Jaringan Komunikasi Dalam Komunikasi
Organisasi
Pertemuan 4
Jaringan Komunikasi
Jaringan Komunikasi : Pola yang terjadi pada komposisi sejumlah orang yang menduduki peranan tertentu dan saling bertukar pesan.
Peranan individu dalam sistem komunikasi ditentukan oleh hubungan struktur antara satu individu dengan individu lainnya dalam organisasi.
Hubungan ini ditentukan oleh pola hubungan interaksi individu dengan arus informasi dalam jaringan komunikasi.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi jaringan komunikasi : hubungan dalam organisasi, arah arus pesan, isi dari pesan.
Jaringan Komunikasi
Jaringan Komunikasi : Jaringan Komunikasi Formal dan Jaringan Komunikasi Informal
Jaringan Komunikasi Informal : tidak direncanakan, tidak mengikuti struktur organisasi, timbul dari interaksi sosial diantara anggota.
Contoh : berita/gosip dari mulut ke mulut.
Jaringan Komunikasi Formal : ditentukan oleh struktur yang telah direncanakan yang tidak dapat dipungkiri oleh organisasi. Termasuk diantara nya : pembagian divisi, pembagian deskripsi kerja, posisi jabatan.
Ada 6 peranan dalam jaringan komunikasi : Opinion Leader, Gate Keepers, Cosmopolites, Bridge, Liaison, Isolate.
Pola Jaringan Komunikasi
Opinion Leader
Pimpinan informal dalam organisasi.
Lazarfeld (1955) Opinion Leader : suatu bentuk kepemimpinan yang nyaris tidak kelihatan dan tidak dikenali, pada tingkat orang per orang dalam kontak biasa, akrab, maupun kontak sehari-hari
Tidak selalu orang orang yang mempunyai otoritas formal, tetapi membimbing tingkah laku anggota organisasi dan mempengaruhi keputusan mereka.
Mereka dibutuhkan karena pendapat dan pengaruh
nya.
Gate Keeper
Individu yang mengontrol arus informasi dalam organisasi.
Mereka berada di tengah suatu jaringan dan menyampaikan pesan dari satu orang kepada orang lain atau tidak memberikan informasi.
Tugas mereka menyaring informasi yang penting
untuk diberikan.
Cosmopolite
Cosmopolite : individu yang melakukan kontak dengan dunia luar, dengan individu-individu di luar organisasi.
Tugasnya menjadi saluran atau menghubungkan anggota organisasi dengan orang-orang dan peristiwa di luar batas struktur organisasi.
Contoh : orang-orang yang aktif dalam asosiasi
profesional, orang-orang yang banyak melakukan
perjalanan dinas ke luar.
Bridge
Bridge : anggota jaringan yang memiliki sejumlah kontak yang menonjol dalam kontak antarkelompok, juga menjalin kontak dengan anggota lain.
Tugasnya : berlaku sebagai pengontak
langsung antara dua kelompok pegawai.
Liaison & Isolate
Liaison
Individu diluar kelompok yang menjadi penghubung diantara satu kelompok dengan kelompok lain nya.
Memegang peranan penting bagi berfungsinya organisasi secara efektif. Namun liaison ini juga dapat menghambat ketika tidak menyalurkan informasi penting bagi individu yang membutuhkan informasi.
Isolate
Mereka yang hanya melakukan sedikit atau sama sekali tidak mengadakan kontak dengan anggota kelompok lainnya.
Mereka kurang puas dengan komunikasi dan kurang suka memberikan dukungan secara aktif untuk menyebarkan informasi.
Jaringan Komunikasi Formal
Jaringan Komunikasi Formal : Jaringan aliran pesan yang mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan oleh hierarki resmi organisasi atau oleh fungsi
pekerjaan.
Ada tiga bentuk utama :
Downward Communication
Upward Communication
Horizontal Communication
Downward Communication
Downaward Communication : Informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah.
Fokus utama : jenis informasi apa yang disebarkan dari tingkat manajemen kepada para pegawai dan bagaimana informasi tersebut disediakan.
Jenis informasi yang biasa dikomunikasikan :
Informasi mengenai bagaimana pekerjaan
Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan
Informasi mengenai kebijakan
Informasi mengenai kinerja pegawai
Informasi untuk mengembangkan rasa sense of misson.
Faktor yang mempengaruhi downward communication
Keterbukaan : pimpinan mau memberikan informasi ke bawah bila mereka merasa pesan itu penting bagi penyelesaian tugas. Tetapi apabila suatu pesan tidak relevan dengan tugas, pesan tersebut tetap dipegang.
Contoh : Karyawan yang hanya diberikan panduan SOP, tapi tidak dijelaskan karakteristik orang-orang di sekitar nya.
Kepercayaan pada pesan tulisan : kebanyakan pimpinan lebih percaya pada pesan tulisan daripada pesan yang disampaikan secara lisan dan tatap muka sehingga kurang memiliki intensitas untuk tatap muka dengan bawahan. Sementara bawahan lebih suka dengan tatap muka langsung. Contoh : Hanya diberikan SOP, tanpa dijelaskan langsung tiap point nya.
Pesan yang berlebihan : ketika terlalu banyak pesan yang diterima bawahan melalui beragam media internal organisasi, maka kecenderungan karyawan hanya membaca informasi yang penting baginya. Contoh : terlalu banyak informasi, yang diingat hanya bagian akhir saja
Downward Communication
Timing : Pemilihan waktu yang tepat bagi pengiriman pesan dan dampak potensial nya pada tingkah laku bawahan.
Penyaringan : tidak semua pesan yang dialirkan untuk bawahan diterima. Tetapi mereka menyaring mana yang mereka perlukan.
Pilihan Media : tulisan, lisan, tulisan diikuti lisan, lisan diikuti tulisan
Kriteria pemilihan metode penyampaian informasi :
Ketersediaan
Biaya
Pengaruh
Relevansi
Respons
Keahlian
Upward Communication
Informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi.
Pentingnya komunikasi ke atas :
Informasi yang diberikan menjadi dasar membuat keputusan
Memberi tanda saat yang tepat bagi atasan untuk memberikan informasi, dan memberikan feedback atas informasi yang diterima dari atasan.
Mengetahui permasalahan yang terjadi di kalangan bawahan.
Menumbuhkan apresiasi dan loyalitas serta memberi kesempatan pada bawahan untuk berinteraksi langsung.
Melihat sejauhmana bawahan memahami apa yang dikemukakan atasan nya.
Memperkuat keterlibatan dengan pekerjaan dan organisasi.
Tantangan Upward Communication
Kecenderungan pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka
Atasan yang tidak tertarik pada masalah pegawai
Kurangnya penghargaan bagi komunikasi yang dilakukan bawahan
Atasan yang kurang tanggap dengan apa yang
disampaikan bawahan.
Komunikasi Horisontal
Komunikasi horisontal : penyampaian informasi di antara rekan- rekan sejawat dalam unit kerja yang sama.
Komunikasi lintas saluran : penyampaian informasi melewati batas- batas fungsional atau batas-batas unit kerja, dan orang yang satu dengan yang lain nya tidak menjadi atasan-bawahan.
Tujuan :
Mengkoordinasikan penugasan kerja.
Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan.
Memecahkan masalah.
Memperoleh pemahaman bersama.
Menengahi masalah.
Menumbuhkan dukungan antarpersona.
Komunikasi Informal
Komunikasi informal terjadi saat : pegawai berkomunikasi satu sama lain tanpa mengindahkan posisinya dalam organisasi, arah aliran informasi nya kurang stabil dan mengalir dari arah yang tak dapat diduga karena sifat informasinya adalah informal/personal.
Jaringan komunikasi yang menggambarkan arah aliran
informasi informal ini sering disebut dengan grapevine
atau selentingan.
Sifat-Sifat Selentingan
Berjalan dari mulut ke mulut
Bebas dari kendala organisasi dan posisi
Menyebarkan informasi dengan cepat
Jaringan kerja selentingan seperti rantai kelompok, dimana informasi menyebar dari satu kelompok ke kelompok lainnya.
Peserta dalam jaringan selentingan ini cenderung
menjalankan peran diantaranya : liaison atau isolate atau
dead-enders
Sifat-Sifat Selentingan
Selentingan merupakan hasil dari suatu situasi
Semakin cepat seseorang mengetahui suatu peristiwa yang baru saja terjadi, semakin besar kemungkinan ia menceritakannya kepada orang-orang lainnya.
Semakin menarik informasi yang diterima, semakin besar kemungkinan informasi tersebut disampaikan kepada orang lain.
informasi selentingan biasa tidak lengkap dan berpotensi menghasilkan kesalahan interpretasi.
Selentingan juga memiliki pengaruh bagi organisasi.