• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jaringan Komunikasi Dalam Komunikasi Organisasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Jaringan Komunikasi Dalam Komunikasi Organisasi"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Jaringan Komunikasi Dalam Komunikasi

Organisasi

Pertemuan 4

(2)

Jaringan Komunikasi

 Jaringan Komunikasi : Pola yang terjadi pada komposisi sejumlah orang yang menduduki peranan tertentu dan saling bertukar pesan.

 Peranan individu dalam sistem komunikasi ditentukan oleh hubungan struktur antara satu individu dengan individu lainnya dalam organisasi.

 Hubungan ini ditentukan oleh pola hubungan interaksi individu dengan arus informasi dalam jaringan komunikasi.

 Ada banyak faktor yang mempengaruhi jaringan komunikasi : hubungan dalam organisasi, arah arus pesan, isi dari pesan.

(3)

Jaringan Komunikasi

 Jaringan Komunikasi : Jaringan Komunikasi Formal dan Jaringan Komunikasi Informal

 Jaringan Komunikasi Informal : tidak direncanakan, tidak mengikuti struktur organisasi, timbul dari interaksi sosial diantara anggota.

Contoh : berita/gosip dari mulut ke mulut.

 Jaringan Komunikasi Formal : ditentukan oleh struktur yang telah direncanakan yang tidak dapat dipungkiri oleh organisasi. Termasuk diantara nya : pembagian divisi, pembagian deskripsi kerja, posisi jabatan.

 Ada 6 peranan dalam jaringan komunikasi : Opinion Leader, Gate Keepers, Cosmopolites, Bridge, Liaison, Isolate.

(4)

Pola Jaringan Komunikasi

(5)

Opinion Leader

 Pimpinan informal dalam organisasi.

 Lazarfeld (1955) Opinion Leader : suatu bentuk kepemimpinan yang nyaris tidak kelihatan dan tidak dikenali, pada tingkat orang per orang dalam kontak biasa, akrab, maupun kontak sehari-hari

 Tidak selalu orang orang yang mempunyai otoritas formal, tetapi membimbing tingkah laku anggota organisasi dan mempengaruhi keputusan mereka.

 Mereka dibutuhkan karena pendapat dan pengaruh

nya.

(6)

Gate Keeper

 Individu yang mengontrol arus informasi dalam organisasi.

 Mereka berada di tengah suatu jaringan dan menyampaikan pesan dari satu orang kepada orang lain atau tidak memberikan informasi.

 Tugas mereka menyaring informasi yang penting

untuk diberikan.

(7)

Cosmopolite

 Cosmopolite : individu yang melakukan kontak dengan dunia luar, dengan individu-individu di luar organisasi.

 Tugasnya menjadi saluran atau menghubungkan anggota organisasi dengan orang-orang dan peristiwa di luar batas struktur organisasi.

 Contoh : orang-orang yang aktif dalam asosiasi

profesional, orang-orang yang banyak melakukan

perjalanan dinas ke luar.

(8)

Bridge

 Bridge : anggota jaringan yang memiliki sejumlah kontak yang menonjol dalam kontak antarkelompok, juga menjalin kontak dengan anggota lain.

 Tugasnya : berlaku sebagai pengontak

langsung antara dua kelompok pegawai.

(9)

Liaison & Isolate

 Liaison

 Individu diluar kelompok yang menjadi penghubung diantara satu kelompok dengan kelompok lain nya.

 Memegang peranan penting bagi berfungsinya organisasi secara efektif. Namun liaison ini juga dapat menghambat ketika tidak menyalurkan informasi penting bagi individu yang membutuhkan informasi.

 Isolate

 Mereka yang hanya melakukan sedikit atau sama sekali tidak mengadakan kontak dengan anggota kelompok lainnya.

 Mereka kurang puas dengan komunikasi dan kurang suka memberikan dukungan secara aktif untuk menyebarkan informasi.

(10)

Jaringan Komunikasi Formal

 Jaringan Komunikasi Formal : Jaringan aliran pesan yang mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan oleh hierarki resmi organisasi atau oleh fungsi

pekerjaan.

 Ada tiga bentuk utama :

 Downward Communication

 Upward Communication

 Horizontal Communication

(11)

Downward Communication

 Downaward Communication : Informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah.

 Fokus utama : jenis informasi apa yang disebarkan dari tingkat manajemen kepada para pegawai dan bagaimana informasi tersebut disediakan.

 Jenis informasi yang biasa dikomunikasikan :

 Informasi mengenai bagaimana pekerjaan

 Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan

 Informasi mengenai kebijakan

 Informasi mengenai kinerja pegawai

 Informasi untuk mengembangkan rasa sense of misson.

(12)

Faktor yang mempengaruhi downward communication

 Keterbukaan : pimpinan mau memberikan informasi ke bawah bila mereka merasa pesan itu penting bagi penyelesaian tugas. Tetapi apabila suatu pesan tidak relevan dengan tugas, pesan tersebut tetap dipegang.

Contoh : Karyawan yang hanya diberikan panduan SOP, tapi tidak dijelaskan karakteristik orang-orang di sekitar nya.

 Kepercayaan pada pesan tulisan : kebanyakan pimpinan lebih percaya pada pesan tulisan daripada pesan yang disampaikan secara lisan dan tatap muka sehingga kurang memiliki intensitas untuk tatap muka dengan bawahan. Sementara bawahan lebih suka dengan tatap muka langsung. Contoh : Hanya diberikan SOP, tanpa dijelaskan langsung tiap point nya.

 Pesan yang berlebihan : ketika terlalu banyak pesan yang diterima bawahan melalui beragam media internal organisasi, maka kecenderungan karyawan hanya membaca informasi yang penting baginya. Contoh : terlalu banyak informasi, yang diingat hanya bagian akhir saja

(13)

Downward Communication

 Timing : Pemilihan waktu yang tepat bagi pengiriman pesan dan dampak potensial nya pada tingkah laku bawahan.

 Penyaringan : tidak semua pesan yang dialirkan untuk bawahan diterima. Tetapi mereka menyaring mana yang mereka perlukan.

 Pilihan Media : tulisan, lisan, tulisan diikuti lisan, lisan diikuti tulisan

 Kriteria pemilihan metode penyampaian informasi :

 Ketersediaan

 Biaya

 Pengaruh

 Relevansi

 Respons

 Keahlian

(14)

Upward Communication

 Informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi.

 Pentingnya komunikasi ke atas :

 Informasi yang diberikan menjadi dasar membuat keputusan

 Memberi tanda saat yang tepat bagi atasan untuk memberikan informasi, dan memberikan feedback atas informasi yang diterima dari atasan.

 Mengetahui permasalahan yang terjadi di kalangan bawahan.

 Menumbuhkan apresiasi dan loyalitas serta memberi kesempatan pada bawahan untuk berinteraksi langsung.

 Melihat sejauhmana bawahan memahami apa yang dikemukakan atasan nya.

 Memperkuat keterlibatan dengan pekerjaan dan organisasi.

(15)

Tantangan Upward Communication

 Kecenderungan pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka

 Atasan yang tidak tertarik pada masalah pegawai

 Kurangnya penghargaan bagi komunikasi yang dilakukan bawahan

 Atasan yang kurang tanggap dengan apa yang

disampaikan bawahan.

(16)

Komunikasi Horisontal

 Komunikasi horisontal : penyampaian informasi di antara rekan- rekan sejawat dalam unit kerja yang sama.

 Komunikasi lintas saluran : penyampaian informasi melewati batas- batas fungsional atau batas-batas unit kerja, dan orang yang satu dengan yang lain nya tidak menjadi atasan-bawahan.

 Tujuan :

 Mengkoordinasikan penugasan kerja.

 Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan.

 Memecahkan masalah.

 Memperoleh pemahaman bersama.

 Menengahi masalah.

 Menumbuhkan dukungan antarpersona.

(17)

Komunikasi Informal

 Komunikasi informal terjadi saat : pegawai berkomunikasi satu sama lain tanpa mengindahkan posisinya dalam organisasi, arah aliran informasi nya kurang stabil dan mengalir dari arah yang tak dapat diduga karena sifat informasinya adalah informal/personal.

 Jaringan komunikasi yang menggambarkan arah aliran

informasi informal ini sering disebut dengan grapevine

atau selentingan.

(18)

Sifat-Sifat Selentingan

 Berjalan dari mulut ke mulut

 Bebas dari kendala organisasi dan posisi

 Menyebarkan informasi dengan cepat

 Jaringan kerja selentingan seperti rantai kelompok, dimana informasi menyebar dari satu kelompok ke kelompok lainnya.

 Peserta dalam jaringan selentingan ini cenderung

menjalankan peran diantaranya : liaison atau isolate atau

dead-enders

(19)

Sifat-Sifat Selentingan

 Selentingan merupakan hasil dari suatu situasi

 Semakin cepat seseorang mengetahui suatu peristiwa yang baru saja terjadi, semakin besar kemungkinan ia menceritakannya kepada orang-orang lainnya.

 Semakin menarik informasi yang diterima, semakin besar kemungkinan informasi tersebut disampaikan kepada orang lain.

 informasi selentingan biasa tidak lengkap dan berpotensi menghasilkan kesalahan interpretasi.

 Selentingan juga memiliki pengaruh bagi organisasi.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang dilakukan, penulis menemukan bahwa iklim komunikasi organisasi memiliki pengaruh positif terhadap kinerja pegawai pada bagian Humas Kabupaten Sragen kurang

Tanpa dipungkiri komunikasi sangat penting bagi kehidupan manusia dalam suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik akan membantu kelancaran organisasi, demikian

Komunikasi daring atau komunikasi virtual adalah cara berkomunikasi di mana penyampaian dan penerimaan informasi atau pesan dilakukan dengan menggunakan Internet, atau melalui dunia

Kebanyakan anggota klik relatif akrab satu dengan lainnya dalam hirarki formal organisasi (menunjukkan kemiripan sistem komunikasi formal dan informal)e. lebih suka melakukan

Komunikasi Organisasi dan Kinerja Pegawai (Studi Korelasional mengenai Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

two-way-communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama

Penerapan komunikasi organisasi yang diterapkan sehari-hari yaitu bentuk komunikasi yang meliputi formal dan informal, mekanisme komunikasi yang meliputi komunikasi

PENUTUP Simpulan Arah aliran informasi layanan akademik terjadi secara formal melalui komunikasi vertikal arah aliran informasi secara berlangsung secara diadik mengalir dari kepala