Tesis berjudul “Konsep Revolusi Mental Guru dalam Perspektif Mulyas” yang disusun oleh Asma Khairul Bariyah dengan ID Mahasiswa: 14311319 telah ditinjau dan disetujui untuk ditinjau pada sidang Munaqasyah. Tesis berjudul “Konsep Revolusi Mental Seorang Guru Dalam Perspektif Mulyas”, karya Asma Khairul Bariyah dengan NIM 14311319, dipaparkan pada sidang muaqasyah Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta pada tanggal 15 Agustus 2018. Dinyatakan, bahwa skripsi yang berjudul “Konsep Revolusi Mental Guru Dalam Perspektif Mulyas” seluruhnya merupakan karya penulis, kecuali kutipan yang disebutkan sumbernya.
Tesis yang berjudul “Konsep Revolusi Mental Guru dalam Perspektif Mulyasa dan Al-Qur’an”, direkomendasikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd), Fakultas Tarbiyah, Institut Jakarta atau Al-Quran. Sains (IIQ). Untuk itu penelitian ini mengangkat tema revolusi mental untuk mengubah kondisi mental guru dari buruk menjadi baik secara besar-besaran. Revolusi mental yang ditawarkan dalam penelitian ini adalah revolusi mental yang digagas oleh Mulyasa, penulis buku Mental Revolution in Education.
Oleh karena itu, guru sebagai pelaksana pembelajaran di kelas yang sangat menentukan keberhasilan proses pendidikan hendaknya menjadi tujuan pertama dan utama revolusi mental di sekolah. Latar belakang terjadinya revolusi mental dalam pendidikan adalah karena perlunya penguatan karakter peserta didik melalui pemulihan pendidikan karakter di sekolah untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan pembangunan di era globalisasi. Revolusi mental di bidang pendidikan harus dimulai dengan mengembalikan peran guru dan sekolah sebagai fasilitator pendidikan dan pembelajaran.
Sehubungan dengan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Konsep Revolusi Mental Guru Dalam Perspektif Mulyasa dan Al-Qur’an.”
Identifikasi Masalah
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengungkapkan konsep tersebut sebagai solusi penyakit dalam bukunya. Konsep yang dimaksud adalah solusi yang Allah berikan dalam kitab-Nya yaitu Al-Qur'an dan juga pemikiran Mulyasa mengenai penyakit ini. Diperlukan suatu sistem yang dapat memenuhi tuntutan pendidikan masa kini, yang mampu menanamkan kebiasaan hidup mandiri, terampil, dan menunjang nilai-nilai moral.
Pendidik tidak atau tidak dapat memberikan bekal dasar yang optimal kepada peserta didik, baik dari segi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan. Banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan guru di sekolah sehingga tidak menjalankan tugas dan fungsinya yang tidak lain hanyalah memberikan kebutuhan pokok kepada siswanya. Penguatan karakter peserta didik perlu dilakukan melalui pembaharuan pendidikan karakter di sekolah, guna mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan pembangunan di era globalisasi.
Pendidik harus mempunyai bekal agama yang kuat karena peserta didik harus dibekali dengan nilai-nilai atau moral agama yang tinggi agar peserta didik tidak menjadi korban arus informasi global. Kurangnya benteng atau keyakinan pada diri sendiri sehingga tidak bisa menyaring perbuatan baik dan buruk.
Pembatasan Masalah
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran khususnya bagi seluruh profesi guru sebagai bahan bacaan dalam meningkatkan kompetensi profesional guru. Hasil penelitian ini secara teoritis dapat dijadikan acuan dalam penerapan konsep revolusi mental dalam pengobatan penyakit jiwa pada guru. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam memecahkan permasalahan terkait peran konsep revolusi mental dalam menciptakan guru teladan.
Tinjauan Pustaka
Tesis yang ditulis oleh Nanda Nursyah Alam dengan judul “Nilai-Nilai Revolusi Mental dan Implikasinya Terhadap Pembentukan Kepribadian Siswa (Studi Analitik Materi Buku Pendidikan Agama Islam Kurikulum 2013)” Tahun 2017, Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan Guru, UIN Sunan Kalijaga. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah tentang implikasi revolusi mental terhadap pembentukan kepribadian siswa (kajian analisis materi Pendidikan Agama Islam Kurikulum 2013). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep revolusi mental dan nilai-nilai revolusi mental serta implikasinya terhadap pembentukan kepribadian peserta didik.
Persamaan para peneliti dengan tesis di atas adalah keduanya menyelidiki revolusi mental dalam proses pendidikan. Tesis yang ditulis oleh Emir Rasyid Fajrian berjudul “Islam Indonesia Sebagai Fondasi Pendidikan Revolusi Mental” (dalam. 9Nanda Nursyah Alam, “Nilai-Nilai Revolusi Mental dan Implikasinya Terhadap Pembentukan Kepribadian Siswa (Studi Analisis Buku Islam Pendidikan Agama) Materi Kurikulum 2013), Tesis Diploma Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2017.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Islam Nusantara menjadi landasan pendidikan revolusi spiritual (dari sudut pandang KH). Persamaan peneliti dengan pernyataan di atas adalah sama-sama menyelidiki bagaimana seharusnya revolusi mental dilaksanakan. Persamaan peneliti dengan pernyataan di atas adalah sama-sama meneliti revolusi mental dalam pendidikan dan sama-sama membahas penyakit mental yang disebutkan dalam buku Mulyasa.
Persamaan peneliti dengan pernyataan di atas adalah sama-sama melakukan penelitian mengenai revolusi mental dalam pendidikan. Tesis yang ditulis Adi Nugroho berjudul “Konsep Revolusi Mental Tan Malaka” pada tahun 2014, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah tentang kondisi masyarakat pribumi Hindia Belanda, apa konsep revolusi mental menurut Tan Malaka, apa relevansi konsep revolusi mental Tan Malaka dengan pergerakan nasional.
Para peneliti dengan spesialisasi di atas memiliki kesamaan yaitu mereka meneliti revolusi mental dan mencari solusi terhadap penyakit mental. Para peneliti mencoba mencari solusi bagaimana merevolusi mental guru dari penyakit jiwa seperti yang dipaparkan dalam buku Mulyasa yang berjudul Revolusi Mental dalam Pendidikan. 12Adi Nugroho dengan judul, “Konsep Revolusi Mental Tan Malaka”, skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang, 2014.
Metode Penelitian
Teknik dan Sistematika Penulisan
Kedua, menganggap guru sebagai objek revolusi mental pendidikan, meliputi pengertian guru, kriteria yang harus dimiliki guru, dan sifat-sifat negatif guru. Bab ini berisi uraian yang menjelaskan secara rinci biografi penulis kitab, latar belakang penulisan kitab, karya-karya lain yang ditulis oleh penulis kitab dan cara penulisan kitab, serta identifikasi ayat-ayat tentang mental. revolusi. Dan menjabarkan hasil analisis yaitu solusi penyakit jiwa guru menurut penulis perspektif Al-Qur'an tentang penyakit jiwa guru yang dituangkan dalam buku Revolusi Mental dalam Pendidikan karya Mulysa.
Banyak guru mempunyai masalah dalam hubungan dan tindakan mereka karena penyakit mental mereka. Penyakit kejiwaan Mulyasa yang dimaksud antara lain: virus EBOLA (tidak bisa belajar, otak lemot), TBC (tidak bisa menggunakan komputer), kurap (kurang manfaat), kudis (kurang disiplin), asma (tidak ada apa-apa), hipertensi (kegembiraan). tentang sertifikasi), mual (kualitas ujian sangat buruk), asam urat (pada saat selesai mengajar, materi ketinggalan jaman kurang akurat), sesak (kurang keterampilan), gatal-gatal (susah tanpa sebab), tifus (tidak ada rasa), Scabies (kurang objektif, rumit, enggan tanggung jawab), SMS virus (sulit melihat orang lain bahagia), lesu (sumber daya lemah), lipper (pengetahuan lemah, empati rendah), menelpon (kurang manfaat) dan diabetes (kerja anak depan) tidak serius). Dalam mengatasi penyakit jiwa guru tersebut, penulis menuliskan beberapa pengobatan atau solusi menurut Mulyasa dan Al.
Menurut Mulyasa, hal pertama yang dibutuhkan guru kedokteran jiwa adalah menjadi guru yang tersenyum. Kemudian penulis sertakan ayat yang berkaitan dengan senyuman terbaik yaitu An-Naml ayat 19. Kedua, revolusi mental melawan setan Bung Karna yang artinya menyadari bahwa tugas guru yang sebenarnya adalah menyebarkan ilmunya, bukan hanya sibuk memikirkan. sendiri, terutama hanya untuk sertifikasi. Jadikan bekerja sebagai ibadah sebagai obat penyakit kencing manis (dihadapan anak bekerja tidak serius), gatal-gatal (susah tanpa sebab), tifus (kurang nafsu makan) sebagai firman Allah SWT.
Jadilah guru yang berinovatif sebagai penawar penyakit reumatik (asal bahan kurang tepat), kejang (kurang mahir), kurap (kurang relevan) dijelaskan dalam Surah Al-Baqarah ayat 284. Jadilah guru yang berguna sebagai rawatan bakteria. penyakit (kurang bermanfaat) bagi guru pada ayat yang menjelaskan yaitu Surat Al-Israa ayat 7. Keserasian antara perbuatan dan perkataan dijelaskan dalam surat Ash-Shaff ayat 2-3 dan Al-Baqarah ayat 44.
Haus ilmu sebagai solusi penyakit Ebola (enggan belajar, otak lambat), lesu (lemah sumber daya) dan liper (lemah ilmu) dijelaskan dalam ayat ke-11 surat Al-Mujadilah. Dan yang terakhir adalah belajar dari para ahli sebagai solusi mengatasi penyakit komputer dan dijelaskan oleh Allah SWT. Inilah Penyakit dan Solusi Penyakit Jiwa Guru dalam Sudut Pandang Mulyasa dan Al-Qur'an.
Saran
Abdurrahman, Pendidikan Pesantren Dalam Membangun Revolusi Mental, http://pwansorjabar.org/pendidikan-pesantren-dalam-membangun-revolutionary-mental/, diakses 11 Maret 2018 di 18.19 WIB. “Nilai-Nilai Revolusi Mental dan Implikasinya Terhadap Pembentukan Kepribadian Siswa (Studi Analitik Materi Buku Pendidikan Agama Islam Kurikulum 2013)”. Bagian Program dan Pelaporan Irjen, “Sosialisasi Gerakan Nasional Revolusi Mental”, https://www.kemenkopmk.go.id/article/socialization-mobilization-national-revolution-mental-0 diakses pada 2 Juli 2018 di 23.58.
Haryatmoko, “Revolusi Mental Bidang Politik: Orientasi Pegawai Negeri dan Pola Baru Seleksi Pejabat Publik”. Kajian revolusi mental dan pendidikan karakter dalam pembentukan sumber daya manusia Indonesia yang cerdas dan berakhlak mulia.” Quraish Syihab, Al-Qur'an dan Revolusi Mental (Acara Muara Hati), diakses di https://www.youtube . com/watch?v=WhuBNOe9acQ pada 1 Juli 2018 pukul 22.00 WIB.
Penulis menyarankan, dengan banyak kekurangannya, agar konsep revolusi mental dalam pendidikan benar-benar diterapkan. Dan sebagai seorang guru yang merupakan pemain utama dalam proses pendidikan, Anda perlu mulai mengubah segala penyakit mental yang Anda derita dengan mulai memperbaiki dan menilai apa saja kekurangan Anda selama menjadi guru. Bukan hanya penilaian saja, namun juga menjadi awal bagaimana menjadi guru yang baik sesuai kebutuhan peserta didiknya dan menjadi guru yang profesional di lingkungan pendidikan dan juga di hadapan Allah SWT.
Dengan diterapkannya konsep revolusi mental guru diharapkan banyak guru yang sadar bahwa tugasnya bukan sekedar batu loncatan atau mengisi waktu luang, namun sadar akan tugas dan peran guru itu sendiri.