• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi senyum bukan karena Ingin terlihat menarik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Implementasi senyum bukan karena Ingin terlihat menarik "

Copied!
108
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masalah Penelitian

Tujuan Tenelitian

Manfat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka

  • Penelitian Yang Relevan
  • Pengertian Belajar
  • Prinsip-prinsip belajar
  • Hasil belajar sosiologi
  • Perilaku Menyimpang
  • Perilaku Menyimpang Cross boys
  • Model Pembelajaran Cooperative Script

Cohen menyatakan dalam Wahyuni ​​dan Yusniati bahwa “perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.” Dari definisi di atas, perilaku menyimpang dapat disederhanakan menjadi perilaku apa pun yang tidak sesuai dengan keinginan. aturan perilaku yang ada. norma-norma yang ada di masyarakat. Mereka yang menentang keistimewaan golongan atas dianggap menyimpang dan dicap penjahat.

Dengan demikian, metode Cooperative Script dinilai dapat meningkatkan hasil belajar sosiologi pada topik perilaku menyimpang siswa Keas X di SMA Negeri 4 Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara. Bagian ini menyajikan data tentang peningkatan hasil belajar sosiologi pada bidang Perilaku Menyimpang (Cross Boys) melalui Model Pembelajaran Cooperative Script pada siswa Kelas IPS Berdasarkan Tabel 4.1 dan 4.2 dapat disimpulkan rata-rata skor hasil belajar kelas

Pada pertemuan kelima, keenam dan ketujuh akan dibahas tentang teori penyimpangan dan ciri-ciri perilaku menyimpang. Sub materi yang dimaksud adalah penyebab perilaku menyimpang dan jenis-jenis perilaku menyimpang. Tes tertulis berisi materi yang baru dipelajari, dan tugas proyek berisi materi tentang ciri-ciri perilaku menyimpang.

Memperhatikan rata-rata nilai hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar sosiologi materi perilaku menyimpang per kelas. Materi yang diajarkan pada siklus II yaitu aspek, penyebab dan ciri-ciri perilaku menyimpang.Langkah-langkah pada siklus II pada hakikatnya sama dengan siklus I, langkah-langkah pembelajaran Collaborative Script tetap dilaksanakan dengan melakukan beberapa permasalahan pengembangan dan perbaikan. ditemukan. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada topik perilaku menyimpang melalui model pembelajaran kooperatif menulis.

Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Collaborative Writing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran sosiologi pada topik perilaku menyimpang. Berdasarkan data kuantitatif, setelah dilaksanakan pembelajaran sosiologi melalui pembelajaran tulis kolaboratif, terjadi perubahan positif di kelas. Rata-rata siswa pada siklus I sebesar 62,58 menjadi 87,21 pada siklus II. Dan dapat disimpulkan bahwa dari 24 siswa yang menjadi subjek penelitian. Pada kategori sedang sebanyak 2 siswa (8,33%), pada kategori tinggi sebanyak 9 siswa (37,50%) dan pada kategori sangat tinggi sebanyak 13 siswa (54,17%). Berdasarkan data kuantitatif, setelah dilaksanakan pembelajaran sosiologi melalui model pembelajaran Cooperative Writing pada kelas 62,58 siswa pada siklus I menjadi 87,21 pada siklus II yang berarti terjadi peningkatan kelas sebesar 24,63%.

Perilaku menyimpang adalah segala tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan upaya pihak yang berwenang dalam sistem tersebut untuk memperbaiki perilaku tersebut. Mereka yang menentang keistimewaan kelas atas dipandang berperilaku menyimpang dan dicap sebagai penjahat.

Gambar 2.1  Bagan Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Kerangka Fikir

Definisi Operasional

Hipotesis Tindakan

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Hal ini ditandai dengan kurangnya pemahaman siswa ketika mempelajari atau menganalisis materi yang ditawarkan. Sehubungan dengan uraian pada siklus I yang belum mencapai tujuan penelitian, maka peneliti berinisiatif untuk melakukan tindakan lanjutan yang biasa disebut siklus II. Kegiatan di II. siklus ini pada dasarnya tidak berbeda dengan yang diterapkan pada I.

Sebelum pertemuan kedelapan, siswa mendapat tes siklus. Ini merupakan pertemuan terakhir pada siklus II. Tes tertulis berisi soal-soal yang mencakup materi yang dipelajari pada pertemuan kelima ini. Statistik skor hasil belajar sosiologi kelas

Berdasarkan tabel 4.3 dan 4.4 dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor hasil belajar kelas Persentase hasil belajar siswa pada siklus I meningkat pada kategori skor rendah 20,83, skor rata-rata 54,17, skor tinggi 25,00 dan nilai sangat tinggi 0. Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar meningkat, terlihat dari siswa. yang menanyakan materi pelajaran yang belum dipahami sebanyak 8,33% pada siklus I, meningkat menjadi 16,67% pada siklus II.

Ketika guru mengajukan beberapa pertanyaan, siswa yang menjawab pertanyaan juga meningkat dari 20,83% pada siklus I menjadi 52,78% pada siklus II. Berdasarkan hasil di atas secara umum dapat dikatakan bahwa aktivitas pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan siklus I. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada siklus II proses pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative Script efektif dibandingkan untuk siklus I.

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Subyek Penelitian

Lokasi Dan Waktu Penelitian

Faktor Yang Diselidiki

Faktor guru, apakah guru yang menerapkan model pembelajaran kooperatif menulis akan membuat siswa aktif dan menikmati pembelajaran sosiologi.

Instrumen Penilaian

Prosedur Penelitian

Selain itu membantu mengingat/menghafal gagasan pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lain. Dari hasil refleksi, hal-hal yang sudah baik dipertahankan dan hal-hal yang masih kurang diperbaiki.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

  • Indikator Keberhasilan

Dalam proses revisi kurikulum, mata pelajaran perilaku menyimpang (Cross Boys) ditetapkan sebagai salah satu mata pelajaran yang dianggap menarik untuk diajarkan pada tingkat psikologis siswa kelas X IPS. Pertemuan kedua dan ketiga pada dasarnya hampir sama dengan pertemuan I yaitu memberikan contoh suatu peristiwa yang berkaitan dengan perilaku menyimpang. Peneliti menyimpulkan materi yang dipelajari dan memberikan konsolidasi serta tugas untuk dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

Pada pertemuan kelima ini guru menguraikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui materi yang diajarkan. Sedangkan guru/peneliti meminta siswa membuat rangkuman dalam tugas proyek dengan submateri tentang penyebab perilaku menyimpang dan jenis-jenis perilaku menyimpang. Pada kegiatan inti ini peneliti memberikan gambaran secara gamblang mengenai materi, kejadian perilaku menyimpang kemudian membagi siswa menjadi berpasangan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penyajian Hasil Pene;itian

  • Deskripsi Kegiatan Siklus I
  • Deskripsi Kegiatan Siklus II

Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan dibahas hasil penelitian yang diperoleh selama pelaksanaan siklus I dan siklus II. Kegiatan penutup pada pembelajaran ini adalah diskusi dan penarikan kesimpulan dari materi yang dipelajari dengan bimbingan guru. Peningkatan yang diterapkan adalah pendekatan kepada siswa yang tingkat kecerdasannya di bawah rata-rata.

Memberikan motivasi yang besar kepada siswa agar mempunyai keinginan untuk giat belajar. Tujuannya adalah untuk memperoleh bimbingan langsung agar mereka lebih aktif dan dapat terlibat dalam proses pembelajaran sesuai model pembelajaran yang digunakan. Berdasarkan data kualitatif, penggunaan model pembelajaran kooperatif tertulis pada kelas sosiologi dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran sosiologi yaitu meningkatkan aktivitas fisik, aktivitas mental, dan aktivitas sosial siswa. Diharapkan kepada para guru khususnya guru sosiologi untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif script sejak usia dini untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang diajarkan.

Siswa yang hasil belajarnya tergolong rendah hendaknya diberikan perlakuan khusus berupa bimbingan, pemberian kesempatan kepada siswa untuk tuntas. Melaksanakan tugas kepada siswa sesuai materi yang telah dikembangkan baik secara individu maupun kelompok. Sebaiknya guru menggunakan strategi pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif menulis dalam pembelajaran sosiologi, karena strategi ini memotivasi siswa, membuka diri siswa, dan dapat membantu siswa memahami materi pelajaran.

Sekolah sebaiknya mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif menulis, karena dalam penelitian tindakan kelas ini terjadi peningkatan kualitas hasil dan kualitas proses siswa di kelas sosiologi. Secara khusus, hal ini mencakup sikap terhadap kehidupan, emosi, perasaan dan motivasi yang mengembangkan perilaku menyimpang. Seperti berupa arus mental (pemikiran yang lebih dalam dan tersembunyi) atau berupa niat kriminal yang melatarbelakangi segala tindakan kriminal dan perilaku menyimpang.

Penyimpangan positif, yaitu penyimpangan yang berdampak positif terhadap sistem sosial karena mengandung unsur alternatif yang inovatif, kreatif, dan memperkaya. Penyimpangan-penyimpangan tersebut diterima secara luas oleh masyarakat karena sejalan dengan perubahan zaman, seperti emansipasi perempuan dalam kehidupan bermasyarakat yang memunculkan perempuan karir. Id, bagian diri yang tidak sadar, naluriah, dan impulsif (mudah dipengaruhi impuls).

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Gambar

Tabel 4.1  Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Siswa
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir .....................................................................
Gambar 2.1  Bagan Kerangka Pikir
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
+6

Referensi

Dokumen terkait

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah membuat secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan laporan akhir