Jurnal Refleksi Mingguan 3 CGP Susanto, S.Pd. SMPN 1 Ngebel
Memasuki minggu ke-3, diklat calon guru penggerak, materi yang diusung adalah memahami nilai dan peran guru penggerak. Tujuan pembelajaran pada sesi ini adalah CGP dapat mengidentifikasi nilai-nilai diri sendiri dan mampu menjelaskan peran dirinya bagi lingkungannya. Secara lebih ringkas, materi ini berusaha membantu CGP untuk mampu menemukenali potensi dirinya untuk selanjutnya dapat
memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolahnya. Kemampuan mengenali diri ini dalam konsep kecerdasan majemuk (multiple intelegency) disebut dengan kecerdasan interpersonal dan intra personal. Kecerdasan ini merupakan kecerdasan untuk memahami potensi positif dan negative yang ada dalam diri individu. Dengan mengenalinya, diharapkan individu akan dapat mengelolanya dengan baik. Dengan pengelolaan yang baik, individu akan dapat memanfaatkannya dalam berinteraksi social untuk selanjutnya dapat digunakan untuk mendukung terwujudnya ide atau capaian individu.
Pada sesi ini, modul menawarkan teknik trapezium usia untuk membantu CGP mengenali potensi dirinya.
CGP diajak untuk mengingat kembali momen paling berkesan dalam hidup mereka yang mampu
mengubah atau mempengaruhi diri CGP. Pengalaman yang berkesan di masa lalu dianggap memberikan peran penting dalam pembentukan karakter diri seseorang. Pengalaman pada masa lalu akan menjadi bahan refleksi bagi seseorang untuk tidak mengulangi atau bahkan mengulanginya dengan intensitas yang lebih baik di masa sekarang. Refleksi ini menghantarkan pemahaman kepada CGP bahwa pengalaman buruk pada masa lalu hendaknya menjadi pelajaran bagi peran CGP di masa sekarang.
Pengalaman buruk tersebut seharusnya tidak perlu diulangi kembali bagi peserta didik. Mereka tidak perlu mengalaminya kembali melalui CGP. Pembelajaran bukanlah sebuah arena balas dendam bagi seorang guru hanya karena pada masa lalu ia mengalami peristiwa yang berkesan buruk bagi si guru.
Peran guru sangat penting sebagai pemberi tauladan yang baik. Sebagai seorang yang telah melalui kehidupan lebih dulu dibandingkan murid, guru akan berusaha meminimalisir pengulangan kembali pengalaman-pengalaman buruk di masa lalu. Ibarat orang yang sedang naik gunung, guru adalah orang yang telah melewati setengah perjalanan menuju puncak gunung. Guru telah mengetahui mana jalan yang layak dilewati dan mana yang tidak layak dilewati. Dengan mengetahui situasi medan lebih dulu, guru akan memberikan informasi bimbingan dan saran bagi murid-muridnya yang baru akan memulai perjalanannya menuju puncak gunung. Dengan kalimat yang lebih sederhana, guru adalah mitra belajar murid untuk menuntun mereka menemukan makna kehidupan sejati.
Selanjutnya, pada modul lanjutan yang bertajuk eksplorasi konsep nilai dan peran guru penggerak, dipaparkan materi tentang hubungan nilai dan peran GP dengan usaha-usaha mewujudkan profil pelajar Pancasila. Dalam mengeksplorasi diri, CGP diajak untuk memahami dimensi diri manusia. Ibarat gunung es, ada dimensi bawah sadar yang tersembunyi dalam diri manusia. Dimensi ini perlu untuk mendapatkan sentuhan dalam rangka pembentukan karakter diri manusia. Selain itu, dengan memahami cara kerja otak, CGP dilatih untuk benar-benar memahami dirinya secara utuh. Dengan pemahaman yang utuh, CGP akan dapat menumbuhkan karakter yang baik sebagai rule model bagi murid-muridnya.
Paparan tentang profil pelajar Pancasila menjadi menu yang memberikan wawasan bagi CGP tentang kondisi ideal peserta didik yang ingin dicapai oleh pendidikan kita saat ini. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, guru penggerak tentunya
diharapakan memiliki peran yang signifikan. Untuk itu guru penggerak harus
memiliki kompetensi untuk menjadi pemimpin pembelajaran, penggerak komunitas, coach atau mentor sejawat, dan pendorong kolaborasi guru serta mewujudkan kepemimpinan murid.
Setelah mengikuti rangkaian materi dalam modul ini, CGP mendapatkan wawasan lebih mendalam tentang mengenali nilai diri dan bagaimana memanfaatkanya dalam pembelajaran. Dari kegiatan ini, CGP menyadari masih banyak dimensi diri CGP yang tereksplorasi. Perlu banyak usaha untuk mengembangkan diri di
kemudian hari. Terkhusus pada potensi negatif dalam diri CGP, hal ini akan menjadi tantangan bagi CGP untuk mengelolanya.
Dalam memahami materi pada modul ini, kendala klasik yang dihadapi oleh CGP adalah kebugaran fisik CGP. Dengan padatnya kegiatan dan jarak tempat kerja yang jauh, sedikit banyak mempengaruhi kebugaran fisik CGP. Dengan kondisi kebugaran yang tidak maksimal tentunya akan mempengaruhi daya serap materi CGP.
Beberapa materi membutuhkan waktu yang cukup untuk dipahami. Secara umum, CGP dapat memahami materi ini sekitar kurang lebih 75% materi. Materi yang kurang CGP pahami secara maksimal adalah cara kerja otak yang diibaratkan sebagai sebuah eskalator. Semoga pada tahap lokakarya, CGP dapat berdiskusi dengan CGP lain atau dengan pengajar praktik untuk memahami materi ini dengan baik.
Harapan CGP pada modul ini tentunya adalah bimbingan dan ruang diskusi yang nyaman dan konstruktif dalam rangka membangun pemahaman yang utuh. Dengan kondisi pelatihan daring, memang tidak mudah dicapai. Semoga ada kesempatan untuk berdiskusi di lain kesempatan. Akhirnya, semoga refleksi ini akan terus mengingatkan CGP untuk senantiasa belajar dan terus belajar. Salam dinamis…