Laporan Praktikum Botani
“Identifikasi Batang”
Disusun oleh:
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2020
Nama : Radiva Amanda Putri Budiharto NIM : 205040201111107
Kelas : I
Asisten : Amilah Putri Fadhlina
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Batang adalah bagian kedua dari tumbuhan setelah akar. Btatang bersatu dengan akar untuk melanjutkan sari makanana yang dibawa oleh akar melalui jaringan pengangkut. Pada beberapa jenis tumbuhan, batang berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan, misalnya pada ubi jalar dan kentang. batang juga umumnya berada di atas permukaan tanah. Batang dapat disebut juga sebagai sumbu tubuh tumbuhan.
Batang pada umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder. Tetapi ada pula yang berbentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf yang artinya dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup. Batang teridri atas ruas- ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku. Dan pada buku-buku inilah terdapat daun.
Batang tumbuh ke atas untuk menuju ke matahari (bersifat fototrop atau heliotrope). Oleh karena itu sering dikatakan bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas. Mengadakan percabangan, dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan kecuali cabang atau ranting kecil.
1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari batang.
2. Untuk memahami dari fungsi batang.
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dari batang.
4. Untuk memahami tentang arah tumbuh batang 5. Untuk mengetahui permukaan pada batang.
6. Untuk mengetahui percabangan pada batang.
7. Untuk mengetahui macam-macam modifikasi batang.
1.3. Manfaat
1. Dapat mengetahui definisi dari batang.
2. Dapat memahami fungsi dari batang.
3. Dapat mengetahui bentuk-bentuk dari batang.
4. Dapat memahami tentang arah tumbuh pada batang.
5. Dapat mengetahui permukaan pada batang.
6. Dapat mengetahui percabangan pada batang.
7. Dapat mengetahui macam-macam modifikasi dari batang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Batang (2 bahasa Indonesia, 2 bahasa Inggris)
Menurut Rosanti (2018), batang adalah bagian tubuh tumbuhan yang sangat penting. Karena kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan sebagai sumbu dari tubuh tumbuhan.
Batang merupakan bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai penyokong dan memproduksi tunas, daun, bunga, dan buah (Syukriah et al., 2016).
The stem is an axial organ of shoot. It has functions of support, transportation, photosynthesis, and storage. Stem has radial structure, no root hairs and grows continuously (Shipunov, 2020).
Batang merupakan organ aksial pucuk. Ini memiliki fungsi pendukung, transportasi, fotosintesis, dan penyimpanan. Batang berstruktur radial, tidak memiliki akar rambut dan tumbuh terus menerus (Shipunov 2020).
The stem is an organ consisting of an alternating system of nodes, the point at which the leaf attaches, and internodes, the segment of the stem between the nodes (Urry et al., 2016).
Batang (stem) adalah organ yang terdiri dari sistem nodus yang berselang-seling, titik di mana tempat daun melekat, dan internodus, segmen batang di antara nodus- nodus (Urry et al., 2016).
2.2. Fungsi Batang
Menurut Syukriah et al., (2016), Batang memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Penopang tumbuhan.
2. Pengangkut air, zat-zat hara, dan hasil asimilasi.
3. Sebagai penyimpanan cadangan makanan bagi beberapa tipe tanaman.
4. Sebagai alat perkembangbiakan.
2.3. Bentuk batang
Bentuk batang Menurut Utami (2008), sebagai berikut:
1. Bentuk bulat (teres)
Contohnya pada tanaman Kelapa (Cocos nucifera L.), Bambu (Bambusa sp.), Rontal (Borassus flabellifer L.),
(Gambar 1. Batang tanaman rontal) (Wulandari dan Eniek, 2014) 2. Bersegi (angularis).
Untuk bentuk batang bersegi, ada dua kemungkin bentuk yang hampir mirip yaitu:
1) Bangun segi tiga (triangularis)
Contohnya pada batang tanaman teki (Cyperus rotundus)
(Gambar 2. Tanaman teki) (Susianti, 2015).
2) Bangun Segi empat (quadrangularis)
Contohnya ada pada batang tanaman markisah (Passiflora quadrangularis L.)
(Gambar 3. Tanaman markisah) (Hutabarat et al., 2016)
3. Pipih.
Bentuk batang yang melebar menyerupai daun dan juga menjalankan tugas daun.
Antara lain mengadakan asimilasi, reabsorpsi, respirasi, dan transpirasi. Batang seperti ini dinamakan:
1) Filokladia (phylocladium).
Bentuknya sangat pipih dan memiliki pertumbuhan yang terbatas.
Contoh: tanaman jakang (Muehlenbeckia platycklada Meissn).
2) Kladodia (cladodium)
Batang yang tetap tembuh serta akan selalu bercabang.
Contoh: sebangsa kaktus (Opuntia vulgaris Mill).
(Gambar 4. Tanaman kaktus centong) (Atminisak, 2016).
2.4. Arah Tumbuh Batang
Menurut Tjitrosoepomo (2009), arah tumbuh batang ada berbagai macam, yaitu:
1) Tegak lurus (Erectus)
Batang yang tumbunya lurus ke atas.
Contohnya pada tanaman Pepaya (Carica papaya L), suweg (Amorphophallus paeoniifolius Dennst. Nicolson (Araceae)).
Gambar 5. Morfologi Amorphophallus paeoniifolius Dennst. Nicolson).
(Jintan et al.,2015)
2) Menggantung (dependent atau pendulus)
Batang tanaman yang biasa tumbuh pada lereng atau tepi jurang, atau tumbuhan yang hidup di atas pohon sebagai epifit.
Contohnya pada tanaman Zebrina pendula Schnitzl, anggrek (Orchidaceae).
(Gambar 6. Tanaman anggrek) (Purba dan Darmawan, 2019) 3) Berbaring (humisufus)
Batang tanaman yang terletak pada permukaan tanah, tetapi hanya pada ujung batang saja yang sedikit membengkok ke atas.
Contohnya pada tanaman semangka (Citrullus vulgaris Schrad.).
(gambar 7. Tanaman semangka) (Ramadhani, 2014).
4) Menjalar (repens)
Seperti pada batang berbaring, tetapi buku-buku keluar akar-akar.
Contohnya pada tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas Poir.)
(Gambar 8. Morfologi tanaman ubi jalar) (Utari et al., 2017).
5) Condong (ascendens)
Batang yang memiliki pangkal batang yang seperti hendak berbaring, tetapi bagian lainnya membengkok atau mendongak ke atas.
Contohnya pada tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.).
(Gambar 9. Tanaman kacang tanah) (Trustinah, 2015)
6) Mengangguk (nutans)
Batang yang tumbuhnya tegak lurus ke atas, tetapi ujung batangnya membengkok kembali ke bawah.
Contohnya ada padda tanaman Bunga Matahari (Helianthus annuus L.).
(Gambar 10. Tanaman matahari) (Monikasari, 2017)
7) Memanjat (scandens)
Batang yang tumbuhnya ke atas dengan bantuan penunjang dapat berupa benda mati atau tumbuhan lain dan pada waktu naik ke atas batang menggunakan alat-alat khusus seperti:
a. Akar pelekat
Contohnya pada tanaman sirih (Piper betle L.).
(Gambar 11. Tanaman sirih) (Widiyastuti, et al., 2013).
b. Akar Pembelit
Contohnya pada tanaman panili (Vanilla planifolia Andr.)
(Gambar 12. Tanaman panili) (Kartikawati dan Rosihan, 2018
c. Cabang pembelit (sulur dahan)
Contohnya pada tanaman anggur (Vitis vinifera L.).
(Gambar 13. Tanaman anggur) d. Daun pembelit (sulur daun)
Contohnya pada tanaman kembang sungsang (Gloriosa superba L.)
(Gambar 14. Tanaman kembang sungsang) (Novitasari dan Yupi, 2019)
e. Tangkai pembelit
Contohnya pada tanaman kapri (Pisum sativum L.)
(Gambar 15. Tanaman kapri) (Puslitbang, 2013)
f. Duri
Contohnya pada tanaman mawar (Rosa sp.)
(Gambar 16. Tanaman mawar) (Balithi, 2018)
g. Duri daun
Contohnya pada tanaman rotan (Calamus caesius BI).
(Gambar 17. Tanaman rotan) (Kunut et al., 2014)
8) Membelit (volubilis)
Batang tanaman yang naik ke atas dengan menggunakan penunjang yang seperti batang memanjat, tetapi tidak menggunakan alat khusus. Jadi batangnya sendiri yang naik dengan melilit penunjangnya.
a) Membelit ke kiri (sinistrosum volubilis)
Jika dilihat dari atas dapat terlihat putarannya mengikuti arah jarum jam.
Contohnya pada tanaman kembang telang (Clitoria ternatea L.)
(Gambar 18. Tanaman kembang telang) (Purba, 2020)
b) Membelit ke kanan (Clitoria ternatea L.) Arah belitannya searah dengan arah jarum jam.
Contohnya pada tanaman gadung (Dioscorea hispida Dennst.).
(Gambar 19. Tanaman gadung) (Purwati, 2013)
2.5. Permukaan Batang
Menurut Tjitrosoepomo (2006), permukaan batang terdiri dari:
1) Licin (laevis)
Misalnya pada tanaman batang jagung (Zea mays L.).
2) Berusuk (Sulcatus)
Permukaannya bergerigi yang membujur.
Contohnya pada tanaman iler (Coleus scutellaroides Benth.).
3) Beralur (Sulcatus)
Ketika batang membujur terdapat alur-alur yang jelas.
Contohnya pada tanaman (Cereus peruvianus L. Haw.) 4) Bersayap (alatus)
Terdapat pada batang yang bersegi, tetapi pada sudutnya terdapat pelebaran yang tipis.
Contohnya pada tanaman ubi (Dioscera alata L.) dan markisah (Passiflora quadrangularis L.)
5) Berambut (Pilosis)
Contohnya pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.) 6) Berduri (spinosus)
Contohnya pada tanaman mawar (Rosa sp.) 7) Memperlihatkan bekas-bekas daun
Misalnya pada tanaman papaya (Carica papaya L.) 8) Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu
Contohnya pada tanaman nangka (Artocarpus integra Merr.) 9) Memperlihatkan banyak lentisel
Contohnya pada tanaman sengon (Albizzia stipulate Boiv.)
10) Keadaan lain seperti mengelupasnya kerak pada bagian kulit yang mati.
Contohnya pada tanaman jambu biji (Psidium guajava L.) dan pohon kayu putih (Melaleuca leucadendron L.).
2.6. Percabangan pada Batang
Menurut Tjitrosoepomo (2006), ada tiga macam cara percabangan yaitu:
1) Monopodial
Batang pokoknya selalu tampak jelas, karena ukurannya lebih besar dan panjang hal ini dikarenakan pertumbuhannya lebih cepat.
Contohnya pada tanaman sengon (Paraserianthes falcataria L.)
(Gambar 20. Batang pohon sengon) (Fitriani, 2016)
2) Simpodial
Batang pokok yang sukar untuk ditentukan karena perkembangan berikutnya akan menghentikan peryumbuhannya. Ukurannya kalah besar dan kalah cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan cabangnya.
Contohnya pada tanaman sawo manila (Achras zapota L.)
(Gambar 21. Tanaman sawo manila) (Gealista et al., 2016)
3) Menggarpu atau dikotom
Percabangan yang menjadi 2 cabang yang sama besarnya.
Contohnya pada tanaman paku andam (Glichenia linnearis)
(Gambar 22. Tanaman paku andam) (Hasibuan et al., 2016)
2.7. Macam-macam modifikasi batang
Menurut Tjitrosoepomo (2006), macam-macam dari modifikasi batang sebagai berikut:
a) Rimpang (Rhizoma)
Rimpang sesungguhnya adalah batang dan daunnya yang terdapat di dalam tanah, bercabang dan tumbuh mendatar, dan dari ujungnya dapat tumbuh tunas yang muncul di atas tanah dan menjadi tanaman baru. Tetapi pada rimpang yang dimaksud di sini adalah alat perubahan batang (bukan akar) yang memiliki ciri beruas-ruas, berdaun-daun namun daunnya berupa sisik- sisik, dan tumbuhnya biasa ke atas dan muncul ke atas tanah.
Contoh tanaman ini adalah tanaman kunyit (Curcuna domestica Val.)
(Gambar 23. Bentuk batang tanaman kunyit) (Larasati et al., 2018)
b) Umbi (Tuber)
Umbi pada umumnya adalah suatu organ tumbuhan yang membengkak, bangun bulat seperti kerucut atau tidak beraturan, dan merupakan tempat penimbunan makanan. Pada umbi batang (Tuber caulogenum) merupakan umbi yang mengalami perubahan atau penjelmaan menjadi batang. Umbi batang umumnya tidak memiliki sisa-sisa daun, oleh karena itu seringkali permukaannya licin, karena ruas-ruas dan buku-buku batang tidak jelas.
Karena tidak adanya sisa daun maka biasa juga disebut dengan umbi telanjang (Tuber nudus).
Contohnya yakni pada tanaman kentang (Solanum tuberosum)
(Gambar 24. Bentuk batang tanaman kentang) (Hidayat et al., 2018)
c) Umbi lapis (Bulbus)
Umbi batang merupakan perubahan atau penjelmaan dari batang beserta daunnya. Umbi ini dinamakan umbi lapis karena memperlihatkan susunan yang berlapis-lapis. Susunan ini terdiri dari daun-daun yang telah menjadi tebal, lunak, dan berdaging. Pada bagian inilah yang berfungsi sebagai penyimpan zat cadangan makanan. Sedangkan batangnya sendiri hanya bagian kecil yang ada pada bagian bawah umbi lapis tersebut.
Contohnya pada tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.)
(Gambar 24. Tanaman bawang merah) (Sianipar et al., 2015).
d) Duri (Spina)
Duri merupakan metamorphosis dari salah satu bagian pokok tumbuhan, oleh karena itu biasanya sukar ditanggalkan dari batang. Duri batang (Spina caulogenum) merupakan duri yang berasal dari bagian tengah batang, cabang, atau ranting yang terdiri atas kayu yang bersambungan dengan bagian kayu dalam batang.
Contohnya pada tanaman bugenvil (Bougenvillea spectabilis).
(Gambar 25. Tanaman Bugenvil) (Balittro, 2020)
e) Stolon
Stolon adalah batang yang tumbuh mendatar tidak di bawah permukaan tanah, melainkan di atas permukaan tanah (menjalar di permukaan tanah).
Contohnya yaitu pada tanaman eceng gondok. (Eichhornia crassipes)
(Gambar 26. Tanaman eceng gondok.) (Ratnani, 2010)
f) Kormus
Kormus merupakan batang pendek gemuk yang beroriwntasi secara vertikal dalam tanah dan diselubungi oleh sisik atau daun kering. Pada kormus dapat dibedakan anara ruas dan buku. Sebagian besar, kormus terdiri dari parenkim yang berisi cadangan makanan.
Contohnya terdapat pada tanaman bunga radiul (Gladiolus gandavensis.)
(Gambar 27. Tanaman gladiol)
BAB III METODOLOGI 3.1. Alat dan Bahan
- Alat
No Alat Fungsi
1. Alat tulis Mencatat hasil pengamatan
2. Kamera Mendokumentasikan hasil
pengamatan
3. Spesimen Objek yang akan diamati
- Bahan
No Bahan Fungsi
1. Batang jagung Sebagai spesimen atau objek yang akan diamati.
2. Batang sirih Sebagai spesimen atau objek
yang akan diamati.
3. Batang Rumput Gajah Sebagai spesimen atau objek yang akan diamati.
3.2. Cara Kerja
3.3. Analisa Perlakuan
Untuk melakukan pengamatan identifikasi batang, hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pengamatan, selanjutnya melakukan identifikasi pada masing-masing spesimen, dan yang terakhir catat dan dokumentasikanlah hasil pengamatan.
Siapkan alat dan bahan.
Lakukan identifikasi pada masing-masing spesimen.
Catat dan dokumentasikan hasil pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Klasifikasi Tanaman
1. Jagung
(Gambar 30. Tanaman jagung)
Menurut Muhadjir (2016), klasifikasi jagung sebagai berikut:
Kingdom : Plantae Ordo : Poales Famili : Poaceae Sub-famili : Panicoideae Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
2. Sirih
(Gambar 31. Tanaman sirih)
Menurut Sarjani et al., (2017), klasifikasi tanaman sirih sebagai berikut:
Kingdom : Plantae Sub kingdom : Tracheobinta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub kelas : Magnoliidae Ordo : Piperales Famili : Piperaceae Genus : Piper Spesies : Piper betle 3.Rumput gajah.
(Gambar 32. Tanaman rumput gajah)
Menurut Asngad et al., (2014), klasifikasi tanaman rumput gajah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophya Kelas : Liliopsida Ordo : Poales Famili : Poaceae Genus : Pennisetum
Spesies : Pennisetum purpureum 4.2. Klasifikasi Morfologi Batang
(Gambar 33. Batang jagung)
Dari hasil pengamatan yang saya lakukan, saya mendapatkan hasil bahwa bentuk batang dari jagung (Zea mays L.) yaitu bulat, memiliki permukaan daun yang licin (Laevis), arah tumbuh batang tegak lurus (Erectus), tidak memiliki percabangan. Menurut penelitian yang dilakukan Suleman et al., (2019), ukuran lingkar batang jagung bermacam-macam, ada yang 8,46, 6,35, dan 6,09 cm. Hal ini menunjukkan keragaman ukuran lingkar batang yang dipengaruhi oleh varietas yang berbeda-beda.
Batang Bentuk Permukaan Arah Tumbuh
Percabangan Modifikasi Jagung
(Zea mays.)
Bulat Licin (Laevis)
Tegak lurus (erectus)
Tidak bercabang Sirih (Piper
betle)
Bulat Licin (Laevis)
Memanjat (Scandens)
Simpodial Sulur (Cirrhus) Rumput
gajah (Pennisetus purpureum)
Bulat Berambut Tegak lurus (Erectus)
Tidak bercabang
(Gambar 34. Batang sirih)
Dari pengamatan yang saya lakukan, saya juga mendapatkan hasil bahwa bentuk batang tanaman sirih (Piper betle) ini berbentuk bulat, memiliki permukaan batang yang licin (Laevis), arah tumbuhnya memanjat (Scandens), percabangannya simpodial, dan batangnya termodifikasi sulur (Cirrhus). Hal ini juga didapatkan dari pengamatan yang dilakukan oleh Sarjani et al., (2017), bahwa batang sirih berwarna coklat kehijauan ada juga yang keunguan, berbentuk bulat, beruas, merupakan tempat keluarnya akar, dan memiliki permukaan batang yang kasar dan mudah kering jika terkena sinar matahari.
(Gambar 35. Batang rumput gajah)
Pengamatan yang saya lakukan untuk mengamati batang dari tanaman rumput gajah (Pennisetus purpureum) yakni berbentuk bulat, memiliki permukaan batang yang berambut, tumbuh tegak lurus (Erectus), tidak memiliki percabangan. Hal ini juga ditemukan oleh Kurniawati (2019), bahwa batang dari tanaman rumput gajah ini tumbuh sangat tegak mencapai 2 m, yang mana batangnya berbentuk bulat berkayu dan berdiameter lebih dari 3 m. Selain itu batang rumput gajah ini juga memiliki perisah daun yang berbulu dan menutupi batang.
BAB V KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan
Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang sangat penting, dan mengingat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan.
Batang dapat terspesialisasi serta termodifikasi bentuknya untuk keperluan khusus seperti menimbun cadangan makanan dan untuk fotosintesis. Untuk keperluan cadangan makanan batang dapat termodifikasi menjadi umbi sisik , kormus, umbi semu, umbi lapis, umbi batang, rhizoma/rimpang, dan stolon/geragih. Adapun contoh tumbuhannya yaitu bawang merah, bunga lili, anggrek, dan kentang
5.2. Saran
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, diperlukan penjelasan dan arahan untuk mahasiswa agar lebih memahami materi batang.
DAFTAR PUSTAKA
Asngad, A., Septian, N. I. T., Enggar, R. S. 2014. Pemanfaatan Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Untuk Pembuatan Kertas Melalui Chemical Pulping Menggunakan NaOH dan Na2CO3. Seminar Nasional Pendidikan Sains 4.
Atminisak. 2016. Pengaruh Ekstrak Buah Kaktus Centong (Opuntia cochenillifera) Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Putih (Rattus norvegius) Sebagai Sumber Belajar Biologi.
Balittro. 2018. Khasiat dan Kegunaan Bougenville. Bogor. Badan Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.
Balithi. 2018. Penyakit Utama Pada Tanaman Mawar. Cianjur. Balai Penelitian Tanaman Hias.
Fitriani Dian. 2016. Pertumbuhan Tanaman Sengon (Paraserianthes falcataria L.) Bermikoriza Pada Lahan Tercemar PB. Surabaya. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Gealista, S., Khomsiatin, A., Olla, M., Devi, S. L., Muhimatul, A. 2016. Sawo Manila (Manilkara zapota). Malang. Universitas Muhammadiyah Malang.
Hasibuan, H., Rizalinda. Elvi, R. P.W. 2016. Inventarisasi Jenis Paku-Pakuan (Pteridophyta) di Hutan Sebelah Darat Kecamatan Sungai Ambawang Kalimantan Barat. Protobiot 5(1):
46-58.
Hidayat, Y. S., Darda, E., Sulassih. 2018. Karakterisasi Morfologi Beberapa Genotipe Kentang (Solanum tuberosum). Comm. Horticulturae 2(1): 28-34.
Hutabarat, R. C., Rasiska, T., Susilawaty, B., dan Fitriana, N. 2016. Karakteristik Morfologi dan Anatomi Markisa F1 di Kebun Percobaan Berastagi. J. Hort. 26(2): 189-196.
Jintan, Yuzammi, I Nengah S., Ramadhani, P. 2015. Studi Beberapa Aspek Botani Armophopallus paeoniifolius Dennst. Nicolson (Araceae) Di Lembah Palu. Online Jurnal of Natural Science 4(1): 17-31. Malang. Universitas Muhammadiyah Malang.
Kartikawati, A., dan Rosihan, R. 2018. Sirkuler Informasi Teknologi Tanaman Rempah dan Obat. Bogor. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.
Kurniawati Eni. 2019. Pengaruh Naungan dan Jenis Pupuk Kandang Terhadap Produksi Segar, Jumlah Anakan, Proporsi Daun, dan Batang Rumput Gajah Mini (Penissetum purpureum).
Bandar Lampung. Universitas Lampung
Kunut, A. A., Arief, S., dan Bau, T. 2014. Keanekaragaman Jenis Rotan (Calamus Spp.) Di Kawasan Hutan Lindung Wilayah Kecamatan Dampelas Sojol Kabupaten Donggala.
Warta Rimba 2(2): 102-108.
Larasati, E., Ria, D. J., Mareta, W. 2018. Karakterisasi Morfologi dan Anatomi Kunyit (Curcuma domestica) Berdasarkan Perbedaan Ketinggian Tempat. Lubuklinggau. STKIP PGRI Lubuklinggau.
Monikasari, I. N. S. 2017. Keragaman M1 Tanaman Hias Bunga Matahari (Helianthus annuus L.). Semarang. Universitas Diponegoro.
Muhadjir Fathan. 2016. Karakteristik Tanaman Jagung. Bogor. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.
Novitasari, Y., dan Yupi, I. 2019. Mengenal Kembang Sungsang (Gloriosa suerba L.):
Tanaman Penghasil Kolkisin Alami Yang Tumbuh Di Kebun Raya Bogor. Warta Kebun Raya 17(1).
Puslitbang. 2013. Budidaya Ercis (Kapri). Bogor. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura.
Purba, B. R. M., dan Darmawan S. 2019. Karakterisasi Beberapa Jenis Anggrek Berdasarkan Karakter Morfologi. Jurnal Produksi Tanaman 7(7): 1258-1263.
Purba, E. C. 2020. Kembang Telang (Clitoria ternatea L.): Pemanfaatan dan Bioaktivitas.
Jurnal EduMatSains 4(2): 111-124.
Purwati, Y. P. 2013. Pengaruh Ekstrak Umbi Gadung (Dioscorea hispida Dennst) Terhadap Tanaman Mortalitas Kutu Daun Pada Tanaman Krisan Sebagai Sumber Belajar Biologi SMA Kelas X. Malang. Universitas Muhammadiyah Malang.
Ramadhani Afni. 2014. Ekstraksi dan Karakterisasi Pektin Dari Limbah Kulit Semangka Secara Enzimatis Dengan Aspergillus niger. Pekanbaru. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim.
Ratnani, R. D. Indah, H. Laeli, K. 2010. Pemanfaatan Eceng Gondok (Eichornia crassipes) Untuk Menurunkan Kandungan COD (Chemical Oxygen Demond), pH, Bau, Dan Warna Pada Limbah Cair Tahu. Semarang. Universitas Wahid Hasyim Semarang.
Rosanti Dewi. 2018. Struktur Morfologi Batang Tumbuhan di Taman Wisata Alam Punti Kayu Palembang. Sainmatika: Jurnal Ilmiah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 15(1): 30- 34.
Sarjani, T. M., Mawardi, Ekariana, S. P., Devi, W. 2017. Identifikasi Morfologi dan Anatomi Tipe Stomata Famili Piperaceae Di Kota Langsa. Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA (JIPI) 1(2): 182-191.
Shipunov Alexy. 2020. Introduction To Botany. Dakota. Minot State university.
Sianipar, J. F., Mariati, Nini, M. 2015. Karakterisasi dan Evaluasi Morfologi Bawang Merah Lokal Samosir (Allium ascalonicum L.) pada Beberapa Aksesi di Kecamatan Bakti Raja.
Jurnal Agroekoteknologi 4(1): 1962-1972.
Suleman, R. Novri, Y. K., Aryati, A. 22019. Karakterisasi Morfologi dan Analisis Proksimat Jagung (Zea mays L.) Varietas Momala Gorontalo. Jambura Edu Biosfer Journal 1(2): 72- 80.
Susianti. 2015. Potensi Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) Sebagai Agen Antikanker.
Prosiding Seminar Presentasi Artikel Ilmiah Dies Natalis FK Unila.
Syukriah, F, dan Liuvita, P. 2016. Implementasi Teknologi Augmentasi Reality 3D Pada Pembuatan Organologi Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Fifo 8(1).
Tjitrosoepomo Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Trustinah. 2015. Morfologi dan Pertumbuhan Kacang Tanah. Malang. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi.
Urry A. L., Cain M. L. Wasserman S. A., Minorsky P. V., Reece J. B.. 2016. Campbell Biology Eleventh Edition. San Fransico: Pearson.
Utami Debora. 2008. Struktur Dasar dan Terminologi Tumbuhan Berbiji. Jakarta. Universitas Terbuka.
Utari, D. S., Harso, K., Revandy, I. M. D. 2017. Analisis Karakter Morfologis dan Hubungan Kekerabatan Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Di Dataran Tinggi dan Dataran Rendah Sumatera Utara. Jurnal Agroekoteknologi FP USU 5(4): 870-881.
Widiyastuti, Y., Sari, H., Dyah, S. 2013. Karakterisasi Morfologi dan Kandungan Minyak Atsiri Beberapa Jenis Sirih (Piper sp.). Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional 6(2).
Wulandari, N. M. D. S., dan Eniek, K. 2014. Struktur Morfologi Tanaman Tebel-Tebel Yang Tumbuh Pada Pohon Rontal (Borassus flabellifer) Di Kawasan Bumi Perkemahan Cekik Taman Nasional Bali Barat. Jurnal Simbiosis II 1(1): 112-121.
LAMPIRAN
Batang Dokumentasi
Jagung
Sirih
Rumput gajah
Literature Halaman