• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Akar

N/A
N/A
Radiva

Academic year: 2024

Membagikan "Laporan Praktikum Akar"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Praktikum Botani

“Identifikasi Akar”

Disusun oleh:

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2020

Nama : Radiva Amanda Putri Budiharto NIM : 205040201111107

Kelas : I

Asisten : Amilah Putri Fadhlina

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Akar adalah bagian pangkal tumbuhan pada batang yang berada dalam tanah dan tumbuh menuju pusat bumi. Ada beberapa tumbuhan yang mempunyai akar muncul ke permukaan tanah untuk fungsi-fungsi tertentu karena persediaan oksigen yang terbatas dan aerase yang buruk di dalam tanah.

Akar dalam istilah ilmiahnya disebut “Radix”, yang merupakan bagian utama dari tumbuhan yang telah memiliki pembuluh. Pada ujung-ujung akarnya terdapat meristem apikal yang terus membelah diri dan berkembang juga terdapat kaliptra atau tudung akar yang berfungsi sebagai pelindung. Tudung akar berasal dari meristem apikal dan terdiri dari sel-sel parenkim. Jaringan meristem adalah jaringan muda pada tumbuhan yang aktif membelah menghasilkan sel-sel baru terdapat pada titik-titik pertumbuhan.

1.2. Tujuan

1. Untuk memahami definisi dari akar 2. Untuk memahami fungsi dari akar 3. Untuk memahami sifat-sifat dari akar 4. Untuk mengetahui sistem perakaran 5. Untuk mengetahui bagian-bagian akar

6. Untuk mengetahui macam-macam modifikasi dari akar.

1.3. Manfaat

1. Dapat memahami definisi dari akar 2. Dapat memahami fungsi dari akar 3. Dapat memahami sifat-sifat dari akar 4. Dapat mengethaui sistem perakaran 5. Untuk mengetahui bagian-bagian dari akar

6. Untuk mengetahui macam-macam modifikasi dari akar.

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Akar

Akar pada tanaman merupakan bagian terpenting dalam proses adaptasi dengan lingungannya yang sekaligus berfungsi sebagai alat mekanik dalam mencegah terjadiya longsor yang melalui mekanisme cengkeraman tanah di lapisan permukaan oleh akar yang tersebar secara horizontal (Parwata et al., 2017).

Akar merupakan salah satu bagian dari pada tumbuhan yang penting selain batang dan juga daun. Akar memiliki berat sepertiga dari seluruh berat dari tumbuhan. Pada umumnya akar tumbuh ke di bawah tanah (Prameswari dan Lela, 2017).

According to Shipunov (2020), roots are the axial organs of plants with geotropic growth. One of the functions of root is to be anchor the plant body on the ground or on various surfaces.

Menurut Shipunov (2020), akar adalah organ aksial tumbuh dengan pertumbuhan geotropic. Akar memiliki fungsi sebagai penahan tuuh tumbuhan di atas tanah tau di bagian berbagai permukaan.

A root is a multicellular organ that anchors a vascular plant in the soil, absorbs minerals and water, and often stores carbohydrates (Urry et al., 2016).

Akar adalah organ multiseluler yang menambatkan tumbuhan vascular ke dalam tanah, mengabsorbsi mineral dan air, dan seringkali menyimpan karbohidrat (Urry et al., 2016).

2.2. Fungsi Akar

Menurut Syukriah dan Liuvita (2016), akar memiliki fungsi utama sebagai alat absorbs air, nutrisi berbagai gram mineral yang terlarut di dalam tanah, dan pengokoh tumbuhan pada tempatnya. Selain itu, akar juga berfungsi sebagai perambatan, pengendalian erosi tanah, dan sebagai produk toko fotosintesis.

Amir (2016) mengemukakan bahwa, di dalam akar juga terjadi proses aktvitas metabolic, seperti repirasi, tempat bahan cadangan makanan, dan tempat penghasil fitohormon salah satunya yaitu sitokinin.

(4)

2.3. Sifat Akar

Menurut Andriyanto dan Mego (2012), akar merupakan organ tumbuhan yang umumnya berada di bawah tanah yang berfungsi untuk menyerap unsur hara. Pertumbuhan akar sangat dipenagruhi oleh sifat fisik tanahnya, hal ini dikarenakan tanah merupakan tempat berkembangnya akar pohon yang akan berinteraksi dengan unsur hara di dalamnya.

Haryani (2018) menyatakan bahwa, akar tidak berbuku, tidak beruas dan tidak mempunyai daun atau bagian-bagian lainnya, dan akar akan melakukan pertumbuhan terus menerus pada ujungnya.

Silalahi (2016) menyebutkan bahwa, umumnya akar tidak berwarna hijau dan berada di dalam tanah yang memiliki sifat geotropic, phototropic, dan hydrotopic. Wardani (2019) juga menyatakan bahwa, akar merupakan bagian tumbuhan yang tumbuh di dalam tanah yang berwarna coklat tua.

2.4. Sistem Perakaran

Sistem perakaran ada 2, yakni akar tunggang dan akar serabut. Asal akar didapat dari akar lembaga (radix). Pada tanaman dikotil, akar lembaga terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang. Sedangkan pada tanaman dikotil akal lebaga mati, yang kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga dapat disebut dengan akar-akar serabut (Putra et al., 2016).

Akar tunggang (tap root) umumnya memiliki sistem perakaran yang dalam dan memiliki percabangan akar (Wijayanto dan Iftitah. 2013). Akar tunggang (radix primaria) merupakan sistem perakaran tunggang yang memiliki akr lembaga yang berkembang menjadi akar pokok. Pada perkembangan selanjutnya, akar pokok hanya memiliki percabangan berupa akar-akar yang lebih kecil. Sistem perakaran tunggang biasa dimiliki pada tanaman berbiji belah atau (Gymnospermae. (Hasnunidah dan Wisnu, 2019). Menurut Tjitroseopomo (2009), akar tunggang dapat dibkan menjadi 2 yakni:

1. Akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang, ketika ada cabangnya biasanya cabang ini berbentuk kecil sekali seperti serabut.

2. Akar tumbang berbentuk benang (filiformis). Akar tunggang yang berukuran kecil namun panjang seperti akar serabut dan memiliki sedikit cabang.

Menurut Hasnunidah dan Wisnu (2019), akar serabut memiliki akar lembaga yang mati, yang pekembangan selanjutnya berupa akar akar yang sama besar muncul pada pangkal batang, karena tidak berasal dari calon akar

(5)

(radicula), maka perakaran tersebut dinamakan akar luar. Akar serabut biasanya dimiliki oleh tumbuhan berbiji tunggat atau monocotyledoneae. Menurut Tjitrosoepomo (2009), akar serabut dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Akar berserabut yang memiliki ukuran kecil seperti benang.

2. Akar berserabut yang kaku keras dan cukup besar seperti tambang.

3. Akar berserabut besar, sebesar lengan, dan masing-masingnya tidak banyak memperlihatkan percabangannya.

2.6. Bagian-Bagian Akar

Tjitrosoepomo (2009), pada bagian morfologi akar umumnya dapat dibeda-bedakan bagian-bagian berikut:

a. Leher akar atau pangkal akar (collum), yakni bagian akar yang bersambung dengan pangkal batang.

b. Ujung akar (apex radicis), yakni bagian akar yang paling muda, terdiri atas jaringan yang masih mengadakan pertumbuhan.

c. Batang akar (corpus radicis), yakni bagian akar yang ada pada antara leher dan ujungnya.

d. Cabang akar (radicx lateralis), yakni bagian akar yang tidak langsung bersambungan dengan pangkal batang, tetapi keluar dari akar pokok dan dapat mengadakan percabangan lagi.

e. Serabut akar (fibrilla radicalis), yakni cabang-cabang akar yang halus dan berserabut.

f. Rambut rambut akar atau bulu akar (pilus radicalis), yaitu bagian akar sesungguhnya hanyalah merupakan penonjolan.

Menurut Malak (2017), anatomi akar yakni sebagai berikut:

a. Epidermis. Epidermis pada bagian akar memiliki fungsi sebagai pembatas untuk kecepatan proses transpirasi dan melindungi jaringan yang terletah di bawhanya yang dapat mengalami kerusakan.

b. Korteks. Pada korteks terdapat berkas pembuluh kecil yang menyebar secara melingkar.

c. Endodermis. endodermis adalah lapisan dalam korteks akar yang memiliki sel-sel tebal yang membatasi antara korteks dan stele, yang berfungsi sebagai pembatas selektif sebagai pengatur masuknya bahan dari larutan tanah ke dalam jaringan pembuluh.

(6)

d. Stele atau silinder pusat. Stele pada akar tersusun atas perisikel (perikambium), xylem (pembuluh kayu), dan floem (pembuluh tapis).

Perisikel merupakan lapisan terluar daripada silinder pusat yang terdiri atas satu atau beberapa lapisan sel. Perisikel berfungsi dalam pertumbuhan sekunder dan pertumbuhan akar ke samping. Xylem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi dalam menyalurkan air serta mineral ke jaringan.

Sedangkan floem jaringan pengangkut yang memiliki fungsi sebagai sebagai pengangkut atau penyalur hasil fotosintesis ke jaringan tumbuhan lainnya.

2.7. Modifikasi Akar

1. Akar napas (Pneumatophore)

Menurut Tumangger dan Fitriani (2007), akar napas merupakan akar yang naik ke atas tanah, khususnya ke atas air seperti pada tanaman bakau. Akar ini memiliki fungsi untuk menyerap air dan fotosintesis. Akar napas memiliki ciri muncul di atas atau permukaan tanah dan sebagian juga berada di dalam tanah, memiliki banyak celah tempat untuk masuknya udara, berbentuk seperti pensil atau kerucut yang menonjol ke atas, dan berwarna kecoklat-coklatan. Contohnya pada tanaman Avicennia alba, Xylocarpus moluccensis, dan Sonneratia alba.

2. Akar gantung

Menurut Krisdianto dan Jamal (2016), akar gantung memiliki ciri yaitu akar yang menjulur dari atas ke bawah dalam jumlah banyak yang terlihat seperti garis-garis vertikala yang menopang pohon tersebut. Contohnya pada tanaman pohon beringin (Ficus benjamina Linn.).

(7)

3. Akar banir

Akar banir atau akar papan (Butters) yakni akar yang melebar menjadi lempeng, mirip dengan struktur silet. Karakteristik dari akar banir yakni berwarna abu-abu kecoklatan, berbentuk papan, pertumbuhannya mengikuti pertumbuhan dari pohon. Semakin besar pohon maka bentuk dan ukuran akar banir juga akan semakin lebar dan tinggi. Contohnya pada Xylocarpus sp. (Tumangger dan Fitriani, 2007).

4. Akar penghisap

Akar penghisap (sucking atau haustorial roots atau parasitic roots) merupakan akar yang terdapat pada tanaman parasite yang masuk ke dalam batang tanaman inang yang terdapat pada tanaman parasite. Tanaman ini dinamakan tanaman parasite karena akar tanaman ini masuk ke dalam batang tanaman inang yang mengabsorbsi nutrisi dari tanaman inang.

Contohnya pada tanaman Dendropthoe (kemladean), Cuscuta (tali putri), dan Viscum (Silalahi, 2016).

5. Akar tunjang

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tumangger dan Fitriani (2019), sebagian Mangrove memiliki sistem perakaran tunjang. Di mana akar tunjang memiliki bentuk speerti ceker ayam, berwarna coklat, dan memiliki percabangan lebih dari dua, biasanya hidup di tepipantai dengan substrat pasir atau rawa di pinggir sungai. Akar tunjang memiliki fungsi

(8)

sebagai penahan daripada pohon agar tetap tegak berdiri bila terhempas oleh angina dan bertahan dari deburan ombak. Contohnya pada tanaman Rhizophora sp (Silalahi, 2016).

6. Akar tunggang (Fusiform root)

Merupakan akar yang sangat tebal pada bagian tengah hingga ke ujung akar.

Tipe akar ini adalah hipokotil dan berfungsi sebagai cadangan makanan.

Contohnya pada tanaman lobak (Raphamus sativus) (Silalahi dan Adinugraha, 2019).

7. Akar duri (Spina phyllogenum)

Duri daun adalah modifikasi dari akar yang menjadi keras dan memiliki ujung yang tajam. Contohnya pada tanaman gembolo (Dioscorea bulbifera) (Silalahi dan Adinugraha, 2019).

8. Umbi akar serabut

Umbi akar merupakan modifikasi daripada akar, dan akar tidak memiliki daun, dan umbi berasal dari akar yang pada dasarnya selalu akan menjadi umbi telanjang. Contohnya pada tanaman ubi kayu (Manihot utilissima Pohl.) (Tjitrosoepomo, 2009).

(9)

BAB III METODOLOGI 3.1. Alat dan Bahan

1. Alat

2. Bahan

3.2. Cara Kerja

3.3. Analisa Perlakuan

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan, selanjutnya melakukan identifikasi terhadap spesimen, lalu catat dan dokumentasikan dari hasil yang sudah didapat dari pengamatan.

Alat Fungsi

Alat tulis Untuk mencatat hasil dari pengamatan

Kamera Untuk mendokumentasikan hasil dari

pengamatan

Spesimen Objek yang akan diamati

Bahan Fungsi

Akar kacang tanah Sebagai objek pengamatan Akar swi putih Sebagai objek pengamatan Akar padi Sebagai objek pengamatan

Siapkan alat dan bahan.

Lakukan identifikasi pada masing-masing spesimen.

Catat dan dokumentasikan hasil pengamatan.

(10)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Klasifikasi Tanaman

1. Kacang tanah

Menurut Ariani (2012), klasifikasi tanaman kacang tanah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta Classis : Magnoliopsida Ordo : Fabales

Familia : Fabaceae Genus : Arachis

Spesies : Arachis hypogaea L.

2. Sawi putih

Menurut Fuad (2010), klasifikasi tanaman sawi putih sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Sub Kelas : Dicotyledonae

Ordo :Rhoeadales (Brassicales) Famili : Cruciferae atau Brassicaceae Genus : Brassica

Spesies : Brassica juncea L.

3. Padi

Menurut Nurlaili (2014), klasifikasi tanaman padi sebagai berikut:

Divisi : Spermathophyta Kelas : Monocotylodoneae Ordo : Poales

Famili : Graminae Genus : Oryza Linn Spesies : Oryza sativa

(11)

4.2. Klasifikasi Morfologi Akar

Akar Sistem Perakaran Modifikasi Akar

Kacang tanah (Arachis hypogea L.)

Akar tunggang Tidak ada

Sawi putih (Brassisca chinensis L.)

Akar tunggang Tidak ada

Padi (Oryza sativa L.) Akar serabut Tidak ada

4.3. Pembahasan

Dengan pengamatan yang sudah saya lakukan,mendapatkan hasil bahwa kacang tanah memiliki sistem perakaran tunggang, dan tidak mengalami modifikasi akar. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian dari Ariani (2012), bahwa kacang tanah memiliki sistem perakaran tunggang. Akar ini juga memiliki akar cabang. Akar cabang ini memiliki akar akar yang bersifat sementara, karena meningkatnya umur tanaman, akar tersebut akan mati dan yang tersisa menjadi akar permanen.

(12)

Dari pengamatan yang saya lakukan, mendapatkan hasil bahwa tanaman sawi putih memiliki sistem perakaran tunggang dan tidak mengalami modifikasi akar. Hal ini didukung oleh Fuad (2010), bahwa sawi memiliki akar tunggang (Radix primaria) dan cabang-cabang akar yang berbentuk bulat panjang (silindiris) menyebar ke semua arah.

Pengamatan yang sudah saya lakukan menunjukkan bahwa padi memiliki sistem perakaran serabut dan tidak terjadi modifikasi. hal ini juga dikemukakan oleh hasil penelitian dari Nurlaili (2014), menujukkan bahwa padi merupakan tanaman yang berakar serabut. Akar yang tumbuh dari kecambah biji disebut akar utama (primer).

(13)

BAB V KESIMPULAN

8.1. Kesimpulan

Akar merupakan bagian dari tanaman yang sangat dibutuhkan terutama untuk memasok makanan yang diambil dari dalam tanah, selain sebagai pengambil makanan akar juga memiliki peran lain yaitu sebagai penyokong berdirinya tanaman.

Akar memiliki dua sistem perakaran, yakni akar tunggang dan akar serabut. Akar primer merupakan akar yang terus tumbuh membesar dan memanjang, dan akar ini akan menjadi akar pokok yang menopang. Akar primer sering juga disebut dengan akar tunggang dan akar lembaga. Sedangkan akar sekunder adalah akar yang tumbuh dari akar lain, atau akar cabang.

Pertumbuhan sekunder dijumpai di khas pada akar gymnospermae dan dicotyledoneae.

8.2. Saran

Untuk dapat memahami lebih lanjut, diperlukan penjelasan lebih detail mengenai akar, sistem, dan bentuk modifikasinya.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Amir, B. (2016). Pengaruh Perakaran Terhadap Penyerapan Nutrisi dan Sifat Fisiologis Pada Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum). Jurnal Perbal 4(1).

Andriyanto, H. T. C. A., dan Mego, P. (2012). Efektifitas Pemanfaatan Tanaman Rumput Akar Wangi Untuk Pengendalian Longsoran Pada Lereng Permukaan Pada Lereng Jalan Ditinjau Dari Aspek Respon Pertumbuhan Akar. Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan 2(14): 151-164.

Ariani, N. A. (2012). Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogea). Surabaya. Universitas Airlangga Surabaya.

Fuad, A. (2010). Budidaya Tanaman Sawi (Brassica juncea L.). Surakarta. Universitas Sebelas Maret.

Haryani (2018). Organo Nutritivum (daun, batang, dan akar). Bogor. Universitas Pakuan.

Hasnunidah, N., dan Wisnu, J. W. (2019). Botani Tumbuhan Tinggi. Lampung: Graha Ilmu.

Krisdianto, dan Jamal, B. (2016). Struktur Anatomi dan Kualitas Kayu dan Akar Gantung Beringin (Ficus benjamina Linn.). Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), 21(1), 13- 19.

Malak, B. I. (2017). Identifikasi anatomi Tumbuhan Sirih Hutan (Piper aduncum L.).

Biolearning Journal, 8(1).

Nurlaili. (2014). Pertumbuhan Vegetatif Beberapa Varietas Padi (OOryza sativa L.) Pada Media Gambut. Riau. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Parwata, IGM., A. Bambang, B. S., IN Soemeinaboedhy. (2017). Pertumbuhan dan Distribusi Akar Tanaman Muda Beberapa Genotipe Unggul Jarak Pagar (Jatropha curcas L.).

Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan 3(2): 9-17.

Prameswari, D., dan Lela, A. (2017). Morfologi Akar dan Jaringan Penyusun Akar. Jurnal Struktur dan Perkembangan Tumbuhan FMIPA UNMUL.

Putra, D. R., Utomo, B., Afifuddin D. (2016). Morfologi Perakaran Tumbuhan Monokotil dan Tumbuhan Dikotil. Peronema Forestry Science Journal 5(3).

Silalahi, M. (2016). Morfologi Tumbuhan. Jakarta. Universitas Kristen Indonesia.

Silalahi, M., dan Fajar, A. (2020). Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. Jakarta. UKI Press

Shipunov Alexy. (2020). Introduction To Botany. Dakota Minot State University.

Syukriah, F., dan Liuvita, P. (2016). Implementasi Teknologi Augmentasi Realaity 3D Pada Pembuatan Organologi Tumbuhan. Jurnal Ilmiah FIFO 8(1).

Tjitroseopomo, G. (2009). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

Tumangger, B. S. dan Fitriani. (2019). Identifikasi dan Karakteristik Jenis Akar Mangrove Berdasarkan Kondisi Tanah dan Salinitas Air Laut di Kuala Langsa. Jurnal Biologica Samudra, 1(1): 009-016.

Urry A. L., Cain M. L. Wasserman S. A., Minorsky P. V., Reece J. B.. (2016). Campbell Biology Eleventh Edition. San Fransico: Pearson.

(15)

Wardani, A. F. K. (2019). Karakterisasi Morfologi Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Hibrida F1 Lindak Di Wisata Edukasi Kampung Coklat Blitar Sebagai Sumber Belajar Biologi. Tulung Agung. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung.

Wijayanto, N., dan Iftitah, R. (2013). Panjang dan Kedalaman Akar Lateral Jabon (Antocephalus caadamba (Roxb.) Miq.) di Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jurnal Silvikultur Tropika 4(1): 23 -29.

(16)

LAMPIRAN Dokumentasi

Spesimen Dokumentasi

Akar sawi

Akar padi

Akar kacang tanah

(17)

Literatur

Literatur Halaman

(18)

Referensi

Dokumen terkait

Adapun kesimpulan yang dapat kami tarik dari pengamatan yang kami lakukan: Jamur pada roti basi, dan tempe merupakan kelompok zygomycota.. Kemudian, jamur kuping, jamur tiram,

Akar bayam ini mengalami pertumbuhan yang dibentuk oleh xilem primer pada penampang melintang dan posisi lateral terhadap xilem dan floem pada akar dengan bentuk poliark,

PENGAMATAN PROSES FERMENTASI PADA TAPAI KETAN PUTIH

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada preparat squash akar bawang merah ( Allium cepa) telah mengalami pembelahan mitosis sel pada tahap

Data pengamatan berat kering per sampel tanaman sawi dengan pemberian pupuk kompos dan POC akar bambu serta sidik ragam dapat di lihat pada Lampiran 20.. Berdasarkan hasil

Hasil yang diperoleh dari data tersebut, pada tabung reaksi pertama yang berisi sampel putih telur saja, setelah dipanaskan akan mengalami perubahan bentuk larutan, dari yang

Dari hasi pengamatan, filtrat yang ditambah larutan AgNO 3 encer dan HNO 3 didapatkan endapan putih AgCl dengan larutan keruh..

Gambar pengamatan diatas merupakan pembelahan mitosis pada akar Allium cepa yang telah diwarnai dengan cristal violet.. Pada pengamatan tersebut, terlihat bahwa sedang terjadi