LAPORAN PRAKTIKUM
LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA I
Materi:
Dinamika Pengosongan Tangki Oleh:
KELOMPOK 28
Vera Meliana Pasaribu (121280134)
Eykhel Sykhles Tarigan (121280135) Elvi Agustina Sianturi (121280136)
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA SUB-JURUSAN TEKNIK PROSES HAYATI JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 2023
ABSTRAK
DAFTAR ISI
Table of Contents
ABSTRAK... i
DAFTAR ISI... ii
DAFTAR TABEL...iii
DAFTAR GAMBAR...iv
BAB I PENDAHULUAN...1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...2
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN...3
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...4
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...5
DAFTAR PUSTAKA... 6
LAMPIRAN A Data Literatur...7
LAMPIRAN B Perhitungan...8
LAMPIRAN C Data Mentah...9
LAMPIRAN D Dokumentasi dan MSDS...10
LAMPIRAN E Risk Assessmen...11
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang
Kenaikan titik didih terjadi karena adanya interaksi antara zat terlarut yang ditambahkan ke dalam suatu pelarut yang mengakibatkan penurunan tekanan uap pelarut. Sehingga kenaikan titik didih termasuk dalam fenomena fisika karena terjadi ketika zat terlarut ditambahkan ke dalam suatu pelarut. Bertambahnya titik didih larutan relatif terhadap titik didih pelarut murninya. Kenaikan titik didih larutan bergantung pada jenis zat terlarut, konsentrasi larutan, serta elektrolit atau non elektrolit zat terlarut. Ketika suhu dan tekanan uap larutan sama dengan tekanan uap pelarut murninya disebut titik didih larutan. Sedangkan berkurangnya titik beku suatu larutan relatif terhadap titik beku pelarut murninya disebut penurunan titik beku.
Sifat koligatif tidak bergantung pada interaksi antara molekul pelarut dan zat terlarut, tetapi bergantung pada jumlah atau konsentrasi zat terlarut yang larut pada suatu larutan. Pada konsentrasi yang sama jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit. Contoh peristiwa sederhana kenaikan titik didih yaitu saat merebus air. Dalam dunia industri penerapan kenaikan titik didih digunakan sebagai media untuk proses pemisahan seperti destilasi, penyulingan, dan sebagainya. Kenaikan titik didih penting untuk dipelajari dan meningkatkan pemahaman, karena dalam dunia industri banyak memerlukan energi, sehingga kenaikan titik didih juga berkaitan dengan pemakaian bahan bakar.
Dalam praktikum ini mengamati dan mengukur perubahan titik didih suatu pelarut ketika terdapat zat terlarut yang ditambahkan. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan berat molekul suatu zat dengan metode kenaikan titik didih. Dalam metode ini praktikan dapat memperoleh data mengenai kenaikan titik didih dan kemudian menganalisisnya.
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan berat molekul suatu zat dengan metode kenaikan titik didih
1.3 Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan Kenaikan titik didih ini yaitu sebagai berikut:
1. Praktikan dapat melakukan percobaan mengenai materi kenaikan titik didih 2. Praktikan mengetahui pengaruh jenis zat terlarut terhadap kenaikan titik didih 3. Praktikan mengetahui hubungan konsentrasi larutan dengan
kenaikan titik didih
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sifat Koligatif Larutan
Sifat koligatif adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dalam larutan Sifat koligatif larutan terdiri atas 2 jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan non elektrolit. Sifat koligatif larutan non elektrolit lebih ren. dah daripada sifat koligatif larutan elektrolit Hal itu disebab kan zat terlarut dalam larutan elektrolit bertambe jumlahnya karena terurai menjadi ion-ion sesuai dengan hal-hal tersebut (Rusdiani, et al. 2017).
Bila zat non elektrolit dimasukkan ke dalam pelarut mumi, maka akan inengubah sifat-sifat larutan tersebut. Perubahan tersebut meliputi penurunan titik beku, kenaikan titik didih, penuruhan tekanan uap dan menimbulkan tekanan osmosis.
Apabila Suatu senyawa non elektrolit terlarut di dalam pelarut, sifat-sifat pelarut inurni berubah dengan adanya zat terlarut. Sifat-sifat fleka seperti titik didih, titik beku, tekanan uap berbeda dengan pelarut muri Adanya perubahan ini bergantung pada jumlah partitel-partikel pelarut yang terdapat di dalam larutan. Jumlah Partikel terlarut sebenarnya sebanding dengan berat jenis larutan. nya, maka akan terdapat hubungan jika berat jenis bertam. bah maka akan menurunkan titik beku dan kenaikan titik didih dari pelarut murninya (Multazam, 2016).
2.2 Kenaikan Titik Didih
Kenaikan titik didih merupakan sebuah peristiwa dimana titik didih sebuah caitan akan menjadi lebih tinggi ketika dilarut. kan sebuah senyawa lain kedalamnya. Sebuah larutan memiliki title didih yang lebih tinggi dibandingkan sebuah pelarut murni. Hal ini terjadi ketika sebuah zat terlarut on volatile, seperti ga- rain, ditambahkan dalam pelarut murni seperti air. Kenaikan titik didih merupakan sifat koligatif yang mana bergantung pada jumlah partikel terlarut bukan dari jenis senyawanya hal tersebut merupakan pengaruh dari terlarutnya sebuah zat pada pelarut peristiwa ini terjadi pada
semua larutan dengan semua jenis zat terlarut bahkan dalam larutan ideal sekalipun dan tidak bergantung pada interaksi antara salute solvent (Tofinas dan Faizal, 2013).
Rentang dari kenaikan titik didih dapat dihitung dengan menggunakan clausius clayperon relation dan Raoult's law, dengan asumsi bahwa zat terlarut (salute) bersifat non volatil untuk larutan ideal yang encer didapatkan bahwa batasan dari larutan dengan persamaan:
∆ TB=Kb . m … … … . … … … .(1) Keterangan:
∆Tb= Kenaikan Titik didih
Kb= Tetapan Kenaikan titik didih molal m= Molalitas zat terlarut
Harga KB dapat diketahui jika massa m zat terlarut diketahui jadi dari penentuan titik didih pelarut murni dan kenaikan titik didih larutan yang diketahui konsentrasinya dapat ditentukan berat molekul zat terlarut (modul kimia fisik dan koloid, 2023).
2.3 Faktor Van’t Hoff
Faktor Van’t adalah parameter untuk mengukur seberapa besar zat terlarut berpengaruh terhadap sifat koligatif (Penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan osmotik). Faktor Van’t Hoff dihitung dari besarnya konsentrasi sesungguhnya zat terlarut yang ada di dalam larutan dibanding dengan konsentrasi zat terlarut hasil perhitungan dari massanya. Untuk zat nonelektrolit adalah sama dengan jumlah ion yang terbentuk didalam larutan. Faktor Van’t Hoff secara teori dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
i=1+
(
(n−1)α)
… … … …..… … … … …(2) Dengan α adalah derajat ionisasi zat terlarut dan n jumlah ion yang terbentuk Ketika suatu zat berada di dalam larutan(Khismatik, 2020).2.4 Faktor yang Mempengaruhi Kenaikan Titik Didih Faktor yang mepengaruhi kenaikan didih anatara lain yaitu:
1. Jumlah zat terlarutnya, semakin banyak jumlah partikel terlarut maka semakin besar titik didih larutan tersebut
2. Tekanan uap, semakin besar tekanan uap maka semakin besar pula titik didih zat cair tersebut.
3. Konsentrasi (molal) dari zat yang terlarut, semakin besar konsentrasi maka semakin besar pula kenaikan titik didih zat cair tersebut (Purba, 2019).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu sebagai berikut:
1. Beaker Glass 50 ml dan 250 ml 2. Thermometer
3. Bunsen
4. Batang Pengaduk 5. Neraca Analitik 6. Kaca Arloji 7. Pemantik Api 8. Kaki Tiga 9. Kawat Kasa 3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu sebagai berikut:
1. NaCl 2. Gula Pasir 3. Senyawa X 4. Aquades
3.2 Diagram Alir Percobaan
3.2.1 Pengaruh Jenis Zat Terlarut Terhadap Kenaikan Titik Didih
Didih
Diagram Alir Pengaruh Jenis Zat Terhadap Kenaikan Titik 1
Gambar 3.
dibandingkan percobaan dan
Mencatat hasil kenaikan suhu dari setiap 1 gr dan air 60 ml
larutan NaCl sebanyak percobaan dengan
Mengulangi
ditunjukkan oleh thermometer konstan selang 2 menit sampai suhu yang Menghitung suhu air yang dipanaskan
Selesai
mengukur suhu dengan menggunakan termometer di atas pembakar bunsen sekaligus
Menaruh gelas kimia yang berisi air 50 ml
Menyiapkan alat dan bahan Mulai
3.2.2 Hubungan Konsentrasi Larutan Dengan Kenaikan Titik Didih
Kenaikan Titik Didih
Diagram Alir Hubungan Konsentrasi Larutan dengan Gambar 3.2
percobaan dan dibandingkan Mencatat hasil kenaikan suhu dari setiap
gr dan air 60 ml 1
larutan NaCl sebanyak percobaan dengan
Mengulangi
thermometer konstan ditunjukkan oleh
selang 2 menit sampai suhu yang Menghitung suhu larutan yang dipanaskan
Selesai
dengan menggunakan thermometer pembakar bunsen sekaligus mengukur suhu
gula (air 50 ml + gula pasir 0,5 gr) di atas Menaruh gelas kimia yang berisi larutan
Menyiapkan alat dan bahan Mulai
3.2.3 Hubungan Konsentrasi Larutan Dengan Senyawa X Dengan Kenaikan Titik Didih
X dengan Kenaikan Titik Didih
Diagram Alir Hubungan Konsentrasi Larutan Senyawa
Gambar 3.3
dan dibandingkan percobaan
Mencatat hasil kenaikan suhu dari setiap ditunjukkan oleh thermometer konstan
selang 2 menit sampai suhu yang Menghitung suhu air yang dipanaskan
Selesai
menggunakan thermometer sekaligus mengukur suhu dengan
gr di atas pembakar bunsen 1
senyawa x
Menaruh gelas kimia yang berisi air 50 ml + Menyiapkan alat dan bahan
Mulai
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Pengaruh Jenis Zat Terlarut Terhadap Kenaikan Titik Didih a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Menaruh gelas kimia yang berisi air 50 ml di atas pembakar bunsen sekaligus mengukur suhu dengan menggunakan termometer.
c. Menghitung suhu air yang dipanaskan selang 2 menit, sampai suhu yang ditunjukkan oleh termometer konstan.
d. Mengulang percobaan dengan memanaskan larutan NaCl (air 50 ml + NaCl 1 gr) dan larutan air (air 50 ml + air 50 ml).
e. Mencatat hasil kenaikan suhu dari setiap percobaan dan dibandingkan.
3.3.2 Hubungan Konsentrasi Larutan Dengan Kenaikan Titik Didih a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Menaruh gelas kimia yang berisi larutan gula (air 50 ml + gula pasir 0,5 gr) di atas pembakar bunsen sekaligus mengukur suhu dengan menggunakan termometer.
c. Menghitung suhu air yang dipanaskan selang 2 menit, sampai suhu yang ditunjukkan oleh termometer konstan.
d. Mengulang percobaan dengan memanaskan larutan gula (air 50 ml + gula 1 gr) dan larutan gula (air 50 ml + gula 1,5 gr).
e. Mencatat hasil kenaikan suhu dari setiap percobaan dan dibandingkan.
3.3.3 Hubungan Konsentrasi Larutan Dengan Senyawa X Dengan Kenaikan Titik Didih
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Menaruh gelas kimia yang berisi larutan air 50 ml + senyawa x 1 gr di atas pembakar bunsen sekaligus mengukur suhu dengan menggunakan termometer.
c. Menghitung suhu air yang dipanaskan selang 2 menit, sampai suhu yang ditunjukkan oleh termometer konstan.
d. Mencatat hasil kenaikan suhu dari setiap percobaan dan dibandingkan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A
Lembar Perhitungan dan Tabel Data A.1 Data Percobaan
Tabel A.1 Data Percobaan
No Waktu (Menit)
Suhu oC Air
50 mL
Air 50 mL + NaCl 1 g
Air 50 mL + Air 10
mL
Air 50 mL + Gula 0,5 g
Air 50 mL +
Gula 1 g
Air 50 mL +
Gula 1,5 g
Air 50 mL + senyawa
X 1 g
1 0 30 32 32 35 34 34 35
2 2 36 40 41 48 48 55 55
3 4 47 48 58 60 64 74 63
4 6 54 64 69 74 77 78 81
5 8 65 78 77 84 86 87 84
6 10 75 85 85 90 94 93 90
A.2 Perhitungan
● Kb Air : 0,52 ℃ kg/mol Mr air : 18 gr/mol
Tb° : 100 °C
● Mr NaCl : 58,5 gr/mol α NaCl : 1
n NaCl = 1 + 1 = 2 i NaCl = 1 + (n -1) α
= 1 + (2 -1) 1
= 2
● Mr gula pasir : 342 gr/mol
● Mr BaCl2 : gr/mol α BaCl2 : 1
n BaCl2 = 2 + 1 = 3 i BaCl2 = 1 + (n -1) α
= 1 + (3 -1) 1
= 3
Rumus kenaikan titik didih : ΔTb = m x kb x i ΔTb = m x kb ΔTb
i = 1 + ( n -1) α Tb = Tb + ΔTb
● Air 50 mL + NaCl 1 gr ΔTb = 1gr
58,5gr/mol x1000
50 x0,52x2
= 0,34 x 0,52 x 2
= 0,354 ℃ Tb = Tb + ΔTb⸰
= 100 + 0,354
= 100,354 ℃
● Air 50 mL + Gula pasir 0,5 gr ΔTb = 0,5gr
342gr/molx1000
50 x0,52
= 0,015 ℃ Tb = Tb + ΔTb⸰
= 100 + 0,015
= 100,015 ℃
● Air 50 mL + Gula pasir 1 gr
ΔTb = 1gr
342gr/mol x1000
50 x0,52
= 0,030 ℃ Tb = Tb + ΔTb⸰
= 100 + 0,030
= 100,030 ℃
● Air 50 mL + Gula pasir 1,5 gr ΔTb = 1,5gr
342gr/molx1000
50 x0,52
= 0,045 ℃ Tb = Tb + ΔTb⸰
= 100 + 0,045
= 100,045 ℃
● Air 50 mL + senyawa x 1 gr Tb = Tb + ΔTb ⸰ 100 = 100 + ΔTb ΔTb
= 0
Tb = Tb + ΔTb⸰
= 100 + 0
= 100 ℃
● Mencari Berat Molekul Relatif Senyawa x 1 gr pada percobaan, dimana senyawa x merupakan senyawa BaCl
ΔTb x 0,52 x α
0 x 0,52 x 3
Mr = 31,2 gr/mol
LAMPIRAN B Bukti Daftar Pustaka
Gambar B.1 Bukti Sitasi Rusdiani, 2017
Gambar B.2 Bukti Sitasi Khismatik, 2020
Gambar B.3 Bukti Sitasi Tofinas & Rakhmatullah, 2013
LAMPIRAN C Dokumentasi
Gambar C.1 Mengukur Suhu Awal
Gambar C.2 Pemanasan Menggunakan Bunsen
Gambar C.3 Mengukur Suhu Akhir
LAMPIRAN D Rangkuman MSDS
Tabel D.1 Rangkuman MSDS NaCl sodium chloride (NaCl)
Informasi bahan Nama kimia : sodium chloride Rumus molekul: NaCl
Kode produk : A 2019 No.CAS : 7647-14-5
Sifat fisik Berwarna putih
Bentuk : padatan Tidak memiliki bau
Sifat kimia PH : 4,6-7
Titik lebur : 801 Titik didih : 1.461 Tekanan uap: 1,8 Kpa Densitas : 2,17 g/cm pada 20 Penanggulangan bila terkena tubuh Kulit: bilas dengan air
Mata: bilas dengan air mengalir Penanggulangan bila terhirup/tertelan Terhirup :keluar ruangan dan hirup
udara segar
Tertelan : minum air mineral Penjelasan tentang warna dan level
pada bahan Warna: putih
Explosive :0 Flammable:0 Toxic : - Corrosive :0 Irritant : 0 Oxidizing :0 Healthy : 0 Reactivity : 0 Tabel D.2 Rangkuman MSDS Sukrosa sukrosa (gula pasir)
Informasi bahan Nama kimia : sukrosa
Rumus molekul: C12H22O11 Kode produk : A 2186
No.CAS : 57-50-1 No.HS : 17 8 19910
Sifat fisik Berwarna putih
Bentuk : padatan Tidak memiliki bau Memiliki rasa manis
Sifat kimia pH berkisar 7 pada 100 gr/100℃
Titik lebur 186℃
Penanggulangan bila terkena tubuh Kulit: bilas dengan air
Mata: bilas dengan air mengalir Penangulangan bila terhirup/tertelan Terhirup :keluar ruangan dan hirup
udara segar
Tertelan : minum air mineral Penjelasan tentang warna dan level pada
bahan Warna: putih
Explosive :0 Flammable:0 Toxic : 0 Corrosive :0 Irritant : 0 Oxidizing :0 Healthy : 0 Reactivity : 0
Tabel D.3 Rangkuman MSDS Aquades aquades (H2O)
Informasi bahan Nama kimia : aquades
Rumus molekul: (H2O) Kode produk : LC 26750 No.CAS : 7132-18-5 No.EI : 231-791-2
Sifat fisik Tidak berwarna
Bentuk : cair Tidak memiliki bau Tidak memiliki rasa Bersifat murni
Sifat kimia pH :7
Titik didih : 100℃
Titik lebur : 0℃
Temperatur kritis : 374,1 Tekanan kritis : 218,3 atm Densitas : 1 g/cm 25%
Penanggulangan bila terkena tubuh Kelarutan dalam air : larut sepenuhnya Kulit: bilas dengan air
Mata: bilas dengan air mengalir Penanggulangan bila terhirup/tumpah Terhirup : tidak ada
Tumpah : bersihkan dengan kain lap Penjelasan tentang warna dan level pada
bahan Warna: tidak ada
Explosive :0 Flammable:0 Toxic : 0 Corrosive :0 Irritant : 0
Tabel D.4 Rangkuman MSDS Senyawa X (BaCl2) Senyawa X (BaCl2)
Informasi bahan Nama kimia: Barium Chloride
Dihydrate
Kode produk : LC 26750 No.CAS : 7132-18-5 No.EI : 231-791-2 No. CAS : 10326-27-9 Kode HS : 2827 39 85 Kode Produk : A-2015 Merek : SMART-LAB
Sifat fisik Bentuk: Padat
Warna: Bening Bau: Tidak ada
Sifat kimia pH: 5,2-8,0
Densitas 3,86 g/cm3 pada 20 °C Penanggulangan bila terkena tubuh Apabila terkena kulit dan mata bilas
dengan air mengalir.
Penanggulangan bila terhirup/tertelan Jika tertelan segera minum susu sebagai penetralisir dan jika terhirup keluar ruangan dan hirup udara segar Penjelasan tentang warna dan level pada
bahan Warna: Bening
Health: 2 Reactivity: 0 Explosive: - Flamamable:0 Corrosive: - Irritant: - Oxidizing: 0 Toxic: -
LAMPIRAN E Risk Assessmen