• Tidak ada hasil yang ditemukan

Khusyu' dalam Perspektif Tafsir Sufistik - repository iiq

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Khusyu' dalam Perspektif Tafsir Sufistik - repository iiq"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir di Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta. Rektor Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta yang telah memberikan kesempatan belajar di universitas ini. Sebagai pembimbing skripsi yang selalu memberikan motivasi, bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Seluruh dosen Institut Sains Al-Qur'an Jakarta (IIQ) yang telah membangkitkan semangat semangat belajar dan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan. Suci Rahayuningsih selaku Pembantu Dekan Fakultas Ushuluddin yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam menjalankan tugasnya sebagai mahasiswa IIQ Jakarta. Kepala Perpustakaan dan Staf Perpustakaan IIQ Jakarta, Pengelola dan Pegawai Perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Iman Jama` dan Perpustakaan Pusat Kajian Al-Qur'an (PSQ), yang telah memberikan informasi dan buku-buku sebagai sumber referensi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Terima kasih kepada kedua orang tuaku tercinta, Ayah Arief dan Ibunda Titin Nurhasanah, serta ucapan terima kasih yang tak terucapkan kepada suamiku tercinta Rizal Hidayatullah, yang telah banyak membantu baik berupa dukungan moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik, tanpa mengeluh dan ikhlas mendengarkan. kepada semua orang, penulis mengadu dan membantu dengan segenap jiwa dan raganya, ibu yang telah bekerja keras untuk penulis dan menanggung jika penulis melakukan kesalahan dan melakukan kesalahan yang membuat ibu kesal, ayah yang selalu mengingatkan penulis dengan ucapannya. disiplin belajar sabar dan. Saudara-saudara sekalian Rafi Sofyan Tsauri, Rief`at Ariq Al-Zufar, Rafilah Qonita Khalilah yang telah mendoakan dan memberi semangat kepada penulis agar segala yang penulis cita-citakan dapat tercapai. Semoga apa yang penulis lakukan melalui penelitian ini dapat bermanfaat dan bernilai pahala di sisi Allah SWT., Amin.

Transliterasi ini ditulis menggunakan pedoman transliterasi huruf arab ke huruf latin yang disusun pada tahun 2017 oleh Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta.

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Latar Belakang Masalah

Setiap orang yang beriman kepada Allah SWT, wajib meyakini bahwa sumber ketenangan dan ketentraman jiwa yang sebenarnya adalah dengan berzikir kepada Allah SWT., membaca Al-Qur'an, mendirikan shalat, berdoa kepada Allah SWT., dengan menyebut nama- NamaNya yang indah dan amalkan ketaatan kepadaNya. Hati yang sudah sakit akan bertambah sakit, puncak segala penyakit hati ialah kufur terhadap nikmat Allah. Oleh itu, hati yang bersih ialah hati yang sentiasa tunduk dan tunduk kepada Allah SWT., dengan merendah diri. 2.

Membangun khusyu„ dapat dilakukan dengan cara memusatkan perhatian, memandang pada satu titik di tempat kelelahan, memahami maknanya. Khusyu„ menurut bahasa berarti tunduk dan menundukkan pandangan.3 Sedangkan Ibnul Qayyim (w. 1350 M) mengatakan dalam kitab Madârij as-Sâlikîn, “secara linguistik, Khusyu„ berarti rendah hati, terhina dan tenang.”4. Sedangkan menurut seorang mufassir, Hamka (w. 1981 M) menjelaskan bahwa khusyu' dari segi tekun, thuma'ninah artinya tenang dan rendah hati, merendahkan diri semata-mata kepada Allah.

Al-Junaid al-Baghdadi (w. 298 h/ 910 M), seorang tokoh sufi modern mengatakan bahwa khusyu' adalah perasaan ketundukan yang timbul dalam hati terhadap Allah SWT yang Maha Mengetahui yang ghaib. Khusyu„ artinya kelembutan dan perasaan cinta, ketenangan, kerinduan dan cinta kepada Allah SWT. Jika hati seseorang sudah mencapai tingkat Khusyu', maka seluruh anggota tubuhnya juga akan selalu Khusyu'.

Imam Al-Qurthubi9 dalam Tafsir Al-Jami' li Ahkam Al-Qur'an menjelaskan: Khusyu' adalah keadaan hati yang darinya timbul rasa tenteram (diam) dan merendahkan diri (di anggota badan). Khusyu’ dalam hati ibarat doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak Khusyu’, dari syahwat yang tak pernah terpuaskan, dan dari doa yang tidak pernah terpuaskan. tidak disetujui." 11. Khusyu' sering dikaitkan dengan shalat, sehingga shalat mempunyai peranan strategis dalam pembentukan nilai-nilai Islam pada anggotanya.12 Sebagaimana firman Allah SWT :.

وٱ

اوُنيِع تۡس

بٱ

ب َّصل

Ibnu Katsir menyatakan bahwa maksud ayat di atas adalah kesulitan shalat sangat sulit kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. Khusyu' dalam shalat dapat dicapai oleh orang yang hatinya selalu tertuju pada shalat, selalu mendahulukan shalat dibandingkan dengan masalah yang lain dan selalu mendahulukan shalat dibandingkan dengan urusan yang lain. Tidaklah seorang muslim yang ketika tiba waktu shalat fardhu, kemudian dengan benar menunaikan wudhu untuk shalat itu, begitu pula khusyuk dan sujudnya, kecuali shalat itu tidak menjadi penghapus dosa-dosa yang dilakukannya sebelumnya. selama ini karena dia tidak melakukan dosa besar apa pun.

Yazid ar-Raqasyi (w. 60 Hijrah) berkata: “Doa Rasulullah s.a.w. adalah solat yang khusyuk seakan-akan sedang ditimbang”. Dalam hadis lain menjelaskan Nabi Muhammad SAW, baginda bersabda: Tetapi sesungguhnya jarak (perbezaan) antara dua solat mereka adalah seperti perbezaan antara langit dan bumi." Baginda mengisyaratkan tentang kesederhanaan: "Allah SWT., akan esok pada hari kiamat. Kebangkitan, jangan lihat hamba yang tidak meluruskan tulang belakangnya antara rukuk dan sujud." 15. Bagaimana pendapat anda jika raja menerima seorang hamba yang lumpuh, juling atau buta, patah kedua-dua kaki dan tangan, sakit atau nampak sangat teruk.

Lalu bagaimana dengan doa yang dipanjatkan oleh seorang hamba sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT. 16.

نوُنِنۡؤُه ۡ لٱ

ويِ لَّٱ َّ

  • Identifikasi Masalah
    • Perumusan Masalah
    • Tujuan Penelitian
    • Manfaat Penelitian
  • Tinjauan Pustaka
  • Metodologi Penelitian
    • Jenis dan Pendekatan Penelitian
    • Sumber Data
    • Metode Analisis Data
  • Teknik dan Sistematika Penulisan
  • Saran-saran

Khusyu' ini terlihat jelas pada orang yang Khusyu'nya disunnahkan untuk selalu memuji Allah SWT, dan selalu menghilangkan harapan untuk mendapatkan pahala dari Allah SWT.19. Bahwa yang pertama hilang dari agamamu adalah khusyu', dan yang terakhir hilang dari agamamu adalah shalat. Kemudian penulis menyadari bahwa Khusyu„ adalah sesuatu yang jauh dan sulit kecuali Allah SWT memberikan karunia dan rahmat-Nya.

Sebelum kita memahami arti khusyu' yang sebenarnya, marilah kita memohon kepada Allah SWT dengan rahmat dan karunia-Nya agar kita diberi hati yang khusyu dan rezeki yang melimpah. Yakni mengenai Khusyu' dalam perspektif Tafsir Sufistik (Kajian Analitik Tafsir Al-Alûsî dalam Tafsir Rûh al-Ma'ânî). Secara khusus tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui tafsir yang digunakan Al-Alûsî dalam penafsiran berbagai ayat tentang Khusyu', serta implikasinya dalam konteks kehidupan saat ini.

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan keilmuan dan mengetahui pendapat ulama tentang Khusyu„ dalam perspektif Tafsir Sufistik (Analisis Tafsir Al-Alûsî dalam Tafsir Rûh al-Ma'ânî) beserta implikasinya terhadap realitas kehidupan. komunitas Muslim. Kitab yang ditulis oleh Salim bin `Ied al-Hilali berjudul “al-Khusyuu` wa AtsaRûhu fii Binaa-il Ummah (Berbahagialah orang yang Khusyu')” dalam bukunya ia menjelaskan tentang Khusyu' menurut beberapa hukum syariah. Khusyu' adalah ketenangan (penyerahan) hawa nafsu seseorang, yang timbul karena Allah SWT, kemudian lenyap segala yang ada di dalamnya, berupa kesombongan dan kesombongan.

Kemudian beliau juga memberikan gambaran seperti apa orang khusyu dan menjelaskan pahala bagi orang khusyu. Dengan demikian, buku ini memberikan sumbangsih kepada penulis agar kita dapat mengetahui makna khusyu' yang sebenarnya dan memberikan pemahaman bahwa sesungguhnya sangat beruntunglah orang-orang yang khusyu' baik lahir maupun batin. Buku yang ditulis oleh Syekh Bark Muhammad Ibrahim berjudul “Tips Khusyu’ Sholat Wanita” yang diterjemahkan oleh Khusyu’ al-Mar’ah fii al-Shalah.

Dengan demikian, buku ini memberikan kontribusi pada keyakinan penulis bahwa khusyu' tidak membatasi kedudukan, gender, dan sebagainya. Buku yang ditulis oleh Muhammad Shalih Al-Munajjid berjudul "Tips Sholat Khusyu" dengan judul asli Sababan Lil Khusyuu`i Ikan Shalaati. Selain menggunakan sumber data primer, penulis juga menggunakan data sekunder berupa kitab fiqh tentang khusyu dalam shalat, kitab tafsir.

Pendahuluan memuat latar belakang yang membahas tentang permasalahan ayat-ayat doa Khusyu, disertai dengan data-data akurat terkait permasalahan tersebut. Pembahasan bab keempat pada bab ini akan membahas tentang tafsir Al-Alûsî terhadap ayat-ayat Khusyu' dalam penafsirannya yaitu Rûh al-Ma'âni dan implikasi Khusyu' dalam kehidupan saat ini. Jika hati khusyu', maka disusul khusyu' seluruh anggota tubuh, karena anggota badan mengikutinya.

Sadikin, Ali, Skripsi Makna Khusyu' dalam Surat Al-Mu'minun Ayat 1 dan 2 (Studi Banding Ibnu Katsir dan Ruh al-Ma'ani), Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2017.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang dilakukan penulis adalah dalam menginterpretasikan ayat-ayat ubudiyah, penafsiran tafsir sufi al-Ji>la>ni> terhadap beberapa ayat yang

tafsi>r ‘ilmi> dan mengkaji aspek korelasi antara tafsir ayat dengan teori ilmu pengetahuan modern yang digunakan Tim Penyusun Tafsir Salman dalam menafsirkan

Bab IV merupakan poin dari penulisan skripsi ini yaitu tentang nilai-nilai pendidikan karakter dalam kandungan surat Al- Hujurat ayat 11-13 serta Relevansi surat Al-Hujurat

Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang- orang yang khusyu’,” (QS. Dalam ayat ini kata “Sabar” digandengkan dengan “shalat”, dan

Menurut Imam Nawawi, jumhur ulama berpendapat ketiga hal yang disebutkan dalam hadits riwayat Abu Hurairah itu (wanita, keledai dan anjing) tidak akan membatalkan

Tujuan mereka dalam hal ini adalah untuk menafikan syariat.26 Dari sini terlihat adanya perbedaan antara tafsir kaum Bathiniyah dengan tafsir sufi yaitu bahwa tafsir sufi tidak

Pembatasan Masalah Dikarenakan studi ini merupakan studi pemikiran Badiuzzaman Said Nursi mengenai takdir yang difokuskan pada penafsirannya terhadap ayat-ayat al-Qur`an maka studi

Mengenai tafsir ayat di atas, Muhammad Quraish Shihab berpendapat bahwa perdamaian antara dua kelompok yang beriman sangat diperlukan, karena sesungguhnya orang-orang mukmin yang mantap