Kerangka Pengambilan Keputusan
Masarra Albaqiatussalihat Universitas Negeri Padang
Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak―This article aims to explain how to develop decisions from the elements contained in the decision making framework. This is done so that someone is not wrong in setting decisions both now and in the future that can make a loss. The methodology used to arrange this article is Systematic Literature Review (SLR). From the results the decision-making framework is to determine the situation, determine factors, choosean alternative from several alternatives, assess options that can produce benefits for organization by developing elements in decision making.
keywords―decision making
I. PENDAHULUAN
Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif. Pengambilan keputusan sebagai kelanjutan dari cara pemecahan masalah memiliki fungsi sebagai pangkal atau permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah secara individual dan secara kelompok baik secara institusional maupun secara organisasional. Proses pengambilan keputusan itu terdiri dari serangkaian langkah yang rasional, maka rasionalitas itu tidak bisa tidak harus didasarkan pada suatu kerangka konseptual yang mantap. Alasan kuat untuk mengatakan demikian ialah bahwa dengan adanya kerangka konseptual yang mantap, maka akan langkah penting yang seharusnya diambil tetapi tidak diambil, karena terlupakan atau terabaikan. Oleh karena itu, penulis bermaksud membuat artikel ini agar dengan adanya kerangka konseptual yang mantap, akan mencegah seorang pengambil keputusan bertindak tergesa-gesa, suatu tindakan yang sangat mungkin akan disesalinya kemudian.
II. METODE
Artikel ini disusun dengan metode Systematic Literature Review (SLR), yaitu dengan terlebih dahulu mengumpulkan bahan-bahan kajian terkai pengambilan keputusan baik berupa buku, artikel dan sumber lainnya. Setelah bahan kajian dikumpulkan, selanjutnya bahan tersebut diteliti dan dipelajari, kemudian penulis berusaha menyimpulkan sebuah pengetahuan baru hasil dari analisis terhadap kajian tersebut.
III. KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN Bagian ini merupakan bagian inti dari penulisan arikel.
Karena bagian ini memuat bahan kajian dan pembahasan teori yang diteliti mengenai pengambilan keputusan.
A Pengertian Pengambilan Keputusan.
Pengambilan keputusan adalah pekerjaan sehari-hari dari manajemen. Seorang eksekutif, manajer, kepala bagian, direktur, presiden, rektor, dekan, dan pejabat apapun,
kehidupan mereka dalam organisasi selalu bergumul dengan keputusan. Sebagian waktu mereka harus dicurahkan pada penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan.
Berikut ini beberapa pendapat ahli mengenai pengertian pembuatan keputusan atau pengambilan keputusan.
1. Handoko (1998), pembuatan keputusan didefenisikan sebagai penentuan kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
2. Usman (2009), pengambilan keputusan ialah proses memilih sejumlah alternatif.
3. Salusu (2006), Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi. Proses itu untuk menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi.
Dari beberapa pendapat ahli di atas, ada beberapa kata kunci yang perlu diperhatikan:
1. Ada permasalahan 2. Proses pemilihan alternatif
3. Pencapaian tujuan (penyelesaian masalah) B Proses Membuat Keputusan Rasional
Seorang manajer dalam membuat keputusan selalu dihadapi dengan beberapa alternative pilihan. Membuat keputusan membutuhkan proses yang harus dilalui. Seorang manajer yang rasional harus mempertimbangkan hal-hal sbb:
1. Seberapa komplit dan sempurna informasi mengenai sesuatu
2. Dapatkah mendefinisikan masalah dan tidak pusing dengan hambatan yang terjadi.
3. Mengetahui semua kemungkinan alternative.
4. Dapat secara tepat menghitung dan memilih alternative dengan nilai penerimaan paling tinggi.
C Pentingnya Kerangka Konseptual
Adanya kerangka konseptual yang mantap juga sangat penting artinya apabila terasa dan terlihat adanya tekanan untuk segera mengambil keputusan. Pada kesempatan demikian yang mungkin diperlukan adalah tersedianya cukup waktu untuk digunakan untuk memikirkan secara tenang tentang hakikat masalah yang dihadapi dan faktor-faktor yang menimbulkannya., serta dampak dari berbagai alternative yang mungkin ditempuh. Singkatnya, adanya kerangka konseptual yang mantap, akan mencegah seorang pengambil keputusan bertindak tergesa-gesa, suatu tindakan yang sangat mungkin akan disesalinya kemudian.
Kerangka konseptual yang mantap akan menambah keyakinan dalam diri pengambilan keputusan yang bersangkutuan, bahwa situasi memutuskan didekati hati-hati dan dengan cara berfikir yang logis. Dengan kerangka demikian, perhatian yang lebih besar akan secara tepat tertuju kepada penilaian berbagai penilaian yang tersedia beserta semua implikasinya, terlepas dari pendekatan yang digunakan untuk mengenali situasi problematic yang dihadapi.
Kerangka konseptual yang mantap juga akan sangat membantu seorang manajer untuk menentukan skala prioritas kerjanya, disamping meningkatkan kemampuannya untuk menentukan situasi problematic mana yang akan diserahkan kepada orang lain seperti kepada para bawahannya untuk diselesaikan. Tidak kurang pentingnya untuk di perhatikan ialah, dengan adanya skala prioritas yang jelas, seorang manajer akan mampu bertindak dengan ebih efektif denga jaminan keberhasian yang lebih besar, sebab manajer yang bersangkutan, mempunyai cukup waktu untuk menjelakan sifat dan jenis keputusan yang diambilnya kepada para pelaksana. Penjelasan demikian sangat penting karena denga pemahaman yang tepat para pelaksana akan mempunyai keterkaitan yang lebih besar untuk melaksanakan keputusan dengan sebaik-baiknya.
Akan tetapi dengan segala pemanfaatan tersebut pun, perlu di ingat bahwa adanya kerangka konseptual yang mantap itu bukan lah panacea bagi penanggulangan situasi problematic yang dihadapi. Kerangka konseptual tidak pula sebagai pengganti kebutuhan untuk bertindak. Di samping itu kerangka konseptual tidak dimaksudkan untuk mengganti peranan yang secara wajar dapat dimainkan oleh akal sehat, buah pikiran, pembuktian atau analisis yang bersifat kuantitatif. Juga bukan pengganti kepemimpinan yang efektif.
Kerangka konseptual tidak lebih dan tidak kurang dari suatu alat bantu yang penting artinya. Kerangka konseptual tidak pernah dimaksudkan untuk digunakan secara kurang teliti.
Artinya kerangka konseptual jangan sampai membatasi cara berfikir seorang manajer karena dalam menghadapi situasi problematic, seseorang tetap memerlukan pendekatan yang kreatif dan inovatif dibarengi oleh analisis yang andal.
Kerangka konseptual tidak dimaksudkan untuk mempersempit ruang gerak seoran manajer, melainkan memperluasnya, baik dalam arti perluasan wawasan maupun dalam arti peningkatan kemampuan bertindak.
D Pendekatan Kerangka Konseptual Dalam Pengambilan Keputusan Menurut Para Ahli.
Para ahli berusaha untuk mengembangkan berbagai pendekatan dalam menciptakan suatu kerangkan konseptual dalam pengambilan keputusan mulai dari kerangka yang hanya terdiri ari beberapalangkah yang sederhana ke kerangka yang terdiri dari komponen-komponen yang rumit. Tidak ada rumus yang pasti yang dapat dijasikan pegangan mutlak tentang kapan kerangka seerhana digunakan dan kapan pula kerangka yang sebaiknya digunakan.
Kerangka yang paling sederahana hanya terdiri dari empat langkah yang sekuensial, yaitu:
1. Menemukan situasi yang memerlukan suatu keputusan.
2. Menemukan faktor-faktor diperlukannya suatu tindakan tertentu.
3. Memilih satu diantara berbagai alternative yang tersedia.
4. Menilai pilihan-pilihan yang pernah dibuat dimas lalu untuk mengetahui pilihan mana yang membuahkan hasil yang paling menguntungkan bagi organisasi.
Kerangka konseptual demikian sangat berguna dan memadai dalam mengambil tindakan memutuskan untuk mengatasi situasi problematk yang sederahan, repetitive dan rutin.
Kerangka yang lebih rumit tetapi tidak terlalu sukar untuk dipahami dan dilaksanakan melibatkan delapan langkah berikut ini:
No .
Langkah-langkah Penjelasan 1.
Pemantauan Keadaan
Seorang manajer bertanggungjawab untuk mematau secara terus- menerus keadaan yang mempengaruhi tindakannya sebagai seorang manajer, yang bersifat intern dan ekstern, terutama situasi lingkungan yang mempunyai dampak tertentu terhadap jalannya roda organisasi yang dipimpinnya.
2.
Medefinisikan Situasi Problematik
yang Dihadapi.
Situasi problematic yang dihadapi itu antara lain mencakup:
a. Gejala-gejala penyimpangan yang ada.
b. Faktor-faktor penyebab timbulnya situasi yang tidak diinginkan, baik yang sifatnya simptomatis maupun generis.
c. Sifat situasi problematic itu apakah termasuk kategori urgen atau penting.
d. Batas-batas situasi problematic yang hendak diatasi.
Definisi situasi problematic secara tepat akan
memungkinkan diambilnya langkah-langkah
mengatasinya secara tepat.
3. Spesifikasi Sasaran yang ingin Dicapai.
Yang perlu ditempuh adalah menjabarkan sebaik
mungkin sasaran apa yang ingin dicapai dengan diambilnya suatu keputusan tertentu, hasil-hasil apa yang ingin dicapai dengan diambilnya suatu keputusan tertentu, hasil-hasil apa yang diharapkan, penghalang apa yang mungkin timbul, dan resiko apa yang mungkin harus dihadapi.
4.
Melakukan Diagnosa yang tepat.
Apabila sebuah organisasi menghadapi situasi problematic yang tidak diinginkan ia di tuntut untuk melakukan diagnose yang tepat mengapa situasi problematic yang tidak di inginkan itu timbul dengan berusaha mengidentifikasi faktor-faktor penybabnya.
Diperlukan kemampuan analaisis agar identifikasi faktor-faktor penyebab itu tidak hanya tepat akan tetapi juga tuntas.
5. Mengembangkan
Alternative Tindakan atau Jalan Keluar
yang mungkin Ditempuh.
Usaha untuk mencari dan menemukan untuk berbagai alternative mengatasi situasi problematic yang dihadapi itu
6.
Menetapkan Metodolgi dan Kriteria Penilaian
Alternative.
Metodelogi dan kriteria yang digunakan tidak hanya bersifat teknis saja, akan tetapi juga harus
mempertimbangkan faktor- faktor yang sifatnya tidak teknis. Ini berarti bahwa teori dari berbagai disiplin ilmu perlu pula
dimanfaatkan.
Misalnya apabila suatu perusahaan yang bergerak dalam pencarian minyak dilepas pantai ingin ikut tender yang diadaakan oleh perusahaan minyak dan gas bumi nasional suatu Negara.
Keputusan untuk turut atau tidak dalam tender demikian tidak semata-mata di dasarkan atas kemampuan teknis perusahaan yang bersangkutan untuk mencari dan menambang minyak dan gas bumi dilepas pantai akan tetapi juga didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang menyangkut.
7. Menentukan Adanya peringkat yang
Peringkat Sasaran yang ingin Dicapai.
tepat tidak hanya penting dalam pembatasan jumlah alternative yang ingin diciptakan, akan tetapi juga dalam keterbukaan melakuakan pendekatan dalam usaha mencari dan menemukan alternative- alternatifbaru apabila alternative yang ada di pandang kurang memadai.
8.
Keterbukaan terhadap Kemungkinan adanya Alternative
Baru.
Keterbukaan terhadap ide baru dapat ditumbuhkan dan dikembangkan dengan menggunakan berbagai teknik dan cara seperti diskusi terbuka, brainstromin, dsb.
Usaha mencari alternatef baru dapat pula dilakukan dengan efektif apabila serangkaian pertanyaan dirasakan perlu ditnayakan disusun dengan baik.
Langkah yang dapat ditempuh dalam usaha mencari alternative baru adalah dengan menyusun secara rapi daftar ide yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai pertemuan, diskusi, rapat dan yang sejenisnya, yang dilakukan khusus untuk maksud tersebut.
E. Unsur-unsur Dalam Pengambilan Keputusan.
Agar pengambilan keputusan lebih terarah, maka perlu diketahui unsur-unsur dari pengambilan keputusan tersebut, antara lain yaitu :
1. Tujuan dari pengambilan keputusan
Misalnya jika anda membeli mobil baru, maka anda harus mengetahui lebih dahulu tujuannya. Biasanya tujuan yang umun adalah tujuan yang bersifat ekonomis.
2. Identifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah
Untuk mengadakan identifikasi alternatif-alternatif yang akan digunakan, perlu kiranya membuat daftar macam-macam tindakan yang memungkinkan untuk mengadakan pilihan.
3. Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya/ diluar jangkauan manusia Yang dimaksud kejadian diluar jangkauan manusia adalah peristiwa yang dapat dibayangkan manusia sebelumnya, namun manusia tidak sanggup atau kurang berdaya untuk mengatasinya. Misalnya keputusan membeli mobil baru itu
perlu dikaitkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan seperti pembelian bensin karena hal itu akan berpengaruh terhadap penghematan bagi pemakaian kendaraan tersebut. Untuk itu anda harus mengidentifikasi kemungkinan harga bensin nantinya akan naik sebagai peristiwa diluar jangkauan manusia.
4. Sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu pengambilan keputusan
Selanjutnya alternatif-alternatif keputusan dan peristiwa di luar jangkauan manusia itu perlu dirinci dengan menggunakan sarana/ alat untuk mengukur yang akan diperoleh atau pengeluaran yang perlu dilakukan dari setiap kombinasi alternatif keputusan dan peristiwa di luar jangkauan manusia itu. Jadi apabila kita memiliki 3 atau 4 alternatif peristiwa di luar jangkauan manusia maka kita perlu menetapkan dimana setiap alternatif dapat menghasilkan satu hasil yang dikaitkan dengan 4 kemungkinan peristiwa diluar jangkauan manusia.
Sementara itu, George R. Terry menyebutkan 5 dasar (basis) dalam pengambilan keputusan, yaitu: (1) intuisi; (2) pengalaman; (3) fakta; (4) wewenang; dan (5) rasional.
1. Intuisi.
Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi adalah pengambilan keputusan yang berdasarkan perasaan yang sifatnya subyektif. Dalam pengambilan keputusan berdasarkan intusi ini, meski waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif pendek, tetapi keputusan yang dihasilkan seringkali relatif kurang baik karena seringkali mengabaikan dasar-dasar pertimbangan lainnya.
2. Pengalaman.
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena dengan pengalaman yang dimiliki seseorang, maka dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung-ruginya dan baik- buruknya keputusan yang akan dihasilkan.
3. Wewenang.
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya, atau oleh orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Hasil keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama dan memiliki otentisitas (otentik), tetapi dapat menimbulkan sifat rutinitas, mengasosiasikan dengan praktek diktatorial dan sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat menimbulkan kekaburan
4. Fakta.
Pengambilan keputusan berdasarkan data dan fakta empiris dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, tingkat kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
5. Rasional.
Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasio, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan dan konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan.
Pengambilan keputusan secara rasional ini berlaku sepenuhnya dalam keadaan yang ideal. Pada pengambilan keputusan secara rasional terdapat beberapa hal sebagai berikut:
a) Kejelasan masalah: tidak ada keraguan dan kekaburan masalah.
b) Orientasi tujuan: kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai.
c) Pengetahuan alternatif: seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya.
d) Preferensi yang jelas: alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria.
e) Hasil maksimal: pemilihan alternatif terbaik berdasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan keputusan dengan membuat beberapa kerangka pengambilan keputusan yaitu menetukan situasi, menetukan faktor, memilih satu alternative dari beberapa alternative, menilai pilihan yang membuahkan keuntungan bagi organisasi dengan mengembangkan unsur- unsur dalam pengambilan keputusan.
Daftar Pustaka
Arahman. “Pengambilan Keputusan”. Desember 2014.
http://arahman-mp-fip
unj14.blogspot.com/2014/12/pengambilan-keputusan.html Academi Edu. “Makalah Pengambilan Keputusan”. 1712504.
https://www.academia.edu/17124504/Makalah_Pengambilan_
Keputusan
Siagian, S.P. 1988. Teori Dan Praktek Pengambilan Keputusan. Jakarta:Cv.Haji Masagung
Sudrajat, Akhmad. “Pengambilan Keputusan”. 16 Mei 2010.
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/05/16/
pengambilan-keputusan/