• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

N/A
N/A
Indri yani

Academic year: 2024

Membagikan " LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kajian Kurikulum Pendidikan Luar Biasa Dosen Pengampu: Dr. Herry Widyastono, M.Pd.

Disusun oleh:

1. Amalia Aditiara Putri (K5119005)

2. Indriyani (K5119034)

3. Nadia Nur Cahyani (K5119043)

4. Nana Berliana (K5119044)

5. Yesika Frasila Ningrum (K5119075)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Landasan Pengembangan Kurikulum tepat waktu.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Dr. Herry Widyastono, M.Pd. pada mata kuliah Kajian Kurikulum Pendidikan Luar Biasa. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai seluk-beluk landasan pengembangan kurikulum bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Herry Widyastono, M.Pd.

selaku dosen pengampu mata kuliah Kajian Kurikulum Pendidikan Luar Biasa yang telah memberi tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan di bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Surakarta, September 2020

Penulis

(3)

Daftar Isi

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

BAB I Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang ... 2

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan ... 2

D. Manfaat ... 2

BAB II Pembahasan ... 3

A. Konsep Dasar Landasan Pengembangan Kurikulum ... 3

B. Landasan Filosofis ... 3

C. Landasan Psikologis ... 4

D. Landasan Sosial Budaya ... 5

E. Landasan Perkembangan Ilmu Pengetahuan ...6

F. Landasan Perkembangan Teknologi ... 6

G. Landasan Empiris ...7

H. Landasan Yuridis ... 7

BAB III Penutup ... 9

A. Kesimpulan ... 9

B. Saran ... 9

Daftar Pustaka ... 10

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terdapat banyak pengertian berkaitan dengan kurikulum yang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan. Pengertian kurikulum tentunya akan mempengaruhi praktik-praktik pengembangan kurikulum yang berlaku di Indonesia.

Pandangan lama menjelaskan jika kurikulum merupakan kumpulan mata pelajaran yang harus disampaikan guru kepada peserta didik. Sementara pandangan yang lebih baru menekankan bahwa kurikulum menekankan pada pengalaman belajar sekaligus perubahan ruang lingkup dari konsep sempit ke konsep yang lebih luas.

Sebagai dokumen tertulis, kurikulum tidak hanya terdiri atas mata pelajaran, uraian isi mata pelajaran, persiapan mengajar dalam bentuk silabus dan satuan pelajaran, namun mencakup semua dokumen tertulis yang berkaitan dengan rencana pembelajaran. Pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.

Sementara itu, mutu lulusan dapat dipengaruhi salah satunya oleh mutu kegiatan belajar mengajar yang ditentukan oleh beberapa faktor seperti kurikulum, peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana-prasarana, dana, manajemen, dan lingkungan. Apabila mutu lulusannya baik, dapat diprediksi bahwa mutu kegiatan belajar pasti faktor kegiatan belajar mengajar pasti baik.

Kurikulum menjadi inti pendidikan yang memiliki kedudukan sebagai konstruksi, jawaban dari penyelesaian masalah, alat membangun masa depan, serta pedoman penyelenggaraan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum memiliki ragam fungsi baik bagi tenaga pendidik sampai peserta didik. Hal tersebut yang menjadikan kurikulum sangat memerlukan landasan pengembangan untuk mempermudah mencapai tujuan pendidikan. Landasan pengembangan kurikulum terdiri dari landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosial budaya, landasan perkembangan ilmu pengetahuan, landasan perkembangan teknologi, landasan empiris, dan landasan yuridis.

(5)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang, penulis dapat menarik rumusan masalah mengenai:

a. Apa yang dimaksud dengan landasan pengembangan kurikulum?

b. Apa yang dimaksud landasan filosofis?

c. Apa yang dimaksud landasan psikologis?

d. Apa yang dimaksud landasan sosial budaya?

e. Apa yang dimaksud landasan perkembangan ilmu pengetahuan?

f. Apa yang dimaksud landasan perkembangan teknologi?

g. Apa yang dimaksud landasan empiris?

h. Apa yang dimaksud landasan yuridis?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini berdasarkan pemaparan latar belakang dan rumusan masalah adalah:

a. Untuk mengetahui konsep landasan pengembangan kurikulum.

b. Untuk mengetahui landasan filosofis.

c. Untuk mengetahui landasan psikologis.

d. Untuk mengetahui landasan sosial budaya.

e. Untuk mengetahui landasan perkembangan ilmu pengetahuan.

f. Untuk mengetahui landasan perkembangan teknologi.

g. Untuk mengetahui landasan empiris.

h. Untuk mengetahui landasan yuridis.

D. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari makalah ini adalah meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai landasan pengembangan kurikulum guna mempersiapkan diri menjadi ahli profesional dalam bidang yang bersinggungan dengan materi tersebut.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Landasan Pengembangan Kurikulum

Kurikulum sebagai rancangan pendidikan memiliki kedudukan strategis dalam keseluruhan aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan, maka penyusunannya tidak dapat dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat. Penggunaan landasan yang tepat dan kuat dalam mengembangan kurikulum tidak hanya diperlukan oleh para penyusun kurikulum tingkat makro melainkan juga penyusun di tingkat operasional satuan pendidikan.

Landasan yang dipilih untuk dijadikan dasar pijakan dalam mengembangkan kurikulum sangat tergantung atau dipengaruhi oleh pandangan hidup, kultur, serta kebijakan politik yang dianut oleh negara.

Zais (1976) mengemukakan empat landasan pengembangan kurikulum yakni philosophy and the nature of knowledge, society and culture, the individual, dan learning theory. Sementara Tyler (1949) mengemukakan pandangan yang erat kaitannya dengan beberapa aspek yang melandasi kurikulum, yakni use of philosophy, studies or learns, suggestions from subject specialist, studies of contemporary life, dan use psychology or learning. Sukmadinata (2009) mengklasifikasikan landasan pengembangan kurikulum menjadi landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosial-budaya, serta perkembangan ilmu dan teknologi.

Sedangkan Sanjaya (2011) mengklasifikasikannya menjadi empat namun dua di antaranya digabung menjadi satu-kesatuan, yakni landasan filosofis, landasan psikologis, dan sosiologis teknologis.

B. Landasan Filosofis

Filsafat sering diartikan sebagai pandangan hidup atau pendirian suatu masyarakat bagi individu. Filsafat berarti berpikir sedalam dalamnya untuk menjawab sebuah persoalan mencakup tentang apa, siapa, dimana, bagaimana, dan mengapa hal tersebut terjadi. Oleh karna itu berfilsafat menjadi salah satu landasan pengembangan kurikulum.

Alasan Sanjaya (2011) menguraikan alasan mengapa filsafat harus menjadi dasar adalah sebagai berikut.

1. Filsafat sebagai Dasar Menentukan Tujuan Pendidikan

Hummel (1977) dan Sanjaya (2011) mengemukakan ada tiga hal yang hars diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum yaitu:

(1) Autonomy

Memberikan kesadaran, pengetahuan, dan kemampuan.

(2) Equity

Pendidikan harus memberikan kesempatam kepada individu untuk berpartisipasi dalam budaya dan ekonomi.

(7)

(3) Survival

Memberikan pemahaman tentang ketergantungan antar manusia.

Menurut Bloom (1965), tujuan pendidikan dapat digolongkan menjadi (1) Kognitif, pengembangan pengetahuan

(2) Psikomotor, pengembangan keterampilan (3) Afektif, pengembangan sikap

2. Filsafat sebagai Proses Berfikir

Nasution (1989) mengelompokkan filsafat menjadi empat, yaitu:

(1) Aliran idealisme, kebenaran datangnya dari yang Maha Kuasa.

(2) Aliran realisme, bahwa realitas adalah hukum universal

(3) Aliran Pragmatisme, bahwa kenyataan berada pada hubungan sosial antar manusia.

(4) Aliran Eksistensialisme, bahwa individu dapat memperbaiki dirinya sendiri berdasar norma dan keyakinannya.

C. Landasan Psikologis

Kurikulum harus memperhatikan psikologi perkembangan dan psikogi belajar anak, karena setiap anak memiliki kepribadian yang berbeda beda, seperti yang dikemukakan oleh Sanjaya (2011) berikut ini

1. Psikologi Perkembangan Anak

Menurut Piaget, perkembangan intelektual individu terbagi atas empat tahap, yaitu :

a. Sensorimotor (0-2 tahun)

Pada masa ini, kemampuan kognisi anak masih terbatas dan primitif. Semakin baik pengalaman anak pada masa ini, maka akan semakin baik pula perkembangan intelektualnya.

b. Praoperasional (2-7 tahun)

Pada masa ini, anak ditandai dengan - kesadaran tentang suatu objek

- kemampuan berbahasa mulai berkembang - intuisi/ dapat membedakan objek

- mulai paham bahwa gerakan suatu benda disebabkan oleh kekuatan - bersifat egosentris

c. Operasional konkret (7-11 tahun)

Pikiran anak tentang objek masih terbatas, berdasarkan hal hal yang dijumpai yang bersifat konkret. Anak mulai memiliki system of operations, meliputi

- conservation, yaitu pengekalan

- addition of classes, yitu penambahan golongan benda.

- multiplication of classes, yaitu pelipat gandaan golongan benda.

(8)

d. Operasional formal (11-14 tahun)

Pola berpikir anak sudah sistematis dan meliputi tahap tahap kompleks. Anak mulai menggunakan logika, rasional, hipotesis deduktif, abstrak, proporsional, evaluasi dan sebagainya.

2. Psikologi Belajar

Pada hakikatnya, Kurikulum belajar bertujuan untuk membelajarkan peserta didik. Pada hakikatnya, belajar adalah pembentukan asosiasi antara kesan yangditangkap pancaindra dengan kecenderungan bertindak atau hubungan antara stimulus dan respons. Selain itu ada tiga hukum bdlajat yang terkenal dari Thorndike, yaitu Law of readiness (hukum kesiapan), law of exercise or repetition ( hukum latihan dan pengulangan), dan law of effect (hukum akibat) (Bigge dan Hunt, 1980). Menurut hukum kesiapan, hubungan antara stimulus dan respon akan terbentuk dengan mudah jika ada kesiapan pada sistem syaraf individu. Menurut hukum latihan dan oengulangan, hubungan antara stimulus dan respons akan terbentuk jika sering dilatih dan diulang, sedangkan menurut hukum akibat, hubungan stimulus dan respon terbentuk jika ada akibat yang menyenangkan. Berbeda dengan John Locke, manusia merupakan sumber dari segala kegiatan. Aliran ini beranggapan bahwa belajar adalah kegiatan mental yang ada dalam diri individu yang merupakan motivasi instrinsik untuk mencapai tujuan tingkah laku.

D. Landasan Sosial Budaya

Hal penting yang perlu diperhatikan dan diantisipasi oleh pengembang kurikulum sehubungan dengan perubahan sosial budaya masyarakat adalah perubahan pola hidup dan perubahan kehidupan sosial politik (Sanjaya, 2011).

1. Perubahan pola hidup

Penggunaan teknologi informasi komunikasi merupakan faktor yang mendorong terjadinya perubahan pola hidup dan tatanan sosial masyarakat. Perubahan pola hidup, yakni dari yang bersifat agraris tradisional menuju industri modern adalah pertama, pola kerja sangat teratur yang berlangsung dari pagi sampai sore yang relatif tetap, menuju pola kerja yang tidak teratur, dan cenderung menggunakan waktu relatif lama. Kedua, pola hidup yang sangat bergantung pada hasil-hasil teknologi. Ketiga, pola hidup dalam sistem perekonomia baru.

2. Perubahan sosial politik

Seiring dengan perubahan sistem pengelolaan pemerintah, dari sentralistik ke desentralisasi, ke otonomi daerah, berimplikasi pula pada sistem pendidikan yang semula bersifat sentralistik ke otonomi sekolah.

(9)

E. Landasan Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Sejak abad pertengahan, ilmu pengetahuan berkembang pesat. Periode setelah abad pertengahan sering disebut sebagai zaman modern. Pengetahuan berkembang sedemikian pesatnya, terutama di bidang ilmu-ilmu sosial, yang ditandai dengan teori- teori baru yang kemudian menggugurkan atau menyempurnakan teori-teori sebelumnya. Perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu cepat, harus diperhatikan dan diantisipasi oleh pengembang kurikulum, terutama isi kurikulum harus sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan tersebut dan diantisipasi perubahan yang mungkin akan terjadi.

F. Landasan Perkembangan Teknologi

Ilmu pengetahuan bukan hanya untuk diketahui, tetapi juga diharapkan membentuk keterampilan tertentu. Berdasarkan keterampilan diharapkan membentuk sikap tertentu terhadap diri sendiri, orang lain, dan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Dengan kata lain, pengembangan ilmu pengetahuan bukan hanya diharapkan pada perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri, melainkan juga diharapkan memberikan sumbangan pada bidang kehidupan yang fungsional. Sumbangan berupa penggunaan atau penerapan suatu ilmu pengetahuan untuk memecahkan persoalan kehidupan sehari-hari disebut teknologi. Seperti dinyatakan oleh Kast dan Rosenweigh (1962):

Technology is the art of untilizing scientific knowledge. Sementara itu, menurut Charles Susskind (1973):... how we do things is techology.

Perkembangan yang begitu dahsyat beberapa dekade terakhir, terutama didominasi perkembangan bidang teknologi transportasi, teknologi komunikasi dan informatika, serta teknologi media cetak (Sukmadinata, 2009). Perkembangan teknologi industri transportasi berkembang pesat, seperti transportasi darat, laut, atau udara. Berbagai jenis transportasi bermutu tinggi dengan perlengkapan mutakhir telah tersedia, memungkinkan orang/barang bisa berpindah dari satu tempat ketempat yan lain dengan mudah dan cepat. Teknologi komunikasi dan informatika juga berkembang pesat berkat temuan-temuan dibidang elektronika.

Selain itu, perkembangan media cetak, walaupun jangkauan dan kecepatan sebarannya tidak seluas dan secepat komunikasi massa dan telekomunikasi, tetapi media cetak memiliki keunggulan tersendiri. Hal ini terbukti dengan penemuan alat cetak modern, dengan kemampuan cetak sangat cepat, bermtu tinggi dan mampu menghasilan dalam jumlah yanng sangat banyak. Barang- barang cetak dapat didokumntasikan dalam jangka waktu lama, tidak menggunakan ruang yang besar, cukup teknologi microphone yang mengecilkannya. Perkembangan teknologi yang cepat, harus diperhatikan dan diantisipasi oleh pengembang kurikulum, terutama isi kurikulum harus sejalan dengan perkembangan teknologi dan diantisipasi dengan perubahan yang mungkin akan terjadi.

(10)

G. Landasan Empiris

Kurikulum dikembangkan atas dasar pertimbangan berbagai pengalaman yang diperoleh dalam proses pengembangan kurikulum sebelumnya, yang siklusnya mulai dari perencanaan, penyusunan, implementasi. dan evaluasi kurikulum. Setelah kurikulum diimplementasikan, biasanya beberapa tahun kemudian muncul masalah- masalah, antara lain ada bagian-bagian tertentu dari dokumen kurikulum tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak, terlalu sulit dipahami oleh guru apalagi oleh anak, tidak sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak sesuai dengan tuntutan zaman, tidak sesuai dengan kondisi terkini, dan sebagainya. Oleh karena itu, di berbagai negara maju, kurikulum dan buku teks paling lama 5 tahun sudah dilakukan penyesuaian-penyesuaian. Selain itu, pada umumnya kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan belum seperti yang diharapkan sehingga tidak mampu mengimplementasikan dokumen kurikulum dalam pembelajaran, baik dari segi substansi, metodologi pembelajaran, penilaian, dan manajemennya. Oleh karena itu, pengembang kurikulum harus memperhatikan fakta empiris dan mengantisipasi berbagai masalah tersebut, agar dokumen kurikulum yang akan dikembangkan sesuai dengan tahap perkembangan anak, dapat dipahami oleh guru dan oleh anak, tidak terlalu cepat tertinggal dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tuntutan zaman , serta kondisi kekinian, dan sebagainya. Selain itu, dapat diimplementasikan oleh pendidik dan tenaga kependidikan sesuai harapan. Antisipasi dilakukan proses pengembangan kurikulum dan penyiapan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dari segi substansi, metodologi pembelajaran, penilaian, dan manajemennya.

H. Landasan Yuridis

Landasan yuridis merupakan landasan utama penyempurnaan kurikulum di indonesia. Adapun landasan utaman pengembangan kurikulum diindonesia, yaitu:

Kurikulum 2004

Kurikulum 2004, landasan utamanya adalah diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai daerah Otonom, serta Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP))

Kurikulum 2006 (KTSP) landasan utamanya adalah diberlakukannya Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional sebagai penjabarab lebih lanjut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Kurikulum 2013

(11)

Kurikulum 2013, landasan utamanya adalah diberlakukanya Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014, dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagai penjabaran lebih lanjut dari UNdang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pengembangan kurikulum harus memperhatikan hal-hal berikut:

1. Pengembangan kurikulum tidak dapat dihindarkan atau diperlukan.

2. Kurikulum meupakan produk dari masa yang bersangkutan (kurikulum baik pada zamannya).

3. Perubahan atau pengembangan kurikulum akan berhasil, jika ada perubahan pandangan dalam masyarakat.

4. Pengembangan kurikulum akan berhasil bila secara komperhensif-holistik, bukan aktivitas yang persial.

5. Pengembangan kurikulum harus dilakukan dengan sistematis.

6. Pengembangan kurikulum dilakukan berangkat dari kurikulum yang ada.

Agar kurikulum selalu relevan dengan kondisi kekinian (tuntutan zaman), harus selalu disempurnakan dengan mengacu pada landasan yuridis, disamping landasan filosofis, psikologis, sosial budaya, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta empiris.

(12)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Landasan pengembangan kurikulum yang wajib dipahami dan ditelaah lebih dalam guna memajukan kurikulum di antaranya adalah landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosial budaya, landasan perkembangan ilmu pengetahuan, landasan perkembangan teknologi, landasan empiris, dan landasan yuridis.

B. Saran

Saran yang dapat penulis berikan :

Perlu adanya tinjauan lebih dalam akan bahasan landasan pengembangan kurikulum sebagai salah cara mensosialisasikan sejak dini pihak-pihak yang kelak akan terlibat dalam pengembangan kurikulum.

(13)

Daftar Pustaka

Widyastono, Herry. 2015. Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah dari Kurikulum 2004, 2006, ke Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

kurikulum. Landasan utama pada pengembangan kurikulum adalah :1).. 33 Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris Kelompok Kompetensi Profesional C. Landasan Filosofis, 2) Landasan

Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya diperlukan bagi para penyusun kurikulum atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai kurikulum ideal, akan

Adapun yang dimaksud dengan landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum adalah asumsi-asumsi atau rumusan yang didapatkan dari hasil berfikir yang sangat mendalam,

Dengan beberapa landasan (fondasi) yang menjadi sandaran kurikulum seperti landasan filosofis, landasan sosiologis, landasan budaya, landasan masyarakat, landasan

Dengan berpedoman pada keempat landasan tersebut, maka pengembangan kurikulum yaitu pengembangan tujuan, pengembangan isi/materi, pengembangan

Kurikulum baik pada tahap kurikulum sebagai ide, rencana, pengalaman maupun kurikulum sebagai hasil dalam pengembangan harus mengacu atau menggunakan landasan yang

Landasan Pengembangan Kurikulum memiliku peran yang sangat penting bagi pendidikan, sehingga apabila kurikulum diibaratkan sebagai bangunan gedung yang tidak menggunakan landasan

Dokumen ini berisi tentang landasan pengembangan kurikulum bahasa