• Tidak ada hasil yang ditemukan

ADMINISTRASI KESEHATAN DAN ENTERPRENEURSHIP PEMICU 2

N/A
N/A
ririn nainggolan

Academic year: 2023

Membagikan "ADMINISTRASI KESEHATAN DAN ENTERPRENEURSHIP PEMICU 2"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BLOK 23: ADMINISTRASI KESEHATAN DAN ENTERPRENEURSHIP PEMICU 2

“ADMINISTRASI KESEHATAN”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1 KELAS A

FASILITATOR:

Simson Damanik, drg., M.Kes.

Siska Ella Natassa, drg., M.DSc Buchari, ST, M.Kes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2023

(2)

Ketua : Sebastian Chandra (200600124) Sekretaris : Desfika Annisa Fitri Lubis (200600009) Anggota :

Adzkia Bisifa Nasution (200600001)

Alya Febriyanti (200600002)

Ardia Wianda Ivanka (200600003)

Ayu Lestari (200600004)

Berliana Julianti (200600005)

Catherine Ivory J.M. Sitorus (200600007)

Chatrine Lorenddiva Sembiring (200600008)

Dina Aulia Nasution (200600010)

Dina Masrura (200600011)

Sebastian Chandra (200600124)

Muhammad Zeedane Aulia Attamami Siregar (200600125)

Nadiva Zahra Harahap (200600126)

Rafi Zuhayr Bukit (200600127)

Vanessa Jasmine Halawa (200600128)

Angelina Betty Siburian (200600129)

Ririn Febriyanti Nainggolan (200600130)

Desti Khairunnisa (200600131)

Amanda Nahdatul Nisya (200600132)

Danie Aurelia Malau (200600133)

(3)

Nama Pemicu : Administrasi Kesehatan

Penyusun : Simson Damanik, drg., M.Kes.; Siska Ella Natassa, drg., M.DSc; Buchari, ST,

M.Kes

Hari/ Tanggal : Selasa/ 29 Agustus 2023 Waktu : 07.00 – 09.00 WIB Skenario

Setiap 5 tahun negara kita Indonesia akan mengadakan pesta demokrasi yaitu Pemilihan Umum sehingga akan ada pergantian pimpinan di setiap institusi, khusus pimpinan Dinas Kesehatan Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Sebagai Kepala Dinas Kesehatan saudara terpilih menjadi pimpinan. Bagaimana saudara merencanakan/memperhatikan keadaan penduduk wilayah kerjamu agar masyarakat turut serta bertanggung jawab terhadap kesehatan dan determinan-determinan lainnya.

Setiap masyarakat Indonesia diwajibkan sebagai peserta BPJS Kesehatan, dan Saudara sebagai tenaga medis juga diwajibkan melayani peserta. Apa yang Saudara rencanakan buat semua wilayah kerjamu demikian juga sebagai pengelola sarana pelayanan kesehatan, yang akan menerapkan jaminan kesehatan sehingga masyarakat mengerti tentang pentingnya memelihara kesehatan dalam menjalani kehidupannya.

Pertanyaan

1. Jelaskan apa sub sistem dari SKP di daerah tersebut!

2. Sebagai pemimpin, bagaimana saudara memanage program kesehatan masyarakat?

3. Jelaskan Ilmu Kedokteran Klinik menjadi Ilmu Kesehatan Masyarakat!

4. Tuliskan fungsi-fungsi manajemen!

5. Bagaimana saudara menerapkan jaminan kesehatan di daerah tersebut? Jelaskan sistem yang digunakan!

6. Jelaskan pengertian Pendidikan Kesehatan Masyarakat!

7. Buatkan contoh-contoh implementasi social marketing!

8. Apa yang dimaksud dengan manajemen Puskesmas dan jelaskan masing-masing!

9. Jelaskan tentang UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) dan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat)!

10. Jelaskan tahap-tahap UKGS secara lengkap!

(4)

BAB III PEMBAHASAN

1. Jelaskan apa sub sistem dari SKP di daerah tersebut!

Sistem Kesehatan Provinsi (SKP) merupakan bagian dari Sistem Kesehatan Daerah (SKD) yang memiliki Sistem Kesehatan Nasional (SKN) sebagai supra sistemnya.

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) merupakan acuan penyelenggaraan pembangunan kesehatan di daerah yang terdiri dari Sistem Kesehatan Provinsi (SKP) dan Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota (SKK). Landasan operasional dari Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dimuat dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012. Pasal 3 ayat (1) dari peraturan tersebut menjelaskan komponen pengolelolaan kesehatan dikelompokkan dalam subsistem:

a. upaya kesehatan

 Untuk dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya perlu diselenggarakan berbagai upaya kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi bangsa Indonesia sebagai ketahanan nasional.

 Upaya kesehatan diselenggarakan oleh Pemerintah (termasuk TNI dan POLRI), pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota, dan/atau masyarakat/swasta melalui upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan, dan pemulihan kesehatan, di fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas kesehatan.

b. penelitian dan pengembangan kesehatan

 Untuk mendapatkan dan mengisi kekosongan data kesehatan dasar dan/atau data kesehatan yang berbasis bukti perlu diselenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

 Pengelolaan penelitian dan pengembangan kesehatan terbagi atas penelitian dan pengembangan biomedis dan teknologi dasar kesehatan, teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik, teknologi

(5)

intervensi kesehatan masyarakat, dan humaniora, kebijakan kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat.

 Penelitian dan pengembangan kesehatan dikoordinasikan penyelenggaraannya oleh Pemerintah.

c. pembiayaan kesehatan

 Pembiayaan kesehatan bersumber dari berbagai sumber, yakni:

Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta, organisasi masyarakat, dan masyarakat itu sendiri.

 Pembiayaan kesehatan yang adekuat, terintegrasi, stabil, dan berkesinambungan memegang peran yang vital untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan.

 Pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat merupakan barang publik (public good) yang menjadi tanggung jawab pemerintah, sedangkan untuk pelayanan kesehatan perorangan pembiayaannya bersifat privat, kecuali pembiayaan untuk masyarakat miskin dan tidak mampu menjadi tanggung jawab pemerintah.

 Pembiayaan pelayanan kesehatan perorangan diselenggarakan melalui jaminan pemeliharaan kesehatan dengan mekanisme asuransi sosial yang pada waktunya diharapkan akan mencapai universal health coverage sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

d. sumber daya manusia kesehatan

 Sebagai pelaksana upaya kesehatan, diperlukan sumber daya manusia kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis, dan kualitasnya, serta terdistribusi secara adil dan merata, sesuai tuntutan kebutuhan pembangunan kesehatan.

 Sumber daya manusia kesehatan yang termasuk kelompok tenaga kesehatan, sesuai dengan keahlian dan kualifikasi yang dimiliki terdiri dari tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan dan kebidanan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan,

(6)

tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian medis, dan tenaga kesehatan lainnya, diantaranya termasuk peneliti kesehatan.

 SKN memberikan fokus penting pada pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan guna menjamin ketersediaan, pendistribusian, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia kesehatan. Pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan meliputi perencanaan kebutuhan dan program sumber daya manusia yang diperlukan, pengadaan yang meliputi pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan, pendayagunaan sumber daya manusia kesehatan, termasuk peningkatan kesejahteraannya, dan pembinaan serta pengawasan mutu sumber daya manusia kesehatan.

e. sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan

 Subsistem ini meliputi berbagai kegiatan untuk menjamin: aspek keamanan, khasiat/kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan yang beredar; ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat, terutama obat esensial; perlindungan masyarakat dari penggunaan yang salah dan penyalahgunaan obat; penggunaan obat yang rasional; serta upaya kemandirian di bidang kefarmasian melalui pemanfaatan sumber daya dalam negeri.

f. manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan

 Subsistem ini meliputi kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, hukum kesehatan, dan informasi kesehatan.

 Untuk menggerakkan pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna, diperlukan manajemen kesehatan. Peranan manajemen kesehatan adalah koordinasi, integrasi, regulasi, sinkronisasi, dan harmonisasi berbagai subsistem SKN agar efektif, efisien, dan transparansi dalam penyelenggaraan SKN tersebut.

 Dalam kaitan ini peranan informasi kesehatan sangat penting. Dari segi pengadaan data, informasi, dan teknologi komunikasi untuk penyelenggaraan upaya kesehatan, pengembangan sumber daya manusia, dan kegiatan lainnya, yang kegiatannya dapat

(7)

dikelompokkan, antara lain: a. pengelolaan sistem informasi; b.

pelaksanaan sistem informasi; c. dukungan sumber daya; dan d.

pengembangan dan peningkatan sistem informasi kesehatan.

g. pemberdayaan masyarakat

 SKN akan berfungsi optimal apabila ditunjang oleh pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat. Masyarakat termasuk swasta bukan semata-mata sebagai sasaran pembangunan kesehatan, melainkan juga sebagai subjek atau penyelenggara dan pelaku pembangunan kesehatan. Oleh karenanya pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting, agar masyarakat termasuk swasta dapat mampu dan mau berperan sebagai pelaku pembangunan kesehatan.

 Dalam pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat meliputi pula upaya peningkatan lingkungan sehat oleh masyarakat sendiri dan upaya peningkatan kepedulian sosial dan lingkungan sekitar.

 Upaya pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat akan berhasil pada hakekatnya apabila kebutuhan dasar masyarakat sudah terpenuhi. Pemberdayaan masyarakat dan upaya kesehatan pada hakekatnya merupakan fokus dari pembangunan kesehatan.

Referensi :

Pemerintah Indonesia. 2012. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan Nasional. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 193. Sekretariat Kabinet RI. Jakarta.

2. Sebagai pemimpin, bagaimana saudara memanage program kesehatan masyarakat?

Dalam mengelola/memanage program kesehatan, seorang pemimpin harus:

• Memiliki pengetahuan praktis dan keterampilan manajerial

• Terampil melakukan analisis masalah program dan masalah kesehatan masyarakat sebelum merencanakan kegiatan program (fungsi perencanaan)

• Mendelegasikan wewenang dan membagi tugas – tugas pokoknya kepada staf yang dipimpinnya (fungsi pengorganisasian)

• Mengembangkan anggaran. Program kesehatan masyarakat memerlukan pendanaan untuk beroperasi, dan penting untuk mengembangkan anggaran

(8)

yang menguraikan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan program. Anggaran ini harus ditinjau secara berkala dan diperbarui sesuai kebutuhan

• Mengembangkan motivasi staf agar mereka mau melaksanakan tugas – tugas secara optimal dan mengkoordinasikan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh organisasi yang dipimpinnya (fungsi actuating)

• Mampu mengukur sejauh mana kemajuan yang sudah dicapai oleh stafnya dalam menjalankan tugas – tugas pokok organisasi dan berusaha memberikan bimbingan kepada mereka apabila terjadi penyimpangan (fungsi pengawasan dan pengendalian)

• Harus terampil mengevaluasi produktivitas yang sudah dicapai oleh staf dan organisasi yang dipimpinnya (evaluasi)

• Memiliki pengetahuan dasar dan keterampilan di bidang kesehatan masyarakat (public health principles and technology)

• Memahami prinsip – prinsip dasar public health dan terampil memanfaatkan prinsip – prinsip dasar epidemiologi untuk merumuskan masalah program dan masalah kesehatan masyarakat yang berkembang di wilayah kerjanya

• Terampil mengembangkan teknik – teknik komunikasi dengan masyarakat dan memanfaatkan semua potensi, baik yang dimiliki oleh organisasi yang dipimpinnya maupun yang dapat digali dari masyarakat di wilayah kerjanya.

• Mempromosikan kesetaraan kesehatan. Program kesehatan masyarakat harus dirancang untuk mengatasi kesenjangan kesehatan dan meningkatkan kesetaraan kesehatan. Hal ini dapat melibatkan identifikasi dan penanganan faktor-faktor sosial yang menentukan kesehatan, seperti kemiskinan, rasisme, dan diskriminasi.

3. Jelaskan Ilmu Kedokteran Klinik menjadi Ilmu Kesehatan Masyarakat!

Ilmu kedokteran mencakup ilmu-ilmu yang mempelajari proses tumbuh kembang manusia mulai dari saat pembuahan sampai akhir hayat serta berbagai konsep yang melandasi hidup dan kehidupan mulai dari tingkat subseluler sampai tingkat individu utuh, keadaan dan sebab penyimpangan dari keadaan normal atau fungsi optimal system organ secara terintegrasi dalam wujud manusia utuh, dan sebagai anggota komunitas. Ilmu kedokteran klinik walaupun telah dapat menyembuhkan penyakit, ternyata belum dapat mengatasi wabah-wabah yang

(9)

melanda masyarakat, karena ilmu kedokteran tidak mencegah penularan penyakit tetapi mengobati orang yang telah sakit secara individu. Orang kemudian sadar bahwa penyakit itu banyak sekali ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain: perilaku masyarakat, lingkungan, norma budaya masyarakat, jadi untuk menjadi sehat, tidak cukup hanya dengan pencegahan penyakit secara perseorangan, tetapi harus melihat dan mengelola masyarakat sebagai satu kesatuan bersama lingkungan hidupnya.

Dengan demikian, Kesehatan erat sekali hubungannya dengan sumber daya sosial ekonomi dan tidak hanya tergantung dari fasilitas kesehatan yang ada.1

Atas dasar pengetahuan ini, timbul Kesehatan masyarakat. Menurut Winslow, definisi ilmu Kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang mencakup ilmu-ilmu dan seni yang mempelajari proses untuk mencegah penyakit, memperpanjang masa hidup dan meningkatkan kesehatan melalui upaya masyarakat yang terorganisir dalam mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan, serta pengembangan sistem sosial yang menjamin setiap anggota masyarakat memiliki kualitas hidup layak.1

Ilmu kedokteran klinik dengan ilmu kesehatan masyarakat sebenarnya hanya memiliki perbedaan pada dua aspek, yakni sasaran program dan juga jenis upaya kesehatan yang akan dilakukan. Untuk ilmu kedokteran klinik sendiri memiliki sasaran program berupa individu sedangkan sasaran program dari ilmu kesehatan masyarakat sendiri merupakan kelompok. Pada jenis upaya kesehatan yang akan dilakukan, untuk ilmu kedokteran klinik lebih fokus ke tindakan kuratif sedangkan untuk ilmu kesehatan masyarakat lebih memperhatikan bagaimana cara untuk menghindari penyakit tersebut (preventif). Perubahan ilmu kedokteran klinik menjadi ilmu kesehatan masyarakat dikarenakan perbedaan-perbedaan pada dua aspek tadi yang mempengaruhi biaya dan luasnya jangkauan program. Dibandingkan menggunakan pengobatan/penyuluhan, program kesehatan masyarakat cenderung memiliki cakupan yang lebih luas dan lebih berfokus kepada bagaimana tindakan pencegahan untuk penyakit tertentu. Untuk mengembangkan program-program kesehatan masyarakat, diperlukan peran aktif dalam kelompok-kelompok masyarakat yang terorganisir, yang dilaksanakan di lapangan dengan biaya yang semurah- murahnya, dengan memanfaatkan teknologi tepat guna, dan disesuaikan dengan lingkungan sosial budaya dan kelompok masyarakat setempat yang dijadikan sasaran program.

(10)

Selain dua aspek di atas, perbedaan antara kedua ilmu tersebut dapat dilihat dalam kolom berikut :2

Unsur Ilmu Kedokteran Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Objek/sasaran Individu (pasien/individu sakit) Masyarakat (Masyarakat sehat

dan resiko)

OFokus pelayanan Kuratif dan rehabilitative Promotif dan preventif Tingkat

keberhasilan

Sembuh penyakitnya Kesejahteraan masyarakat meningkat

Indikator kesehatan Bebas penyakit, tidak cacat, produktif

Mortalitas, Morbiditas, Angka kematian bayi dan ibu

Tenaga pelaksana Tenaga pelaksana terutama dokter

Tenaga pelaksana terutama ahli kesehatan masyarakat

Fungsi kerja Menjalankan fungsi

perseorangan dan terikat dengan undang-undang

Menjalankan fungsi dengan mengorganisir masyarakat dan mendapatkan dukungan undang- udang

Sumber:

1. Bahan Ajar Ilmu Dasar Keperawatan: Bab 1 Ilmu Kesehatan Masyarakat. Universitas Muham , 2022: 1-2. https://digitallibrary.ump.ac.id/1037/2/Full%20Bab%201-8.pdf 2. Surahman, Supardi S. Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi: Ilmu Kesehatan

Masyarakat PKM. 2016.

4. Tuliskan fungsi-fungsi manajemen!

Terdapat beberapa pakar yang mengemukakan pendapatnya mengenai fungsi manajemen, antara lain G.Terry, L.Gullick, H.Fayol, dan K.O’Donnel. Fungsi fungsi tersebut pada akhirnya mengarah pada serangkaian sub bagian tubuh yang berada di manajemen sehingga bagian-bagian tubuh tersebut dapat melaksanakan fungsi dalam mencapai tujuan organisasi. Menurut G.R Terry sendiri, fungsi manajemen dikenal dengan (POAC) Perencanaan (planning), Pengorganisasian (organizing), Penggerakan (actuating), dan Pengawasan (controlling).1,2,3

1) Perencanaan (planning)

Merupakan kegiatan memilih dan menghubungkan fakta fakta dan membuat, serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal memvisualisasikan serta merumuskan aktifitas-aktifitas yang

(11)

diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan. Cara menilai kegiatan perencanaan antara lain:

a. Menurut dimensi waktu, terdiri dari: (1) Perencanaan jangka panjang, yaitu 5-10 tahun bahkan lebih sehingga memuat rencana yang umum dan belum terperinci; (2) Perencanaan jangka menengah, yaitu 2-5 tahun dan dasar-dasar yang pasi bagi kehgiatan sudah lebih jelas; (3) Perencanaan jangka pendek, yaitu 1-3 tahun, sebagai contoh adalah rencana tahunan atau yang disebut perencanaan operasional

b. Menurut substansi perencanaan, terdiri dari: (1)Objective/sasaran, dalam hal ini dipertimbangkan aktivitas masa mendatang, tinjauan ke masa depan, menentukan proyeksi, dan bagian integral dari aktivitas perencanaan secara keseluruhan; (2)Policy/kebijakan, merupakan pedoman pengambilan keputusan mengenai sumber yang diperlukan;

(3)Procedure/prosedur, seperti kebijakan, namun prosedur ditekankan dalam menentukan jawaban tertentu dalam pengendalian kegiatan seperti prosedur yang kronologis dan tindakan yang harus dilakukan;

(4)Method/metode, bagaimana setiap tugas diselenggarakan oleh seorang pekerja; (5)Standard/ukuran baku, yaitu suatu nilai seperti rujukan, misal ukuran produk; (6)Budgetting/anggaran, meliputi penerimaan dan pengeluaran.

2) Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian adalah suatu proses mendistribusikan pekerjaan dan tugas-tugas serta mengkoordinasikannya untuk mencapai tujuan organisasi.

Organizing merupakan fungsi manajemen yang berkenaan dengan penugasan mengelompokkan tugas-tugas ke dalam departemen-departemen dan mengalokasikan sumber daya ke departemen. Fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan atau (sinkronisasi) dan mengatur semua kegiatan yang ada kaitannya dengan personil, finansial, materi ,dan tata cara untuk mencapai tujuan organisasi yang telah disepakati bersama. Berdasarkan penjelasan tersebut, organisasi dapat dipandang sebagai wadah kerjasama sekelompok orang yang bersifat statis. Organisasi juga dapat dikaji dari sisi proses kerjasama, dalam hal ini organisasi dilihat dari proses kerjasama staf

(12)

yang berisi uraian tugas untuk mencapai tujuan organisasi bersifat dinamis.

Organisasi juga dapat dikaji dari bagaimana pimpinan menggunakan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi-organisasi sebagai alat pimpinan.

3) Penggerak (actuating)

Actuating (penggerakan) adalah seluruh proses pemberian motivasi kerja kepada para bawahan sedemikian rupa. Sehingga mereka mampu bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis (Munir dan Wahyu Ilaihi, 2015: 159). Actuating merupakan fugsi manajemen secara langsung berusaha merealisasikan keinginan-keinginan organisasi, sehingga dalam aktivitasnya senantiasa berhubungan dengan metode dan kebijaksanaan dalam mengatur dan mendorong orang agar bersedia melakukan tindakan yang diinginkan oleh organisasi tersebut (Amin, 2016: 233).

Actuating meliputi motivating/membangkitkan motivasi, directing/

memberikan arah, influencing/memengaruhi, dan commanding/memberikan perintah

4) Pengawasan (controlling)

Controlling (Pengawasan) merupakan salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian dan sekaligus bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang sedang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan semula.

Dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan, atasan mengadakan pemeriksaan, mengukur hasil, mencocokkan serta mengusahakan agar kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan serta tujuan yang ingin dicapai, serta memperbaiki penyimpangan (Manullang, 2016: 24).

Referensi:

1. Hamdi. Penerapan fungsi manajemen pada kantor kelurahan rantau kiwa kecamatan tapin utara kabupaten tapin. JIEB: Jurnal Ekonomi Bisnis 2020; 6(2): 155-63.

2. Manulang. Dasar Dasar Manajemen, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2012

3. Arifin A, Rahman F, Wulandari A, Anhar VY. Buku Ajar Dasar-Dasar Manajemen Kesehatan. Banjarmasin: Pustaka Banua, 2016: 2-101.

(13)

5. Bagaimana saudara menerapkan jaminan kesehatan di daerah tersebut?

Jelaskan sistem yang digunakan!

Untuk masyarakat miskin dan tidak mampu, sejak tahun 2005 Kementerian Kesehatan telah melaksanakan program jaminan kesehatan sosial, yang awalnya dikenal dengan nama program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin (JPKMM), atau lebih populer dengan nama program Askeskin (Asuransi Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin). Kemudian sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2013, program ini berubah nama menjadi program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Seiring dengan dimulainya JKN per 1 Januari 2014, semua program jaminan kesehatan yang telah dilaksanakan pemerintah tersebut (Askes PNS, JPK Jamsostek, TNI, Polri, dan Jamkesmas), diintegrasikan ke dalam satu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan). Sama halnya dengan program Jamkesmas, pemerintah bertanggungjawab untuk membayarkan iuran JKN bagi fakir miskin dan orang yang tidak mampu yang terdaftar sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI)

Untuk dapat menerapkan jaminan kesehatan di Sumatera Utara maka saya menggunakan system prospective payment yaitu pembayaran PPK didepan, efisiensi, biaya pelayanan dapat dikendalikan, program planning lebih baik, over utilization dapat dicegah. Saya juga harus menerapkan agar semua masyarakat menerima program jaminan kesehatan dan staf BPJS seluruhnya melaksanan prinsip pelaksanaan BPJS. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang merupakan bentuk komitmen pemerintah terhadap pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia seluruhnya. Semua program jaminan kesehatan yang telah dilaksanakan pemerintah (Askes PNS, JPK Jamsostek, TNI, Polri, dan Jamkesmas), diintegrasikan ke dalam satu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan)

Prinsip Pelaksanaan Program JKN

1) Kegotong-royongan; prinsip kebersamaan antar peserta dalam menanggung beban biaya jaminan sosial, yang diwujudkan dengan kewajiban setiap peserta membayar juran sesuai dengan tingkat gaji, upah atau penghasilannya.

2) Nirlaba, prinsip pengelolaan usaha yang mengutamakan penggunaan hasil pengembangan dana untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi seluruh peserta.

3) Keterbukaan, prinsip mempermudah akses informasi yang lengkap, benar

(14)

dan jelas bagi setiap peserta.

4) Kehati-hatian, prinsip pengelolaan dana secara cermat, teliti, aman dan tertib.

5) Akuntabilitas, prinsip pelaksanaan program dan pengelolaan keuangan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

6) Portabilitas, prinsip memberikan jaminan yang berkelanjutan meskipun peserta berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

7) Kepesertaan bersifat wajib, prinsip yang mengharuskan seluruh penduduk menjadi peserta jaminan sosial, yang dilaksanakan secara bertahap.

8) Dana amanat, bahwa iuran dan pengembangannya merupakan dana titipan dari peserta untuk digunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan peserta jaminan sosial.

9) Hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial (DJS) dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta: bahwa hasil dividen dan pemegang saham yang dikembalikan untuk kepentingan peserta jaminan sosial.

Sumber:

Iva MIN. Implementasi Kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional Melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs) Kesehatan Di Kota Makassar. Media Neliti: 2-6

6. Jelaskan pengertian Pendidikan Kesehatan Masyarakat!

Pendidikan kesehatan merupakan suatu bentuk tindakan mandiri keperawatan untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran yang didalamnya perawat sebagai perawat pendidik (Suliha,dkk,2002). Menurut Notoatmodjo (2010) pendidikan kesehatan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan - tindakan untuk memelihara, dan meningkatkan taraf kesehatannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu bentuk kegiatan dengan menyampaikan materi tentang kesehatan yang bertujuan untuk mengubah perilaku sasaran.

Menurut Nyswander, menyatakan bahwa pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis bukan

(15)

proses pemindahan materi dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Hal itu dapat dilihat dari definisi yang dia kemukakan, yaitu pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri seseorang yang dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu dan masyarakat. Pendidikan kesehatan tidak dapat diberikan kepada seseorang atau orang lain, bukan seperangkat prosedur yang harus dilaksanakan atau suatu produk yang harus dicapai, tetapi sesungguhnya merupakan suatu proses perkembangan yang berubah secara dinamis, yang di dalamnya seseorang menerima atau menolak informasi, sikap maupun praktek baru, yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat.

Menurut Committee President on Health Education, pendidikan kesehatan adalah proses yang menjembatani kesenjangan antara informasi kesehatan dan praktik kesehatan, yang memotivasi seseorang untuk memperoleh informasi dan membuat sesuatu sehingga dapat menjaga dirinya menjadi lebih sehat dengan menghindari kebiasaan yang buruk dan membentuk kebiasaan yang menguntungkan kesehatan.

Menurut Notoatmodjo (2003) sasaran pendidikan kesehatan dibagi dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu :

a. Sasaran primer (Primary Target)

Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan juga sebagainya.

b. Sasaran sekunder (Secondary Target)

Yang termasuk dalam sasaran ini adalah para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya. Disebut sasaran sekunder, karena dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok ini diharapkan untuk

(16)

nantinya kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat di sekitarnya.

c. Sasaran tersier (Tertiary Target)

Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat pusat, maupun daerah. Dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak langsung terhadap perilaku tokoh masyarakat dan kepada masyarakat umum.

Sumber:

Yuliana Nelly, Hendra Setiawan, Nyoman Anita Damayanti. Penerapan sistem jaminan kesehatan nasional pada pelayanan kebidanan dan neonatal. Jurnal Keperawatan Silampari 2020; 4 (1):195-204.

Widodo B. Pendidikan kesehatan dan aplikasinya di SD/MI.

Madrasah 2014; 7(1): 90-1.

7. Buatkan contoh-contoh implementasi social marketing!

Social marketing atau pemasaran soaial adalah penerapan dengan menggunakan konsep dan teknik pemasaran untuk untuk meningkatkan penerimaan suatu gagasan atau perilaku sosial. Menurut philip kohler dan garald zaltman, pemasaran sosial adalah “design, implementasi, dan pengawasan program yang di tujukan untuk meningkatkan penerimaan gagasansosial atau perilaku pada suatu kelompok sasaran.

Social marketing dalam kesehatan adalah penggunaan prinsip dan teknik pemasaran untuk mengembangkan komunikasi kesehatan. Tujuan dari adanya social marketing adalah untuk mempengaruhi dan meyakinkan masyarakat agar secara sukarela mengubah perilaku sesuai yang dianjurkan oleh promotor kesehatan, demi kebaikan dan kepentingan individu serta masyarakat. Manfaat pemasaran sosial dalam upaya promosi kesehatan di puskesmas. Kebutuhan masyarakat terhadap layanan kesehatan terpenuhi. Upaya promosi kesehatan dapat dilakukan secara efisien, efektif dan bertanggung jawab. Perilaku hidup bersih dan sehat mempunyai value di masyarakat.

Contoh-contoh implementasi pemasaran sosial antara lain:

- Gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang diluncurkan oleh Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2008. Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan perilaku cuci tangan pakai sabun di kalangan masyarakat, khususnya anak-anak sekolah dasar, sebagai salah satu cara pencegahan penyakit diare dan infeksi

(17)

saluran pernapasan akut (ISPA). Gerakan ini menggunakan berbagai media dan aktivitas promosi, seperti poster, spanduk, stiker, lagu, video, komik, buku cerita, permainan edukasi, lomba cuci tangan pakai sabun, dan pembentukan duta CTPS di setiap sekolah.

- Kampanye Berhenti Merokok yang dilakukan oleh berbagai organisasi kesehatan dan antitembakau di Indonesia maupun di dunia. Kampanye ini bertujuan untuk mengurangi prevalensi merokok di kalangan masyarakat, khususnya remaja dan anak-anak, sebagai salah satu cara pencegahan penyakit kronis dan kanker yang disebabkan oleh rokok. Kampanye ini menggunakan berbagai media dan aktivitas promosi, seperti iklan televisi, radio, surat kabar, majalah, internet, sosial media, spanduk, poster, stiker, seminar, diskusi, pameran, demonstrasi, dan advokasi kebijakan antitembakau.

- Gerakan Indonesia Bebas Kantong Plastik yang dilakukan oleh berbagai organisasi lingkungan hidup dan masyarakat sipil di Indonesia. Gerakan ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik di kalangan masyarakat, khususnya konsumen ritel, sebagai salah satu cara pencegahan pencemaran lingkungan dan perubahan iklim yang disebabkan oleh sampah plastik. Gerakan ini menggunakan berbagai media dan aktivitas promosi, seperti iklan televisi, radio, internet, sosial media, spanduk, poster, stiker, seminar, diskusi, pameran, demonstrasi, dan advokasi kebijakan bebas kantong plastik.

- Kampanye untuk mempromosikan pola makan sehat, misalnya untuk mengurangi konsumsi makanan cepat saji dan meningkatkan konsumsi makanan organik

- Kampanye untuk mengurangi perilaku mengemudi sambil mabuk

- Kampanye untuk mengurangi jejak karbon dan mempromosikan konservasi energi dengan menggunakan energi ramah lingkungan

- Program Peduli Gizi Balita oleh Puskesmas Bojonggede. bertujuan untuk memengaruhi sikap dan membangun perubahan perilaku ibu dalam hal pemberian makanan bergizi pada balitanya, sehingga diharapkan kasus balita gizi kurang dan gizi buruk dapat dicegah sedini mungkin. Dua media informasi yang digunakan yaitu, poster Gizi Seimbang yang disebarkan di Posyandu dan pengadaan Kelas Ibu Peduli Gizi Balita (Ibu Pelita) sebagai strategi memasarkan produk sosialnya. Kegiatan ini sejalan dengan pernyataan Menteri

(18)

Kesehatan RI, dimana Indonesia telah masuk dalam zona darurat gizi, karena sebanyak 19% anak Indonesia meyandang status gizi kurang

- Kampanye anti tembakau untuk mengurangi tingkat merokok

- Kampanye untuk mempromosikan pola makan sehat, misalnya dengan mengurangi

- konsumsi makanan cepat saji dan meningkatkan konsumsi makanan organik - Kampanye untuk mengurangi jejak karbon dan mempromosikan konservasi

energi

- dengan menggunakan energi ramah lingkungan - Kampanye imunisasi campak dan rubella

- Kampanye melaksanakan protokol kesehatan seperti menggunakan masker dengan benar dan mencuci tangan dengan sabun untuk menekan angka kesakitan Covid-19

- Kampanye vaksinasi Covid-19 - Kampanye cegah Hoaks Covid-19

Referensi:

1. Ahmad Latif S. emasaran Sosial: Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan Contoh.

https://www.kitapunya.net/arti-kata/pemasaran

sosial/#:~:text=Beberapa%20contoh%20pemasaran%20sosial%20yang%20berhasil

%20dan%20terkenal,lingkungan%20hidup%20dan%20masyarakat%20sipil%20di

%20Indonesia.%20 (8 Juni 2023)

2. Amruroh I, Anggraeni D. Pemasaran sosial program peduli gizi balita oleh puskesmas Bojonggede bogor. Journal of strategic communication 2017; 7(2): 69-83.

3. Putri AA, Prayoga D. Pemasaran Sosial Menggunakan Media Sosial dalam Upaya Pencegahan Penularan Covid-19: Tinjauan Literatur. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 2021; 20(2): 144-9.

8. Apa yang dimaksud dengan manajemen Puskesmas dan jelaskan masing- masing!

Adalah kegiatan pengelolaan puskesmas yang meliputi semua rangkaian kegiatan mulai dari:

(19)

A.P1 = Perencanaan, berbentuk perencanaan tingkat puskesmas

B.P2 = Penggerakan Pelaksanaan, berbentuk Minilokakarya puskesmas

C.P3 = Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian, berbentuk Penilaian Kinerja Puskesmas Untuk menjamin bahwa siklus manajemen Puskesmas yangberkualitas berjalan secara efektif dan efisien, ditetapkan TimManajemen Puskesmas yang juga dapat berfungsi sebagaipenanggungjawab manajemen mutu di Puskesmas. Upaya kesehatan bermutu merupakan upaya yang memberikanrasa puas sebagai pernyataan subjektif pelanggan, dan menghasilkan outcome sebagai bukti objektif dari mutu layanan yang diterimapelanggan.

Perencanaan Puskesmas ( P1 )

Merupakan suatu proses kegiatan yang sistematis untuk menyusun atau mempersiapkan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh puskesmas pada tahun berikutnya untuk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam upaya mengatasi masalah-masalah kesehatan setempat.

Dalam pelaksanaannya sangat memerlukan kekhususan, daerah-daerah yang tertinggal atau terisolasi berbeda dengan daerah-daerah atau desa-desa yang maju, baik tahapan- tahapannya maupun target-target pencapaiannya, tetapi harus punya sasaran dan indikator yang jelas, sehingga dalam kurun waktu tertentu bisa mendapatkan hasil yang sama dengan desa-desa yang lebih maju dan keberhasilannya mungkin lebih singkat.

Perencanaan program kesehatan masyarakat di tingkat Puskesmas sebaiknya berbeda antara satu desa dengan desa lainnya, terutama yang di wilayahnya memiliki desa-desa terisolir atau tertinggal jangan di generalisir dengan desa-desa lainnya.

Tujuan umum: meningkatkan kemampuan manajemen puskesmas untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan bagi masyarakat.

Tujuan khusus:

Dapat disusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK) untuk tahun berikutnya

1. Upaya Kesehatan Puskesmas Wajib

Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang bersifat mutlak perlu‟ yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya

(20)

pelayanan kesehatan tingkat pertama yang diselenggarakan puskesmas bersifat holistic, komprehensif, terpadu dan berkesinambungan. Misi ini berkaitan erat dengan program yang dilaksanakan puskesmas. Program kesehatan dasar adalah program minimal yang harus dilaksanakn oleh tiap puskesmas, yang dikemas dalam „basic six‟ yaitu :

 Upaya kesehatan ibu, anak & kb

 Upaya promosi kesehatan

 Upaya kesehatan lingkungan

 Upaya perbaikan gizi

 Upaya pencegahan & pemberantasan penyakit menular

 Upaya pengobatan dasar

2. Upaya Kesehatan Puskesmas Pengembangan

Dilaksanakan sesuai dengan masalah kesehatan masyarakat yang ada dan kemampuan Puskesmas

Bila ada masalah kes tapi pusk tidak mampu maka pelaksanaan oleh dinkes kabupaten/Kota

Upaya Lab (medis dan kesehatan masyarakat) dan Perkesmas serta Pencatatan Pelaporan merupakan kegiatan penunjang dari tiap upaya wajib atau pengembangan

Adapun langkah-langkah/ tahapan yang ditempuh dalam perencanaan kesehatan adalah:

Analisa situasi

Adalah mempelajari atau mengkaji situasi yang ada melalui data-data, observasi dan pengalaman yang dirumuskan menjadi suatu kesimpulan tentang keadaan umum, keadaan khusus dan masalah yang ada.

Mengidentifikasi masalah dan penetapan prioritas masalah

Setelah masalah yang ada diketahui, maka kita perlu mengkaji lebih dalam lagi untuk menetapkan priotitas masalah. Penentuan ini sangat penting karena menentukan masalah yang tepat sangat penting untuk mencapai tujuan program.

 Merumuskan tujuan program dan target yang akan dicapai

Dalam menentukan tujuan program diperlukan perhatian terhadap beberapa faktor, yaitu Potensi organisasi, Target program, dan Target waktu

 Mengkaji faktor-faktor yang membantu dan menghambat tujuan

Kajian ini penting dilakukan untuk mengetahui sebesar apa kemampuan

(21)

organisasi untuk mencapai tujuan.

B. Pengorganisasian, Pelaksanaan, berbentuk Minilokakarya puskesmas (P2)

Pengorganisasian

Merupakan langkah kegiatan pertama untuk menentukan: personil, biaya, tugas dan wewenang, waktu kegiatan, sasaran, sarana dan prasarana, pencatatan dan pelaporan. Seluruh hal yang berkaitan dengan pengorganisasian harus disepakati bersama dan dibuat tertulis serta disesuaikan dengan perencanaan yang telah dibuat.

Pelaksanaan Pengorganisasian

Merupakan pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan oleh organisasi atau tim yang telah dibentuk, meliputi:

1. Upaya kesehatan masyarakat 2. Pencatatan dan pelaporan

3. Keterlibatan lintas sektoral dan program 4. Pengelolaan keuangan

5. Pengelolaan obat

6. Pemanfaatan dan pemeliharaan sarana

Lokakarya Mini Puskesmas

Lokakarya Mini Puskesmas merupakan suatu pertemuan antar petugas Puskesmas dan petugas Puskesmas dengan sektor terkait (lintas sektoral) untuk meningkatkan kerjasama tim, memantau cakupan pelayanan Puskesmas serta membina peran serta masyarakat secara terpadu agar dapat meningkatkan fungsi Puskesmas.

Adapun tujuan dilakukannya lokakarya mini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Umum

Meningkatkan fungsi Puskesmas melalui penggerakan pelaksanaan Puskesmas, bekerjasama dalam tim dan membia kerja sama lintas program serta lintas sektoral,

2. Tujuan Khusus

Tergalangnya kerjasama dalam tim antar tenaga Puskesmas dan pelaksana

Terselenggaranya lokakarya bulanan antar tenaga Puskesmas dalam rangka pemantauan hasil kerja tenaga Puskesmas dengan cara membandingkan rencana

(22)

kerja bulan lalu dari setiap petugas dengan hasil kegiatannya dan membandingkan cakupan kegiatan dari daerah binaan dengan targetnya serta teersusunnya rencana kerja bulan berikutnya.

Tergalangnya kerjasama lintas sektoral dalam rangka pembinaan dan pengembangan peran serta masyarakat secara terpadu.

Terselenggaranya lokakarya tribulanan lintas sektoral dalam ranngka mengkaji kegiatan kerjasama lintas sektoral dan tersusunnya rencana kerja tribulan berikutnya. Manfaatnya adalah mengevaluasi kegiatan yang telah dilakuakan pada bulan lalu dan untuk merencanakan kegiatan yang akan dilakukan.

3. Penggalangan / peningkatan kerjasama dalam Tim

Lokakarya yang pada dasarnya dilaksanakan setahun sekali dilingkungan Puskesmas sendiri, dalam rangka meningkatkan kerjasama antar petugas Puskesmas untuk meningkatkan fungsi Puskesmas.

4. Lokakarya Bulanan Puskesmas

Sebagai tidak lanjut lokakarya pengggalangan / peningkatan kerjasama dalam Tim, setiap awal bulan berikutnya diadakan pertemuan antar tenaga Puskesmas untuk membandingkan rencana kerja bulan yang lalu dengan hasil kegiatan serta cakupan daerah binaan. Bilaman dijumpai masalah, dibahas dan dipecahkan bersama, serta kemudian menyusun rencana kerja bulan berikutnya bagi setiap tenaga.

1. Penggalangan / peningkatan kerja sama lintas sektoral

Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektor- sektor yang bersangkutan diperlukan penggalangan kerjasama lintas sektor, yang dilaksanakan dalam satu pertemuan setahun sekali. Untuk itu perlu dijelasklan manfaat bersama dari upaya pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan bagi sektor-sektor yang bersangkutan. Sebagai hasil pertemuan adalah kesepakatan rencana kerja lintas sektoral dalam membina dan mengembanngkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.

Khususnya dalam rangka peningkatan kesejahteraan ibu dan kelangsungan hidup anak.

Harapannya peningkatan pelayanan kesehatan, laporan kegiatan tepat waktu.

C. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian, berbentuk Penilaian Kinerja Puskesmas (P3)

Manajemen perencanaan yang telah ditetapkan sebagai RencanaPelaksanaan Kegiatan, perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian agartarget output dari

(23)

setiap kegiatan dapat dicapai secara optimal.

Pengawasan

Pengawasan yang dilakukan mencakup aspek administratif, sumber daya, pencapaian kinerja program, dan teknis pelayanan. Apabila ditemukan adanya ketidaksesuaian baik terhadap rencana, standar,peraturan perundangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengawasan dilakukan melalui kegiatan supervisi yang dapatdilakukan secara terjadwal atau sewaktu waktu.

Pengendalian

Pengendalian adalah serangkaian aktivitas untuk menjaminkesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telahditetapkan sebelumnya dengan cara membandingkan capaian saat ini dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.

Penilaian Kinerja Puskesmas

Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu proses yang obyektifdan sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis dan menggunakaninformasi untuk menentukan seberapa efektif dan efisien pelayananPuskesmas disediakan, serta sasaran yang dicapai sebagai penilaianhasil kerja/prestasi Puskesmas. Penilaian Kinerja Puskesmasdilaksanakan oleh Puskesmas dan kemudian hasil penilaiannya akan diverifikasi oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.

Sumber :

1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas

9. Jelaskan tentang UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) dan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat)!

UKP (Upaya Kesehatan Perorangan)

Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemenntah dan atau masyarakat seria swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan seria mencegah & menyembuhkan penyakit seria memulihkan kesehatan perorangan.1,2

UKP meliputi 5 kegiatan, yaitu:

(24)

a. Promosi kesehatan b. Pengobatan rawat jalan c. Pengobatan rawat inap

d. Pembatasan dan pemulihan kecacatan perorangan

e. Pengobatan tradisional, alternatif, kebugaran, dan kosmetika UKP memiliki beberapa fungsi, yaitu:

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan, bermutu, dan holistik yang mengintegrasikan faktor biologis, psikologi, sosial, dan budaya dengan membina hubungan dokter - pasien yang erat dan setara

b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif

c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berpusat pada individu, berfokus pada keluarga, dan berorientasi pada kelompok dan masyarakat

d. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan kesehatan, keamanan, keselamatan pasien, petugas, pengunjung, dan lingkungan kerja

e. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi

f. Melaksanakan penyelenggaraan rekam medis

g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses pelayanan kesehatan

h. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia puskesmas

i. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem rujukan j. Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan di

wilayah kerjanya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat)

Upaya Kesehatan Masyrakat (UKM) adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat seria swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah & menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Salah satu contoh UKM adalah upaya pengasapan, fogging, sebagai salah satu upaya menurunkan angka kesakitan demam berdarah.1

Upaya kesehatan masyarakat meliputi:1

(25)

a. Pelayanan promosi kesehatan b. Pemeliharaan kesehatan c. Penyehatan lingkungan

d. Pemberantasan penyakit menular e. Penyediaan sanitasi dasar

f. Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan

g. Pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya h. Perbaikan gizi masyarakat

i. Pengamanan penggunaan zat aditif (bahan tambahan makanan) dalam makanan dan minuman

j. Penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan UKM memiiki beberapa fungsi, yaitu:

a. Menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah kesehatan masyarakat dan kebutuhan pelayanan yang diperlukan

b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan

c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan

d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerja sama dengan pimpinan wilayah dan sektor lain terkait

e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan pelayanan puskesmas dan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat

f. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia puskesmas

g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan

h. Memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor biologis, psikologis, sosial, budaya, dan spiritual

i. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan cakupan pelayanan kesehatan

j. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan daerah kabupaten/kota, melaksanakan sistem kewaspadaan dini, dan respon penanggulangan penyakit

(26)

k. Melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga; Melakukan kolaborasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dan rumah sakit di wilayah kerjanya, melalui pengoordinasian sumber daya kesehatan di wilayah kerja puskesmas.

Sumber:

- Cholifah Cholifah, Ameli P, Nisak UK. Buku ajar ilmu kesehatan masyarakat.

Sidoarjo: Universitas Muhammadiyah Sidoarjo UMSIDA Press, 2019.

- Mustofa A, Roekminiati S, Lestari DJ. Administrasi pelayanan kesehatan. Surabaya:

Jakad Media Publishing, 2019

- Juwita CP. Pengantar kesehatan masyarakat. Jakarta: Universitas Kristen Indonesia, 2022.

- Menap. Telaah Fungsi Upaya Kesehatan Perorangan ( UKP ) Puskesmas Menurut Persfektif Manajemen Keselamatan Pasien. Perspekt Akad Indones. 2021;2(1):49–54.

10. Jelaskan tahap-tahap UKGS secara lengkap!

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara terencana pada para siswa terutama siswa Sekolah Tingkat Dasar (STD) dalam suatu kurun waktu tertentu dan diselenggarakan secara berkesinambungan melalui paket UKS yaitu paket minimal, paket standar dan paketoptimal (Depkes RI, 1996).

Menurut Depkes (1983 cit. Priyono, 1995) UKGS merupakan sarana utama dalam rangka meningkatkan kesehatan gigi dan mulut anak-anak sekolah. Melalui UKGS dapat ditanamkan sikap yang baik terhadapkesehatan gigi dan mulut lewat kegiatan penyuluhan dan pendidikan kesehatan yang dilakukan serta tindakan dan perawatan yang ada.

Menurut Depkes RI (1996) terdapat tiga tahap UKGS berdasarkan keadaan tenaga dan fasilitas kesehatan gigi di Puskesmas, yaitu:

 UKGS TAHAP I (SATU)/ PAKET MINIMAL UKGS

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk murid SD dan MI yang belum terjangkau oleh tenaga dan fasilitas kesehatan gigi. Tim Pelaksana UKS di SD dan MI melaksanakan kegiatan yaitu:

1) Pelatihan kepada guru Pembina UKS dan dokter kecil tentang pengetahuan kesehatan gigi dan mulut secara terintegrasi. Pelatihan dilaksanakan oleh dinas pendidikan dengan narasumber tenaga kesehatan gigi.

(27)

2) Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru penjaskes/guru pembina UKS/dokter kecil sesuai dengan kurikulum yang berlaku (Buku Pendidikan Olahraga dan Kesehatan) untuk semua murid kelas 1-6, dilaksanakan minimal satu kali tiap bulan.

3) Pencegahan penyakit gigi dan mulut dengan melaksanakan kegiatan sikat gigi bersama setiap hari minimal untuk kelas I, II, dan III dibimbing oleh guru dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor.

 UKGS TAHAP II (DUA)/PAKET STANDAR UKGS

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk murid SD dan MI sudah terjangkau oleh tenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang terbatas, kegiatannya adalah:

1) Pelatihan kepada guru Pembina UKS dan dokter kecil tentang pengetahuan kesehatan gigi dan mulut secara terintegrasi. PelaƟ han dilaksanakan oleh dinas pendidikan dengan narasumber tenaga kesehatan gigi.

2) Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru penjaskes/guru pembina UKS/dokter kecil sesuai dengan kurikulum yang berlaku (Buku Pendidikan Olahraga dan Kesehatan) untuk semua murid kelas 1-6, dilaksanakan minimal satu kali tiap bulan.

3) Pencegahan penyakit gigi dan mulut dengan melaksanakan kegiatan sikat gigi bersama setiap hari minimal untuk kelas I, II, dan III dibimbing oleh guru dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor.

4) Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit oleh guru.

5) Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I pada awal tahun ajaran diikuti dengan pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal, dengan persetujuan tertulis (informed consent) dari orang tua dan tindakan dilakukan oleh tenaga kesehatan gigi.

6) Surface protection pada gigi molar tetap yang sedang tumbuh (dilakukan di sekolah atau dirujuk sesuai kemampuan), bila pada penjaringan murid kelas I dijumpai murid dengan gigi tetap ada yang karies atau bila gigi susu karies lebih dari 8 gigi dilakukan fissure sealant pada gigi molar yang sedang tumbuh.

7) Rujukan bagi yang memerlukan.

(28)

 UKGS TAHAP III / PAKET OPTIMAL UKGS

Pelatihan kepada guru Pembina UKS dan dokter kecil tentang pengetahuan kesehatan gigi dan mulut secara terintegrasi. Pelatihan dilaksanakan oleh dinas pendidikan dengan narasumber tenaga kesehatan gigi.

1) Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru penjaskes/guru pembina UKS/dokter kecil sesuai dengan kurikulum yang berlaku (Buku Pendidikan Olahraga dan Kesehatan) untuk semua murid kelas 1-6, dilaksanakan minimal satu kali tiap bulan.

2) Pencegahan penyakit gigi dan mulut dengan melaksanakan kegiatan sikat gigi bersama setiap hari minimal untuk kelas I, II, dan III dibimbing oleh guru dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor.

3) Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit oleh guru.

4) Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I pada awal tahun ajaran diikuti dengan pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal, dengan persetujuan tertulis (informed consent) dari orang tua dan tindakan dilakukan oleh tenaga kesehatan gigi.

5) Surface protection pada gigi molar tetap yang sedang tumbuh pada murid kelas 1 dan 2 atau dilakukan fissure sealant pada gigi molar yang sedang tumbuh.

6) Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada murid kelas I sampai dengan kelas VI (care on demand).

7) Rujukan bagi yang memerlukan.

Sumber:

1. Gusti I. revitalisasi kesehatan gigi seklah (UKGS) dalam meningkatkan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah. J Kes Gigi 2014;2(1):190-4.

Referensi

Dokumen terkait

“ilmu kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni mence gah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha

Utama yaitu untuk mencegah penyakit, memperpanjang usia hidup, dan meningkatkan kesehatan penduduk (masyarakat). Pencegahan terhadap penyakit merupakan salah satu upaya

Kesehatan masyarakat (public health) adalah ilmu dan seni: mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan, melalui usaha-usaha. pengorganisasian masyarakat

1) Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-

Kesehatan Masyarakat ( public health) public health) adalah ilmu adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, mem.. dan seni mencegah penyakit, mem - - perpanjang hidup,

Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah ilmu atau seni yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang umur, dan meningkatkan kesehatan dan efisiensi melalui usaha

Disebutkan oleh winslow pada tahun 1920 bahwa yang dimaksudkan dengan ilmu kesehatan masyarakat tersebut adalah suatu ilmu dan keterampilan untuk mencegah terjangkitnya penyakit,

Kesehatan Masyarakat ( public health) public health) adalah: adalah: Ilmu dan seni mencegah penyakit (. Ilmu dan seni mencegah penyakit ( melalui upaya lebih melalui