• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL REFLEKSI 3.1 TENTANG PENDIDIKAN YANG BERPIHAK PADA MURID

N/A
N/A
Widiyawati Syamsul

Academic year: 2024

Membagikan " JURNAL REFLEKSI 3.1 TENTANG PENDIDIKAN YANG BERPIHAK PADA MURID"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL REFLEKSI MODUL 3.1 WIDIYAWATI SYAMSUL, S.Pd CGP. ANGKATAN 6 FLORES TIMUR

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).

Bob Talbert

Kutipan diatas menyiratkan tentang bagaimana melekatkan nilai-nilai dari apa yang kita ajarkan, bukan sekedar membuat anak tahu dan paham, tetapi lebih dari itu, segala hal baik yang kita ajarkan akan melekat erat menjadi perisai, menjadi pedoman dan bekal hidup bagi si anak untuk membedakan baik-buruk, salah-benar, dll. Agar ia mampu melewati tantangan hidup, dan memperolahh kebahagiaan hidup.

Education is the art of making man ethical.

Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.

~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Jika kedua kalimat diatas dikaitkan dengan pengambilan keputusan,maupun proses

pembelajaran maka segala bentuk keputusan yang kita buat dalam posisi kita sebagai pemimpin pembelajaran hendaknya mengandung nilai-nilai pembelajaran hidup, baik tentang nilai-nilai kebajikan yang dijadikan pondasi dalam kehidupannya, bagaimana menjadikan nilai-nilai kebajikan itu melekat erat dalam sanubari sehingga membentuk karakter-karakter mulia dalam diri anak, bagaimana anak belajar menimbang baik buruk yang harus ia pilih ,

mempertimbangkan resiko dari setiap tindakannya dan bertanggungjawab terhadap hidupnya.

Pembelajaran sejatinya bukan sekedar membuat anak tahu tentang berbagai ilmu, tapi merupakan

proses pembentukan karakter

(2)

Pembaca yang Budiman, pada jurnal refleksi kali ini, saya sedikit merasa lega sudah memasuki modul 3. Melewati proses dengan segala tugas dan materi membuat saya semakin menyadari, ilmu tentang guru dan pekerjaan guru begitu kompleks, sebab kita mengurus manusia. Kita ikut menentukan masa depan anak bangsa sekaligus bangsa itu sendiri sebab ditangan kitalah ilmu dan kebaikan itu mengalir , menyemai, membenih, lalu tumbuh seperti padi.

Di awal tulisan kali ini, saya akan mencoba mengulas tentang keterkaitan materi-materi pada modul-modul sebelumnya dengan pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan

penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Jika dihubungkan dengan Pratap triloka dari Filosofi Ki Hajar Dewantara, Ing Ngarso sang Tulodo, bahwa hendaknya segala bentuk keputudan yang kita buat, hendaknya mengandung nilai-nilai

keteladanan yang nantinya dapat menjadi panutan dalan setiap perilaku siswa

Ing Madya mangunkarsa, bahwa dalam pengambilan keputusan, hendaknya membangun semangat, energi dan kerja keras serta semangat juang. Hingga menumbuhkan kesadaran dalam diri siswa, tentang disiplin, tanggungjawab, kerja keras, dan menyadari bahwa bahwa hidup adalah perjuangan tanpa henti

Tutwury handayani, bahwa keputusan yang kita buat adalah sebagai wujud posisi kita sebagai pamong yang fungsinya memberikan dorongan positif bagi siswa untuk bertanggungjawab mengenali dan memaksimalkan segala potensi dalam dirinya , mewujudkan kemandirian siswa untuk berjuang bagi masa depan dan kebahagiaan hidupnya

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Seorang guru , dalam dirinya tertanam nilai dan peran yang melekat pada dirinya. Nilai- nilai yang tertanam erat dalam diri kita akan melahirkan karakter-karakter, sifat dan sikap kita. Dengannya, akan mewujudkan perilaku-perilaku tertentu, termasuk cara pandang kita terhadap segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Dengan demikian, cara pandang ini akan menjadi landasan berpikir dalam memahami sebuah masalah , langkah penyelesaian, hingga pengambilan keputusan

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Jika dikaitkan keterampilan coaching dan pengambilan keputusan, dengan pemahaman dan keterampilan coaching yang baik dari seorang coach, maka ia akan dengan mudah untuk menggali dan menuntun coachee dalam menemukan dan memahami akar permasalahannya, menganalisa dan

(3)

menimbang sisi baik buruk ataupun segala kemungkinan yang terjadi jika memilih opsi pilihan tertentu.

Dengan begitu, akan lebih memudahkan seorang coachee dalam mengambil sebuah keputusan.

Katakanlah kita sebagai guru adalah coachnya dan siswa adalah coachenya, maka kita akan dengan mudah menuntun siswa untuk menyelesaikan persoalannya dan mengambil sebuah keputusan.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Emosi itu seperti air dan api. Ketika kita tak mampu mengelolanya maka akan membawa bencana/dampak buruk bagi diri sendiri dan orang lain. Seorang guru dengan keterampilan pengelolaan emosi yang baik, memiliki kompetensi sosial emosional yang baik, maka akan dengan mudah dalam berinteraksi dan menghadapi persoalan-persoalan sekitar termasuk bagaimana menempat diri sendiri dan orang lain pada posisi yang sama-sama berharga dan terhomat. Jika ia menjadi api, ia menjadi api yang menyinari hidup orang lain, tidak sampai membakar. Jika ia menjadi air, ia akan menjadi air yang membawa kesejukan dan menghilangkan rasa dahaga. Dalam pengambilan keputusan, seseorang dengan kompetensi sosial emosional yang baik akan selalu memandang masalah dari sudut pandang paling positif dan memikirkan dampak paling positif bagi orang banyak, menempuh langkah yang paling bijak, dan memutuskan berdasarkan pertimbangan yang matang dan jauh dari sikap gegabah.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai- nilai yang dianut seorang pendidik?

Pada studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika, maka hendaknya seorang guru senantiasa mengacu pada nilai-nilai kebajikan,serta norma-norma moral etika yang mengikat serta nilai kemanusiaan. Akan tetapi jika itu berkaitan dengan bujukan moral maka selain pertimbangan nilai-nilai kebajikan, perlu juga melihat aturan yang ada.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat tentu melewati fase-fase analisa masalah dengan berbagai sudut pandang, analisa yang baik, komunikasi yang baik, dan prosedur yang tepat pula. Jika tahapan pengambilan keputusan sudah dijalankan dengan tepat, maka pastinya akan melahirkan keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat akan memberikan dampak kebermanfaatan atau kemaslahatan dengan resiko dan dampak negatif yang seminim mungkin yang pada akhirnya menciptakan kepuasan dan kelegaan pada semua pihak dan menghindarkan konflik baru. Hal seperti ini tentu akan berdampak pada terciptanya lingkungan positif, kondusif, aman dan nyaman.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di

lingkungan Anda?

(4)

Seringkali hal yang menjadi Tantangan adalah bagaimana membangun kesepemahaman

terhadap kasus –kasus dilema etika. Terkadang yang kita pandang baik , belum tentu baik juga oleh orang lain. Hal ini juga berkaitan erat dengan perubahan paradigma. Misalnya aturan vs rasa peduli, terkadang kita menjadi dilematis jika ada sebagian yang menginginkan penegakan aturan dan ada sebagian yang memilih rasa kemanusiaan.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang

memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Keputusan yang kita buat tentu berpengaruh pada pembelajaran yang kita lakukan. Dengan memegang prinsip keberagaman potensi dan kemerdekaan belajar siswa, maka tentu keputusan yang dibuat dalam penhgajaran seharusnya dapat mengakomodir segara keberagaman pada siswa. Contoh konkritnya adalah dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Dengan penerapan pembelajaran berdiferensiasi, kita sudah berusaha dan mencoba memberikan keputusan terbaik bagi siswa dengan segala keberagamannya

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Segala keputusan yang dibuat oleh seorang guru akan menjadi suatu produk/kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa. Segala proses yang merupakan hasil “setingan” dalam mencapai tujuan

pembelajaran akan menjadi “menu” yang dinikmati dan menggembleng siswa, baik secara keilmuan, keterampilan, dan sikap karakter, maka secara tidak langsung, segala keputusan yang diambil oleh guru dalam posisinya sebagai pemimpin pembelajaran akan mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan yang saya dapat dari pembelajaran di modul 3.1 antara lain:

1. Dengan modal pemahaman yang baik tentang filosofi Kihajar Dewantara, nilai dan peran guru, dan keterampilan coaching serta kompetensi sosial emosional yang baik, maka seorang pemimpin akan terbantu dalam mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal

2. Dalam mengambil sebuah keputusan, seorang pemimpin dituntut untuk menggunakan segala faktor dan keterampilan dan pemahamannya, menempatkan kerja otak secara tepat untuk menganalisa masalah sebelum mengambil keputusan, dan mempertimbangkan dampak positif negatifnya bagi orang banyak.

3. Dengan memahami kodrat alami anak, dan segala keberagamannya, seorang pemimpin pembelajaran hendaknya membuat keputusan yang tepat berkaitan dengan desain proses pembelajaran yang dapat mengakomodir segala keberagaman yang ada.

(5)

4. Keputusan yang tepat akan melahirkan lingkungan dan budayanga yang positif sehingga menciptakan suasana aman dan nyaman

5. Segala keputusan hendaknya mempertimbangkan nilai-nilai kebajikan universal

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu:

dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan

keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Dilema etika sendiri merupakan dua keputusan yang sama-sama benar sedangkan bujukan moral adalah dua keputusan dimasa salah satunya adalah keputusan yang salah. Jadi jelas bahwa dilema etika benar lawan benar sedangkan bujukan moral keputusan yang benar lawan salah.

A Paradigma dilema Benar lawan benar:

 Individu lawan kelompok (individual vs community)

 Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

 Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

 Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) B. Melakukan Prinsip Resolusi

 Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

 Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

 Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) Langkah-langkah pengambilan keputusan

1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan 2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.

4. Pengujian benar atau salah a. Uji Legal

b. Uji Regulasi/Standar Profesional c. Uji Intuisi

e. Uji Panutan/Idola

5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.

(6)

6. Melakukan Prinsip Resolusi

7. Investigasi Opsi Trilema Dalam mengambil keputusan, seringkali ada 2 pilihan yang bisa kita pilih.

Terkadang kita perlu mencari opsi di luar dari 2 pilihan yang sudah ada. Kita bisa bertanya pada diri kita, apakah ada cara untuk berkompromi dalam situasi ini. Terkadang akan muncul sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak

terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah. Itulah yang dinamakan investigasi opsi trilema.

8. Buat Keputusan

Akhirnya kita akan sampai pada titik di mana kita harus membuat keputusan yang membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya.

9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini, saya sering menerapkannya sebagai pemimpin pembelajaran dalam situasi dilema etika, hanya bedanya saya baru mempelajarinya secara terstruktur dan lebih jauh mengenai paradigma, prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan .

Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Setelah saya mempelajari modul ini, saya menjadi lebih paham tentang paradigma dilema etika dan bagaimana menerapkan prinsip-prinsip pengambilan keputusan, langkah-langkah dan membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Dengan mempelajari modul ini, kita jadi paham bagaimana mengambil mengelolah

konflik/masalah, membuat keputusan secara bijaksana, penuh kesadaran dengan mempertimbnagn berbagai aspek, dan terhindar dari sikap gegabah dalam mengambil keputusan yang berdampak positif bagi kemaslahatan orang banyak

(7)

Ke depannya saya inginkan dari diri saya adalah, membuat kebijakan atau pengambilan

keputusan apapun yng berkaitan dengan posisi saya sebagai guru atau sebagai apapun, saya dapat

menempuhnya berdasarkan pertimbangan nilai-nilai kebajikan universal.

Referensi

Dokumen terkait

Jurnal Penutup Menutup Buku Besar Setelah Penutupan Neraca Saldo.. 1

Dari pembelajaran Modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hadjar Dewantara ini, memotivasi saya untuk melakukan hal terbaik

Bagian Jurnal releksi dapat dijadikan alat untuk menuntun siswa dalam menemukan makna pada pelajaran kimia karena proses pengerjaan jurnal refleksi melibatkan

# jpnmelakajenamakerajaanno1 Free download @telegram soalanpercubaanspm PROJEK KM2 @ KEMENJADIAN MURID MELAKA MODUL FASA 3 SAINS TINGKATAN 5 NAMA MURID NAMA KELAS NAMA GURU

Refleksi Pada akhir pengajaran;.. ______ murid dapat mencapai objektif yang ditetapkan dan ______ murid yang tidak mencapai objektif akan diberi bimbingan khas dalam sesi

42 AL-FIKRAH, Volume XI Nomor 1, Juni 2021 http:// Jurnal Al-Fikrah: Jurnal Manajemen Pendidikan Vol IX 1, 2021, Januari-Juni

MELAKUKAN REFLEKSI PRIBADI TENTANG PROFIL

Lampiran Jurnal Refleksi Pembelajaran Nama Sekolah SMA Negeri 16 Banda Aceh Nama Mahasiswa Raminarti, S.Pd Mata Pelajaran/Topik/Kelas Fisika / Pencemaran Lingkungan/X Capaian