BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekstrakulikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR) di SMAN 1 Banjarbaru memiliki peran penting dalam mengembangkan potensi siswa dalam bidang penelitian dan ilmiah. KIR merupakan wadah yang memungkinkan siswa untuk menggali lebih dalam pengetahuan dan keterampilan mereka di luar jam pelajaran biasa. Hal ini juga dapat menciptakan siswa yang lebih berkompeten di tingkat akademik dan meningkatkan minat mereka dalam sains dan penelitian.
Eksperimen adalah salah satu aspek penting dalam KIR. Dalam proses penelitian ilmiah, siswa diajak untuk merancang eksperimen sebagai cara untuk menguji pengetahuan sains mereka. Dari berbagai eksperimen-eksperimen tersebut diharapkan dapat
mengembangkan keterampilan penelitian, mempelajari metode ilmiah, dan menghasilkan kontribusi ilmiah.
Pada zaman sekarang, hal-hal yang berkutat pada sains dan penilitian ilmiah kurang diminati oleh generasi muda. Hal ini dikarenakan rumitnya proses penelitian, tidak tersedianya edukasi yang memadai, hingga kurangnya rasa ingin tahu. Bagaimana eksperimen-eksperimen sains ini dapat dikemas dengan menarik untuk meningkatkan minat generasi muda adalah tantangan. Perlunya konsistensi untuk mewujudkannya dengan menunjukkan dedikasi kita dalam setiap pembelajaran adalah hal yang penting.
Hal inilah yang mendasari pelaksanaan eksperimen Lava Lamp, dimana pada eksperimen kali ini bertujuan untuk membuktikan salah satu teori Archimedes. Eksperimen ini dijalankan dengan berkelompok untuk mendorong kolaborasi dengan sesama anggota KIR dan menghasilkan penemuan baru.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembuatan Lava Lamp?
2. Apa manfaat pembuatan Lava Lamp?
3. Apa dampak yang ditimbulkan dari Lava Lamp?
1.3 Tujuan Penulisan Proposal
1. Mengetahui prinsip Archimedes dalam proses eksperimen Lava Lamp.
2. Mengetahui dampak dan menfaat yang ditimbulkan dari Lava Lamp lewat cara kerjanya.
1.4 Manfaat Pembuatan Proposal
1. Mengetahui cara kerja Lava Lamp.
2. Dapat membuat Lava Lamp dari bahan-bahan sederhana
Bab II
KERANGKA TEORI / TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lava Lamp
Lava lamp, juga dikenal dengan lampu lahar, adalah perangkat dekoratif yang terkenal karena efek visualnya yang unik. Penemuan dan popularitasnya berasal dari tahun 1960-an dan hingga saat ini, lampu lava tetap menjadi simbol desain interior yang ikonik.
Prinsip kerja lampu lava didasarkan pada konveksi termal dan perbedaan massa jenis antara cairan dasar dan pigmen di dalamnya. Lava lamp adalah contoh yang menarik dari bagaimana prinsip-prinsip fisika dapat diaplikasikan dalam seni dan desain. Selain sebagai objek
dekoratif, lampu lava juga dapat digunakan sebagai alat pembelajaran untuk mengilustrasikan konsep fisika seperti konveksi dan sifat Archimedes.
2.2 Teori Archimedes
Prinsip Archimedes menyatakan bahwa gaya apung ke atas yang diberikan pada benda yang direndam dalam cairan, baik yang terendam seluruhnya atau sebagian, sama dengan berat cairan yang dipindahkan benda tersebut dan bekerja dalam arah ke atas di pusat massa dari cairan yang dipindahkan. Prinsip Archimedes adalah hukum fisika yang mendasar bagi mekanika fluida. Hukum ini dirumuskan oleh Archimedes dari Sirakusa.
Archimedes menyatakan bahwa:
”Setiap benda, yang direndam seluruhnya atau sebagian dalam suatu fluida, diangkat oleh gaya yang sama besarnya dengan berat fluida yang dipindahkan oleh objek”.
Berdasarkan bunyi dan rumus hukum Archimedes, suatu benda yang akan terapung, tenggelam atau melayang didalam zat cair tergantung pada gaya berat dan gaya keatas. Maka dari itu, berdasarkan hukum diatas, terciptalah 3 hukum turunan dari hukum archimedes yang berbunyi:
1. Benda akan terapung jika masa jenis benda yang dimasukan ke dalam air lebih kecil dari massa jenis zat cairnya.
2. Benda akan tengelam jika massa jenis benda yang dimasukan ke dalam air lebih besar dari pada massa jenis zat cairnya.
3. Benda akan melayang jika massa jenis benda yang dimasukan ke dalam air sama dengan massa jenis zat cairnya.
2.3 Prinsip Kerja Lava Lamp
Prinsip yang terlibat dalam lava lamp adalah prinsip konveksi termal. Lava lamp mengandalkan pemanasan dari lampu di dasarnya untuk memanaskan cairan di dalam tabung.
Ketika cairan di dalam lampu dipanaskan, cairan tersebut menjadi kurang padat dan
mengalami perubahan densitas. Ini menyebabkan cairan yang lebih ringan naik ke atas dan cairan yang lebih padat turun ke bawah, menciptakan pergerakan bola-bola lava.
Secara umum, lava lamp bekerja berdasarkan perubahan densitas cairan yang disebabkan oleh pemanasan. Ketika cairan dipanaskan, terjadi pergerakan konveksi yang menyebabkan bola- bola lava naik dan turun di dalam tabung.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Tempat dilaksaanakannya eksperimen Lava Lamp adalah Lab Komputer SMAN 1 Banjarbaru dan waktu pelaksanaan eksperimen dilakukan pada hari Sabtu, 02 September 2023 pada pukul 11.00 – 12.30 WITA.
3.2 ALAT DAN BAHAN Alat :
1. Gelas kaca / tabung transparan Bahan
1. Air
2. Pewarna Makanan 3. Cuka
4. Baking Soda 5. Minyak
3.3 LANGKAH KERJA
1. Siapkan gelas kaca yang telah disediakan;
2. Masukkan air secukupnya ke dalam gelas kaca;
3. Teteskan pewarna makanan ke dalam air;
4. Masukkan cuka ke dalam larutan air yang sudah diberi warna;
5. Masukkan baking soda ke dalam larutan air di gelas;
6. Tuangkan minyak ke dalam gelas himgga hampir penuh;
7. Tunggu hingga gelembung lava di gelas mulai naik dan letakkan di atas senter untuk melihat hasilnya lebih jelas.
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL 4.1 TAMPILAN AKHIR LAVA LAMP
4.2 KEGUNAAN LAVA LAMP 4.3 DAMPAK DARI LAVA LAMP