• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL DWI MINGGUAN KE-1 MODUL 1.1 PENERAPAN PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA

N/A
N/A
Muhammad Hasan Fauzi

Academic year: 2024

Membagikan " JURNAL DWI MINGGUAN KE-1 MODUL 1.1 PENERAPAN PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL DWI MINGGUAN KE-1

MODUL 1.1 PENERAPAN PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA

Salam Guru Penggerak !

Perkenalkan saya Ronald Adhinata, M.Pd CGP Angkatan 8 dari Kota Blitar

Dengan bimbingan. Ibu Desi Sugiarto (Fasilitator) dan Ibu Aries Mufaida (Pengajar Praktek)

Program guru penggerak merupakan pengembangan profesi melalui pelatihan dan pengembangan diri yang berfokus pada kepemimpinan pembelajaran agar mampu mendorong tumbuh kembang peserta secara holistic, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidikan lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar pancasila.

Menjadi seorang pendidik tidak sulit, tetapi menjadi seorang pendidik luar biasa itu tidak mudah terlebih menjadi seorang guru yang bermakna Karena itulah jurnal refleksi dwi mingguan ini secara khusus dibuat untuk guru yang luar biasa. Tergerak, bergerak dan menggerak kan. Ini lah moto seorang guru penggerak yang nantinya mampu mengubah warna, jati diri, bahkan mengubah dunia pendidikan menjadi lebih menyenangkan.

Menciptakan generasi emas, menghadirkan pemimpin yang benar-benar bertanggung jawab atas tugas kepemimpinannya karena hal ini dilatih khusus selama 6 bulan.

Di dalam pelaksanaan tugas jurnal refleksi dwimingguan ini, saya menggunakan model 4F, yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway. Beliau adalah ahli pendidik dan fasilitator. Model yang dikenalkan oleh beliau adalah sebagai berikut:

1. Facts (Peristiwa) : Ceritakan pengalaman Anda mengikuti pembelajaran pada minggu ini atau pada saat aksi nyata ke dalam kelas ? Apa hal baik yang saya alami dalam proses tersebut? Ceritakan juga hambatan atau kesulitan Anda selama proses pembelajaran pada minggu ini? Apa yang saya lakukan dalam mengatasi kendala tersebut?

2. Feelings (Perasaan): Bagaimana perasaan Anda selama pembelajaran berlangsung?

Apa yang saya rasakan ketika menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Ceritakan hal yang membuat Anda memiliki perasaan tersebut.

(2)

3. Findings (Pembelajaran) : Pelajaran apa yang saya dapatkan dari proses ini ? Apa hal baru yang saya ketahui mengenai diri saya setelah proses ini?

4. Future (Penerapan) : Apa yang bisa saya lakukan dengan lebih baik jika saya melakukan hal serupa di masa depan ? Apa aksi/tindakan yang akan saya lakukan setelah belajar dari peristiwa ini?

Disini Saya akan mencoba menarik Jurnal Refleksi Dwimingguan Dari pengalaman pemikiran pendidikan Ki Hajar Dewantara Pada Modul 1.1

1. Facts (Peristiwa)

Puji syukur saya ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas ijin-Nya dinyatakan lolos untuk mengikuti Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 8. Pada hari Rabu pukul 11.00 WIB tepatnya tanggal 10 Mei 2023, CGP Angkatan 8 resmi dibuka oleh Ibu Prof. Dr. Nunuk Suryani sebagai Dirjen GTK melalui zoom yang diikuti CGP Angkatan 8 se Indonesia. Setelah pembukaan Pada Pukul 13.00 Wib juga dilakukan Perkenalan dan Penggunaan LMS Oleh BBGP Jawa Timur yang bertempat secara Daring.

Selanjutnya Pada Tanggal 11 Mei 2023, Kami dari CGP Angkatan 6 diberikan kesempatan untuk mengikuti Pre Test yang berguna mengukur tingkat kemampuan kami sebagai guru sebelum menerima materi dari modul modul PGP tersebut.

Pada hari Sabtu tanggal 13 Mei 2023 diadakan lokakarya orientasi di SMA Negeri 2 Blitar pukul 07.30 s.d. 16.30 WIB. Dalam kegiatan tersebut kami dari CGP Kota Blitar kegiatan Lokakarya Orientasi kami di buka oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Blitar yang diwakili oleh Kasie SMA Bapak Abusani, S.Pd. Dalam kegiatan ini diundang juga pengawas dan Kepala sekolah tempat CGP mengajar. Dengan diikutsertakannya Kepala Sekolah dalam lokakarya tersebut alangkah bahagianya hati saya karena beliau mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang perjalanan Pendidikan Guru Penggerak sehingga diharapkan dapat memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada saya sehingga saya dapat melaksanakan Pendidikan Guru Penggerak ini dengan

(3)

baik. Pada kenyataannya kegiatan lokakarya orientasi lebih banyak berinteraksi dengan Pengajar Praktik (Ibu Aries, Ibu Ernawati, dan Ibu MF Lestari) dan teman- teman sekelompok, Dalam ini kami benar-benar fokus menggali dan memperluas wawasan kami tentang mengenali siapa saya, apa yang belum dan sudah ada pada diri saya serta mengerjakan 4 LK dan mendiskusikannya untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam. Dengan bimbingan Ibu Arie Mufaida, selaku Pengajar Praktik saya merasa lokakarya orientasi ini menjadi sangat menyenangkan sehingga waktu yang cukup lama tersebut menjadi tidak terasa.

Hari-hari berikutnya, saya belajar, belajar dan terus belajar dengan alur MERDEKA (Mulai dari diri, Eksplorasi Konsep, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi, Koneksi antar materi dan Aksi nyata) sehingga tiba waktunyakami ditugaskan untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam LMS itu dalam bentuk grafik/ infografis/ blogspot/ video, dll.

2. Feeling (Perasaan)

Seakan kami CGP merasa dikuliti, dibukalah mata saya. Apa yang saya lakukan selama ini masih jauh dari ideal. Apalagi jika dikaitkan dengan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang luar biasa. Saya menganggap ini sebagai “Pengakuan Dosa” yang telah saya lakukan selama ini terhadap siswa-siswi saya. Syukurlah bertahap, saya mulai beradaptasi dengan mengikuti Program Guru Penggerak ini.

Selama kurang lebih dua minggu saya menjadi CGP, banyak sekali hal yang saya rasakan. sedih, senang, galau, bahagia, semua bercampur baur dengan keinginan dan tekad yang kuat untuk dapat menyelesaikan Program Guru Penggerak ini. Keseluruhan perasaan tersebut saya ibaratkan juga dengan apa yang dialami oleh murid-murid saya.

Berpindah dari zona nyaman tentu akan mengusik kenyamanan kita. Pada awal saya menerapkan perubah an sebagai implementasi dari apa saya telah pelajari, saya merasa canggung, kaku, sedikit bingung. Namun, seiring berjalannya waktu, saya pun mulai merasa 'comfortable' dengan hal baru ini

(4)

3. Findings (Pembelajaran)

Dari pembelajaran ini saya menemukan hal-hal yang kurang saya pahami sebelumnya yaitu tentang filosofis Ki Hajar Dewantara. Saya mendapat ilmu-ilmu baru yang sangat saya perlukan untuk meningkatkan kompetensi saya sebagai seorang pendidik.

Melalui Dasar pemikiran ki Hajar Dewantara saya merasa mendapat bekal yang tidak ternilai harganya.

Sebagai seorang pendidik saya harus menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi- tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat dengan mengacu pada trilogi pendidikan yaitu Ing ngarso sung tulodo, Ing madya mangun karso dan Tut wuri handayani dan berhubungan dengan kearifan budaya lokal, dimana kami mengambil kegiatan Grebeg Pancasila sebagai refleksi yang dapat mewujudkan Profil Pelajar pancasila.

Saya menyadari bahwa anak memiliki kodrat merdeka, merdeka batin adalah pendidikan sedangkan merdeka lahir adalah pengajaran. Dua hal yang saling bergantung satu sama lain. Oleh karena itu saya harus memberikan kemerdekaan kepada anak-anak untuk menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai dengan minat, bakat , dan kreatifitasnya sebab manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya tidak tergantung pada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri.

Sebagai pendidik saya harus senantiasa menghamba kepada anak atau dengan kata lain berpihak pada mereka. Saya juga harus memandang murid bukanlah kertas yang bisa digambar sesuai kemauan saya, karena mereka lahir dengan kodrat yang samar. Tugas kita adalah menebalkan garis-garis samar itu agar dapat memperbaiki lakunya untuk menjadi manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan yang sebenarnya.

4. Future (Masa depan/ Aksi nyata dalam Kelas dan Rencana ke Depan)

Ide atau Gagasan yang timbul sepanjang proses perubahan

1. Berkolaborasi dengan rekan guru dan semua elemen sekolah untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal.

2. Selalu berupaya untuk melakukan pengembangan diri, dengan mengikuti diklat, workshop dan sejenisnya demi peningkatan kompetensi dan layanan pada siswa 3. Membantu siswa dalam penguatan budaya disiplin, nasionalis, gotong royong dan

kerjasama

(5)

4. Membuat kesepakatan kelas dengan meminta pendapat siswa terkait apa yang menyenangkan dan apa yang nelemahkan mood siswa dalam belajar.

5. Merancang pembelajaran kontekstual yang berpihak pada anak.

Pembelajaran dan pengalaman dalam bentuk catatan praktik baik yang diharapkan :

1. Setiap siswa diberikan kesempatan untuk menjadi pemimpin. Mereka diberi kesempatan untuk menyajikan hasil kerja kelompoknya dengan dipimpin oleh seorang yang sudah ahli dalam pembelaran (model pembelajaran jigsaw).

2. Siswa diberikan kesempatan untuk menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi, yaitu penggunaan platform belajar melalui HP.Sesuai dengan kondrat alam dan tuntutan zaman saat ini

3. Setiap siswa diberikan kesempatan untuk berekspresi sesuai keinginannya namun tidak lepas dari materi yang sesuai dengan tema.

'Foto bercerita' dari seluruh rangkaian pelaksanaan (perencanaan, penerapan dan refleksi) Aksi saya

(6)

Menerapkan Praktik baik dan budi pekerti yang luhur merupakan keharusan yang tidak terbantahkan dengan cara mengintegrasikan setiap proses pembelajaran dengan pencapaian profil pelajar Pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, Kreatif dan bernalar kritis

Demikian Jurnal Dwi Mingguan ke-1 saya, smoga dengan jurnal ini saya lebih terpacu untuk memiliki target perubahan lagi ke arah lebih baik lagi. Terimakasih. Salam guru Penggerak !!

. .

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya bimbingan teknis (Bimtek) bagi guru, kepala sekolah dan pengawas di Kota Jayapura, diharapkan mampu meningkatkan pemahaman, penguasaan, kemampuan guru

Kondisi (kemampuan) guru setelah dilaksanakan supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah mengalami kemajuan dalam kondisi baik, khususnya guru yang semula

(3) solusi mengatasi hambatan: kepala sekolah memberikan pengertian bahwa supervisi untuk pembinaan guru dalam pengelolaan pembelajaran yang baik; fleksibelitas

Teknik dan instrumen penelitian terdiri dari: (1) angket untuk mendapatkan data pemahaman tim pengembang KTSP (kepala sekolah dan guru) tentang ide kurikulum 2013;

Dalam kegiatan wawancara ini, peneliti akan meminta informasi tentang kegiatan supervisi yang telah dilakukan Pengawas kepada Kepala Sekolah, guru, dan

Perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yaitu: (1) Seberapa besar kontribusi kompetensi guru, budaya oganisasi sekolah, pembiayaan pendidikan, kepemimpinan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa terhadap pemikiran pendidikan Ki Hajar Dewantara di SMA Taman Madya se-kota Yogyakarta berada pada

Kegiatan pengabdian lokakarya kurikulum 2 ini sangat perlu dilakukan agar para kepala sekolah dan juga guru mendapatkan dan menguatkan pemahaman mereka mengenai pelaksanaan projek