LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
“ISOLASI MINYAK ATSIRI KULIT JERUK PERAS DENGAN METODE DESTILASI UAP”
OLEH
RIZKY JASA HULDIA NIM. I2E021021
MAGISTER PENDIDIKAN IPA PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MATARAM 2023
ISOLASI MINYAK ATSIRI KULIT JERUK PERAS DENGAN METODE DESTILASI UAP
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui prosedur pemisahan minyak atsiri dari kulit jeruk peras dengan menggunakan destilasi uap.
2. Waktu Praktikum
Rabu, 06 September 2023.
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Oleokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Tanaman jeruk merupakan salah satu buah-buahan tropis yang banyak ditemukan di wilayah Indonesia dan yang paling yang banyak dijumpai adalah jenis jeruk manis (Citrus Aurantium). Buah yang ada pada tanaman jeruk memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin, karbohidrat, kalium, magnesium, tembaga, kalsium, fosfor, folat, thiamin, niacin, riboflavin, vitamin B, vitamin C, asam pantotenat, dan senyawa fitokimia. Senyawa yang terkandung dalam minyak atsiri jeruk (Citrus Oil) seperti limonene, α–pinene, β– pinene, citronellal dan geraniol, (rhodionol) yang bermanfaat dalam bidang kesehatan yaitu menghambat pertumbuhan sel kanker (chemoprevention), sebagai antioksidan, antimikroba, antiaging, dan menghindarkan dari radikal bebas. Senyawa tersebut juga memiliki bau yang harum, sehingga dapat digunakan dalam industri aromatik hilir seperti untuk pewangi sabun, kosmetik, flavoring agent untuk aneka makanan minuman, industri. Untuk menambah nilai ekonomis dari limbah industri kulit jeruk dilakukan langkah-langkah pemanfaatan limbah buah jeruk. Biasanya langkah yang akan dilakukan yaitu mengambil ekstrak minyak atsiri yang terdapat pada bagian kulit jeruk (Mauliyah, 2006).
Minyak Atsiri atau dikenal juga sebagai minyak eteris ( Aetheric Aetheric Oil), minyak esensial, minyak terbang, serta minyak aromatik adalah kelompok besar minyak nabati minyak nabati yang berwujud yang berwujud cairan kental cairan
kental pada suhu pada suhu ruang namun ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas (Gunther, 1990). Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas yang memiliki potensi besar di Indonesia. Minyak atsiri sebagai komoditas ekspor agroindustri yang dapat menjadi andalan bagi Indonesia untuk Indonesia untuk mendapatkan devisa mendapatkan devisa (Ella, 2013).
Terdapat banyak metode konvensional yang dilakukan untuk mendapatkan ekstrak minyak atsiri yang diambil dari kulit jeruk. Beberapa metode yang dilakukan mulai dari metode cold pressing, solvent extraction, hydrodistillation, dan steam distillation. Menurut Sawamura (2010), metode konvensional kurang efektif untuk mendapatkan minyak atsiri terutama dalam hal kualitas produk. Beberapa kekurangannya yaitu waktu proses yang terlalu lama, hilangnya beberapa senyawa penting beberapa senyawa penting yang volatil, degradasi yang volatil, degradasi senyawa penting dalam senyawa penting dalam minyak karena efek pemanasan dan hidrolisis, rendahnya efisiensi ekstraksi, konsumsi energi yang besar, dan adanya residu pelarut beracun yang tertinggal dalam ekstrak.
Proses ekstraksi adalah melarutkan minyak atsiri dalam bahan dengan menggunakan pelarut pelarut organik organik yang bersifat bersifat mudah menguap menguap dan umumnya umumnya dapat dilakukan dilakukan dalam tempat yang disebut ”extractor ”. Ekstraksi menggunakan pelarut organik biasanya digunakan biasanya digunakan untuk mengekstraksi untuk mengekstraksi minyak atsi minyak atsiri yang mudah yang mudah rusak karena rusak karena pemanasan pemanasan dengan uap dan air. Pelarut Pelarut yang digunakan digunakan dalam proses ekstraksi ekstraksi yaitu: alkohol, petroleum eter, dan benzene (Guenther, 1987).
Menurut Ketaren (1985), yang dimaksud dengan destilasi atau penyulingan merupakan suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan berdasarkan perbedaan kecepatan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap kemudahan menguap (volatilitas) (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM 1. Alat
a. Botol vial b. Corong pisah c. Erlenmeyer d. Gelas kimia e. Gunting f. Neraca analitik g. Pipet tetes
h. Rotary evaporator
i. Seperangkat alat destilasi uap 2. Bahan
a. Air
b. Kulit jeruk
c. Magnesium anhidrat
D. LANGKAH KERJA
a. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
b. Dibersihkan sampel kulit jeruk peras, kemudian dipotong menjadi ukuran kecil menggunakan gunting
c. Ditimbang sampel yang sudah di potong sebanyak 250 gr menggunakan neraca analitik
d. Dimasukkan air ke dalam labu didih hingga batas yang diinstruksikan
e. Dirangkai set alat destilasi uap dan disambungkan dengan kondensor serta clevenger, kemudian dipastikan tidak ada kebocoran
f. Dimasukkan sampel ke dalam labu destilasi g. Dinyalakan mantel dan diatur suhunya pada 100oC h. Dilakukan proses destilasi selama 4 jam - 6 jam i. Diperoleh destilat yang masih belum murni
j. Dipisahkan campuran minyak atsiri dan air pelarutnya menggunakan rotary evaporator
k. Ditambahkan magnesium anhidrat untuk menghilangkan kandungan air yang tersisa
l. Ditimbang dan dicatat berat minyak atsiri yang diperoleh m. Dihitung presentase rendemen minyak atsiri dengan rumus:
Presentase rendemen minyak atsiri = massa minyak atsiri
masa kulit jeruk x100 % n. Minyak atsiri dimasukkan ke dalam botol vial dan ditutup agar tidak menguap
E. HASIL PENGAMATAN
No .
Keterangan Gambar
1. Sampel kulit jeruk dibersihkan
2. Sampel kulit jeruk yang telah dipotong menjadi ukuran kecil
3. Sampel kulit jeruk ditimbang sebanyak 250 gr
4. Sampel kulit jeruk dimasukkan ke dalam labu destilasi
5. Set alat destilasi uap
6. Sampel di pasang pada alat destilasi uap
7. Perolehan minyak atsiri sebanyak 0,5 gr dengan presentase rendemen sebesar 0,2%
yang disimpan menggunakan botol vial
F. ANALISIS DATA
Presentase rendemen minyak atsiri = massa minyak atsiri
masa kulit jeruk x100 %
= 0,5
250 x100 %
= 0,2 %
Jadi, presentase rendemen minyak atsiri dari kulit jeruk adalah 0,2 %.
G. PEMBAHASAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pemisahan minyak atsiri dari kulit jeruk peras dengan menggunakan destilasi uap. Metode destilasi merupakan proses pemisahan komponen cairan atau padatan yang dibedakan berdasarkan
perbedaan titik didih dari masing-masing zat. Dalam industri minyak atsiri dikenal tiga macam metode yaitu destilasi air (water distilation), destilasi kukus (steam and water distilation), dan destilasi uap (steam distilation). Pada praktikum ini, metode destilasi yang digunakan adalah metode destilasi uap. Prinsip dari distilasi uap adalah dengan mengalirkan uap air ke dalam campuran bahan yang terdapat komponen yang akan dipisahkan.
Pada percobaan ini sebelum melakukan destilasi, dimulai dengan menyiapkan sampel kulit jeruk. Kulit jeruk yang digunakan sebaiknya yang tipis dan segar, lalu dipotong menjadi ukuran kecil. Hal ini dilakukan agar ekstraksi dapat dilakukan dalam waktu yang singkat. Pengecilan ukuran bahan akan membuka kelenjar minyak, sehingga penguapan minyak atsiri dari bahan baku menjadi lebih cepat (Yustinah, 2016). Selain itu, pengecilan ukuran bahan juga bertujuan untuk memperbesar luas permukaan bidang sentuh dengan uap air yang dialirkan sehingga, uap air akan lebih banyak mengalir dan masuk ke dalam pori-pori kulit jeruk. Hal ini sesuai dengan prinsip laju reaksi, yaitu semakin besar luas permukaan bidang sentuh, maka laju reaksinya semakin cepat. Pelarut yang digunakan dalam praktikum ini adalah air.
Dalam proses ekstraksi minyak atsiri, rasio pelarut yang digunakan dengan jumlah sampel akan mempengaruhi jumlah minyak atsiri yang diperoleh. Jika rasio pelarut lebih sedikit dari sampel, maka jumlah air akan lebih banyak dari pada minyak atsiri yang terkandung di dalamnya (Cahyati, 2016). Massa sampel yang digunakan pada percobaan ini adalah 250 gram. Proses destilasi dilakukan 4 jam sampai 6 jam.
Praktikum kali ini dilakukan dua kali percobaan, pada percobaan pertama tidak menggunakan mantel karena kekurangan alat, sehingga pada saat melakukan destilasi sampai 6 jam belum terdapat destilat. Oleh karena itu, praktikum diulang keesokan harinya menggunakan alat yang lebih lengkap.
Dalam proses destilasi ini, uap air dalam labu destilasi akan menembus kulit jeruk, kemudian akan mengalir melewati kondensor sehingga, terjadi pengembunan yang akan mengalir dan ditampung menggunakan erlenmeyer. Destilat yang diperoleh berupa campuran antara minyak atsiri dengan pelarutnya. Destilat yang diperoleh kemudian dipisahkan dengan corong pisah hingga terbentuk dua lapisan. Lapisan bawah berupa air, dan lapisan atas merupakan minyak atsiri. Lapisan bawah akan dibuang, dan lapisan atas ditampung menggunakan gelas kimia. Sisa air dapat dihilangkan dengan menambahkan senyawa magnesium anhidrat. Massa minyak atsiri yang diperoleh dari 250 gr sampel adalah 0,5 gr dengan presentase rendemen sebesar
0,2 %. Presentase rendemen yang diperoleh dari sampel sangat sedikit, hal ini dapat disebabkan karena kegagalan pada percobaan pertama. Dimana terjadi proses destilasi selama berjam-jam, namun tidak menghasilkan destilat. Waktu proses yang terlalu lama, menyebabkan degradasi senyawa penting dalam minyak karena efek pemanasan dan hidrolisis.
H. KESIMPULAN 1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
a. Minyak atsiri dapat diperoleh melalui tiga metode destilasi, yaitu destilasi air, destilasi air dan uap, dan destilasi uap.
b. Perolehan massa minyak atsiri dari 250 gr sampel adalah 0,5 gr dengan presentase rendemen sebesar 0,2%.
2. Saran
Sebaiknya pemotongan kulit jeruk dapat dilakukan lebih kecil lagi agar proses praktikum tidak berjalan terlalu lama.
DAFTAR PUSTAKA
Ella.U.M., dkk. 2013. Uji Efektivitas Konsentrasi Minyak Atsiri Sereh Dapur (Cymbopogon Citratus (DC.) Stapf) terhadap Pertumbuhan Jamur Aspergillus Sp. secara In Vitro. EJurnal EJurnal Agroekotek Agroekoteknologi Tropika, 2 (1): 39-48
Cahyati, S., Yeti K., & Yusran K. 2016. Efisiensi Isolasi Minyak Atsiri dari Kulit Jeruk dengan Metode Destilasi Air-Uap Ditinjau dari Perbandingan Bahan Baku dan Pelarut yang Digunakan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia
“Hydrogen”, 4 (2): ISSN 2338-6480.
Guenther, E. 1987. Minyak Atsiri Jilid I (Terjemahan). Jakarta: UI Press.
Guenther, E. 1990. The Essential Oil (minyak atsiri), diterjemahkan oleh S.Ketaren, Jakarta,UI Press.
Mauliyah, N. H. 2006. Ekstraksi dan Karakterisasi Pektin dari Limbah Proses Pengolahan Jeruk Pontianak (Citrus nobilis var microcarpa), Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor.
Ketaren. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta: Balai Pustaka
Sawamura, M. 2010. Citrus Essential Oils: Flavor and fragnance. New Jersey : John Wiley and Sons Inc
Yustinah., & Dena F. 2016. Ekstraksi Minyak Atsiri dari Kulit Jeruk sebagai Bahan Tambahan pada Pembuatan Sabun. Konversi, 5(1), ISSN 2252-7311.