• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Kenaikan Titik Didih

N/A
N/A
RC@I2I28OII6_Diana Rahmawati

Academic year: 2024

Membagikan " Laporan Praktikum Kenaikan Titik Didih"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK DAN KOLOID

Materi :

Modul 5 : Kenaikan Titik Didih Disusun Oleh :

KELOMPOK 10

Ramadhina Azzahra (121280029)

Nelson Alfares (121280090)

Tsalsabilla Nur Rezqia (121280097)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA SUB-JURUSAN TEKNIK PROSES HAYATI JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 2023

(2)
(3)

ABSTRAK

Pada kehidupan sehari-hari, kita sering melakukan proses pemanasan. Pemanasan yang biasa dilakukan ialah pemanasan air. Peristiwa mendidih pada pemanasan air terjadi apabila air mengalami kenaikan suhu sampai suhu yang tepat. Kenaikan titik didih sendiri terjadi saat keadaan cairan mendidih sehingga tekanan uap zat cair sama dengan tekanan eksternal yang dialami cairan.

Kenaikan titik didih dipengaruhi oleh jenis zat terlarut, konsentrasi larutan, serta elektrolit atau non elektrolit zat terlarut. Pada percobaan kenaikan titik didih kali ini bertujuan untuk menentukan berat molekul suatu zat dengan metode kenaikan titik didih. Dalam praktikum kenaikan titik didih ini, digunakan beberapa bahan dalam percobaan yaitu NaCl sebanyak 1 gram, gula pasir, senyawa X sebanyak 1 gram, serta aquadest. Ada tiga prosedur percobaan yang dilakukan pada praktikum kali ini yaitu pengaruh jenis zat terlarut terhadap kenaikan titik didih, hubungan konsentrasi larutan dengan kenaikan titik didih, dan hubungan konsentrasi senyawa X (BaCl2) dengan kenaikan titik didih.Kenaikan titik didih terjadi ketika titik didih larutan relatif terhadap titik didih pelarut murninya. Titik didih menjadi salah satu karakteristik yang dapat digunakan untuk memperkirakan seberapa besar kekuatan tarik-menarik molekul dalam suatu cairan. Kenaikan titik didih dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti jenis terlarut, konsentrasi larutan, dan apakah zat terlarut tersebut bersifat elektrolit atau non elektrolit.Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui berat molekul suatu zat dengan metode kenaikan titik didih. Francois M. van Raoult (1830-1901) Mempelajari sifat-sifat tekanan uap larutan yang mengandung zat pelarut yang bersifat non elektrolit. Bunyi hukum Rouf ini yaitu tekanan uap larutan ideal dipengaruhi oleh tekanan uap pelarut dan fraksi mol zat terlarutnya yang terkandung dalam larutan tersebut.. Pada praktikum ini didapatkan Tb air 50 ml sebesar 91℃ dan Tb air 50 ml + air 10 ml sebesar 82℃. Perbedaan temperatur ini dapat disebabkan karena temperatur yang belum mencapai titik didihnya, perbedaan volume juga mempengaruhi yakni dimana panas akan merambat lebih lama pada volume larutan yang lebih banyak. Temperatur antara air 50 ml + 1 gram NaCl dengan air 50 ml +1 gram gula lebih tinggi larutan campuran gula, hal ini bisa terjadi dikarenakan kesalahan saat membaca skala temperatur. bahwa kenaikan titik didih dipengaruhi oleh konsentrasi zat terlarutnya, dimana semakin tinggi atau banyak konsentrasi zat terlarut, maka akan mempengaruhi besarnya suhu untuk mencapai titik didih

Kata Kunci : Konsentrasi, Tekanan, Pelarut, Terlarut, Temperatur

(4)

ii DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 2

1.1 Latar Belakang ... 2

1.2 Tujuan ... 3

1.3 Manfaat ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Pengertian Titik Didih ... 4

2.2 Hukum Roult ... 4

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN ... 6

3.1 Alat dan Bahan ... 6

3.1.1 Alat ... 6

3.1.2 Bahan ... 6

3.2 Diagram Alir Percobaan ... 7

3.2.1 Pengaruh Jenis Zat Terlarut terhadap Kenaikan Titik Didih ... 7

3.2.3 Hubungan Kosentrasi Larutan dengan Kenaikan Titik Didih dengan Penambahan Senyawa X ... 9

3.3 Cara kerja ... 10

3.3.1 Pengaruh Zat Terlarut terhadap Kenaikan Titik Didih ... 10

3.3.2 Hubungan Konsenterasi Larutan dengan Kenaikan Titik Didih ... 10

3.3.3 Hubungan Konsentrasi Larutan dengan Senyawa X dengan Kenaikan Titik Didih ... 10

LAMPIRAN A ( PERHITUNGAN ) ... 13

LAMPIRAN B PERTANYAAN MODUL ... 16

LAMPIRAN C DOKUMENTASI ... 18

LAMPIRAN D MSDS ... 19

LAMPIRAN E RISK ASSISMENT ... 24

(5)

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Diagram Alir Pengaruh Jenis Zat Terlarut terhadap Kenaikan Titik

Didih ... 7

Gambar 3. 2 Diagram Alir Hubungan Konsentrasi Gula dengan Kenaikan Titik Didih ... 8

Gambar 3. 3 Diagram Alir Hubungan Konsentrasi Senyawa X dengan KenaikanTitik Didih ... 9

Gambar C. 1 observasi terhadap percobaan. ... 18

Gamabr C. 2 Pengolahan data percobaan ... 18

Gambar C. 3 alat dan bahan ... 18

(6)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Penambahan Aquades Sebelum Terjadinya Kekeruhan ... 11 Tabel A. 1 Data mentah ... Error! Bookmark not defined.

(7)

2 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses kenaikan suhu didih yang paling umum terjadi dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika kita merebus saat memasak namun dalam industri pengetahuan tentang kenaikan titik didih sangat penting untuk proses produksi bahan-bahan industri. Proses kenaikan titik didih digunakan dalam pembuatan atau pengolahan bahan yang akan diproses. Titik didih terjadi saat tekanan uap zat cair sama dengan tekanan eksternal yang dialami oleh cairan. Titik didih zat cair diukur pada tekanan 1 atmosfer.

Kenaikan titik didih sangat penting dalam industri dan banyak kegiatan industri yang menerapkan prinsip kenaikan titik didih ini, terutama untuk menghasilkan senyawa atau zat murni yang berbentuk kristal. Kenaikan titik didih terjadi ketika titik didih larutan relatif terhadap titik didih pelarut murninya. Distilasi dan penguapan adalah suatu proses pemisahan yang memanfaatkan kenaikan titik didih. Kenaikan titik didih digunakan dalam proses distilasi untuk memisahkan zat-zat melalui perbedaan titik didih.

Titik didih menjadi salah satu karakteristik yang dapat digunakan untuk memperkirakan seberapa besar kekuatan tarik-menarik molekul dalam suatu cairan. Kenaikan titik didih dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti jenis terlarut, konsentrasi larutan, dan apakah zat terlarut tersebut bersifat elektrolit atau non elektrolit. Cairan yang memiliki kekuatan tarik-menarik molekul yang tinggi akan memiliki titik didih yang lebih tinggi, sedangkan sebaliknya berlaku untuk cairan yang memiliki kekuatan tarik menarik molekul yang rendah.

Praktikum bertujuan untuk menentukan berat molekul suatu zat dengan menggunakan metode kenaikan titik didih mempelajari pengaruh jenis zat terlarut terhadap kenaikan titik didih, dan mengetahui hubungan antar konsentrasi larutan dengan kenaikan titik didih.

(8)

3 1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui berat molekul suatu zat dengan metode kenaikan titik didih

1.3 Manfaat

Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu :

1. setiap praktikum dapat mengetahui materi kenaikan titik didih 2. Setiap praktikum dapat melakukan praktikum kenaikan titik didih.

3. Titik setiap praktikum dapat mengetahui pengaruh yang mempengaruhi kenaikan titik didih suatu zat

(9)

4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Titik Didih

Pada tekanan dan temperatur udara standar (76 mmhg. 25°C) titik didih air sebesar 100°C. (Science, 2018). Pada kondisi standar inilah air di lautan air di lautan dari permukaan bumi tidak mendidih dan tidak menguap ke udara. Titik didih suatu zat adalah suhu yang tekanan uap jenuhnya sama dengan tekanan atas permukaan zat cair titik didih suatu cairan dipengaruhi oleh tekanan udara, artinya semakin besar tekanan udara maka semakin besar pula titik didih zat cair tersebut.

(Kamaludin, 2005).

Titik didih larutan perlawanan dengan penurunan titik beku suatu larutan.

Kenaikan titik didih yaitu fenomena yang terjadi untuk semua zat terlarut dalam larutan. Peningkatan titik didih terjadi ketika Zat terlarutnya adalah elektrolit.

Seperti garam maupun non elektrolit. Sebuah larutan memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada pelarut murninya. Hal ini dikarenakan ketika sebuah zat terlarut yang non elektrolit misalnya garam ditambahkan dengan pelarut murni seperti air.

(Liofial, 2013).

Secara tidak langsung titik didih dapat digunakan untuk memperkirakan kuatnya gaya tarik antar molekul cairan. Cairan yang gaya tarik molekulnya kuat, titik didihnya tinggi dan sebaiknya bisa gaya tarik antar molekulnya lemah.

Didihnya rendah titik-titik dengan adanya zat terlarut tekanan uap pelarut akan berkurang dan ini akan mengakibatkan kenaikan titik didih. Penurunan titik beku dan tekanan uap osmosis sifat-sifat ini biasanya disebut dengan koligatif larutan.

2.2 Hukum Roult

Francois M. van Raoult (1830-1901) Mempelajari sifat-sifat tekanan uap larutan yang mengandung zat pelarut yang bersifat non elektrolit. Bunyi hukum Rouf ini yaitu tekanan uap larutan ideal dipengaruhi oleh tekanan uap pelarut dan fraksi mol zat terlarutnya yang terkandung dalam larutan tersebut. Hasil eksperimen roll menunjukkan bahwa kenaikan titik didih larutan akan semakin besar apabila konsentrasi dari zat tertentu semakin besar titik didih akan semakin tinggi daripada titik didih pelarut murni. (Praktikum, 2015). Hal ini juga diikuti dengan penurunan

(10)

5

titik beku pelarut murni atau titik beku larutan apabila kecil. Didih pelarut. Rols menyederhanakan keadaan persamaan berikut.

∆𝑇𝑏 = 𝑀 × 𝑘𝑏………..…….(1) Dengan

∆ 𝑇𝑏 : Kenaikan Titik Didih M : Molaritas Larutan

kb : Ketetapan kenaikan titik didih molal (Rufiani, 2021).

∆ 𝑇𝑏 = 𝑚 . 𝑘𝑏. 𝑖……….………(2) Dengan

∆ 𝑇𝑏 : Kenaikan Titik Didih m : molal solute

kb : kenaikan titik didih pelarut i : Faktor van Hoff

Perubahan titik didih atau ∆ 𝑇𝑏 merupakan selisih dari titik didih dengan persamaan.

∆ 𝑇𝑏 = 𝑇𝑏 − 𝑇𝑏°……….………..(3) Hal yang mempengaruhi titik didih yaitu harga kb.

(11)

6 BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu : 1. Beaker Glass 50 ml dan 250 ml

2. Termometer 3. Bunsen

4. Batang pengaduk 5. Neraca analitik 6. Kaca arloji 7. Pemantik api 8. Kaki tiga 9. Kawat kasa

3.1.2 Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu : 1. NaCl

2. Gula Pasir 3. Senyawa X 4. Aquadest

(12)

7 3.2 Diagram Alir Percobaan

3.2.1 Pengaruh Jenis Zat Terlarut terhadap Kenaikan Titik Didih

Gambar 3. 1 Diagram Alir Pengaruh Jenis Zat Terlarut terhadap Kenaikan Titik Didih

Mulai

Menyiapkan alat dan bahan

Isi gelas kimia dengan air 50 mL

Taruh gelas kimia di atas pembakar bunsen

Hitung suhu selang 2 menit hingga suhu konstan

Ulangi dengan menggunakan NaCl sebanyak 1 gr dan air

60 mL

Catat hasil kenaikan suhu

Bandingkan

Selesai

(13)

8

3.2.2 Hubungan Konsesntrasi Larutan dengan Kenaikan Titik Didih

Gambar 3. 2 Diagram Alir Hubungan Konsentrasi Gula dengan Kenaikan Titik Didih

M u lai

Menyiapkan alat dan bahan

Isi gelas kimia dengan larutan gula (air 50 mL dan gula pasir 0,5 gr)

Taruh gelas kimia di atas pembakar bunsen

Hitung suhu selang 2 menit hingga suhu konstan

Ulangi dengan menggunakan NaCl sebanyak 1 dan 1,5 gr

dengan air 50 mL

Catat hasil kenaikan suhu

Bandingkan

Selesai

(14)

9

3.2.3 Hubungan Kosentrasi Larutan dengan Kenaikan Titik Didih dengan Penambahan Senyawa X

Gambar 3. 3 Diagram Alir Hubungan Konsentrasi Senyawa X dengan KenaikanTitik Didih

Mulai

Menyiapkan alat dan bahan

Isi gelas kimia dengan larutan (air 50 mL dan senyawa X 1 gr)

Taruh gelas kimia di atas pembakar bunsen

Hitung suhu selang 2 menit hingga suhu konstan

Catat hasil kenaikan suhu

Bandingkan

Selesai

(15)

10 3.3 Cara kerja

3.3.1 Pengaruh Zat Terlarut terhadap Kenaikan Titik Didih a. Menyiapkan alat dan bahan

b. Menaruh gelas kimia yang berisi air 50 ml di atas pembakar bunsen sekaligus mengukur suhu dengan menggunakan thermometer

c. Menghitung suhu air yang dipanaskan selang 2 menit, sampai suhuyang ditunjukkan oleh termometer konstan

d. Mengulang percobaan dengan memanaskan larutan NaCl (air 50 ml+

NaCl 1 g) dan larutan air (air 50 mL + air 10 mL)

e. Mencatat hasil kenaikan suhu dari setiap percobaan dan dibandingkan!

3.3.2 Hubungan Konsenterasi Larutan dengan Kenaikan Titik Didih a. Menyiapkan alat dan bahan

b. Menaruh gelas kimia yang berisi larutan gula ( air 50 mL + gula pasir 0,5 g) di atas pembakar bunsen sekaligus mengukur suhu dengan menggunakan thermometer

c. Menghitung suhu larutan yang dipanaskan selang 2 menit sampai suhu yang ditunjukkan oleh termometer konstan

d. Mengulang percobaan dengan memanasakn larutan gula (air 50ml +gula 1gr) dan larutan gula( air 50ml+ gula 1,5 gr)

e. Mencatat hasil kenaikan suhu dari setiap percobaan dan dibandingkan 3.3.3 Hubungan Konsentrasi Larutan dengan Senyawa X dengan Kenaikan Titik Didih

a. Menyiapkan alat dan bahan

b. Menaruh gelas kimia yang berisi larutan ( air 50 mL + senyawa X ) di atas pembakar bunsen sekaligus mengukur suhu dengan menggunakan thermometer

c. Menghitung suhu larutan yang dipanaskan selang 2 menit sampai suhu yang ditunjukkan oleh termometer konstan

d. Mencatat hasil kenaikan suhu dari setiap percobaan dan dibandingkan

(16)

11 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 4.1 Penambahan Aquades Sebelum Terjadinya Kekeruhan

No.

Larutan

TBo

Tbo (Percobaan) Tbo (Perhitungan)

1. Air 50 ml 91 -

2. Air 50 ml + Nacl 1 gr 94 94,3560

3. Air 50 ml + air 10 ml 82 -

4. Air 50 ml + Gula 0,5 g 92 92,01520

5. Air 50 ml + Gula 1 g 91 91,0304

6. Air 50 ml + Gula 1,5 g 90 90,0456 7. Air 50 ml + Senyawa X 1 g 91 91,2457

4.2 Pembahasan

Pada praktikum ini, dilakukan percobaan mengenai titik didih dengan memanaskan pelarut murni berupa air untuk mendapatkan nilai Tb0 dan larutan 1 gram NaCl; 0,5 gram gula; 1 gram gula; 1,5 gram gula dan 1 gram senyawa X berupa BaCl2. Setiap larutan akan dipanaskan selama 10 menit untuk mendapatkan titik didihnya. Kemudian akan dihitung titik didih berdasarkan banyaknya zat yang terlarut pada masingmasing larutan. Pada praktikum ini didapatkan Tb air 50 ml sebesar 91℃ dan Tb air 50 ml + air 10 ml sebesar 82℃. Perbedaan temperatur ini dapat disebabkan karena temperatur yang belum mencapai titik didihnya, perbedaan volume juga mempengaruhi yakni dimana panas akan merambat lebih lama pada volume larutan yang lebih banyak (Science, 2018), selain itu kesalahan dalam membaca skala termometer. Kedua zat ini merupakan pelarut murni tanpa ada zat apapun yang terlarut didalamnya, sehingga akan memiliki titik didih yang sama (Fredi, 2009)

Pada larutan air 50 ml +1 gram NaCl didapatkan temperatur larutan pada waktu 10 menit sebesar 94℃, sedangkan temperatur larutan gula pada massa yang

(17)

12

sama dengan NaCl selama 10 menit pemanasan didapatkan sebesar 91℃.

Temperatur antara air 50 ml + 1 gram NaCl dengan air 50 ml +1 gram gula lebih tinggi larutan campuran gula, hal ini bisa terjadi dikarenakan kesalahan saat membaca skala temperatur.

Seharusnya titik didih air 50 ml + 1 gram NaCl lebih tinggi dibandingkan dengan larutan campuran air 50 ml+1 gram gula, hal ini disebabkan karena Mr kedua zat yang digunakan berbeda dimana Mr dari gula lebih tinggi dibandingkan Mr NaCl sehingga molalitas NaCl lebih besar dibandingkan molalitas gula. Selain itu NaCl merupakan larutan elektrolit yang akan berpengaruh pada nilai Van’t Hoff dimana semakin tinggi faktor Van’t Hoff nya makan akan tinggi titik didihnya (Tofinal, 2013). Pemanasan juga dilakukan pada larutan gula 0,5 gr dan 1,5 gr. Dari ketiga variasi larutan gula (0,5; 1; 1,5 gr) didapatkan temperatur setelah pemanasan 10 menit sebesar berturut-turut 92℃,91℃ dan 90℃. Dari temperatur yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa kenaikan titik didih dipengaruhi oleh konsentrasi zat terlarutnya, dimana semakin tinggi atau banyak konsentrasi zat terlarut, maka akan mempengaruhi besarnya suhu untuk mencapai titik didih (Rakhmatullah, 2013).

Pada percobaan menggunakan 1 gr senyawa X berupa BaCl2 didapatkan temperatur setelah pemanasan 10 menit sebesar 91℃ dimana larutan BaCl2 merupakan larutan elektrolit. Jika dibandingkan dengan larutan elektrolit NaCl, perbedaan temperatur dapat terjadi karena temperatur yang belum mencapai titik didih dan kurang telitinya dalam membaca skala termometer. Perbedaan derajat ionisasi yang berpengaruh pada Faktor Van’t Hoff dan panas bunsen yang digunakan berbeda. Dari percobaan ini juga didapatkan Mr BaCl2 sebesar 5,2 dimana Mr BaCl2 seharusnya 127 g/mol. Hal ini terjadi karena disebabkan oleh titik didih yang tidak tercapai sehingga terjadi penyimpangan nilai ΔTb dan didapatkan nilai Mr yang tidak seharusnya (Laksono, 2014). Selain itu pada praktikum ini pemanasan dilakukan selama waktu 10 menit yang dimana larutan berkemungkinan belum mencapai titik didihnya.

(18)

13

LAMPIRAN A ( PERHITUNGAN ) A. 1 Data mentah

Tabel A. 1 Data mentah Suhu ℃

No Waktu

(Menit) Air 50 Ml

Air 50 Ml + NaCl 1 g

Air 50 Ml + Air 10 ml

Air 50 ml + Gula 0,5 g

Air 50 ml + Gula 1 g

Air 50 ml + Gula 1,5 g

Air 50 ml +

senyawa X 1 g

1 30 35 30 33 33 33 33 33

2 43 50 45 41 41 50 48 42

3 55 70 55 60 60 61 60 66

4 71 74 65 72 72 74 74 72

5 83 84 75 84 84 84 82 82

6 91 94 82 92 92 91 90 91

A. 2 Pengolahan data

∆𝑇𝑏 = 𝐾𝑏. 𝑚. 𝑖

∆𝑇𝑏 = 𝑔𝑟

𝑚𝑟.1000 𝑣 . 𝐾𝑏. 𝑖 Tb = Tb Murni + ∆𝑇𝑏

∆𝑇𝑏 = 𝑇𝑏 𝑀𝑢𝑟𝑛𝑖 + ∆𝑇𝑏 𝑖= 1 + (n-1).𝛼

Diketahui

Kb air = 0,52℃ kg/mol Tb Murni Pelarut =91℃

Mr Nacl = 58,44 gr/mol Mr gula = 342 gr/ mol

(19)

14 A. Air 50 ml + 1 gr NaCL

NaCl→ 𝑁𝑎+ + 𝐶𝑙 n = 2

𝑖 = 1 + (2 − 1) × 100%

i = 2

∆𝑇𝑏 = 1

58,44.1000

50 . 0,52 𝑥 2

∆𝑇𝑏 = 0,3560 ℃ 𝑇𝑏 = 94 + 0,3560 Tb = 94,3560

B. Air 50 ml + 0,5 gr Gula i = 1

∆𝑇𝑏 = 0,5

342.1000

50 . 0,52 𝑥 1

∆𝑇𝑏 = 0,0152°𝐶 𝑇𝑏 = 92 + 0,0152 𝑇𝑏 = 92,0152 °𝐶

C. Air 50 ml + 1 gr Gula i = 1

∆𝑇𝑏 = 1

342.1000

50 . 0,52 𝑥 1

∆Tb=0,0304 ℃ Tb=91+0,0304 Tb= 91,0304 ℃

D. Air 50 ml + 1,5 gr Gula i = 1

∆𝑇𝑏 = 1,5

342.1000

50 . 0,52 𝑥 1

∆Tb=0,0456 ℃ Tb=90 +0,0456

(20)

15 Tb= 90,0456 ℃

E. Air 50 ml + 1 gr senyawa X (BaCl2) Tb = 97 °𝐶

∆𝑇𝑏 = 𝑇𝑏 − 𝑇𝑏𝑜

∆𝑇𝑏 = 91 − 91

∆𝑇𝑏 = 0 ℃ 0 = 1

𝑀𝑟.1000

50 . 0,52 𝑥 1 𝑀𝑟 =1

2.1000

50 . 0,52 𝑥 1 Mr = 5,2

𝐵𝑎𝐶𝑙2 → 𝐵𝑎2+ + 2𝐶𝑙2 𝑛 = 3

𝑖 = 1 + (3 − 1) × 1 𝑖 = 3

(21)

16 LAMPIRAN B PERTANYAAN MODUL

1. Jelaskan teori sifat koligatif larutan ! Jawab :

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut,tetapi hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarutnya. Jadi, semakin banyak zat terlarut, maka sifat koligatif larutan akan semakin besar. Sifat koligatif sendiri merupakan sifat yang hanya memandang ”kuantitas” bukan

”kualitas”.

Klarifikasi sifat koligatif larutan : 1. Penurunan tekanan uap (∆P)

Penurunan tekanan uap adalah kejadian yang terjadi saat berbagai partikel yang adalah dalam zat cair akan semakin mudah menguap karena gaya tarik menarik antar molekul suatu larutan semakin lemah

Rumus : ∆P=Xt-P°

∆P =P°-P P =Xp-P°

2. Kenaikan titik didih (∆Tb)

Adalah suhu yang tetap dimana pada zat cair mendidih pada suhu tersebut.

Tekanan uap pada zat cair akan sama dengan tekanan udara di sekitar. Hal ini mengakibatkan adanya penguapan pada bagian zat cair

Rumus : ∆Tb =m . KB TB =100°+∆Tb 3. Penurunan titik beku (∆Tf)

Adalah suhu pada saat tekanan uap pada waktu cairan mempunyai kesamaan dengan tekanan uap pada zat padat. Dengan kata lain tidak beku dapat dikatakan ketika zat cair mengalami pembekuan.

(22)

17 Rumus : ∆Tf =m.kf

Tf =0°-∆Tf 4. Tekanan osmotik

Merupakan peristiwa dimana terjadi proses perpindahan suatu molekul yang terlarut antar larutan encer. Dimana perpindahan tersebut terjadi pada larutan yang kurang pekat ke larutan yang lebih pekat.

Rumus : π =M.R.

2 . Jelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi kenaikan titik didih ! a). Kemolalan Larutan

Semakin besar konsentrasi (molal) dari suatu larutan, maka kenaikan titik didih juga akan semakin besar.

b). Jenis Zat Terlarut

Pada zat elektrolit, terdapat Faktor Van’t Hoff. Persamaan kenaikan titik didih untuk larutan elektrolit adalah : ∆𝑇𝑏 = 𝑚 × 𝑘𝑏 × 𝑖. Sehingga, dalam konsentrasi yang sama, jenis zat yang terlarut mempengaruhi kenaikan titik didih suatu larutan. Karena titik didih larutan elektrolit lebih besar daripada titik didih larutan non-elektrolit.

c). Harga kb

Semakin tinggi harga kb, maka kenaikan titik didih suatu larutan juga akan semakin tinggi.

(23)

18

LAMPIRAN C DOKUMENTASI

Gambar C. 1 observasi terhadap percobaan.

Gamabr C. 2 Pengolahan data percobaan

Gambar C. 3 alat dan bahan

(24)

19

LAMPIRAN D MSDS

Nama Bahan : NaCl

Informasi Bahan Bahan Sinonim : SODIUM CHLORIDE Rumus Kimia : NaCl

Berat Molekul : 58.44 EC-No. : 231-598-3

Sifat Fisik Warna : Putih

Bentuk : Padat

Sifat Kimia pH : 4,5 - 7,0

pada 100 g/l 20 °C Titik lebur : 801 °C

Titik didih/rentang didih : 1.461 °C pada 1.013 hPa Penanggulangan yang dilakukan

apabila terkena tubuh

Kulit : bilas dengan air banyak

Mata : bilas dengan air mengalir, lepas lensa kontak Mulut (tertelan) : beri air minum (paling banyak 2 gelas)

Penanggulanganyang dilakukan apabila tumpah dan

terhirup/terbakar

Tidak mudah terbakar

Penjelasan tentang warna dan levelpada bahan

Warna : Tidak Berwarna Level Bahan

Flammabality : 0 Health :1 Reactivity : 0 Corrosive : 0 Irritan : 0 Oxidizing : 0

Nama Bahan : Gula pasir (sukrosa)

(25)

20

Informasi Bahan Bahan Sinonim : Sukrosa Rumus Kimia : C12H22O11 Berat Molekul : 342.30 g/mol No. CAS : 57-50-1 EC-No : 200 334 9

Sifat Fisik Bentuk : padat

Warna : keputihputihan Bau : tak berbau

Sifat Kimia pH kira-kira 7 pada 100 g/l 20 °C Titik didih/rentang didih 169 - 170 °C Kelarutan dalam air pada 20 °C larut Penanggulangan yang dilakukan

apabila terkena tubuh

Kulit : bilas dengan air banyak

Mata : lepas lensa kontak, kemudian bilas dengan air mengalir

Mulut : minum air putih (paling banyak 2 gelas) Penanggulanganyang dilakukan

apabila tumpah dan terhirup/terbakar

Tidak mudah terbakar

Penjelasan tentang warna dan levelpada bahan

Warna : Tidak Berwarna Level Bahan : Flammabality : 0

Health : 0 Reactivity : 0 Corrosive : 0 Irritan : 0 Oxidizing : 0

Nama Bahan : Senyawa x (MgCl2)

(26)

21

Informasi Bahan Bahan Sinonim : MAGNESIUM KLORIDA

HEXAHIDRAT

Rumus Kimia : MgCl2. 6 H2 O Berat Molekul : 203.30 g/mol No. CAS : 7791-18-6

Sifat Fisik Bentuk : padat

Warna : putih

Bau : tidak berbau

Sifat Kimia pH 4,5 - 7,0 pada 50 g/l 20 °C

Titik lebur kira-kira 117 °C (penguraian) Kelarutan dalam air 545,7 g/l pada 20 °C Penanggulangan yang dilakukan

apabila terkena tubuh

Bilaslah dengan air banyak dan apabila keadaan makin parah silahkan hubungi dokter

Penanggulanganyang dilakukan apabila tumpah dan

terhirup/terbakar

Apabila terhirup,segera hirup udara segar jika nafas berheti berilah napas buatan berikan oksigen jika mungkin, dan jika tertelan beri air minum (paling banyak 2 gelas)

Penjelasan tentang warna dan levelpada bahan

Warna : Tidak Berwarna Level Bahan : Flammabality : 0

Health : 0 Reactivity : 0 Corrosive : 0 Irritan : 0 Oxidizing : 0

Nama Bahan : Aquades

(27)

22

Informasi Bahan Nama Kimia : Aquades

Rumus Molekul : H2O Kode Produk : A-1078 No CAS : 7732-18-5 No HS : 2853-90-10 No EC : 231-791-2

Sifat Fisik • Tidak Berwarna (Bening)

• Tidak Berbau

• Tidak Memiliki Rasa

• Bersifat Murni Sifat Kimia Ph : 7 (netral)

Titik Lebur : 0°C Titik Didih : 100°C

Temperatur Kritis : 374,1°C Tekanan Kritis : 218,3 atm Kelarutan Dalam Air : larut sepenuhnya

Penanggulangan yang dilakukan apabila terkena tubuh

Kulit : Tanggalkan segera semua pakaian yang terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Segera panggil dokter.

Mata : bilaslah dengan air yang banyak.

Segera hubungi dokter mata.

Lepaskan lensa kontak.

Penanggulangan yang dilakukan apabila tumpah dan terhirup/terbakar

Terhirup : Tidak ada Tertelan : Tidak ada Tumpah : Tidak ada Penjelasan tentang warna dan level pada

bahan

Warna : Tidak Berwarna Level Bahan : Explosive

: 0

Flammable : 0

(28)

23

Toxic : 0 Corrosive : 0 Irritant : 0 Oxidizing : 0 Health : 0 Reactivity : 0 Fire : 0

(29)

24 LAMPIRAN E RISK ASSISMENT

(30)

25

(31)

26

(32)

27

(33)

28

(34)

29

(35)

30

Gambar

Gambar 3. 1 Diagram Alir Pengaruh Jenis Zat Terlarut  terhadap Kenaikan Titik  Didih
Gambar 3. 2 Diagram Alir Hubungan Konsentrasi Gula  dengan Kenaikan Titik  Didih
Gambar 3. 3 Diagram Alir Hubungan Konsentrasi  Senyawa X dengan  KenaikanTitik Didih
Tabel 4.1 Penambahan Aquades Sebelum Terjadinya Kekeruhan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dihasilkan Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan ke- naikan titik didih larutan yang telah divalidasi oleh ahli dan dilakukan revisi, maka dilakukan uji

MENENTUKAN KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN SERTA PENURUNAN TITIK BEKU

Tujuan : Mengamati titik didih zat pelarut (air) dan pengaruh zat terlarut pada titik didih larutan, serta menentukan nilai kenaikan titik

Perbedaan titik leleh antara senyawa-senyawa pada golongan yang sama dapat dijelaskan dengan perbedaan elektronegativitas unsur- unsur pembentuk senyawa tersebut.. Jika

Pada setiap suhu, suatu larutan memiliki tekanan uap yang lebih rendah daripada pelarut murninya, akibatnya suatu larutan akan memiliki titik didih yang lebih tinggi dari

Jika zat padat yang diamati tidak murni, maka akan terjadi penyimpangan dari titik leleh senyawa murninya yang berupa penurunan titik leleh dan perluasan range titik

Dalam percobaan ini hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan teori yang ada, hal ini disebabkan pengaruh tekanan terhadap titik didih ( tekanan yang