikator yakni:

1) Ketertarikan untuk belajar.

2) Perhatian dalam belajar.

3) Motivasi belajar.

4) Pengetahuan.41

Pertama, ketertarikan untuk belajar dapat dimaknai jika siswa yang memiliki minat terhadap materi pelajaran maka mereka akan merasa tertarik untuk mempelajari materi tersebut. Hal ini dapat dibuktikan dengan mereka akan rajin dan giat belajar serta akan terus mencari tahu semua ilmu yang berkaitan dengan pelajaran yang diminati tersebut, mereka juga akan selalu mengikuti pembelajaran dengan penuh semangat tanpa paksaan. Kedua, perhatian dalam belajar dapat dimaknai jika siswa memiliki konsentrasi dan lebih fokus

40 Septiani, Lesmono, dan Harimukti, 65-66.

41 Siti Nurhasanah dan A. Sobandi, “Minat Belajar Sebagai Determinan Hasil Belajar Siswa,”

Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran 1, No. 1 (Agustus 2016): 130-131, DOI:

https://doi.org/10.17509/jpm.v1i1.3264.

(44)

terhadap pelajaran yang dipelajarinya, mereka akan mengesampingkan hal lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan pelajaran tersebut.

Ketiga, motivasi belajar dapat dimaknai jika siswa terdorong melakukan kegiatan belajar maka bisa dikatakan mereka memiliki motivasi untuk belajar. Keempat, pengetahuan dapat diartikan jika siswa yang mempunyai minat terhadap suatu pelajaran maka akan memiliki pengetahuan luas tentang pelajaran tersebut.42

Jadi, indikator minat belajar siswa meliputi ketertarikan siswa untuk belajar, perhatian siswa dalam belajar, adanya motivasi untuk belajar, pengetahuan, perasaan senang ketika belajar, dan keterlibatan atau partisipasi siswa ketika belajar.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar digolongkan menjadi dua kelompok yakni faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa) dan faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa). Faktor-faktor tersebut antara lain:

1) Faktor internal

Faktor internal terdiri dari aspek fisiologis dan psikologis.43 Aspek fisiologis yakni aspek yang meliputi kondisi jasmani atau kesehatan dari siswa. Kondisi jasmani atau Kesehatan dapat mempengaruhi semangat belajar. Kondisi jasmani atau Kesehatan yang baik akan memunculkan minat belajar yang tinggi sehingga

42 Nurhasanah dan Sobandi, “Minat Belajar,” 131.

43 Putri, Muslim, dan Bintaro, “Analisis Faktor Rendahnya Minat Belajar,” 71.

(45)

dapat mendukung keberhasilan belajar. Aspek psikologis yakni aspek kejiwaan. Kondisi psikologis siswa juga sangat berpengaruh besar terhadap kegiatan belajar dan minatnya.44

Faktor internal lain yang berpengaruh pada minat belajar siswa adalah perhatian, sikap siswa, bakat, kecerdasan, dan motivasi. Perhatian siswa timbul karena rasa ingin tahunya tinggi terhadap suatu pelajaran, sehingga mereka akan memberikan perhatiannya melebihi hal lain untuk fokus pada pelajaran yang dipelajarinya. Selanjutnya yaitu sikap siswa. Sikap siswa dengan minat belajar tinggi biasanya mereka akan menerima materi dengan perasaan senang tanpa paksaan. Kemudian mengenai bakat siswa. Bakat merupakan kemampuan atau potensi yang dimiliki siswa. Apabila materi pelajaran yang diberikan siswa sesuai dengan bakatnya, maka dapat meningkatkan minat belajar siswa tersebut. Setelah itu ada kecerdasan yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa. Kecerdasan ada

Gambar

Tabel 4.11  Hasil Temuan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa menggunakan metode Role Playing dan metode STAD pada pembelajaran biologi Sub Materi Pokok

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar biologi siswa dengan menggunakan metode role playing dan mind mapping pada sub materi pokok

Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Metode Role Playing (Bermain Peran) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Sistem Ekskresi Manusia di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5

1. Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok sisten ekskesi pada manusia dengar menerapkan metode Role Playing pada siswa kelas XI IPA5 SMA

Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan metode role playing pada mata pelajaran sistem peredaran