07 November 2023
Jayapura 1
2 Penulis tertarik melakukan penelitian dengan latar belakang di
atas dikarenakan banyak sekali kasus barang konsumen yang rusak dalam pengiriman bahkan sampai dengan barang konsumen yang hilang, sehingga penulis ingin meneliti bagaimana perlindungan hukum terhadap konsumen yang dilakukan pihak ekspedisi terhadap barang yang hilang atau rusak dikarenakan kesalahan dari pihak ekspedisi itu sendiri.
Menurut Kitab Undang - Undang Hukum Perdata Pasal 1313 menyatakan bahwa suatu persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih, yang menurut penulis peraturan tersebut seperti peraturan perusahaan ekspedisi dimana konsumen harus menyetujui ketentuan perusahaan ekspedisi untuk dapat dikirimkannya barang milik konsumen.
Sedangkan dalam Kitab Undang - Undang Hukum Dagang Pasal 87 memaparkan bahwa ekspeditur harus menjamin pengiriman dengan rapi dan secepatnya atas barang - barang dagangan dan barang - barang yang telah diterimanya untuk itu, dengan mengindahkan segala sarana yang dapat diambilnya untuk menjamin pengiriman yang baik. Selanjutnya, dalam Kitab Undang - Undang Hukum Dagang Pasal 88 Ekspeditur harus menanggung kerusakan atau kehilangan barang - barang dagangan dan barang - barang sesudah pengirimannyayang disebabkan oleh kesalahan atau keteledorannya.
Perlindungan Hukum bagi Konsumen Pengguna Jasa Pengiriman Barang Pos Indonesia di Wilayah Kota Semarang
Pertanggung Jawaban dan Penegakkan Hukum atas Hilangnya barang kiriman Konsumen
3
• Hornby:
“ Konsumen (consumer) adalah seseorang yang membeli barang atau menggunakan jasa”
“Seseorang atau suatu perusahaan yang membeli barang tertentu atau menggunakan jasa tertentu”
“Sesuatu atau Seseorang yang menggunakan suatu persediaan atau sejumlah barang”
“Setiap orang yang menggunakan barang atau jasa”
• Black’s Law Dictionary:
“One who consumers, individuals who purchase, use, maintain and dispose of product and services” artinya:
“seseorang yang mengkonsumsi, individu yang membeli,
menggunakan, memelihara dan menggunakan/ menghabis dari
produk dan jasa”
Konsumen yang menggunakan barang/ jasa untuk keperluan komersial (intermediate consumer, intermediate buyer, derived buyer, consumer of industrial market)
Konsumen yang menggunakan barang/ jasa
untuk keperluan diri sendiri/ keluarga/ non
komersial ( Ultimate consumer, Ultimate buyer,
end user, final consumer, consumer of the
consumer market)
SETIAP ORANG PERSEORANGAN ATAU BADAN HUKUM, BAIK YANG BERBENTUK BADAN HUKUM MAUPUN
BUKAN BADAN HUKUM YANG DIDIRIKAN DAN
BERKEDUDUKAN ATAU MELAKUKAN KEGIATAN DALAM WILAYAH HUKUM NEGARA REPUBLIK INDONESIA, BAIK
SENDIRI MAUPUN BERSAMA-SAMA MELALUI
PERJANJIAN MENYELENGGARAKAN KEGIATAN USAHA DALAM BERBAGAI BIDANG EKONOMI.
6
JASA ADALAH SETIAP LAYANAN YANG BERBENTUK PEKERJAAN ATAU PRESTASI YANG DISEDIAKAN BAGI MASYARAKAT UNTUK DIMANFAATKAN KONSUMEN.
7
BARANG ADALAH SETIAP BENDA BAIK
BERWUJUD MAUPUN TIDAK BERWUJUD, BAIK
BERGERAK MAUPUN TIDAK BERGERAK, DAPAT
DIHABISKAN MAUPUN TIDAK DAPAT DIHABISKAN,
YANG DAPAT UNTUK DIPERDAGANGKAN,
DIPAKAI, DIPERGUNAKAN, ATAU DIMANFAATKAN
OLEH KONSUMEN.
SEGALA UPAYA YANG MENJAMIN ADANYA KEPASTIAN HUKUM UNTUK MEMBERI PERLINDUNGAN KEPADA KONSUMEN
8
UUD 1945
Hukum Konsumen menurut Mochtar Kusumaatmaja adalah:
◦ “ Keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan dan masalah antara berbagai pihak satu sama lain berkaitan dengan barang dan/ atau jasa konsumen di dalam pergaulan hidup.”
Hukum Perlindungan Konsumen adalah:
◦ “ Keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur dan melindungi konsumen dalam hubungan dan masalahnya dengan para penyedia barang dan/
atau jasa konsumen”.
Kesimpulan:
◦ Hukum konsumen pada pokoknya lebih berperan dalam hubungan dan masalah konsumen yang kondisi para pihaknya berimbang dalam kedudukan sosial ekonomi, daya saing maupun tingkat pendidikannya.
◦ Hukum Perlindungan Konsumen dibutuhkan apabila kondisi pihak-pihak
yang mengadakan hubungan hukum atau bermasalah itu dalam
masyarkat tidak seimbang.
Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.
Perlindungan terhadap konsumen dipandang secara material maupun formal makin terasa sangat penting, mengingat makin lajunya ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan motor penggerak bagi produktivitas dan efisiensi produsen atas barang dan jasa yang dihasilkannya dalam rangka mencapai sasaran usaha .
10
PT Pos Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa kurir, logistik, dan transaksi keuangan.
Layanan yang ditawarkan oleh Pos Indonesia saat ini sangat beragam. Pos Indonesia kini tidak hanya melayani pengiriman surat dan paket, namun juga menawarkan layanan berupa jasa pengiriman logistik, jasa keuangan yang memudahkan pelanggan untuk melakukan beberapa akses transaksi misalnya pembayaran tagihan rekening listrik, PDAM, pajak, bahkan pelanggan bisa melakukan transaksi layanan perbankan dengan bank yang telah bekerjasama dengan Pos Indonesia melalui Kantor Pos terdekat. Hal ini memberikan kemudahan bagi pelanggan agar pelanggan dapat melakukan beberapa transaksi dalam satu tempat.
11
Dalam hukum perdata, ketentuan mengenai perjanjian ekspedisi dapat ditemukan dalam Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata). Pasal ini menyatakan bahwa perjanjian adalah suatu perbuatan di mana satu orang atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang atau lebih .
Sedangkan dalam hukum dagang, ketentuan mengenai ekspeditur dan perjanjian ekspedisi dapat ditemukan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).
Pasal 86 KUHD menyatakan bahwa ekspeditur adalah seseorang yang pekerjaannya menyelenggarakan pengangkutan barang-barang dagangan dan barang-barang lain di darat atau di perairan. Pasal 87 KUHD menyatakan bahwa ekspeditur bertanggung jawab terhadap barang-barang yang telah diserahkan oleh pengirim untuk menyelenggarakan pengiriman dengan rapi dan menjaga keselamatan barang tersebut .
Dalam hal perlindungan hukum bagi konsumen pengguna jasa pengiriman barang PT Pos Indonesia, ketentuan hukum yang relevan adalah Pasal 28 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos. Pasal ini menyatakan bahwa pengguna layanan pos berhak mendapatkan ganti rugi atas kerugian atau kerusakan barang yang terjadi dalam pengiriman .
12
PT. Pos Indonesia memiliki tanggung jawab untuk memastikan pengiriman barang yang aman dan tepat waktu kepada konsumen. Apabila terjadi kerugian atau kerusakan pada barang, PT. Pos Indonesia bertanggung jawab dan memberikan kompensasi kepada konsumen yang terkena dampak. Akuntabilitas ini didukung oleh ketentuan Pasal 28 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos, yang menyatakan bahwa pengguna layanan pos berhak mendapatkan ganti rugi atas kerugian atau kerusakan barang mereka
13
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan : Yuridis Sosiologis
Dimana metode pendekatan ini melihat sesuatu kenyataan hukum di dalam masyarakat. Alasan digunakannya penekanan tersebut dikarenakan kasus ini berkaitan dengan peraturan dan penerapannya dalam praktek atau kenyataannya.
14
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perlindungan hukum preventif dan kuratif bagi konsumen yang menggunakan jasa PT. Pos Indonesia di wilayah Kota Semarang, berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. PT. Pos Indonesia memberikan perlindungan hukum preventif dengan menerapkan regulasi dan prosedur untuk memastikan pengiriman barang yang aman dan tepat waktu. Mereka juga memberikan perlindungan hukum kuratif dengan bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan barang yang disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan mereka sendiri
15
TERIMAKASIH
16