Konsep Dasar Sampling
KONSEP DASAR STATISTIK
Populasi: Parameter Sampel: Statistik
Mengeneralisasi data sampel terhadap populasi yang sebenarnya
Asas:
Probabilitas
PENGERTIAN
Populasi target
• Kumpulan dari satuan/unit yang ingin kita buat inferensi atau generalisasi hasil penelitian
Populasi studi
• Kumpulan dari satuan/unit (N) di mana kita akan memilih sampel
Sampel
• Kumpulan dari satuan/unit yang kita ambil dari populasi studi di mana pengukuran dilakukan (n)
• Kerangka sampel/Sampling frame→
Daftar satuan/unit/anggota populasi yang berisi identitas: (Nomor, Nama, & Alamat)
Unit analisis
• Bagian dari sampel dimana kita akan melakukan analisis
(misalnya rumah tangga, atau indivudu ibu hamil, balita, PUS)
Ilustrasi
Page 4
Lansia usia > 60 tahun di Kab. Sukabumi, Kab. Ciamis, Kota Bandung,
sampel sampel
sampel sampel sampel
CONTOH BIAS KARENA SELEKSI SAMPEL
sampel
sampel sampel
sampel sampel
sampel
Page 6
CONTOH BIAS KARENA SELEKSI SAMPEL
✓ Menjamin sampel menggambarkan populasinya
✓ Menjamin sampel mempunyai akurasi yang terukur
Metode sampling MENGAPA PERLU
SAMPLING?
1. Populasi tidak terbatas
2. Sumberdaya terbatas (tenaga, dana, waktu)
3. Tidak mungkin diteliti semua (waktu dan ruang) 4. Adanya penelitian yang destruktif
5. Tidak perlu semua diteliti, ada metode sampling
yg didasarkan pada distribusi probabilitas
Page 8
TEKNIK SAMPLING
• Sampel pertimbangan (Purposive/judgemental)
• Sampel berjatah (Quota)
• Sampel seadanya (Convenience)
•
1. Simple random sampling (acak sederhana)•
2. Systematic random sampling (acak sistematik)•
3. Stratified random sampling (acak bertingkat):-Sederhana (Simple stratified random) -Proporsional (Proportional stratified random)
•
4. Cluster random sampling (acak berkelompok)•
5. Multistages random sampling (acak bertahap)Non Random Random (probability)
sampling
Beda Sample Random vs Non random
Random/Probability Sample
Probabilitas semua elemen di populasi untuk terpilih sebagai sampel adalah sama
Dapat merepresentasikan populasi dan hasilnya dapat digeneralisasi ke populasi
Non Random/Non Probability Sample
Probabilitas semua elemen di populasi untuk terpilih sebagai sampel adalah tidak sama
Tidak merepresentasikan populasi dan hasilnya
tidak dapat digeneralisasi ke populasi
BENTUK SAMPLE ACAK/RANDOM SAMPLING
Page 10
RANCANGAN SRS
( Simple/Systematic Random Sapling )
SIMPLE RANDOM SAMPLING
1. Tentukan populasi studi 2. Buat sampling frame (N) 3. Tentukan besar sampel 4. Pilih sampel sejumlah n
secara random (Dengan Tabel-random atau
Komputer)
SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING:
1. Tentukan populasi studi 2. Tentukan sampling frame 3. Tentukan besar sampel 4. Tentukan interval (i=N/n) 5. Pilih sampel no.1 secara
acak
6. Secara sistematik tentukan sampel
berikutnya no.2, 3,.. dst
dengan interval=N/n
Ilustrasi Simple Random Sampling
Langkah I:Buat frame sampling yang terdiri dari daftar unit/elemen yang ada pada populasi
Langkah 2:Pilih sampel secara acak dengan menggunakan tabel random atau software
Sampel Terpilih
Populasi mahasiswa farmasi 5= 100
Sampel yang dibutuhkan = 30 Contoh Kerangka Sampel
No. Urut Nama Unit Alamat Nomor sampel
1 Badu Kp. Sawo No.1 1
2 Benu Kp. Sawo No.2 2
3 4 5 6 7 8 9 10
11 dst
Ilustrasi Systematic Random Sampling
Langkah I:Buat frame sampling yang terdiri dari daftar unit/elemen yang ada pada populasi
Langkah 2:Pilih sampel pertama secara acak dengan menggunakan tabel random/software
Sampel Terpilih
https://www.99.co/id/panduan/cluster-random-sampling-adalah
Langkah 3:Pilih sampel selanjutnya secara sistematis dengan menambahkan‘k’ pada nomor
urut sampel sebelumnya
Sistematik sampling
Populasi mahasiswa farmasi= 100 Sampel yang dibutuhkan = 30
i==N/n= 100/30 = 3,3…
Page 16
STRATIFIED RANDOM SAMPLING
STRATIFIKASI SEDERHANA (Alokasi sama):
1. Tentukan populasi studi 2. Kelompokkan populasi
berdasarkan variabel Strata 3. Tentukan besar sampel
4. Besar sampel dibagi rata menurut strata
5. Buat sampling frame (N) ditiap strata
6. Di tiap strata, pilih sampel
secara random (Tabel-random atau Komputer)
STRATIFIKASI PROPORSIONAL:
1. Tentukan populasi studi 2. Kelompokkan populasi
berdasarkan variabel Strata 3. Tentukan besar sampel
4. Besar sampel dibagi
proporsional menurut strata 5. Buat sampling frame (N) ditiap
strata
6. Di tiap strata, pilih sampel
secara random (Tabel-random atau Komputer)
Perlu Bobot Sampling
= (Jumlah populasi / jumlah sampel)
Tdk Perlu Bobot Sampling
(Antar strata heterogen, dalam strata homogen)
Ilustrasi Stratified Random Sampling
Langkah 2:Buat frame sampling yang terdiri dari daftar unit/elemen yang ada pada setiap strata
Langkah 3:Pilih sampel secara acak dengan menggunakan tabel random atau software sampel
pada setiap strata
Sampel Terpilih pada masing-masing strata Langkah 1: Populasi total dibagi menjadi
subpopulasi dengan kriteria tertentu→strata
Populasi berstrata : (populasi subjek atau
responden penelitian) yang anggota-anggotanya terkelompokkan ke dalam strata-strata (jenjang, lapisan) tertentu.
SD SMP SMA
DIPLOMA
SARJANA
Page 18
STRATIFIKASI SEDERHANA (Alokasi sama):
1. Tentukan populasi studi 2. Kelompokkan populasi
berdasarkan variabel Strata 3. Tentukan besar sampel
4. Besar sampel dibagi rata menurut strata
5. Buat sampling frame (N) ditiap strata
6. Di tiap strata, pilih sampel
secara random (Tabel-random atau Komputer)
SD SMP SMA
DIPLOMA SARJANA
Studi ingin mengetahui PHBS pada di kecamatan X pada Tahun 2020. Dari informasi yang ada jumlah populasi pada masing-masing strata adalah sbb”
1. SD= 300 2. SMP = 120 3. SMA =100
4. DIPLOMA= 40 5. SARJANA=20
Sampel yang dibutuhkan adalah 100
SD=20 SMP=20 SMA=20
Diploma =20 Sarjana=20
SD SMP SMA
DIPLOMA SARJANA
Studi ingin mengetahui PHBS pada di kecamatan X pada Tahun 2020. Dari informasi yang ada jumlah populasi pada masing-masing strata adalah sbb”
1. SD= 300 = 300/580*100 = 52
2. SMP = 120 = 120/580*100= 21 3. SMA =100 = 100/580*100= 17
4. DIPLOMA= 40 =40/580*100= 7 5. SARJANA=20 = 20/580*100= 3
SD=52 SMP=21 SMA=170
Diploma =7 Sarjana=3
STRATIFIKASI PROPORSIONAL:
1. Tentukan populasi studi 2. Kelompokkan populasi
berdasarkan variabel Strata 3. Tentukan besar sampel
4. Besar sampel dibagi
proporsional menurut strata 5. Buat sampling frame (N) ditiap
strata
6. Di tiap strata, pilih sampel
secara random (Tabel-random
Page 20
CLUSTER RANDOM SAMPLING
Digunakan jika sampling frame tidak tersedia atau
populasi merupakan wilayah geografis yang sulit dijangkau
1. Tentukan populasi studi (N)
2. Kelompokkan populasi berdasarkan cluster
• Geografis/area/wilayah administrasi/blok/unit
3. Tentukan jumlah sampel (n) dan jumlah cluster (n
k) dan jumlah sampel di tiap cluster terpilih(n
s)
4. Pilih cluster secara acak proporsional (PPS)
5. Pada cluster terpilih: ambil semua unit → cluster 1-tahap
6. Pada cluster terpilih: pilih secara random responden dengan jumlah yang sama → cluster 2-tahap
(Antar cluster homogen, dalam cluster heterogen)
Ilustrasi Klaster Random Sampling
Langkah 2: pilih secara random klaster yang ada pada populasi
Langkah 3: Semua unit yang ada pada klaster terpilih maka
dijadikan sampel
https://www.99.co/id/panduan/cluster-sampling-adalah
Langkah I: Buat frame sampling yang terdiri dari daftar klaster
yang ada pada populasi
Digunakan jika: Membutuhkan populasi luas, heterogen, atau mempunyai karakteristik berbeda satu sama lain. Namun keterbatasan tenaga tidak memungkinkan, maka metode ini dapat diterapkan untuk mencari reprentasi paling pas.
Page 22
Seorang peneliti ingin membuat survei mengenai gambaran status gizi di Kota Tangerang Selatan pada Balita Usia 0-5 tahun.
Langkah: 1. Tentukan bentuk klaster misalnya Kecamatan
Langkah 2: Tentukan jumlah klaster terpilih misalnya 3 (kluster dipilih secara acak), total sampel keseluruhan =300, dan jumlah sampel masing-masing klaster.
Ciputat Timur
Ciputat Pamulang
Serpong
Pondok Aren Serpong Utara
Setu
Antar klaster Dalam klaster
(Antar cluster homogen, dalam cluster heterogen)
Kerangka Sampel Kecamatan di Kota Tangerang Selatan Semua Bayi dan Balita yang ada di 3 kecamatan tersebut dijadikan sampel. Untuk menentukan jumlah masing2 kluster maka bisa di bagi secara proporsional.
Populasi balita: Ciputat = 200 ciputat timur= 100 Pamulang=100 Jumlah sampel masing:
Ciputat= 200/400*300 = 150
ciputat timur= 100/400*300= 75 Pamulang= 100/400*300 =75
Cluster 1 tahap
Seorang peneliti ingin membuat survei mengenai gambaran status gizi di Kota Tangerang Selatan pada Balita Usia 0-5 tahun.
Langkah: 1. Tentukan bentuk klaster misalnya Kecamatan
Langkah 2: Tentukan jumlah klaster terpilih misalnya 3 (kluster dipilih secara acak), total sampel keseluruhan =300, dan jumlah sampel masing-masing klaster.
Ciputat Timur
Ciputat Pamulang
Serpong Utara
Antar klaster Dalam klaster
P4 Serpong
Pondok Aren
Setu
Kota Tangerang Selatan
Bila pada cluster 2 tahap maka peneliti harus melakuakan pengacakan Kembali di level lebih bawah bisa kelurahan/RW
C1 C2 C3 CT1 CT 2 P1 P2 P3
Kerangka Sampel di tingkat Kelurahan
Cluster 2 tahap
P4
Page 24
Multi-stage random sampling
Digunakan jika populasi sangat besar dan menyebar dan tidak tersedia KERANGKA SAMPEL
Contoh tingkat Propinsi:
1. Tentukan populasi studi (N) dan sampel (n)
2. Bagi populasi menurut wilayah/Strata (Kab/Kota)
→ Pilih wilayah/strata secara acak
3. Di setiap strata terpilih, kelompokan populasi berdasarkan cluster atau strata (Urban/Rural)
→ Pilih cluster/strata secara acak
4. Tentukan besar sampel di tiap Strata & klaster
5. Di klaster/strata terpilih, ambil sampel secara acak
(tabel-random/komputer)
Ilustrasi Multistage Random Sampling
Langkah 6: Pilih secara acak individu yang akan dijadikan
sampel Langkah 1: Buat Frame Sampling
Kecamatan
Langkah 2: Pilih secara acak
kecamatan yang dijadikan sampel Langkah 4: Pilih secara acak kelurahan yang akan dijadikan sampel
Langkah 5: Buat Frame Sampling RT di Kelurahan terpilih Langkah 3: Buat Frame Sampling
kelurahan di Kecamatan terpilih
BENTUK SAMPEL NON-ACAK/NON RANDOM SAMPLING
Page 26
Non-Probability Sampling merupakan teknik pengambilan sampel tidak dipilih secara acak.
Unsur populasi yang terpilih menjadi
sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti.
• Sampel pertimbangan (Purposive/judgemental)
• Sampel berjatah (Quota)
• Sampel seadanya
Purposive Sampling
Purposive Sampling merupakan Satuan sampling yang dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang memiliki karakteristik yang dikehendaki. Peneliti ahli dalam bidang yang akan diteliti
Bila dilakukan secara random maka akan menyulitkan peneiti karena karakteristik sampel random sangat luas.
Contoh : Penelitian terkait kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT yang menimpa wanita. Penelitian ini nantinya bisa digunakan menjadi dasar untuk penanganan masalah kekerasan, terutama yang menimpa wanita.
Karakteristik sampel
1. Peserta adalah seseorang yang telah menikah dan mengalami kekerasan dalam rumah tangga secara langsung
2. Usia peserta penelitian minimal 20 tahun
3. Pernah tinggal bersama pasangan saat terjadi kekerasan dalam rumah tangga
4. Merupakan hubungan heterosexual atau hubungan antara pria dengan
wanita Page 28
Sampel seadanya (Convenience) /Accidental Sampling
Untuk membedakan teknikaccidental samplingdengan metodesamplinglainnya, terdapat ciri khusus dari pengambilan sampel tersebut, yaitu :
1. Peneliti tidak menekankan pada
tujuansamplingmelainkan pada kemudahan proses riset sehingga tidak menetapkan kriteria khusus atau rumit tentang sampel.
2. Peneliti dengan sengaja memilih sampel dari populasi di mana informasi yang diperlukan bisa didapat dengan mudah.
3. Sesuai dengan namanya, sampel yang dipilih mayoritas karena berada di lokasi saat
dibutuhkan atau seseorang maupun sesuatu yang familier bagi peneliti.
4. Kemudahan akses biasanya menjadi pertimbanganutama peneliti dengan teknikaccidental sampling.
Contoh :
Peneliti ingin melihat bagaimana kepuasan pelayanan Rumah Sakit di DKI Jakarta Langkah:
1. Tentukan rumah sakit yang akan dipilih
2. Siapa saja yang tidak sengaja bertemu di RS X dengan peneliti dan sesuai dengan karakteistik maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel (responden).
Sampel berjatah (Quota)
Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, besar dan kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu.
Definisi quota samping adalah sebagai teknik pengambilan sampel dimana jumlah populasi tidak diperhitungkan, tapi diklasifikasikan dalam beberapa
kelompok. Sampel diambil dengan cara memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap kelompok.
Contohnya, penelitian tentang persepsi masyarakat Indonesia tentang kesetaraan gender.
Sampel yang dicari berada dalam lingkup nasional, yaitu Indonesia. Quota sampling membuat kategori berdasarkan karakteristik, seperti jenis kelamin, tingkat pendidikan, umur dan sebagainya.
Peneliti menentukan kuota berdasarkan pengetahuan karakteristik akan berapa jumlah laki-laki, berapa jumlah perempuan. Sampel dari kategori laki-laki dan perempuan diambil secara proporsional. Begitu pula kategori pendidikan dan umur.
Page 30
Snowball
Snowball sampling adalah teknik yang diterapkan untuk menentukan sample di mana mula-mula jumlahnya kecil. Kemudian, sample yang terpilih disuruh untuk memilih teman-temannya atau hal lain yang berhubungan dengan kriteria untuk dijadikan sample dan seterusnya. Dengan teknik ini nantinya jumlah sample akan semakin besar dan banyak.
Contoh:
1. Seorang peneliti ingin melakukan penelitian tentang perilaku pengguna narkoba.
Jumlah sampel sementara yang didapatkan hanya 3 orang berdasarkan dari data rumah sakit ketergantungan obat.
2. Selanjutnya, peneliti juga menggali informasi dari 3 orang pengguna narkoba tersebut tentang pengguna yang lainnya. Informasi tentang pengguna yang lain kemudian dijadikan sampel tambahan. D
3. ari sampel tambahan tersebut digali kembali informasi siapa saja yang menggunakan narkoba.
Terima Kasih
Page 32