Topik kegiatan: MODEL PROGRAM KESEHATAN UNTUK MEMERIKSA GIZI IBU HAMIL DAN STATUS GIZI ANAK BAGI PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Pada tahun 2019, prevalensi kehamilan (anak kecil) di Provinsi Sulawesi Tengah serta perkotaan dan perdesaan sebesar 32%, masih di atas rata-rata nasional sebesar 28%. Pada tahun 2019, prevalensi kehamilan (anak kecil) di Provinsi Sulawesi Tengah serta perkotaan dan perdesaan sebesar 32%, masih di atas rata-rata nasional sebesar 28%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model program kesehatan ibu hamil dalam mengurangi jalur stunting pada balita serta langkah-langkah penanggulangan dan pencegahannya di Sulawesi Tengah. Hasil penelitian ini kami harapkan dapat memperkaya referensi dan informasi khususnya bagi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah mengenai pengaruhnya terhadap kesehatan ibu hamil dalam upaya penurunan stunting pada balita usia 12 bulan – 36 bulan. Penelitian ini juga diharapkan dapat menginspirasi para pengambil kebijakan untuk berupaya memaksimalkan kebijakan pencegahan stunting di Sulawesi Tengah di masa depan.
Latar belakang
Dua pertiga dari kematian tersebut disebabkan oleh praktik pemberian makan yang tidak tepat, seperti pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI pada bayi dan anak usia dini. Hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2016 oleh Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) Regional Center for Food and Nutrition (REFCON) merupakan bagian dari upaya Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di bidang motherhood. dan program kesehatan anak untuk meningkatkan gizi ibu dan anak dalam 1000 hari pertama kehidupan pada ibu hamil dan menyusui di Indonesia. Penelitian mengenai program gizi ibu dan anak belum pernah dilakukan pada tingkat provinsi hingga kabupaten, kota hingga kecamatan karena masih tingginya prevalensi gizi buruk di provinsi Sulawesi Tengah yang menimpa anak balita.
Program Peningkatan Gizi Ibu dan Anak diluncurkan oleh WFP untuk mengatasi tantangan gizi buruk pada anak-anak Baduta serta ibu hamil dan menyusui dengan memberikan makanan bergizi dan pendidikan gizi di tingkat Posyandu. Gambaran model dasar yang digunakan untuk meningkatkan program gizi ibu dan anak melalui pelaksanaan kegiatan adalah 1). Meningkatkan penyediaan gizi bayi dan anak, termasuk MP-ASI melalui pelatihan perubahan perilaku hidup dan dukungan ekonomi.
Masalah Penelitian
Tujuan Penelitian
Memberikan masukan kepada Pemerintah khususnya Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang bertanggung jawab terhadap program kesehatan ibu dan anak khususnya dalam penyusunan perencanaan program pemantauan status gizi anak dan balita stunting serta kegiatan terkait dalam pencegahan dan penanganan perbaikan gizi. program kesehatan reproduksi ibu hamil di Sulawesi Tengah. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi ibu hamil mengenai kajian pencegahan stunting 1000 hari kehidupan di Sulawesi Tengah.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi kebijakan Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah di dalam pencegahan kekerasan
Filosofi dan Konsep Dasar Stunting ( Anak Pendek)
Anak-anak stunting merupakan akibat dari masalah gizi kronis akibat kualitas makanan yang buruk, kesakitan, penyakit menular, dan masalah lingkungan. Dari seluruh faktor yang diteliti, penyakit menular menunjukkan nilai terbesar sebagai penyebab risiko stunting pada anak (di bawah tiga tahun). Dalam penelitian Tanziha dan Kusriadi, 2010, penyakit menular berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di Nusa Tenggara Barat.
Menurut Van der Hoek (2002), faktor lingkungan yang menjadikan anak berisiko mengalami stunting adalah sanitasi lingkungan yang buruk lebih tinggi dibandingkan sanitasi yang baik. Uji regresi logistik ketersediaan pangan diperoleh nilai P = 0,018 dan OR 5,64 Hal ini dapat diartikan bahwa ketersediaan pangan keluarga yang rendah dapat meningkatkan risiko 5,64 kali lebih besar untuk menghasilkan anak tertunda dibandingkan dengan ketersediaan pangan keluarga yang baik. Rendahnya ketersediaan pangan mengancam berkurangnya konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman di tingkat rumah tangga.
Filosofi dan Konsep Dasar Stunting ( Anak Pendek)
42/2013 meningkatkan gizi ibu hamil dan status gizi bayi dan balita di Indonesia dengan target tahun 2018 sebanyak 100 kabupaten wilayah penelitian termasuk Kepulauan Banggai Provinsi Sulawesi Tengah yang mempunyai statistik gizi buruk tertinggi, Gibson Research, ( 2018 ) ). mengatakan bahwa faktor penentu stunting dan kebutuhan akan faktor pendukung adalah pendapatan keluarga, pengetahuan gizi yang diperlukan ibu hamil, tumbuh kembang anak balita, balita, persiapan perkawinan remaja putri memasuki 1000 hari pertama kehidupan, kecukupan gizi ibu hamil. , peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak di Posyandu dan Puskesmas. Dampak dari stunting adalah mudah terserang penyakit, kemampuan kognitif terganggu, ketika sudah tua berisiko terkena penyakit yang berhubungan dengan pola makan, fungsi tubuh tidak seimbang, postur tubuh tidak maksimal ketika sudah dewasa, dan hal ini mengakibatkan kerugian finansial.
Konsep Penanggulangan Stunting
Stunting merupakan cerminan jangka panjang dari tidak memadainya kualitas dan kuantitas makanan serta penanggulangan infeksi pada masa kanak-kanak. Hal ini sejalan dengan penelitian Cherkley (2012) yang menyatakan bahwa gangguan pertumbuhan linear (stunting) rata-rata banyak terjadi pada balita miskin di Peru. Penelitian yang dilakukan oleh (Siti Rahmawati, 2018) merupakan penyakit menular yang banyak diderita balita di Kecamatan Lore Utara, Desa Wuasa, Kabupaten Poso, yaitu penyakit menular tersebut adalah ISPA dan diare (65%).
Anak-anak dengan keterlambatan perkembangan lebih besar kemungkinannya untuk menderita penyakit menular dalam jangka waktu yang lebih lama. Hal ini terjadi karena sebagian besar tempat tinggal balita tidak memenuhi syarat rumah sehat, kurang ventilasi dan penerangan, tidak ada tempat pembuangan sampah dan tidak ada toilet keluarga, serta didukung oleh rendahnya status ekonomi keluarga. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Saaka (2014) yang menyatakan bahwa ibu yang berpendidikan tinggi mempunyai hubungan dengan pengetahuan yang baik tentang tumbuh kembang anak, pengetahuan keluarga dan ibu juga dapat menentukan kemampuan keluarga dalam menggunakan pengetahuan, sumber daya dan pola perilaku. gizi buruk untuk meningkatkan derajat kesehatan.
ANAK USIA >
Pencegahan stunting dapat dilakukan pada 1000 hari pertama kehidupan dengan memberikan stimulasi, edukasi dan edukasi berkelanjutan.
2 TAHUN
PENIMBANGAN BALITA
KONSELING
SUPLEMENTASI GIZI
YANKES DASAR
Intervensi Penanganan Stunting I.Intervensi pada sasaran ibu hamil
Intervensi pada sasaran ibu menyusui dan anak usia 7-23 bulan
Intervensi stunting pada pelayanan kesehatan 1. Menyediakan dan memastikan akses pada air bersih
- Status Gizi ibu hami di awal kehamilan
- Sampel Penelitian
- Teknik Pengumpulan Data
- Analisis Data
- Deskripsi Lokasi Penelitian Kabupaten Sigi dan Kabupaten Poso 1. Kabupaten Sigi Kondisi Geografis
- Fasilitas Sarana Kesehatan
- Kondisi Geogrfai Kec Lore Utara Kabupaten Poso
- Deskripsi Kejadian Stunting Menurut Wilayah Penelitian
- Status Pekerjaan Responden
- Pendidikan dan Kesehatan Ibu Hamil
- Peran Wanita Hamil dan Kemiskinan dengan jumlah anak Dalam Keluarga Mayoritas penduduk miskin di dunia adalah kaum wanita. Jika kita
- Jumlah Pendapatan Keluarga
- Pemberian Makanan Tambahan Ibu Hamil
- Pengruh FaktorSosial Ekonomi dan Budaya terhadap Perilaku Persalinan
- Status Gizi Balita dan Stunting (Anak Pendek)
Status gizi ibu hamil dianggap sebagai salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang janin, termasuk berat badan dan panjang bayi saat lahir. Status gizi ibu hamil merupakan faktor prenatal yang sangat menentukan status gizi bayi baru lahir (dicerminkan oleh berat dan panjang badan lahir). Berat badan ibu yang merupakan salah satu komponen status gizi ibu hamil (berkorelasi linier dengan IMT) mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan anak secara linier (pertambahan berat badan usia 0-12 bulan, BB/U, BB/TB) ( dt dkk., 2002).
Mendorong pemberian perawatan dan pendidikan tetap, pelatihan bagi kader kesehatan dan ibu hamil serta anak kecil - pencegahan dan penatalaksanaan 1000 hari pertama kehidupan (HPK) - Peningkatan gizi balita stunting. Dan kesehatan ibu hamil merupakan prasyarat untuk meningkatkan produktivitas.Kesehatan ibu hamil dan pengasuhan anak serta balita sangat erat kaitannya dengan pembangunan ekonomi. Salah satu upaya yang dikembangkan WHO untuk menurunkan angka kematian ibu hamil dalam upaya safe motherhood adalah Antenatal Care/ANC (WHO 2008).
Ibu hamil yang berisiko mengalami KEK adalah ibu hamil yang mempunyai lingkar lengan atas (LILA) < 2 cm. Pengelolaan jenis Makanan Tambahan (PMT) ibu hamil dilakukan oleh pusat atau provinsi/kabupaten/kota atau sumber pendanaan lain yang memungkinkan. Bentuk makanan tambahan ibu hamil terbagi menjadi dua bagian, yaitu makanan pabrikan sebesar 24,32% dan makanan lokal sebesar 75,68%.
Bagaimana langkah-langkah penerapan Manajemen Makanan Tambahan (PMT) pada ibu hamil dan berapa hari mendapat makanan tambahan? Bagaimana tahapan pelaksanaan pemberian makanan pendamping ASI (PMT) pada ibu hamil dan berapa hari mendapat makanan pendamping ASI? Pengelolaan Makanan Pendamping Nutrisi Ibu Hamil (PMT Ibu Hamil) dilaksanakan oleh Pusat atau Provinsi Kabupaten/Kota atau sumber pendanaan lain yang memungkinkan.
Pengelolaan PMT ibu hamil meliputi persiapan, pelaksanaan, mekanisme distribusi, spesifikasi, cara pemberian, cara pengangkutan dan cara penyimpanan. Penyusunan data sasaran PMT ibu hamil (Gakin dan Non Gakin) di Puskesmas Kecamatan. 1. Poskesdes/Pustu/Polindes. satu). Sosialisasi dan monitoring kegiatan PMT ibu hamil antar lintas program PMT ibu hamil antar program terkait.
Gmbar 3 Kerangka Pikir Penyebab Masalah Gizi
- Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Balita Stunting
- SARAN
Sedangkan media informasi kesehatan 38,9% tergolong kurang dan fasilitas kesehatan 21,1% tergolong kurang, pengetahuan gizi ibu hamil tergolong rendah, tergolong rendah sebesar 8,89%, cakupan pengetahuan imunisasi tergolong rendah sebesar 8,89%, , pengetahuan kehamilan masih rendah yaitu sebesar 87,8% dan pemantauan berat badan tergolong rendah yaitu sebesar 85,6%. Untuk itu dukungan keluarga sangat penting dalam pencegahan dan penanganan stunting, upaya yang dilakukan antara lain dengan memberikan makanan tambahan kepada ibu hamil dan anak kecil dari keluarga miskin yang disalurkan langsung oleh Puskesmas. Media informasi kesehatan harus memberikan edukasi kepada ibu hamil bagaimana memberikan nutrisi yang baik untuk kesehatan anak kecil normal dan tidak normal dalam tumbuh kembang anaknya dan asupan makanan empat sehat lima sempurna harus diberikan pengetahuan kepada ibu hamil agar ibu hamil dapat memperoleh informasi mengenai gizi yang dibutuhkan ibu hamil, serta harus ada terobosan dalam pembuatan stiker dan poster yang dibagikan kepada anggota rumah tangga.
Sangat penting bagi institusi kesehatan untuk dapat berkolaborasi lintas sektor. Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan membuat buku saku desa tentang penanganan stunting secara gratis dan membagikannya kepada ibu hamil yang berobat di puskesmas dan klinik yang berada tidak jauh dari perdesaan mereka. wilayah tempat tinggal. Buku saku desa hanya memuat 10 poin preventif yang penting untuk dibaca ibu hamil selama hamil. Pengetahuan gizi ibu hamil mengenai pemeriksaan kehamilan. dan pengetahuan ibu hamil mengenai gizi selama hamil masih tergolong rendah sebagai faktor risiko terjadinya stunting.
Analisis ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil berpengaruh terhadap kejadian penyuntingan risiko, hal ini dikarenakan pengetahuan ibu hamil tentang gizi akan menentukan perilaku ibu yang memiliki pengetahuan gizi baik yang diharapkan mampu memberikan makanan bagi bayinya ketika dilahirkan. Pengetahuan ibu tentang gizi sangat rendah, sehingga dalam memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil belum mempunyai pola makanan bergizi yang baku, hal ini disebabkan karena ketidaktahuan akan pengetahuan dasar gizi ibu hamil, padahal secara tidak langsung status gizi balita meliputi pola konsumsi makanan. , penyakit menular dan secara tidak langsung pendapatan per kapita berpengaruh terhadap risiko stunting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan membuktikan hasil uji statistik dengan Chi-Square diperoleh bahwa sikap tentang pemantauan berat badan berhubungan negatif dengan faktor risiko stunting yang tidak signifikan pada kategori pendek seperti (46.2). %), dan kerdil sebanyak (52,8%) dengan OR (Odd Ratio.
Hasil uji statistik dengan metode Chi-Square menunjukkan bahwa keyakinan terhadap kesehatan ibu hamil dengan risiko stunting tidak berhubungan nyata (negatif), dengan kategori sangat pendek (34,8%) dan kategori pendek (65%). ). %) dengan Rasio Ganjil (OR) CL. Program imunisasi kesehatan untuk kesehatan ibu hamil sangat penting dalam mencegah stunting. Perilaku kesehatan ibu hamil memeriksakan kehamilannya setiap tiga semester dimulai dari semester pertama sampai dengan trimester keempat yang dikenal dengan pemeriksaan kehamilan.
Usia kehamilan yang tidak berisiko adalah 20 sampai 35 tahun, tidak ada hubungan antara usia ibu dengan perilaku ibu hamil dalam merencanakan persalinan untuk mencegah komplikasi pada kehamilan. Kebijakan Presiden RI No. 42/2013 “Peningkatan Gizi Ibu Hamil dan Status Gizi Balita di Indonesia” Makalah disampaikan pada seminar internasional bulan Mei 2018 di Auditorium Universitas Tadulako. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada balita di Kabupaten Lombok Tnegah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jurnal ilmiah Agropolitan.