SKRIPSI
Disusun oleh:
MASITHOH EKAYANI 18.0305.0134
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2023
SKRIPSI
Disusun oleh:
MASITHOH EKAYANI 18.0305.0134
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG 2023
i
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada program studi pendidikan guru sekolah dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Magelang
Disusun oleh:
MASITHOH EKAYANI 18.0305.0134
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG 2023
ii
(BOLANG) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN (Penelitian Kuantitatif Di Kelas IV SD Purwosari Kabupaten Magelang)
Disusun Oleh:
Nama : Masithoh Ekayani NIM : 18.0305.0134
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi dalam rangka menyelesaikan studi pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Magelang
Diterima dan Disahkan oleh Penguji:
Hari : Jumat
Tanggal : 27 Januari 2023 Tim Penguji Skripsi:
1. Galih Istiningsih, M.Pd (Ketua) ………
2. Puji Rahmawati, M.Pd (Sekretaris) ………
3. Agrissto Bintang Aji Pradana, M.Pd (Anggota) ………
4. Kun Hisnan Hajron, M.Pd (Anggota) ………
Mengesahkan, Dekan FKIP
Arif Wiyat Purnanto, M.Pd NIP. 168808157
iv
Nama : Masithoh Ekayani
NPM : 18.0305.0134
Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Pengaruh Metode Pqrst Pengaruh Metode Pqrst (Preview, Question, Read, Summerize, Test) Berbantuan Bolang (Booklet Teka-Teki Silang) Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat merupakan hasil karya sendiri.
Apabila ternyata dikemudian hari diketahui adanya plagiasi atau penjiplakan terhadap karya orang lain, saya bersedia mempertanggungjawabkan sesuai dengan aturan yang berlaku dan bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan dan tata tertib di Universitas Muhammadiyah Magelang.
Pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tidak ada paksaan, untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Magelang, 25 Januari 2023 Yang membuat pernyataan,
Masithoh Ekayani 18.0305.0134
v
(QS. Al-Insyirah Ayat 5-6)
vi
\
Dengan seluruh rasa syukurku atas kehadirat Allah Rabbku, skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Bapak Maslan dan Ibu Musliyah, orang tuaku yang selalu menjadi
penyemangat utama dan
pendukungku dengan kasih sayang mereka.
2. Almamaterku tercinta, Prodi PGSD, FKIP, Unimma.
viii
Masithoh Ekayani
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh metode PQRST (Preview, Question, Read, Summerize, Test) berbantuan media Bolang (Booklet Teka-Teki Silang) terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV SDN Purwosari Secang Kabupaten Magelang.
Penelitian merupakan jenis penelitian pre eksperimen dengan model pre eksperimen one group pretest posttest. Subjek penelitian dipilih secara total sampling. Sampel penelitian merupakan siswa kelas IV SDN Purwosari yang berjumlah 20 siswa. Uji validasai instrumen menggunakan validasi ahli dan juga validasi empiris yang selanjutnya dianalisis menggunakan SPSS 25 melalui uji Pearson Correlation. Sedangkan uji reabilitas menggunakan rumus Cornbach’s Alpha. Analisis data menggunakan SPSS 25 for windows dengan uji paired sample t test.
Analisa data hasil pretest-posttest menunjukkan peningkatan nilai rata-rata dari 54,4 menjadi 61,1. Selain itu hasil analisis paired sample t test juga diperoleh probabilitas 0,017 atau kurang dari 0,05 Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa penerapan metode PQRST berbantuan media Bolang berpengaruh terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa.
Kata Kunci : Metode PQRST, membaca pemahaman, Bolang (Booklet Teka-Teki Silang)
ix
Masithoh Ekayani
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of the PQRST (Preview, Question, Read, Summerize, Test) method assisted by Bolang media (Booklet Crossword Puzzle) on the reading comprehension ability of fourth-grade students at SDN Purwosari Secang, Magelang Regency.
This research is a type of pre-experimental research with the model being one group pretest-posttest pre-experimental. Research subjects were selected by total sampling. The research sample was fourth-grade students at SDN Purwosari, totaling 20 students. The instrument validation test used an expert validator and empirical validation. Data analysis using SPSS 25 through the Pearson Correlation test. The reliability test uses the Cornbach’s Alpha formula. Data analysis used SPSS 25 for windows with paired sample t-test.
Based on the results of the analysis of the paired sample t-test with a probability of 0.017 or less than 0.05. In addition, there was an increase in the average score obtained in the pretest and posttest from 54.4 to 61.1. Therefore it can be concluded that the application of the PQRST method assisted by Bolang media has a positive effect on students' reading comprehension abilities.
Keywords: PQRST method, reading comprehension, Bolang (Booklet Teka-Teki Silang)
x
limpahan kasih dan karunia-Nya, sehingga penulis skripsi dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Metode Preview, Question, Read, Summary, Test (PQRST) Berbantuan Media Booklet Teka-Teki Silang (Bolang) Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Penulis skripsi sadar bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak skripsi ini tidak dapat terwujud. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis skripsi menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dr. Lilik Andriyani, SE., M.Si, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Magelang yang telah memberikan fasilitas untuk kelancaran kegiatan penelitian ini
2. Arif Wiyat Purnanto, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan fasilitas dan sarana sehingga studi saya dapat berjalan dengan lancar
3. Agrissto Bintang Aji Pradana, M.Pd selaku ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan Dosen Penguji I yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian
4. Galih Istiningsih, M.Pd. selaku dosen pembimbing I skripsi yang dengan sabar membimbing serta memberikan saran, arahan dan dorongan kepada penulis sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.
xi
dalam penyelesaian studi.
6. Kun Hisnan Hajron, M.Pd selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan dan saran yang sangat berarti guna kesempurnaan penulisan skripsi ini.
7. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Magelang yang telah membekali ilmu yang sangat berguna bagi penulis untuk menyelesaikan tugas akhir skripsi.
8. Kedua orangtua dan adik saya tercinta yang selalu menyayangi dan mendoakan untuk kebaikan saya.
9. Guru dan Siswa SDN Purwosari yang telah memberi bantuan mempelancar pengambilan data selama proses penelitian Tugas Akhir Skripsi ini.
10. Guru dan Siwa SDN Gondangrejo yang telah memberikan bantuan untuk pengambilan data selama proses penelitian Tugas Akhir Skripsi ini
11. Teman-teman angkatan 2018 yang selalu bekerjasama dan berbagi kebahagiaan selama perkuliahan.
12. Semua pihak yang telah membantu sehingga tugas akhir skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar.
13.Last but not least, I wanna thank me, I wanna thank me for believing in me, I wanna thank me for doing all this hard work, I wanna thank me for never quitting.
xii
Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, baik mahasiswa, dosen, maupun masyarakat.
Magelang, 25 Januari 2023 Penulis
Masithoh Ekayani
xiii
HALAMAN PERSETUJUAN...iii
HALAMAN PENGESAHAN...iv
LEMBAR PERNYATAAN...v
HALAMAN MOTTO...vi
HALAMAN PERSEMBAHAN...vii
ABSTRAK...viii
ABSTRACT...ix
KATA PENGANTAR...x
DAFTAR ISI...xiii
DAFTAR TABEL...xvi
DAFTAR GAMBAR...xvii
DAFTAR LAMPIRAN...xviii
BAB I...1
A. Latar Belakang...1
B. Identifikasi Masalah...6
C. Pembatasan Masalah...7
D. Rumusan Masalah...7
E. Tujuan Penelitian...8
F. Manfaat Penelitian...8
BAB II...10
A. Kajian Teori...10
1. Kemampuan Membaca Pemahaman...10
2. Tujuan Membaca Pemahaman...21
3. Faktor yang Mempengaruhi Membaca Pemahaman...22
4. Indikator Membaca Pemahaman...25
5. Metode Preview, Question, Read, Summarize and Test (PQRST)...27
6. Media Pembelajaran...38
xiii
D. Kerangka Pemikiran...56
E. Hipotesis Penelitian...58
BAB III...59
A. Desain Penelitian...59
B. Identifikasi Variabel...60
1. Variabel Terikat...60
2. Variabel Bebas...60
C. Definisi Operasional Variabel...60
1. Variabel Terikat Kemampuan Membaca Pemahaman...60
2. Variabel Bebas Metode PQRST Berbantuan Media Bolang (Booklet Teka-Teki Silang)...61
D. Subjek Penelitian...61
1. Populasi...61
2. Sampel...61
3. Teknik Sampling...62
E. Setting Penelitian...62
1. Tempat Penelitian...62
2. Waktu Penelitian...63
F. Metode Pengumpulan Data...64
G. Instrumen Penelitian...64
H. Validitas dan Reliabilitas Instrumen...65
1. Validitas Instrumen...65
2. Reliabilitas...70
3. Tingkat Kesukaran...70
4. Daya Pembeda...72
I. Prosedur Penelitian...74
1. Tahap Persiapan...74
2. Tahap Pelaksanaan...75
xiv
BAB IV...81
A. Hasil Penelitian...81
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian...81
2. Deskripsi hasil penelitian...86
3. Analisis Data...95
B. Pembahasan...97
BAB V...102
A. Simpulan...102
B. Saran...102
DAFTAR PUSTAKA...105
xv
Tabel 3. Kisi-Kisi Tes Siswa...65
Tabel 4. Hasil Validasi Instrumen dan Perangkat Pembelajaran...66
Tabel 5. Hasil Validasi Pretest...67
Tabel 6. Hasil Validasi Soal Posttest...68
Tabel 7. Hasil Uji Reabilitas...70
Tabel 8. Kriteria Daya Pembeda...72
Tabel 9. Hasil Uji Daya Beda Pretest...72
Tabel 10. Hasil Uji Daya Beda Posttest...73
Tabel 11. Hasil Pretest Siswa Kelas IV SDN Purwosari...86
Tabel 12. Deskriptif Statistik Kemampuan Membaca Pemahaman (Pretest)...87
Tabel 13. Distribusi Kemampuan Membaca Pemahamn (Pretest)...87
Tabel 14. Hasil Kemampuan Membaca Pemahaman (Posttest)...90
Tabel 15. Deskriptif Statistik Kemampuan Membaca Pemahaman (Posttest)...90
Tabel 16. Distribusi Kemampuan Membaca Pemahaman (Posttest)...91
Tabel 17. Hasil Uji Shapiro-Wilk Pretest-Posttest...95
Tabel 18. Hasil Uji Paired Sample T Test Pretest-Posttest...96
xvi
Gambar 2. Sampul Depan Bolang...47
Gambar 3. Teks Legenda Asal Muasal Daerah Magelang...48
Gambar 4. Permainan Teka-Teki Silang Pada Bolang...48
Gambar 5. Kerangka Pemikiran Penelitian...56
Gambar 6. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Pretest Posttest...71
Gambar 7. Presentase Perolehan Nilai Kemampuan Membaca Pemahaman (Pretest)...88
Gambar 8. Hasil Analisis Setiap Indikator Pretest...89
Gambar 9. Hasil Perolehan Nilai Kemampua Membaca Pemahaman (Posttest)..92
Gambar 10. Hasil Analisis Setiap Indikator Posttest...93
Gambar 11. Perbandingan Hasil Tes Pretest-Posttest...93
Gambar 12. Hasil Analisis Indikator Membaca Pemahaman...94
xvii
Lampiran 3 Berita Acara Ujian Skripsi...118
Lampiran 4 Lembar Validasi Silabus...121
Lampiran 5 Lembar Validasi RPP...123
Lampiran 6 Lembar Validasi LKS...126
Lampiran 7 Lembar Validasi Media...128
Lampiran 8 Silabus...131
Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran...134
Lampiran 10 Lembar Kerja Siswa...195
Lampiran 11 Media Bolang...212
Lampiran 12 Buku Bimbingan...219
Lampiran 13 Hasil Analisis SPSS...223
Lampiran 14 Validasi Pretest-Posttest...236
Lampiran 15 Hasil Pretest-Posttest...259
Lampiran 16 Dokumentasi...254
xviii
Membaca merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang sangat penting. Menurut Saleh[CITATION Taw14 \l 1033 ] membaca merupakan jalan menuju sukses. Kebanyakan orang yang berhasil atau sukses memiliki kegemaran membaca. Tidak hanya itu Lubis (Lubis, 2020:127) juga menyebutkan membaca dapat membantu mengembangkan pemikiran, menjernihkan cara bernalar, memperkaya pengetahuan, mempertajam ingatan serta pemahaman. Kebiasaan membaca dapat memicu timbulnya ide baru dari siswa sebagai generasi penerus bangsa.
Kemampuan membaca tidak sebatas membunyikan atau menyuarakan lambang-lambang tertulis saja, melainkan yang lebih penting ialah memahami makna yang terkandung dalam suatu bacaan. Ilmu atau pengetahuan akan diperoleh ketika memahami isi atau makna dari suatu bacaan. Kemampuan membaca pemahaman mulai diajarkan pada kelas III sekolah dasar setelah siswa memiliki kemampuan membaca permulaan yang diperoleh di kelas I dan II. Kemampuan membaca pemahaman bertujuan agar siswa mampu memahami, menafsirkan dan menghayati suatu bacaan.
Kemampuan membaca lanjut atau membaca pemahaman tidak didapatkan secara turun-temurun, melainkan dari proses latihan dan belajar secara tekun dan terus-menerus. Kegiatan pembelajaran membaca pemahaman yang diselenggarakan dengan baik akan mempengaruhi hasil belajar siswa di masa depan. Akhadiah dalam (Nabilah et al., 2019:10) juga menyebutkan bahwa
1
kegiatan pembelajaran membaca pemahaman yang dirancang dengan baik dan diselenggarakan dengan baik menjadikan siswa mendapatkan peningkatan kemampuan berbahasa, kemampuan bernalar, berkreativitas, dan penghayatan tentang nilai-nilai moral.
Kesulitan atau kendala dalam kemampuan membaca pemahaman dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Fitri &
Yulisna, 2019:26). Faktor internal ialah faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang meliputi motivasi, minat baca, penguasaan kosakata atau perbendaharaan kata, mental, bakat dan prestasi belajar. Westwood (Damastuti, 2015:4) menambahkan bahwa kemampuan penalaran, penggunaan strategi yang efektif untuk mengidentifikasi ide utama dan detail pendukung, serta pengetahuan struktur bacaan juga termasuk dalam faktor internal. Sedangkan faktor eksternal ialah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor eksternal meliputi model, metode maupun teknik pembelajaran, karakteristik guru, ketersediaan berbagai buku di sekolah, serta kurikulum.
Kesulitan maupun kendala baik dari faktor internal maupun eksternal juga dialami di SDN Purwosari Secang Kabupaten Magelang. Hal ini terlihat dari hasil observasi dan wawancara dengan wali kelas IV SDN Purwosari Secang Kabupaten Magelang. Pada ruang kelas IV SDN Purwosari Secang Kabupaten Magelang diketahui belum banyak media pembelajaran yang digunakan oleh guru khususnya dalam pembelajaran bahasa. Pojok baca yang berisi berbagai macam buku-buku sebagai sarana yang dapat menarik minat siswa untuk meningkatkan kemampuan membaca juga belum ada.
Dalam kegiatan pembelajaran, guru juga belum menggunakan metode yang dapat membangkitkan motivasi membaca siswa. Beberapa siswa bersikap malas ketika guru menugaskan siswa untuk membaca teks bacaan.
Beberapa siswa sibuk mengobrol dan terlihat kurang fokus pada saat proses membaca. Pada saat guru menginstruksikan siswa mengisi soal dengan batas waktu pengerjaan, sebagian besar siswa belum selesai menyelesaikan seluruh soal.
Faktor-faktor tersebut mengakibatkan rendahnya kemampuan membaca pemahaman yang dimiliki siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas IV SDN Purwosari Secang Kabupaten Magelang menunjukkan bahwa hanya 40% atau 8 dari 20 siswa yang memiliki kemampuan membaca pemahaman yang baik. Sisanya yaitu 60% atau 12 siswa memiliki kemampuan membaca yang kurang baik. Hal ini karena beberapa siswa kurang mampu memahami soal sehingga memberikan jawaban yang salah ketika dilakukan penilaian. Sebagian siswa juga masih bingung atau kesulitan jika harus menentukan kalimat utama dan kalimat penjelas dari suatu paragraf.
Rendahnya kemampuan membaca pemahaman, hambatan dan kendala dalam pembelajaran membaca pemahaman merupakan permasalahan yang harus segera diatasi. Kemampuan atau kemampuan membaca pemahaman siswa jika tidak dilatih atau dikembangkan maka siswa akan mengalami kesulitan dalam menyerap ilmu dan pengetahuan yang diberikan di masa
depan. Hal ini dapat merugikan generasi penerus bangsa dan mengakibatkan bangsa Indonesia tidak mampu bersaing dengan bangsa atau negara lain.
Upaya meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya dengan menerapkan metode pembelajaran yang tepat. Ketepatan memilih serta menggunakan metode dan teknik sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca pemahaman (Suandi & Putrayasa, 2013:3). Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman yaitu metode pembelajaran PQRST (Preview, Question, Read, Summerize, Test).
Metode PQRST merupakan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anisa Nabilah, dkk mengenai penerapan metode PQRST untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas III sekolah dasar (Nabilah et al., 2019).
Penelitian terserbut menunjukkan adanya peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa menjadi 86% yang sebelumnya hanya 18%. Budiawan M.A ( (Budiawan et al., 2020) juga melakukan penelitian mengenai metode PQRST untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas V sekolah dasar. Pada penelitian tersebut juga membuktikan adanya peningkatan nilai tes membaca pemahaman setelah menerapkan metode PQRST.
Selain metode pembelajaran, penggunaan media pembelajaran juga memegang peranan yang penting untuk meningkatkan minat dan semangat belajar siswa. Hamalik (Indriyani, 2019:17) mengemukakan bahwa
penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi serta rangsangan belajar, juga membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan yakni booklet.
Booklet dapat meningkatkan semangat membaca siswa karena memiliki beberapa kelebihan antara lain yaitu karena booklet merupakan media pembelajaran yang mudah digunakan, terdapat tulisan dan gambar yang menarik, dapat mengurangi mencatat penjelasan materi, selain itu isinya dapat dipelajari dengan mudah (Nisa, 2021:14). Hal ini didukung dengan berbagai penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan media pembelajaran ini.
Beberapa diantaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Tiurida Intika mengenai pengembangan media booklet sebagai sumber belajar di sekolah dasar. Penelitian lain juga dilakukan oleh Pratiwi, dkk (Pratiwi et al., 2022) mengenai pengembangan media booklet untuk meningkatkan pemahaman pada siswa kelas 3 sekolah dasar. Kedua penelitian tersebut menunjukkan bahwa media booklet efektif digunakan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dasar.
Berdasarkan uraian dari hasil observasi, wawancara, serta penelitian relevan yang dilakukan sebelumnya, maka perlu dilakukan penelitian terkait metode PQRST dan juga media pembelajaran booklet. Kombinasi dari metode pembelajaran PQRST dan media pembelajaran booklet dapat menjadi solusi atau jalan keluar untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV Sekolah Dasar Purwosari Kabupaten Magelang.
Berdasarkan hal tersebut penelitian dilakukan dengan judul “Pengaruh Metode PQRST (Preview, Question, Read, Summerize, Test) Berbantuan Bolang (Booklet Teka-Teki Silang) Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman (Penelitian Kuantitatif Di Kelas IV SD Purwosari Secang Kabupaten Magelang)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan penelitian, sebagai berikut:
1. Guru menggunakan media dalam pembelajaran namun terbatas pada pemaparan menggunakan slide power point saja, belum pada penggunaan media booklet yang dapat yang dapat mendukung pembelajaran kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV Sekolah Dasar Purwosari Secang Kabupaten Magelang
2. Kurangnya sarana dan koleksi buku di sekolah yang dapat menarik siswa untuk membaca sehingga siswa tidak dapat melatih kemampuan membaca pemahaman yang dimiliki
3. Metode PQRST (Preview, Question, Read, Summerize, Test) belum pernah diterapkan oleh guru untuk melatih atau mengembangkan kemampuan membaca pemahaman terutama pada kelas IV Sekolah Dasar Purwosari Secang Kabupaten Magelang
4. Sebagian besar siswa yaitu 60% atau 12 dari 20 siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Purwosari Secang Kabupaten Magelang belum memiliki kemampuan membaca pemahaman yang baik
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tetap mengacu pada judul, maka penelitian ini dibatasi berdasarkan identifikasi masalah di atas, yaitu:
1. Guru menggunakan media dalam pembelajaran namun terbatas pada pemaparan menggunakan slide power point saja, belum pada penggunaan media booklet yang dapat yang dapat mendukung pembelajaran kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV Sekolah Dasar Purwosari Secang Kabupaten Magelang
2. Metode PQRST (Preview, Question, Read, Summerize, Test) belum pernah diterapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman terutama pada kelas IV Sekolah Dasar Purwosari Secang Kabupaten
3. Sebagian besar siswa yaitu 14 anak dari 23 siswa kelas IV Sekolah Dasar Purwosari Secang Kabupaten Magelang belum memiliki kemampuan membaca pemahaman yang baik
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut “Adakah pengaruh metode PQRST (Preview, Question, Read, Summerize, Test) berbantuan Bolang (Booklet Teka-Teki Silang) terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV SD Purwosari Secang Kabupaten Magelang?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut “Mengetahui pengaruh metode PQRST (Preview, Question, Read, Summerize, Test) berbantuan Bolang (Booklet Teka-Teki Silang) terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV SD Purwosari Secang Kabupaten Magelang?”
F. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
a. Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai kajian keilmuan yang memberikan bukti secara ilmiah gambaran di dunia pendidikan tentang penerapan metode PQRST (Preview, Question, Read, Summerize, Test) berbantuan bolang (booklet teka-teki silang) terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV sekolah dasar.
b. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pembelajaran kemampuan membaca pemahaman di sekolah dasar menggunakan metode PQRST (Preview, Question, Read, Summerize, Test) berbantuan Bolang (Booklet Teka- Teki Silang).
2. Secara Praktis a. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan memberikan inspirasi tentang metode PQRST (Preview, Question, Read, Summerize, Test) berbantuan Bolang (Booklet Teka-Teki Silang) dalam membelajarkan kemampuan membaca pemahaman di sekolah dasar.
b. Bagi pihak sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya pada kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV sekolah dasar.
c. Bagi siswa
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu cara belajar yang dapat diterapkan pada siswa kelas IV sekolah dasar untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman di sekolah dasar.
d. Bagi peneliti
Selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan masukan bagi penelitian selanjutnya yang akan
melakukan penelitian terkait dengan masalah kemampuan membaca pemahaman kelas IV sekolah dasar.
1. Kemampuan Membaca Pemahaman a. Membaca
1) Pengertian Membaca
Membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan (Dalman, 2021:5). Membaca merupakan proses berpikir yang termasuk di dalamnya memahami, menceritakan, menafsirkan makna lambang-lambang tertulis yang melibatkan penglihatan, gerakan mata, percakapan batin, dan juga ingatan (Harianto, 2020:2). Oleh karena itu membaca merupakan kegiatan yang berhubungan dengan fisik dan mental. Ketika membaca mata bergerak sesuai dengan barisan-barisan huruf dalam teks bacaan.
Pada kasus penderita tunanetra, gerakan fisik yang dilakukan yaitu berupa gerakan tangan ketika meraba huruf braile yang ada dalam buku.
Membaca tidak sekedar menggerakkan bola mata, bibir maupun tangan semata, melainkan yang lebih penting yaitu aktivitas berpikir guna memahami makna yang terkandung di dalam teks bacaan (Purwandari et al., 2021:2). Untuk mencapai hal tersebut, selain menguasai bahasa yang digunakan, pembaca juga perlu
11
mengaktifkan berbagai proses mental dalam sistem kognitifnya.
Dapat diartikan juga bahwa membaca merupakan penerapan seperangkat kemampuan kognitif guna mendapatkan pemahaman dari wacana tulis yang dibaca.
Berdasarkan urain di atas dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan kegiatan yang melibatkan fisik, mental dan juga emosi guna mendapatkan makna, informasi maupun pengetahuan yang terdapat dalam suatu bacaan. Membaca bukan sekedar menyaringkan ataupun menyuarakan simbol dan huruf. Perolehan makna atau pemahamanlah yang menjadi indikator keberhasilan seseorang dalam kegiatan membaca.
2) Tujuan Membaca
Tujuan membaca ialah untuk mencari dan mendapatkan informasi atau memahami makna melalui bacaan (Dalman, 2021:11). Rahim (Patintingan & Payung, 2019:56-57) menyebutkan ada 7 tujuan dari membaca yaitu:
a) Reading for details or facts.
Reading for details or fact adalah kegiatan membaca yang bertujuan untuk memperoleh perincian atau fakta-fakta.
Pembaca mendapatkan informasi mengenai hal-hal yang menimpa, dilakukan, dan juga penyelesaian masalah yang berkaitan dengan tokoh dalam bacaan.
b) Reading for main ideas.
Reading for main ideas diartikan sebagai membaca guna memperoleh ide-ide maupun gagasan utama suatu wacana.
Kegiatan membaca ini bertujuan untuk mengetahui alasan suatu topik menjadi menarik, mengetahui masalah atau konflik dalam bacaan, serta merangkum segala hal yang terjadi dan dilakukan oleh tokoh untuk menyelesaikan konflik.
c) Reading for sequence or organization.
Reading for sequence or organization atau membaca untuk mengetahui urutan, susunan maupun organisasi bacaan merupakan membaca yang bertujuan untuk mengetahui hal- hal yang terjadi pada setiap bagian cerita. Mulai dari bagian mula-mula atau pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya.
d) Reading for inferensi
Reading for inferensi atau disebut membaca dengan tujuan menyimpulkan. Membaca untuk inferensi atau membaca menyimpulkan berfokus pada alasan para tokoh berubah-ubah, kualitas-kualiatas yang dimiliki tokoh, serta mencari tahu makna tersembunyi yang ingin disampaikan oleh pengarang.
e) Rreading for classify
Rreading for classify atau membaca untuk mengklasifikasi merupakan kegiatan membaca untuk mengetahui dan mengelompokkan hal-hal yang tidak wajar atau tidak biasa
pada bacaan. Selain itu juga untuk mengelompokkan benar atau tidaknya cerita dalam bacaan.
f) Reading to evaluate
Reading to evaluate disebut juga membaca menilai atau membaca evaluasi. Tujuan dari membaca ini adalah untuk menemukan berhasil tidaknya tokoh hidup dengan ukuran- ukuran tertentu.
g) Reading to compare or contrast
Reading to compare or contrast atau membaca untuk membandingkan merupakan kegiatan membaca dengan tujuan membandingkan persamaan atau perbedaan dua cerita, perubahan watak atau karakter tokoh, dan membandingkan kehidupan tokoh pada cerita dengan dunia nyata. Selain itu juga kegiatan membaca ini juga untuk mengetahui baik persamaan maupun perbedaan tokoh dengan pembaca.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca ialah untuk mendapatkan informasi baik berupa fakta atau ide dengan cara memahami makna, menarik kesimpulan serta membandingkan dua hal dalam bacaan. Perlu diperhatikan bahwa penting untuk menyesuaikan jenis bacaan atau teks untuk mencapai tujuan membaca yang diinginkan. Alangkah lebih baik jika kita menentukan tujuan membaca sebelum membaca.
3) Manfaat Membaca
Perintah yang pertama diturunkan oleh Allah SWT kepada umatnya tidak lain adalah perintah untuk membaca, bukan menulis maupun berbicara. Hal ini tentu saja bukan tanpa alasan. Membaca memiliki berbagai manfaat bagi manusia. Wirahyuni (2017:5) menyebutkan setidaknya ada 7 manfaat membaca yaitu:
a) Meningkatkan kemampuan bernalar dan berpikir b) Menambah pengetahuan dan wawasan
c) Sebagai sarana rekreasi atau hiburan d) Memicu kreativitas
e) Memperluas pergaulan dan pengetahuan mengenai segala sesuatu yang ada di dunia
f) Memperkaya perbendaharaan kata g) Menumbuhkan kepercayaan diri
Membaca juga memiliki manfaat lain yaitu membantu mengembangkan pemikiran, menjernihkan cara bernalar, memperkaya pengetahuan, mempertajam ingatan serta pemahaman (Lubis, 2020:127). Selain itu Patiung (2016:362-264) juga menambahkan beberapa manfaat membaca lainnya yaitu: (a) Dapat menstimulasi mental, (b) Melatih kemampuan untuk berpikir dan menganalisis, (c) Meningkatkan fokus dan konsentrasi, (d)
Melatih untuk dapat menulis dengan baik, (e) Dapat meningkatkan hubungan sosial.
Pendapat lain mengatakan membaca merupakan jalan menuju sukses [ CITATION Taw14 \l 1033 ]. Kebanyakan orang sukses atau berhasil memiliki kebiasaan membaca. Oleh sebab itu membaca adalah salah satu kemampuan yang harus dimiliki ataupun dikuasai sejak kecil.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca memiliki banyak manfaat diantaranya menambah pengetahuan, meningkatkan kemampuan menulis dan berbicara, memicu kreativitas serta dapat juga sebagai sarana hiburan. Membaca juga bermanfaat terhadap hubungan sosial manusia. Membaca membuat manusia lebih mengenal berbagai macam karakteristik, kebudayaan, tradisi, juga kehidupan sosial suatu masyarakat.
Melalui pengetahuan tersebut kita dapat mengetahui cara bersikap dan berperilaku ketika berinteraksi dengan suku, ras maupun kebudayaan lain.
4) Jenis Membaca
Berdasarkan ada tidaknya suara, membaca dibedakan menjadi dua jenis yaitu membaca nyaring dan membaca senyap atau dalam hati (Dalman, 2021:63-69).
a) Membaca nyaring
Membaca nyaring adalah proses membunyikan lambang atau tulisan atau tanda yang memiliki makna. Teknik membaca ini membuat kegiatan membaca dapat didengar oleh dirinya maupun orang lain. Tujuan dari membaca nyaring adalah agar pembaca dapat membaca dengan jelas tanpa terbata-bata dan menggunakan ucapan serta intonasi yang tepat. Membaca nyaring dibedakan menjadi 2 yaitu membaca teknik dan membaca indah (Fatimah, 2017:18).
(i) Membaca Teknik
Membaca teknik merupakan kegiatan membaca bersuara dengan memperhatikan pelafalan, intonasi, jeda dan pelaguan yang tepat berdasarkan isi bacaan (Fatimah, 2017:18). Membaca teknik disebut juga membaca lancar (Pamuji, 2017:73). Contoh membaca teknik yaitu membaca naskah UUD 1945, teks Pancasila, ikrar dan pengumuman.
(ii) Membaca indah
Membaca indah atau membaca estetis merupakan kemampuan membaca yang berhubungan dengan hal-hal yang keindahan atau estetika yang mampu menimbulkan emosi atau perasaan dari pembaca atau pendengarnya (Hurustyanti, 2014:3). Jenis membaca ini juga sering disebut dengan membaca estetis, membaca ekspresif ataupun membaca sastra. Kemampuan pengucapan,
intonasi, jeda, penghayatan dan penggambaran keindahan, serta keharuan yang ada dalam isi bacaan sangat diperlukan dalam membaca ini. Bacaan yang baik untuk membaca indah yaitu puisi, prosa, lirik, dialog, cerpen, dongeng, naskah drama dsb.
b) Membaca senyap (dalam hati)
Merupakan kegiatan membaca tanpa bersuara maupun berbisik, tanpa gerakan bibir dan kepala (Dalman, 2021:67).
Dalam kegiatan membaca senyap proses pemahaman dan menikmati bacaan dilakukan dengan diam atau dalam hati.
Membaca jenis ini hanya menggunakan ingatan visual yang melibatkan pengatifan mata serta ingatan. Kegiatan membaca dalam hati dibedakan menjadi dua, yaitu:
(i) Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif adalah membaca dengan menggunakan sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin (Dalman, 2021:68). Membaca ekstensif dapat juga diartikan sebagai membaca secara luas. Contoh dari membaca ekstensif yaitu membaca sekilas, membaca survei dan membaca dangkal.
(ii) Membaca Intensif
Membaca intensif merupakan pembelajaran atau studi saksama, menelaah, meneliti dan penanganan terperinci
yang dilakukan di suatu kelas terhadap tugas yang pendek dengan dua hingga empat halaman setiap hari (Tarigan, 2015:36). Latihan pola kalimat, kuesioner, dikte dan telaah kata-kata merupakan bagian dari teknik membaca intensif.
Contoh dari membaca intensif yaitu membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa.
b. Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman merupakan urutan yang lebih tinggi dalam aktivitas membaca. Membaca pemahaman ialah membaca secara kognitif dengan tujuan memahami isi bacaan bukan hanya melafalkan huruf dengan benar (Dalman, 2021:87). Membaca pemahaman melibatkan 3 hal penting. Pertama yaitu pengetahuan dan pengalaman dimiliki pembaca. Kedua adalah kemampuan menghubungkan atau mengaitkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya dengan teks yang akan dibaca. Terakhir yaitu proses pemerolehan makna sesuai dengan pandangan yang dimiliki oleh pembaca.
Proses pemahaman yang terjadi di dalam pikiran berupa pengolahan informasi yang bersifat visual dan nonvisual. Informasi visual berupa informasi grafis yang didapatkan melalui indera penglihatan maupun indera peraba (pada kasus penderita tuna netra).
Sedangkan informasi nonvisual adalah informasi berupa konsep berpikir yang dimiliki para pembaca.Tingkat pemahaman dalam membaca dibedakan menjadi 4 yaitu pemahaman literal, pemahaman
kritis, pemahaman inferensial dan pemahaman kreatif (Aprinawati, 2018:143).
1) Pemahaman literal Pemahaman literal merupakan pemahaman yang paling sederhana karena membutuhkan sedikit aktivitas berpikir. Pemahaman literal merupakan kegiatan menemukan makna kata maupun kalimat dalam konteks secara langsung.
Meskipun berada pada tingkat yang paling rendah, pemahaman literal tetaplah penting. Pemahaman literal dibutuhkan dalam proses pemahaman bacaan secara keseluruhan. Pemahaman literal merupakan prasyarat untuk melangkah ke pemahaman yang lebih tinggi.
2) Reorganization
Reorganization merupakan kemampuan pembaca untuk menganalisis, mensintesis serta mengatur ulang makna maupun informasi yang secara eksplisit dinyatakan dalam teks (Nirmala, 2019:48). Reorganization melibatkan kutipan, ringkasan dan paraphrase.
3) Pemahaman Inferansial/Interpretasi
Pemahaman inferansial merupakan pemahaman tingkat kedua. Pemahaman inferensial yaitu kemampuan memahami makna atau informasi secara tersirat dalam teks atau wacana.
Pemahaman kategori ini melibatkan kemampuan berpikir untuk mengidentifikasi informasi dan makna yang tidak secara
eksplisit dinyatakan dalam teks. Agar dapat menemukan makna yang implisit ini, kemampuan berpikir yang harus dimiliki pembaca meliputi kemampuan menggeneralisasikan, mengidentifikasi motif-motif, menemukan hubungan sebab akibat, membuat perbandingan, menemukan hubungan antar bagian teks, serta memprediksi kesimpulan.
4) Pemahaman kritis
Pemahaman kritis adalah suatu kemampuan untuk mengevaluasi suatu wacana. Pembaca tidak hanya mampu memaknai bacaan secara literal dan menginterpretasikannya, tetapi juga mampu menilai apa yang dibacanya. Pembaca memiliki kemampuan membandingkan pengalaman yang dimiliki sebelumnya dengan unsur-unsur dalam bahan yang baru.
5) Pemahaman kreatif
Pemahaman kreatif merupakan kemampuan pemahaman paling tinggi. Dalam pemahaman ini pembaca mampu mengutarakan respon emosional dan estetis terhadap teks yang dibaca sesuai dengan standar pribadi dan juga standar profesional. Pada pemahaman kreatif, pembaca dituntut menggunakan daya imajinasinya guna memperoleh gambaran baru melebihi apa yang disajikan oleh penulis.
Pembaca membutuhkan proses yang cukup panjang untuk mencapai suatu tingkat pemahaman. Penting bagi pembaca untuk mengenal serta menguasai aspek-aspek dalam membaca pemahaman.
Aspek-aspek tersebut antara lain:
1) Memahami pengertian sederhana secara leksikal, gramatikal, retorikal.
2) Memahami makna atau signifikansi, yaitu memahami maksud, tujuan, dan reaksi dari penulis serta keadaan/relevansi kebudayaan
3) Evaluasi atau penilaian isi dan bentuk
4) Kecepatan membaca yang fleksibel atau mudah disesuaikan dengan keadaan (Ariawan et al., 2018:96)
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca pemahaman adalah kecakapan atau kemampuan seseorang dalam menggunakan akal, pikiran serta kreatifitasnya guna memahami makna bacaan sehingga menjadi pengetahuan yang baru. Pemahaman dalam membaca bukanlah proses yang bersifat fisik, melainkan merupakan aktivitas kognitif yang tidak dapat dilihat maupun diaraba.
Kemampuan membaca pemahaman perlu terus dilatih agar dapat terus berkembang.
2. Tujuan Membaca Pemahaman
Maulana (2017:52) menjabarkan tujuan membaca pemahaman adalah pembaca diharapkan mampu memahami, menghayati, menafsirkan,
merespons bacaan, serta mampu memanfaatkan strategi pemahaman bacaan yang tepat. Lebih lanjut Lestari (Hidayah, 2019:7-8) menjabarkan tujuan dari membaca pemahaman yaitu:
a. Menemukan ide atau gagasan pokok b. Memilih butir-butir penting dalam bacaan c. Mengikuti petunjuk-petunjuk dalam bacaan
d. Menentukan organisasi atau susunan bahan bacaan e. Menemukan gambaran visual dan gambaran lainnya f. Menarik kesimpulan
g. Menduga makna serta merangkai dampaknya h. Menyusun ringkasan
i. Membedakan fakta dan pendapat
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca pemahaman adalah untuk mencari dan memperoleh makna dengan menemukan ide-ide pokok serta dapat menarik kesimpulan dari suatu bacaan. Jika tujuan membaca pemahaman tercapai maka pembaca akan mampu memanfaatkan informasi yang diperoleh untuk mengembangkan ide dan kreativitasnya. Pembaca juga dapat mengkritisi ataupun mengembangkan informasi dan pesan yang disampaikan penulis.
3. Faktor yang Mempengaruhi Membaca Pemahaman
Membaca adalah alat bagi orang yang melek huruf untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang disimpan dalam bentuk tulisan (Ikawati, 2013:5). Proses pemerolehan pengetahuan dan juga
pengalaman dalam suatu tulisan tercapai ketika pembaca memahami makna yang terkandung dalam bacaan tersebut. Oleh karena itu pemahaman bacaan atau tulisan menjadi tolak ukur keberhasilan seseorang dalam aktivitas membaca.
Keberhasilan seseorang dalam membaca dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor lingkungan, faktor intelektual, faktor psikologis dan juga faktor fisiologis (Anjani et al., 2019:76). Faktor lingkungan mencakup latar belakang siswa, sosial ekonomi keluarga, serta pengalaman siswa di rumah. Lingkungan siswa membentuk karakter, sikap, perilaku, nilai, dan kemampuan berbahasa siswa. Siswa yang berada di lingkungan keluarga yang harmonis, penuh kasih sayang, dan memiliki kebiasaan membaca akan membantu siswa memiliki kemampuan membaca yang baik.
Faktor intelektual diartikan sebagai suatu aktivitas berpikir yang terdiri atas pemahaman yang esensial mengenai situasi yang ada lalu memberikan respon secara tepat (Fatimah, 2017:14-15). Intelektual atau intelegensi juga merupakan kemampuan seseorang yang bertindak sesuai dengan tujuan, berpikir rasional, dan bertindak dengan efektif terhadap lingkungan. Orang dengan tingkat intelegensi yang berbeda pasti juga akan memiliki kemampuan membaca yang berbeda pula.
Faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan membaca selanjutnya yaitu faktor psikologis. Faktor psikologis termasuk di dalamnya yaitu motivasi, minat, kematangan emosi, sosial dan juga
adaptasi diri. Siswa dengan motivasi dan minat membaca yang tinggi cenderung akan memiliki kemampuan membaca yang lebih baik.
Kematangan emosi, sosial dan adaptasi diri juga penting untuk dimiliki oleh siswa. Anak-anak yang mudah marah, menangis dan bereaksi secara berlebihan ketika mereka tidak mendapatkan sesuatu atau menarik diri, atau mendongkol akan mendapat kesulitan dalam pelajaran membaca.
Sebaliknya anak-anak yang lebih mudah mengontrol emosinya, akan lebih mudah memusatkan perhatiannya pada teks yang dibacanya. Pemusatan perhatian pada bahan bacaan memungkinkan kemajuan kemampuan anak- anak dalam memahami bacaan akan meningkat.
Somadayo (Romafi & Musfiroh, 2015:186-187) menambahkan bahwa kemampuan membaca pemahaman dipengaruhi oleh 2 faktor, yakni faktor ekstrinsik dan faktor intrinsik. Faktor ekstrinsik adalah hal-hal dari luar diri pembaca yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman.
Hal ini mencakup fasilitas orang tua dan lingkungan sosial. Orang tua adalah orang yang paling dekat dengan anak. Orang tua seharusnya menjadi orang pertama yang memberikan dukungan mengenai pengembangan kemampuan membaca anak. Dukungan yang dapat diberikan oleh orang tua antara lain fasilitas bimbingan membaca permulaan pada anak, keteladanan dalam kebiasaan membaca, serta menyediakan buku atau bacaan di rumah.
Lingkungan sosial juga menjadi hal yang berpengaruh terhadap kemampuan membaca pemahaman anak. Lingkungan sosial yang bising,
kumuh, dan kotor menyebabkan suasana yang tidak nyaman untuk membaca. Lingkungan sosial juga dapat berupa kebiasaan atau kebudayaan membaca. Tidak dipungkiri bahwa kebudayaan membaca masyarakat Indonesia masih rendah, sehingga kemampuan membaca masyarakatnya pun juga rendah.
Faktor selanjutnya yaitu faktor intrinsik. Faktor intrinsik adalah hal-hal dalam diri pembaca yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman. Salah satu faktor intrinsik yaitu minat. Minat menunjukkan seberapa besar tingkat kepedulian anak terhadap bacaan yang dibacanya.
Anak yang memiliki minat membaca yang tinggi akan sering melakukan aktivitas membaca dan secara langsung mengasah kemampuan membaca pemahamannya sehingga memiliki kemampuan membaca pemahaman yang baik. Begitu pula sebaliknya, anak yang memiliki motivasi yang rendah, akan malas membaca sehingga tidak memiliki kemampuan membaca pemahaman yang baik.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan membaca pemahaman dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor instrinsik antara lain tingkat kecerdasan yang dimiliki dan keadaan psikologis pembaca. Sedangkan faktor ekstrinsik yaitu keadaan lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan sosial.
4. Indikator Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman adalah proses membaca sungguh-sungguh guna memperoleh makna atau inti dari sebuah bacaan (R. A. Rahayu et al., 2018:47). Hal ini berarti pemahaman menjadi tolak ukur kesuksesan dalam kegiatan membaca pemahaman. Jika pembaca tidak dapat menangkap informasi maupun pesan yang disampaikan oleh penulis dapat diartikan bahwa kegiatan membaca pemahaman yang dilakukan belum berhasil.
Kemampuan membaca pemahaman atau lanjut berbeda dengan kemampuan membaca permulaan. Ketermpilan membaca pemahaman memiliki indikator pemahaman yang perlu diperhatikan guna memiliki kemampuan membaca pemahaman yang baik. Sodaya (Muliawanti et al., 2022:862) menyebutkan indikator-indikator membaca pemahaman yang harus tercapai antar lain:
a. kemampuan menangkap arti kata atau ungkapan dalam bacaan b. kemampuan menangkap makna tersirat atau tersurat
c. kemampuan membuat kesimpulan,
Guru berperan sebagai pengajar perlu memperhatikan dua aspek penting dalam kompetensi dasarnya untuk menentukan indikator membaca pemahaman. Kedua aspek itu adalah aspek kompetensi dan materi yang akan diajarkan. Indikator-indikator yang berhubungan dengan kemampuan membaca pemahaman adalah: (a) pembaca mampu membuat prediksi akhir cerita, (b) pembaca mampu memahami makna kata yang sukar, (c) pembaca mampu menjawab pertanyaan berdasarkan isi bacaan, (d) pembaca mampu menceritakan kembali bacaan (Niliawati et al., 2018:27)
Berikutnya Zuhari (2018:13) juga turut mengemukakan indikator dari membaca pemahaman berdasarkan pemikiran bahwa siswa juga merupakan koresponden dalam penelitian yang dilakukan. Indikator- indikator tersebut antara lain:
a. menemukan ide pokok
b. memilih butir penting pada bacaan c. menceritakan kembali
d. menarik kesimpulan
e. menjawab pertanyaan, dan
f. mengaitkan bacaan dengan kehidupan sehari-hari
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil 4 indikator utama dalam membaca pemahaman yaitu: (a) kemampuan pembaca untuk menemukan ide pokok dalam bacaan, (b) kemampuan pembaca dalam memahami kata sukar dalam bacaan, (c) kemampuan pembaca dalam menjawab pertanyaan berdasarkan bacaan, (d) kemampuan pembaca dalam membuat kesimpulan. Empat indikator tersebut akan digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman siswa kelas 4 di SD Negeri Purwosari Secang.
5. Metode Preview, Question, Read, Summarize and Test (PQRST) a. Pengertian Metode PQRST
Metode pembelajaran ialah suatu cara yang dilakukan seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa guna mencapai tujuan pembelajaran (Aditya, 2016:167). Metode juga diartikan sebagai langkah
yang membantu terealisasikannya proses kegiatan belajar yang efektif, efisien, dan maksimal (Hidayat et al., 2020:73). Fathurrohman (Ifrianti, 2015:152) turut menjabarkan pengertian metode yaitu secara harafiah merupakan “cara” tetapi secara umum metode memiliki arti suatu prosedur yang digunakan guna mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa metode merupakan cara yang digunakan oleh seseorang yang terdiri dari langkah-langkah atau prosedur tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam kegiatan pembelajaran, metode yang baik adalah metode yang dapat membuat siswa termotivasi, semangat serta aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Terdapat berbagai metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman yaitu metode PQRST.
Metode ini diperkenalkan oleh Thomas F. Staton (Sayuti et al., 2019:11).
Francis Robinson pada tahun 1941 kemudian turut mengembangkan metode ini. Metode PQRST adalah pengembangan dari strategi SQ3R (survey, read, recite, dan review). Metode PQRST diartikan sebagai metode belajar membaca yang memudahkan ingatan karena setiap tahapan saling terkait serta mendukung tercapainya tujuan belajar yakni memahami, mengingat dan menguasai isi bacaan yang ada (Wardani &
Musyayada, 2021:58).
Metode PQRST diterapkan untuk meningkatkan kinerja memori dalam memahami isi atau substansi teks yang mendorong pembaca
melakukan pengolahan materi dengan lebih dalam dan luas. Selain itu metode PQRST merupakan metode yang efektif untuk menganalisis dan mempelajari bahan yang dianggap sangat sulit dan terbukti dapat meningkatkan prestasi siswa (Nabilah et al., 2019:11).
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode PQRST merupakan langkah-langkah mulai dari Preview, Question, Read, Summary, dan Test yang bermanfaat untuk meningkatkan kinerja memori untuk memahami suatu bacaan. Metode ini cocok digunakan di berbagai mata pelajaran. Hal yang perlu diperhatikan adalah guru hendaknya memantau dan mengarahkan siswa dalam melewati setiap langkah dalam metode PQRST agar siswa benar-benar melewati setiap tahap dengan baik.
Hal ini karena setiap langkah atau tahapan dalam metode PQRST saling berhubungan sehingga jika siswa tidak melakukan suatu tahap dengan baik maka akan berpengaruh pada tahap selanjutnya.
b. Kekurangan dan Kelebihan Metode PQRST
Metode PQRST merupakan metode yang baik digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. Namun, seperti metode-metode yang lainnya, metode PQRST juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Hamzah (2020:14-15) menjabarkan kelebihan serta kekurangan dari metode PQRST. Kelebihan dari metode PQRST antara lain:
1) Tepat digunakan untuk pengajaran pengetahuan yang bersifat deklaratif seperti definisi, kaidah, konsep dan pengetahuan yang dapat diterapkan dalam kekehidupan sehari-hari.
2) Dapat membantu siswa dengan daya ingatan lemah dalam menghapal konsep pelajaran
3) Mudah diterapkan di segala jenjang pendidikan
4) Dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan bertanya dan mengomunikasikan pengetahuan yang dimiliki
5) Dapat menjangkau materi pelajaran dengan cakupan yang cukup luas
Sedangkan kekurangan atau kelemahan dari metode PQRST adalah:
1) Kurang tepat jika diterapkan pada pengajaran pengetahuan yang bersifat prosedural seperti keterampilan
2) Cukup sulit dilaksanakan jika sarana atau media seperti buku siswa atau buku paket tidak disediakan disekolah
3) Metode ini membutuhkan ketelitian serta waktu yang cukup lama Sitompul (Hadiatiningsih et al., n.d.: 99) juga turut mengemukakan kelebihan dan kekurangan dari metode PQRST. Kelebihan dari metode ini yaitu pertama dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan membaca pemahaman. Kedua yaitu dapat digunakan untuk membantu siswa yang memiliki daya ingat yang kurang baik. Sedangkan kekurangan dari metode PQRST adalah penerapan metode PQRST
memerlukan ketelitian dan waktu yang cukup lama, selain itu karena metode yang digunakan sama, isi pengetahuan tiap-tiap siswa pun sama pula.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kelebihan dari metode PQRST selain membantu siswa untuk melatih kemampuan membaca pemahaman, metode ini dapat digunakan pada berbagai mata pelajaran, dan juga melatih siswa untuk aktif bertanya dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan kekurangannya yaitu metode ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk diterapkan dan sulit diterapkan jika media atau buku paket tidak disediakan. Kelemahan ini dapat diatasi dengan menggunakan media seperti yang penulis lakukan dalam penelitian ini.
c. Tahapan Metode PQRST
Metode PQRST digunakan untuk meningkatkan pemahaman serta mengingat informasi yang sedang dibaca (Budiawan et al., 2020:162).
Siswa dapat lebih mudah memahami bacaan melalui setiap tahap metode PQRST. Tahapan atau sintak metode PQRST yaitu Preview (membaca sekilas), Question (mengajukan pertanyaan), Read (membaca), Summarize (merangkuman), terakhir yaitu Test (ujian).
1) Preview
Preview merupakan tahap pertama dalam metode PQRST. Tahap ini dilakukan guna meninjau secara umum teks atau buku yang akan dibaca. Langkah-langkah dalam tahap ini yaitu:
a) Membaca judul bacaan atau buku lalu mencoba melakukan pemahaman sendiri isi buku dari judulnya
b) Membaca daftar isi, baik bab dan sub bab. Mencoba memahami secara umum cara buku ditulis serta gaya penulisannya.
c) Perhatikan dengan seksama judul bab, jika ada tujuan penulisan bab, sub bab, gambar atau grafik; pengantar bab, pertanyaan- pertanyaan bab, catatan-catatan dan ringkasan bab.
d) Membaca kata pengantar dan/atau sejenisnya. Kata pengantar biasanya memberikan penjelasan secara ringkas mengenai isi buku dan organisasi buku;
e) Melihat bagian akhir atau belakang buku. Meninjau lampiran- lampiran pada buku jika ada, pahami dan identifikasi jenisnya.
Lampiran dapat berupa lampiran biasa, referensi, glosarium, atau indeks (Suyana, 2019: 20).
2) Question
Pada tahap kedua ini siswa diarahkan untuk membuat pertanyaan berdasarkan pemikiran yang diperoleh pada tahap satu yaitu preview (L. R. Amalia & Susatyo, 2015:1543). Tahap ini dilakukan supaya siswa mengetahui target bacaan yang akan dibaca sehingga akan fokus ketika membaca. Apabila langkah ini dapat dilakukan dengan baik, maka proses memahami bacaan dapat dilakukan dengan baik pula.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini yaitu: (a) Membuat prediksi menggunakan pertanyaan pada judul atau heading,
(b) Menggunakan kata tanya (siapa, apa, kapan, mengapa, dan bagaimana). Guru membimbing siswa agar membuat pertanyaan yang menggiring kemampuan berpikir tingkat tinggi, (c) Tuliskan pertanyaan yang sudah dibuat.
Keuntungan yang didapatkan pembaca dalam tahap Question atau membuat pertanyaan yaitu:
a) Membantu mengetahui secara tepat hal-hal yang ingin atau harus diketahui
b) Mendorong pembaca untuk membaca isi teks secara detil
c) Meningkatkan fokus dan konsentrasi dengan memberikan panduan dalam mencari jawaban pertanyaan ketika menelaah bacaan
d) Membantu mempersiapkan tes guna memperoleh hasil lebih baik e) Memungkinkan pembaca memprediksi pertanyaan-pertanyaan
yang akan muncul dalam tes atau ujian (Pujiyana, 2020:182).
3) Read
Read atau membaca dimaksud dalam tahap ini yakni membaca bacaan secara keseluruhan. Tahap ini merupakan tahap yang penting karena jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang dibuat dalam tahap Question akan diperoleh satu per satu oleh pembaca atau siswa. Pada tahap ini guru dapat mengarahkan siswa untuk membantu teman yang
lain jika tidak menemukan jawaban dari pertanyaan yang dibuat sebelumnya.
Pada saat membaca terjadi proses menghubungkan informasi yang baru yang didapat dengan pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya. Hal ini menimbulkan terjadinya sintesis atau evaluasi terhadap pengetahuan yang dimiliki sehingga menjadi pengetahuan baru. Selama kegiatan ini siswa atau pembaca dapat melakukan beberapa hal sebagai berikut: (a) Menjawab pertanyaan yang dibuat dalam tahap 2 (question), (b) Memberi tanda seperti digaris bawah atau diberi warna pada kata atau kalimat sebagai penekanan pada bagian yang dianggap penting, (c) Ulangi membaca pada bagian yang dianggap sulit, (d) Pecah bacaan atau teks menjadi beberapa bagian bila diperlukan.
4) Summary
Summary atau meringkas merupakan tahapan yang dilakukan pembaca untuk meringkas atau mencatat bagian-bagian penting dalam bacaan (D. A. E. Putri, 2020:19). Tahapan ini membantu pembaca memastikan informasi baru yang didapat ketika membaca mengendap dan menjadi pengetahuan baru. Pada bagian ini juga terjadi proses memilih dan memilah informasi antara informasi yang diperlukan dengan informasi yang kurang diperlukan.
Meringkas bacaan dapat menguji pemahaman pembaca terhadap isi bacaan yang dibacanya (Sari et al., 2018: 448). Hal ini karena ketika
membuat ringkasan pembaca harus mampu menentukan ide-ide utama yang disampaikan penulis dalam bacaan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam membuat ringkasan yaitu:
a) Temukan dan beri tanda pada ide pokok atau gagasan utama pada setiap paragraf
b) Catat hal-hal penting pada setiap bagian atau paragraf
c) Apabila diperlukan buat mindmap untuk memudahkan melihat hubungan antar konsep
5) Test
Test atau ujian merupakan langkah terakhir dalam metode PQRST.
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui bahwa teks yang dibaca sudah dipahami dengan baik. Tes dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan dari guru atau pertanyaan yang sudah dibuat oleh pembaca sebelumnya pada tahap 2 (question).
Tahapan dalam metode PQRST juga dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu fase prabaca, saat baca dan pasca baca (Mayang Anggraeni &
Hari Satrijono, n.d.: 4). Langkah-langkah penerapan metode PQRST dalam pembelajaran dijabarkan dalam Tabel 1 dibawah ini:
Tabel 1. Penerapan Metode PQRST Berdasarkan Sintak No. Fase Langkah
/Sintak Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1 Prabaca Preview Menjelaskan
mengenai metode
PQRST serta
membimbing siswa untuk melakukan preview (membaca
melakukan kegiatan
membaca atau
pengamatan sekilas buku yang akan dibaca. Mulai dari judul, kata pengantar
No. Fase Langkah
/Sintak Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
sekilas) dan atau bagian
belakang buku.
Question
Mengarahkan siswa
untuk membuat
pertanyaan terkait bacaan yang akan dibacanya
Membuat atau
mengemukakan pertanyaan yang merupakan wujud keingintahuannya mengenai bacaan yang akan dibaca.
2 Saat
Baca Read
Mengamati dan
membimbing siswa
agar membaca
dengan seksama
Membaca dengan seksama
3 Pasca
Baca
Summary
Menuntun siswa untuk menemukan ide-ide pokok dan informasi penting dari setiap paragraf lalu mengaitkannya agar menjadi sebuah ringkasan.
Menentukan ide pokok dan informasi penting dalam bacaan. Mengaitkan setiap ide pokok dan informasi penting
dalam bacaan
menjadi ringkasan yang padu
Test
Memberikan
pertanyaan mengenai bacaan yang telah dibaca siswa
Menjawab
pertanyaan yang dibuat sendiri pada langkah 2 atau pertanyaan yang diberikan oleh guru Metode PQRST seperti metode-metode yang lain memiliki kekurangan atau kelemahan yang dimiliki. Salah satu kelemahan metode PQRST yaitu sulit untuk diterapkan jika media atau buku paket/buku ajar siswa tidak disediakan. Hal ini tercermin dari tabel berikut yang menggambarkan perbedaan penerapan metode PQRST dengan media pembelajaran dan tanpa media pembelajaran.
Berbantuan Media Bolang (Booklet Teka-Teki SIlang)
Tanpa Media Bolang (Booklet Teka-Teki SIlang)
Siswa membaca sekilas bacaan pada Media Bolang dengan antusias
Siswa membaca sekilas bacaan pada buku paket
atau LKS dengan kurang antusias
Siswa mengemukakan pertanyaan seputar bacaan pada media Bolang dengan rasa ingin tahu yang tinngi
Siswa mengemukakan pertanyaaan pada bacaan buku paket dengan kurang semangat
Siswa membaca bacaan pada Bolang dengan semangat dan seksama
Siswa membaca bacaan pada buku paket dengan
malas dan kurang bersemangat
Siswa membuat ringkasan berdasarkan
bacaan pada media Bolang
Siswa membuat ringkasan berdasarkan bacaan pada buku paket
Siswa bersemangat menjawab pertanyaan mengenai bacaan melalui
permainan teka-taki silang pada media Bolang
Siswa kurang bersemangat menjawab
pertanyaan dengan bentuk konvensional
pada buku paket Read
Question
Gambar 1 Perbedaan Metode PQRST Tanpa dan Berbantuan Media Test
Summary Preview
6. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran berasal dari dua kata yaitu media dan pembelajaran. Kata pertama yaitu media berasal dari kata medium yang memiliki makna perantara. Kata kedua yaitu pembelajaran yang berarti kegiatan yang terencana dan tersusun dengan tujuan mencapai hasil belajar. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai kegiatan belajar mengajar. Media pembelajaran berarti segala benda maupun peristiwa yang dapat digunakan untuk memfasilitasi proses belajar mengajar (Batubara, 2021:20).
Media pembelajaran juga berarti alat bantu mengajar untuk guru guna menyampaikan materi pembelajaran, meningkatkan kreativitas siswa serta meningkatkan fokus dan perhatian siswa dalam pembelajaran (Tafonao, 2018:103). Selain itu, media pembelajaran juga membantu terjalinnya hubungan yang baik antara guru dengan siswa. Hubungan yang baik antara guru dan siswa menjadikan proses belajar mengajar juga lebih menyenangkan.
Tiurida (2018:11) memiliki pendapat bahwa media pembelajaran adalah perantara yang berupa sumber belajar atau bentuk fisik yang mengandung materi instruksional yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa untuk menunjang kegiatan belajar. Kehadiran media pembelajaran membantu meningkatkan pemahaman dan penafsiran siswa. Selain itu
media pembelajaran menjadikan penyajian informasi atau ilmu pengetahuan lebih menarik dan terpercaya.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan segala bentuk benda dan peristiwa yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk menunjang proses pembelajaran agar menjadi lebih efektif dan efisien. Media pembelajaran yang menarik dapat membuat siswa memiliki minat belajar yang tinggi. Proses pembelajaran yang baik dan efektif menjadikan tujuan belajar dapat tercapai dengan baik.
b. Manfaat Media Pembelajaran
Penggunaaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar mampu membangkitkan keinginan, minat, motivasi, rangsangan kegiatan belajar bahkan memberikan pengaruh-pengaruh psikologis kepada siswa (Karo-Karo & Rohani, 2018:94). Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran memiliki banyak manfaat dalam kegiatan belajar mengajar. Rohani (2019:22) menyebutkan manfaat dari media pembelajaran antara lain:
1) Menyeragamkan penyampaian materi pembelajaran. Media pembelajaran dapat menghindarkan terjadiny perbedaan penafsiran antar guru dapat dihindari serta mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa di berbagai tempat
2) Menjadikan proses pembelajaran lebih jelas dan juga menarik.
Media mampu menampilkan informasi melalui gambar, gerakan,
suara, dan juga warna secara alami ataupun manipulasi. Hal ini membantu guru menciptakan iklim belajar lebih hidup, tidak monoton serta tidak membosankan.
3) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih interaktif. Media pembelajaran menjadikan komunikasi dua arah antara guru dengan siswa terjadi secara aktif
Kemp dan Dayton (Firmadani, 2020: 95) juga turut menjabarkan manfaat-manfaat yang diperoleh dari penggunaan media pembelajaran.
Manfaat tersebut antara lain: (1)Menyeragamkan dalam penyampaian materi pelajaran, (2) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan lebih jelas, (3) Proses pembelajaran berjalan lebih interaktif, (4) Waktu dan tenaga lebih efisien, (5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, (6) Media membuat proses belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, (7) Media menumbuhkan sikap positif siswa dalam proses belajar, (8) Mengubah peran guru menuju ke arah yang lebih positif dan produktif.
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran memberikan berbagai manfaat. Media pembelajaran menjadikan proses belajar lebih menyenangkan. Siswa dapat menyerap materi pelajaran dengan lebih baik. Selain itu media pembelajaran memungkinkan bagi siswa untuk belajar kapan dan dimana saja.
c. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Zaman terus berkembang semakin maju seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, sosial dan budaya. Hal ini tentu juga memberikan pengaruh pada perkembangan media pembelajaran. Layaknya perkembangan IPTEK, komunikasi, sains serta perkembangan budaya masyarakat, media pembelajaran juga terus berkembang menjadi semakin maju dan modern. Suryani (Batubara, 2021: 22) menjabarkan tahap-tahap perkembangan media pembelajaran adalah sebagai berikut.
1) Tahun 1600 merupakan tahap perkembangan teknologi cetak seperti surat kabar.
2) Tahun 1800merupakan tahap perkembangan teknologi fotografi, telepon, dan gramopon.
3) Awal tahun 1900 merupakan tahap perkembangan teknologi audio seperti radio, dan alat rekam.
4) Pertengahan tahun 1900 merupakan tahap perkembangan teknologi audio visual seperti televisi, satelit, dan koran digital.
5) Akhir tahun 1900 merupakan tahap perkembangan teknologi komputer dan internet
6) Tahun 2000 merupakan tahap perkembangan multimedia menjadi bagian dari internet.
Sejalan dengan tahap perkembangan media pembelajaran, Ramli (2012:16-17) mengklasifikasikan media pembelajaran menjadi 5 jenis, yaitu: (1) Media dua dimensi tanpa proyeksi, contohnya gambar, grafik,