• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELOMPOK 1 (MODEL FORMULASI KEBIJAKAN PUBLIK)

N/A
N/A
Habib Project

Academic year: 2024

Membagikan "KELOMPOK 1 (MODEL FORMULASI KEBIJAKAN PUBLIK)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 MODEL FORMULASI KEBIJAKAN PUBLIK

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Kebijakan Publik

Makalah

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Winda Kurnia Dewi (T202320034) Anisa Umaera (E011221099) Theresya Vinka (E011221081) Nadatha Shakira (E011221102)

Nurul Fadillah (E011221038)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

TAHUN 2024

(2)

2 KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah hingga makalah ilmiah yang berjudul “Model Formulasi Kebijakan Publik’’ Ini dapat saya selesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin saya tidak akan mampu menyelesaikan tepat pada waktunya. Makalah ilmiah ini saya buat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Kebijakan Publik.

Saya mengucapkan terima kasih dosen Mata Kuliah Yang telah memberikan arahan dalam menyusun makalah ilmiah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Saya menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Terima Kasih.

Wassalamu’alakum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Makassar, 3 Maret 2024

Penulis

(3)

3 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 2

DAFTAR ISI ... 3

BAB I ... 4

PENDAHULUAN ... 4

1.1 Latar Belakang ... 4

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan ... 5

BAB II PEMBAHASAN ... 6

2.1 Hubungan Model-Model Formulasi Kebijakan Dengan Proses Politik ... 6

2.2 Contoh Penerapan Model Formulasi Kebijakan Dalam Konteks Proses Politik Nyata ... 8

2.3 Tantangan Penerapan Model Formulasi Kebijakan Dalam Konteks Proses Politik ... 10

BAB IV PENUTUP ... 13

1. Kesimpulan ... 13

2. Saran... 14

DAFTAR PUSTAKA ... 15

(4)

4 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi dan kompleksitas tantangan yang dihadapi pemerintah, kebijakan publik menjadi semakin penting untuk menciptakan solusi yang efektif dan berkelanjutan terhadap masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Model formulasi kebijakan publik adalah pendekatan sistematis yang digunakan oleh pemerintah untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan merumuskan kebijakan yang dapat menanggapi kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Model-model tersebut mencakup berbagai metode, teknik, dan pendekatan yang digunakan untuk memahami masalah yang dihadapi, menyediakan opsi kebijakan yang tersedia, dan mengembangkan implementasi strategi yang efektif.

Melalui pemahaman yang mendalam tentang model-model formulasi kebijakan publik, pemerintah dapat meningkatkan kapasitasnya dalam merespons secara tepat terhadap berbagai tantangan yang ada. Hal ini termasuk memperkuat proses pengambilan keputusan berdasarkan bukti, melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam proses kebijakan, serta memastikan transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi publik yang lebih besar dalam proses tersebut. Dengan demikian, makalah tentang model formulasi kebijakan publik menjadi sangat relevan untuk memahami bagaimana kebijakan-kebijakan yang efektif dapat dirumuskan dan

(5)

5 diimplementasikan oleh pemerintah guna mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun tujuan penulisan ini untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh model formulasi Kebijakan proses politik terhadap dinamika proses politik dalam sebuah negara?

2. Apa tantangan utama yang dihadapi dalam menerapkan model formulasi kebijakan proses politik tertentu dalam konteks kebijakan publik?

3. Bagaimana contoh penerapan model formulasi kebijakan dalam konteks proses politik nyata di Negara ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan ini untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh model formulasi Kebijakan proses politik terhadap dinamika proses politik dalam sebuah negara

2. Mengetahui tantangan utama yang dihadapi dalam menerapkan model formulasi kebijakan proses politik tertentu dalam konteks kebijakan publik 3. Mengetahui contoh penerapan model formulasi kebijakan dalam konteks

proses politik nyata di Negara

(6)

6 BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hubungan Model-Model Formulasi Kebijakan Dengan Proses Politik Dalam konteks pembuatan kebijakan, model formulasi kebijakan merupakan kerangka kerja yang digunakan oleh pembuat kebijakan untuk merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan kebijakan publik. Model formulasi kebijakan mempertimbangkan berbagai faktor yang memengaruhi proses pembuatan keputusan, termasuk dinamika politik yang terjadi di tingkat pemerintahan. Proses politik memainkan peran kunci dalam menentukan bagaimana kebijakan dibentuk, disusun, dan diimplementasikan. Dengan demikian, keterkaitan antara model formulasi kebijakan dan proses politik sangat penting untuk dipahami.

Berikut adalah beberapa model formulasi kebijakan yang sering digunakan dalam konteks proses politik:

1. Model Incrementalisme

Dalam model ini, perubahan kebijakan dianggap sebagai suatu proses yang berlangsung secara bertahap dan terakumulasi dari kebijakan sebelumnya. Hal ini sering terjadi dalam konteks politik di mana perubahan kebijakan yang signifikan sulit dicapai karena adanya resistensi dari kepentingan-kepentingan yang mapan. Proses politik dapat mempengaruhi model ini dengan menentukan arah

(7)

7 kebijakan incrementalisme, berdasarkan negosiasi politik dan dinamika kekuatan antara pemangku kepentingan.

2. Model Rasionalitas Terbatas:

Model ini menekankan pada keterbatasan informasi, waktu, dan sumber daya dalam proses pengambilan keputusan. Dalam konteks proses politik, faktor-faktor ini sering dipengaruhi oleh persaingan politik, kepentingan kelompok, dan tekanan masyarakat. Proses politik dapat memengaruhi model rasionalitas terbatas dengan menyediakan atau membatasi akses terhadap informasi yang relevan, mengarahkan perhatian para pembuat kebijakan pada isu- isu tertentu, atau mempengaruhi alokasi sumber daya untuk penelitian dan analisis.

3. Model Analisis Kelembagaan

Model ini menekankan peran institusi-institusi dalam proses pembuatan kebijakan. Proses politik, seperti pemilihan umum, pembentukan koalisi, dan pengambilan keputusan di lembaga- lembaga pemerintah, memiliki dampak signifikan terhadap bagaimana institusi-institusi tersebut membentuk, menerapkan, dan mengevaluasi kebijakan. Faktor-faktor politik seperti perbedaan ideologi, kekuatan partai politik, dan dinamika hubungan antara lembaga-lembaga pemerintah dapat mempengaruhi model analisis kelembagaan.

(8)

8 4. Model Pendekatan Pemecahan Masalah

Dalam model ini, proses pembuatan kebijakan dipandang sebagai suatu usaha untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah- masalah spesifik yang dihadapi oleh masyarakat atau pemerintah.

Proses politik memainkan peran dalam menentukan prioritas masalah yang dipilih untuk diberikan perhatian oleh pembuat kebijakan, serta cara-cara yang dipilih untuk mengatasi masalah tersebut. Dinamika politik, termasuk persepsi publik dan tekanan dari kelompok kepentingan, dapat memengaruhi pengidentifikasian dan penyelesaian masalah dalam model ini.

Keterkaitan antara model-model formulasi kebijakan dan proses politik menunjukkan bahwa proses pembuatan kebijakan tidak terlepas dari konteks politik yang ada. Faktor-faktor seperti kekuatan politik, persaingan kepentingan, dinamika institusional, dan tekanan masyarakat memainkan peran penting dalam menentukan bagaimana kebijakan dibuat, disusun, dan diimplementasikan. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang hubungan antara model formulasi kebijakan dan proses politik sangat penting bagi para pembuat kebijakan dalam merancang kebijakan yang efektif dan dapat diterima secara politis.

2.2 Contoh Penerapan Model Formulasi Kebijakan Dalam Konteks Proses Politik Nyata

Contoh penerapan model-model formulasi kebijakan dalam konteks politik nyata:

(9)

9 1. Kebijakan Pendidikan di Negara A: Pembuat kebijakan menggunakan model Rational Comprehensive dengan melakukan analisis mendalam terhadap berbagai strategi pendidikan, seperti peningkatan kualitas guru, pengembangan kurikulum, dan akses pendidikan bagi semua lapisan masyarakat. Setelah evaluasi yang komprehensif, dipilihlah kebijakan peningkatan kualitas guru melalui program pelatihan dan pengembangan profesional yang berkelanjutan.

2. Kebijakan Lingkungan di Negara B: Dalam konteks ini, kelompok- kelompok lingkungan menggunakan Model Group Politics untuk mempengaruhi pembuat kebijakan dalam mengeluarkan regulasi yang lebih ketat terhadap industri yang mencemari lingkungan. Melalui aksi advokasi, penelitian ilmiah, dan kampanye publik, mereka berhasil memperjuangkan kebijakan yang membatasi emisi industri dan mendorong penggunaan energi terbarukan.

3. Kebijakan Ekonomi di Negara C: Elit bisnis dan politik menggunakan Model Elite Theory untuk mempengaruhi pembuat kebijakan dalam merumuskan kebijakan ekonomi yang menguntungkan kepentingan mereka. Mereka dapat mendorong pengurangan pajak bagi korporasi besar atau kebijakan deregulasi untuk memfasilitasi investasi, dengan mengabaikan kepentingan masyarakat luas atau keseimbangan ekonomi yang adil.

(10)

10 Dengan memahami dan menerapkan model-model formulasi kebijakan dalam konteks proses politik, pembuat kebijakan dapat lebih memahami dinamika politik yang mempengaruhi pembuatan kebijakan serta mengambil langkah- langkah yang lebih efektif dalam mencapai tujuan kebijakan yang diinginkan.

2.3 Tantangan Penerapan Model Formulasi Kebijakan Dalam Konteks Proses Politik

Menerapkan model formulasi kebijakan dalam konteks kebijakan publik dapat melibatkan sejumlah tantangan yang kompleks dan bervariasi. Beberapa tantangan utama yang dihadapi dalam proses politik tertentu termasuk:

1. Persaingan kepentingan Proses formulasi kebijakan sering kali melibatkan berbagai pihak yang memiliki kepentingan yang berbeda. Tantangan utama dalam hal ini adalah menemukan keseimbangan antara kepentingan yang beragam tersebut sehingga kebijakan yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan semua pihak yang terlibat.

2. Keterbatasan sumber daya Pembuatan kebijakan sering kali terbatas oleh ketersediaan sumber daya, baik itu dalam hal anggaran, personil, atau waktu. Tantangan ini dapat mempengaruhi proses formulasi kebijakan dengan membatasi kemampuan untuk melakukan analisis yang mendalam, mengumpulkan data yang diperlukan, atau melibatkan pemangku kepentingan secara menyeluruh.

3. Perubahan politik Perubahan politik, seperti pergantian pemerintahan atau pergeseran kekuatan politik, dapat mempengaruhi proses formulasi

(11)

11 kebijakan dan mengubah prioritas kebijakan. Tantangan ini dapat menyebabkan ketidakpastian dan instabilitas dalam proses formulasi kebijakan, serta mengganggu kelancaran implementasi kebijakan yang telah direncanakan sebelumnya.

4. Kompleksitas masalah Banyak masalah yang dihadapi dalam konteks kebijakan publik sangat kompleks dan multidimensi, seperti perubahan iklim, kemiskinan, atau kesehatan masyarakat. Tantangan dalam menghadapi kompleksitas masalah ini termasuk kesulitan dalam memahami penyebab yang mendasarinya, mengidentifikasi solusi yang efektif, dan merancang kebijakan yang dapat mengatasi berbagai aspek dari masalah tersebut.

5. Resistensi terhadap perubahan Tantangan lainnya dalam menerapkan model formulasi kebijakan adalah resistensi terhadap perubahan dari pihak- pihak yang mungkin akan terpengaruh oleh kebijakan tersebut. Resistensi ini dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk kelompok kepentingan yang memiliki keuntungan dari status quo, atau individu yang merasa tidak puas dengan perubahan yang diusulkan.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, penting bagi pembuat kebijakan untuk mengadopsi pendekatan yang holistik dan berorientasi pada bukti dalam proses formulasi kebijakan, serta melibatkan pemangku kepentingan secara aktif dalam seluruh tahapan proses. Dengan demikian, kebijakan yang dihasilkan memiliki dasar yang kuat, dukungan yang luas, dan dapat memberikan dampak

(12)

12 yang signifikan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam masyarakat.

(13)

13 BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada makalah ini sebagai berikut :

1. Model formulasi kebijakan proses politik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dinamika proses politik dalam sebuah negara. Berbagai model formulasi kebijakan, seperti model partisipatif, model otoritatif, dan model konsensual, dapat memberikan dampak yang berbeda terhadap proses politik, termasuk dalam hal pembuatan kebijakan, implementasi, dan evaluasi.

2. Tantangan utama yang dihadapi dalam menerapkan model formulasi kebijakan proses politik tertentu dalam konteks kebijakan publik meliputi:

Ketidakstabilan politik: Perubahan pemerintahan atau konflik politik dapat mengganggu proses formulasi kebijakan dan menghambat implementasi kebijakan yang telah direncanakan.

Ketidaksetaraan partisipasi: Model formulasi kebijakan tertentu mungkin tidak memungkinkan partisipasi yang merata dari semua pihak yang terlibat, sehingga menyebabkan ketidakadilan dalam proses pengambilan keputusan.

Keterbatasan sumber daya: Terbatasnya sumber daya manusia, keuangan, dan infrastruktur dapat menjadi hambatan dalam menerapkan model formulasi kebijakan tertentu, terutama dalam negara-negara berkembang.

(14)

14

Resistensi terhadap perubahan: Beberapa kelompok mungkin memiliki kepentingan atau kekuatan politik yang besar dan menolak perubahan kebijakan yang dapat mengancam posisi atau keuntungan mereka.

Dengan memahami pengaruh model formulasi kebijakan proses politik dan mengidentifikasi tantangan utama yang dihadapi dalam menerapkannya, pemangku kepentingan dapat memperbaiki strategi formulasi kebijakan dan meningkatkan efektivitas kebijakan publik.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu dengan segala kerendahan hati dan jiwa besar, penulis mengharapkan kritikan, saran, ataupun masukan yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini dan makalah selanjutnya. Akhirnya penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama teman-teman mahasiswa pada umumnya dan Bapak/Ibu dosen pada khususnya.

(15)

15 DAFTAR PUSTAKA

Aspinall, E., & Fealy, G. (Eds.). (2003). Local Power and Politics in Indonesia:

Decentralisation & Democratisation. Institute of Southeast Asian Studies.

Hadiz, V. R., & Robison, R. (2013). Reorganising Power in Indonesia: The Politics of Oligarchy in an Age of Markets. Routledge.

Kusuma, S. A. (2017). Demokrasi Indonesia: Menuju Pemahaman yang Lebih Baik. Kepustakaan Populer Gramedia.

Liddle, R. W. (2010). Leaders, Factions, and Parties: The Structure of Indonesian Politics. Equinox Publishing.

McLeod, R. H., & MacIntyre, A. (Eds.). (2019). Indonesia’s Changing Political Economy: Governing the Roads. Cambridge University Press.

Robison, R. (2018). The Indonesian Path to Development: Reforming Economic Governance. Cambridge University Press.

Roesli, U. (2003). Dinamika Sistem Politik Indonesia: Partisipasi, Perilaku, dan Konflik. PT Gramedia Pustaka Utama.

Suryadinata, L. (Ed.). (2018). Political Developments in Contemporary Indonesia:

Progress, Problems and Prospects. Institute of Southeast Asian Studies.

Tan, K. P. (2016). Governing Globalisation in Southeast Asia: Governance, Political Economy and Politics of Regionalism. Springer.

Wahid, A., & Sunaryo, B. (2005). Indonesia: Di Tepi Perubahan. Wahid Institute.

Referensi

Dokumen terkait

a) Pembuat keputusan tidak meneliti secara komprehensif semua alternatif hanya memusatkan pada kebijakan yang berbeda secara inkremental (berbeda sedikit) dengan

permasalahan publik, formulasi kebijakan dari permasalahan publik, proses pembuatan dan analisis serta proses penentuan prioritas kebijakan publik.... HASIL

memihak kepentingan masyarakat, misal kebijakan pembuatan fasilitas umum tetapi dalam kebijakan tersebut tidak mencantumkan pasal tentang ganti rugi tanah masyarakat yang

MODEL INCREMENTAL Model incremental menggambarkan pembuatan keputusan kebijakan publik adalah sebagai suatu proses politis yang ditandai dengan tawar menawar dan kompromi untuk

Peran analisis kebijakan muncul di setiap tahap siklus kebijakan: • Penetapan agenda kebijakan agenda setting, dengan menentukan masalah publik apa yang akan diselesaikan; •

v LEMBAR PENGESAHAN Skripsi diajukan oleh : Nama : Wisnu Tri Wibowo NIM : 1810413084 Program Studi : Ilmu Politik Judul Skripsi : Peran Aktor Dalam Formulasi Kebijakan MAMI PAPI

Wisnu Tri Wibowo, 2023 111 PERAN AKTOR DALAM FORMULASI KEBIJAKAN MAMI PAPI MALL MINI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PARUNG UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Dokumen ini membahas tentang peran sistem sosial, ideologi, politik, dan media dalam mempengaruhi kebijakan