• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM MINGGUAN PEMISAHAN ANALITIK PERCOBAAN 1 DESTILASI MINYAK ATSIRI DARI BATANG SEREH DENGAN METODE DEST ILASI SEDERHANA

N/A
N/A
Mahendra Topan

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM MINGGUAN PEMISAHAN ANALITIK PERCOBAAN 1 DESTILASI MINYAK ATSIRI DARI BATANG SEREH DENGAN METODE DEST ILASI SEDERHANA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM MINGGUAN PEMISAHAN ANALITIK

PERCOBAAN 1

DESTILASI MINYAK ATSIRI DARI BATANG SEREH DENGAN METODE DEST ILASI SEDERHANA

DISUSUN OLEH :

NAMA : RAMADHAN ABDUL JALAL NIM : E1M022052

KELAS : C/III

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM 2023

(2)

PERCOBAAN I

DESTILASI MINYAK ATSIRI DARI BATANG SEREH DENGAN METODE DESTILASI SEDERHANA

A. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Untuk memahami prinsip kerja alat destilasi sederhana.

2. Untuk mendapatkan minyak atsiri dalam batang sereh menggunakan destilasi se derhana.

3. Untuk mengukur rendemen minyak atsiri dalam sereh.

B. ALAT DAN BAHAN 1. Alat

a. Corong Kaca b. Corong Pemisah c. Cutter

d. Erlenmeyer e. Hotplate f. Klem g. Kondensor h. Labu Destilasi i. Labu Leher Dua j. Neraca Analitik k. Pipa U

l. Statif m. Wadah

n. Wadah/Botol Destilat 2. Bahan

a. Air

b. Aluminium Foil c. Aquadest

(3)

d. Batang Sereh e. Kertas Saring f. Larutan n-Heksana g. Tisu

h. Vaseline C. PROSEDUR KERJA

1. Distilasi sederhana batang sereh a. Disiapkan alat dan bahan.

b. Disusun alat destilasi sederhana.

c. Diiris kecil-kecil batang sereh yang telah dicuci.

d. Ditimbang batang sereh yang telah diiris menggunakan neraca analitik.

e. Dimasukkan batang sereh yang telah ditimbang ke dalam labu bundar.

f. Dimasukkan air ke dalam labu bundar yang telah berisi irisan batang sereh.

g. Ditutup rapat bagian leher yang tidak tersambung pipa u pada labu leher.

dua menggunakan aluminium foil.

h. Dipanaskan menggunakan hotplate.

i. Ditunggu hingga 3 jam agar terbentuk minyak sereh dari hasil penguapan pada erlenmeyer.

2. Ekstraksi Hasil Distilasi Minyak Sereh a. Disiapkan alat dan bahan.

b. Dimasukkan minyak sereh dari hasil destilasi kedalam corong pemisah.

c. Ditambahkan 2 ml larutan n-Heksana ke dalam minyak sereh dalam corong pemisah.

d. Dilakukan ektraksi minyak sereh hingga terbentuk fasa cair dan fasa organik (minyak).

(4)

e. Ditimbang botol hasil minyak menggunakan neraca analitik.

f. Dimasukkan minyak atsiri dari sereh yang diperoleh.

g. Ditimbang kembali botol dan hasil minyak atsiri mengggunakan minyak atsiri.

h. Dihitung rendemen minyak atsiri dari sereh yang diperoleh.

D. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Pengamatan

a. Rangkaiian Alat

Gambar 1. Alat-alat destilasi Keterangan : 1. Pipa U

2. Kondensor

3. Aliran keluar air dingin 4. Labu destilasi

5. Hotplate 6. Corong

7. Aliran masuk air dingin 8. Erlenmeyer

(5)

b. Tabel Hasil Pengamatan

NO. DATA HASIL

1. Sampel Batang Sereh

2. Berat Sampel 500 gr

3. Waktu Destilasi 3 Jam

4. Berat Botol Kosong 11,6 gr

5. Berat Botol + Minyak 11,7 gr

6. Berat Minyak 0,1 gr

7. Rendemen 0,02 %

8. Warna Minyak Kuning

9. Bau Bau Sereh

Tabel 1. Tabel Hasil Pengamatan Destilasi Batang Sereh 2. Perhitungan

Berat Minyak (Ekstraksi) = (Berat Botol + Minyak) – Berat Botol Kosong = 11,7 gr – 11,6 gr

= 0,1 gr

Rendemen ¿Jumlah produk hasil eksperimen

Jumlah produk teoritis x 100%

Rendemen ¿ 0,1gr

500gr x 100%

= 0,02%

Jadi, rendemen minyak atsiri dari batang sereh sebesar 0,02%.

3. Pembahasan

Praktikum ini membahas ekstrasi minyak atsiri dari batang sereh dengan metode destilasi sederhana. Adapun tujuan dari praktikum ini agar mahasiswa : 1.dapat memahami prinsip kerja alat destilasi sederhana;

2.Untuk mendapatkan minyak atsiri dalam batang sereh menggunakan destilasi sederhana; dan 3.Untuk mengukur rendemen minyak atsiri dalam sereh. Minyak atsiri dikenal juga dengan nama minyak eteris atau minyak ter bang (essential oil, volatile oil) yang dihasilkan oleh tanaman, minyak terseb ut mudah menguap pada suhu kamar, berbau wangi sesuai dengan bau tanam

(6)

an penghasilnya, umumnya larut dalampelarut organik, dan tidak larut dalam air]. Minyak atsiri mengandung resin, dan lilin dalam jumlah kecil yang mer upakan komponen tidak mudah menguap. Komponen kimia minyak atsiri pa da umumnya dibagi menjadi dua golongan, yaitu hydrocarbon, dan oxygenat ed hydrocarbon. Persenyawaan yang termasuk golongan hidrokarbon terbent uk dari unsur hidrogen (H), dan karbon (C). Jenis hidrokarbon yang terdapat dalam minyak atsiri terutama terdiri dari persenyawaan terpene, selain itu jug a parafin, olefin, dan hidrokarbon aromatik, sedangkan persenyawaan yang te rmasuk dalam golongan oxygenated hydrocarbon terbentuk dari unsur karbo n (C), hidrogen (H), dan oksigen (O), yaitu persenyawaan alkohol, aldehida, keton, oksida, ester, dan eter. Sifat-sifat fisis minyak atsiri secara umum, warna minyak atsiri yang baru dipisahkan biasanya tidak berwarna. Oleh karena penguapan, dan mungkin oksidasi, warnanya dapat bermacam- macam, seperti: hijau, coklat, kuning, biru ,dan merah. Rasa minyak atsiri bermacam-macam (ada yang manis, pedas, asam, pahit, dan ada pula yang mempunyai rasa membakar). Bau minyak atsiri merangsang dan khas untuk tiap jenis minyak atsiri. Berat jenis berkisar antara 0,698-1,188 (gr/cm3) pada 15o C. Kisaran nilai koreksinya adalah antara 0,00042-0,00084 untuk tiap perubahan 1o C. minyak atsiri tidak larut dalam air, larut dalam alkohol, eter, kloroform, asam asetat pekat, dan pelarut organik lain; kurang larut dalam alkohol encer yang kadarnya kurang dari 70%.

Tanaman yang biasanya menghasilkan minyak atsiri yaitu yang termasuk dalam famili pinaceae, labitae, compositae, myrtaceae, dan umbelliferaceae. Minyak atsiri terdapat pada setiap bagian tanaman yaitu dari bunga, buah, batang, dan akar. Salah satu jenis tanaman penghasil minyak atsiri yang mempunyai potensi cukup besar untuk dikembangkan adalah sereh (cymbopogon winterianus). Sereh masih belum banyak dibudidayakan di Indonesia karena sebagian besar hanya digunakan untuk kebutuhan sehari- hari sebagai campuran makanan atau rempah-rempah. Namun bila tanaman ini diproses, dan diolah, maka akan mendapatkan potensi ekspor yang cukup besar. Selain sebagai bumbu dapur, sereh juga dapat diambil minyaknya untuk digunakan berbagai macam kebutuhan.

(7)

Tanaman sereh merupakan tanaman tahunan yang tumbuh pada daerah yang tidak tetap atau hidup meliar, hidup lama, dan kuat(Fitri, N, 2019). Tanaman ini merupakan semacam rumput, berumpun banyak, dan mengumpul menjadi gerombol yang besar. Tanaman ini biasanya mempunyai tinggi berkisar antara 40-70cm, mempunyai daun berwarna hijau muda, batang tumbuhan tidak berkayu, dan tersusun atas epidermis batang, jaringan pengangkut, jaringan korteks, dan empulur batang. Pada jaringan parenkim korteks terdapat sel atau kelenjar minyak, sehingga tumbuhan ini dapat digunakan untuk membuat minyak atsiri. Tanaman sereh disajikan pada pada gambar berikut :

Gambar 3.1 Batang sereh

Penyulingan adalah salah satu cara untuk mendapatkan minyak atsiri dengan cara mendidihkan bahan baku yang dimasukkan ke dalam ketel hingga terdapat uap yang diperlukan atau dengan cara mengalirkan uap jenuh (saturated or superheated) dari ketel pendidih air ke dalam ketel penyuling (Nur, S, dkk, 2019). Penyulingan merupakan proses pemisahan komponen berupa cairan atau padat dari dua macam campuran atau lebih berdasarkan titik uapnya. Metode penyulingan biasanya dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air (Rochim, 2009).

Ada beberapa metode destilasi yang bisa digunakan untuk mendestilasi Penyulingan dengan air, Pada metode ini, bahan tanaman yang akan disuling mengalami kontak langsung dengan air mendidih. Bahan tersebut mengapung di atas air atau terendam secara sempurna, tergantung dari berat jenis dan jumlah bahan yang disuling. Ciri khas dari metode ini

(8)

ialah kontak langsung antara bahan dengan air mendidih. Oleh karena itu, sering disebut penyulingan langsung. Minyak atsiri dari beberapa jenis bahan seperti bubuk buah badam dan bunga mawar cocok diproduksi dengan cara ini, sebab seluruh bagian bahan harus tercelup dan bergerak bebas dalam air mendidih. Jika disuling dengan metode uap langsung, bahan ini akan merekat dan membentuk gumpalan besar yang kompak, sehingga uap tidak dapat berpenetrasi ke dalam bahan (Lutony, 2002).

Penyulingan dengan uap dan air, Penyulingan minyak atsiri untuk jenis tanaman semak dan daun sebaiknya dilakukan dengan metode penyulingan uap dan air (water and steam distillation). Cara penyulingan uap dan air merupakan penyulingan dengan tekanan uap rendah yang tidak menghasilkan uap dengan cepat sehingga panjangnya waktu penyulingan menjadi hal yang sangat penting, artinya hal tersebut baik jika ditinjau dari mutu dan rendemen minyak yang dihasilkan. Pada model penyulingan ini, bahan tanaman yang akan di suling diletakkan di atas rak-rak atau saringan berlubang. Kemudian ketel penyulingandiisi dengan air sampai permukaannya tidak jauh dari bawah saringan. Ciri khas dari model ini yaitu uap selalu dalam keadaan basah, jenuh dan tidak terlalu panas. Bahan yang disuling hanya berhubungan dengan uap dan tidak dengan air panas. (Lutony, 2002) Pada penyulingan dengan uap dan air akan dihasilkan uap dalam keadaan basah. Ketel suling harus selalu terisi oleh air, maka uap yang dihasilkan tidak mungkin berupa uap kering, tetapi merupakan uap jenuh atau basah. Air akan tercampur dalam uap pada keadaan perbandingan tertentu, sehingga terbentuk suatu campuran antara uap dan air yang disebut uap basah (Kulshrestha, 1989). Keuntungan penyulingan dengan uap dan air, yaitu uap air selalu jernih, basah dan tidak terlalu panas, bahan berhubungan dengan uap saja, tidak dengan air mendidih. Kelemahan penyulingan dengan uap dan air, yaitu tidak dapat menghasilkan minyak dengan cepat, karena tekanan uap yang dihasilkan relatif rendah, untuk mendapat rendemen minyak yang tinggi, perlu waktu penyulingan yang panjang.

Penyulingan dengan uap adalah Penyulingan dengan uap pada dasarnya hanya dengan mengalirkan uap yang bertekanan tinggi. Pada cara ini ketel perebus air dipisahkan dari ketel penyuling, yakni ketel yang berisi

(9)

bahan. Uap air yang dihasilkan pada ketel perebus air, dialirkan pada sebuah pipa ke dalam ketel penyuling. Bahan yang disuling diletakkan di atas piringan yang berlubang-lubang di dalam ketel. Piringan boleh lebih dari satu dan disusun secara bertingkat. Cara untuk memudahkan bergeraknya uap air ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu harus disediakan ruang kosong antara bahan yang terletak pada piringan dibawahnya dengan piringan di atasnya, antara piringan yang terletak pada susunan yang paling bawah dan alas ketel harus ada ruang yang koson sebagai tempat penampungan uap air yang dihasilkan oleh ketel perebus. Uap jernih yang dihasilkan (dengan tekanan lebih dari 1 atmosfir) di alirkan ke dalam ketel penyulingan. Bersamaan dengan uap air ini, minyak atsiri akan ikut terbawa, selanjutnya pipa penyalur disalurkan melalui ketel ketiga yang berfungsi sebagai kondensor.

Setelah mengalami proses kondensasi, campuran minyak dan air kemudian dicampur pada bak pemisah campuran, dengan adanya perbedaan berat jenisnya maka air dapat dipisahkan dari minyak. Penyulingan dengan cara ini akan menghasilkan minyak yang bermutu tinggi (Sudaryani, dkk., 1998).

Percbaan ini Pertama-tama dipotongan batang sereh disiapkan dan ditimbang, didapat massanya 500gram kemudian dicuci dan dimasukkan ke labu bundar yang berisis air. Lalu labu bundar diletakkan diatas hotplate.

Kemudian rangkaian alat destilasi sederhana dirangkai seperti gambar berikut

Gambar 5.2 Rangkaian alat destilasi sederhana

Dalam rangkaian tersebut terdapat beberapa komponen seperti pipa U, Pipa U adalah bagian dari perangkat penyulingan dan digunakan untuk mengarahkan uap dari campuran yang akan didestilasi ke kondensor. Uap

(10)

dipanaskan di dalam labu bundar dan kemudian naik melalui pipa U untuk mencapai kondensor. Kondensor adalah alat yang digunakan untuk mendinginkan uap yang telah distilasi menjadi cairan. Ini terdiri dari tabung berongga yang dikelilingi oleh aliran air dingin. Uap yang naik dari pipa U akan mengalami kondensasi di dalam kondensor, mengubahnya kembali menjadi cairan. Aliran air dingin ini mengalir melalui kondensor untuk mendinginkan uap yang naik. Ini penting untuk mengubah uap menjadi cairan. Labu bundar adalah tempat di mana campuran yang akan didestilasi dipanaskan. Di dalam labu bundar, komponen yang lebih mudah menguap akan menguap dan naik melalui pipa U ke kondensor. Hotplate adalah sumber panas yang digunakan untuk memanaskan campuran dalam labu bundar. Ini memungkinkan komponen yang mudah menguap untuk mendidih dan membentuk uap. Corong digunakan sebagai pengarah untuk mengarahkan distilat dari kondensor ke labu Erlenmeyer atau tempat penampungan. Ini membantu dalam mengumpulkan hasil destilasi. Aliran Masuk Air Dingin Ini adalah aliran air dingin yang mengalir ke dalam kondensor untuk mendinginkan uap yang naik. Air dingin membantu mengkondensasi uap menjadi cairan. Erlenmeyer adalah tempat penampungan yang digunakan untuk mengumpulkan distilat atau hasil destilasi. Selanjutnya, labu bundar ditutup rapat dengan aluminium foil pada bagian leher yang tidak tersambung dengan pipa U. Proses pemanasan menggunakan hotplate dimulai, dan selama 3 jam, uap batang sereh mengalir melalui pipa U ke dalam kondensor. Di kondensor, uap tersebut mengalami pendinginan dan kondensasi, menghasilkan minyak sereh yang ditampung dalam erlenmeyer.

Setelah mendapatkan minyak sereh, langkah selanjutnya adalah melakukan ekstraksi menggunakan n-Heksana. Minyak sereh yang telah diperoleh dimasukkan ke dalam corong pemisahkemudian dimasukkan 2ml larutan n-Heksana, tujuannya karena n-Heksana memungkinkan pemisahan yang baik antara minyak atsiri (fase organik) dan fasa air. Karena perbedaan polaritasnya, n-heksana tidak bercampur dengan air dengan baik, sehingga memungkinkan untuk memisahkan minyak atsiri dengan mudah setelah proses ekstraksi.. Ekstraksi dilakukan hingga terbentuk dua fase, yaitu fasa

(11)

cair dan fasa organik (minyak). Kemudian, berat botol kosong dan berat botol setelah mengandung minyak diukur dengan neraca analitik. Dari perbedaan berat tersebut, diperoleh berat minyak atsiri yang dihasilkan 0,01gram.

Hasil eksperimen menunjukkan bahwa rendemen minyak atsiri dari sereh yang diperoleh adalah 0,02%. Rendemen minyak atsiri 0,02% termasuk sedikit karena sampel yang di gunakan sebanyak 500graM, hal ini mungkin karena batang sereh yang digunakan kurang memiliki kadar minyak atsiri yang tinggi dan mungkin metode yang digunakan kurang tepat. Minyak atsiri yang dihasilkan ini memiliki warna kuning dan memiliki aroma khas sereh.

E. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan, hasil pengamatan, analisa data dan pembahasan dapat disimpulkan:

1. Didapat pemahaman yang lebih baik tentang prinsip dasar kerja alat destilasi sederhana. Destilasi sederhana adalah metode pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih komponen dalam campuran, yang digunakan dalam proses ini untuk menghasilkan minyak atsiri dari sereh.

2. Proses destilasi sederhana telah berhasil menghasilkan minyak atsiri dari sereh.

Minyak atsiri ini diperoleh melalui penguapan,dan kondensasi. Dan didapat minyak atsiri kurang lebih 2ml.

3. Didapat Rendemen minyak atsiri dari sereh yang dihasilkan adalah sekitar 0,02%.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Fitri, N., Safitri, I., & Merdekawati, K. (2019). Produksi Minyak Atsiri Untuk Mengembangkan Desa Pelutan, Kecamatan Gebang, Purworejo, Jawa Tengah Sebagai Sentra Minyak Atsiri. Jurnal Abdimas Madani dan Lestari (JAMALI)7(2), 79-96.

Kristanti, A. N. (Ed.). (2019). Fitokimia. Airlangga University Press.

Nur, S., Baitanu, J. A., & Gani, S. A. (2019). Pengaruh tempat tumbuh dan lama penyulingan secara hidrodestilasi terhadap rendemen dan profil kandungan kimia minyak atsiri daun kemangi (Ocimum canum Sims L.). Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 6(2), 363-

367.

Mulyono, E., Sumangat, D., & Hidayat, T. (2018). Peningkatan mutu dan efisiensi produksi minyak akar wangi melalui teknologi penyulingan dengan tekanan uap bertahap. Buletin Teknologi Pascananen Pertanian, 8(1). 23-29.

Sudaryani, T. dan Sugiharti, E. (2019). Budidaya dan Penyulingan Nilam. Penebar Swadaya, Jakarta.

(13)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

NO

. KETERANGAN FOTO

1. Disusun alat destilasi uap

2. Dicuci batang sereh

3. Diris batang sereh

4. Ditimbang batang sereh

(14)

5. Dimasukkan sereh dalam labu destilat

6. Dipanaskan menggunakan hotplate

7. Dimasukan larutan n-heksana ke dalam minyak sereh hasil destilat dalam corong pemisah.

(15)

8. Diekstraksi hingga minyak dan air terpisah

9. Dipisahkan minyak dan air

10. Ditimbang botol kosong

(16)

11. Ditimbang botol + minyak yang telah diektraksi

(17)

Referensi

Dokumen terkait

Sereh wangi diproses, dan diolah menjadi minyak atsiri, maka akan mendapatkan nilai jual yang tinggi, maka dilakukan penelitian identifikasi GC-MS ekstrak minyak

Minyak atsiri merupakan senyawa, yang pada umumnya berwujud cairan, yang diperoleh dari bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, dan biji maupun dari bunga dengan

xylostella pada tanaman kubis dan menentukan konsentrasi optimum (terbaik) dari minyak atsiri sereh dapur sebagai insektisida nabati untuk di rekomendasikan dalam

Penyulingan dengan cara ini adalah cara yang paling banyak digunakan oleh petani Indonesia untuk mendapatkan minyak atsiri yang terdapat pada cengkeh (Anonim a , 2009).

Tujuan Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan akan diperoleh informasi ilmiah tentang adanya perbedaan profil minyak atsiri yang dihasilkan dari batang tanaman kemangi dan

Proses ekstraksi adalah melarutkan minyak atsiri dalam bahan dengan menggunakan pelarut pelarut organik organik yang bersifat bersifat mudah menguap menguap dan umumnya umumnya dapat

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Brugnera et al, 2011 Daun dari tanaman sereh wangi memiliki kemampuan antibakteri, dengan dilakukan penyulingan akan diperoleh minyak

commit to user LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN MINYAK ATSIRI DARI SEREH WANGI Chymbopogon Winterianus DENGAN MENGGUNAKAN PELARUT METANOL Disusun oleh: CINDY NURLITA