INSTALASI LISTRIK 3 FASA (DIRECT ONLINE MOTOR)
Oleh:
Ridwan Pino / 220211030103
LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
2025
Nama Asisten :
NIM Asisten : 210211030 Nama Praktikan : Ridwan Pino NIM Praktikan : 220211030103
Modul III : Instalasi 3 fasa (Direct Online Motor) Hari / Tanggal :
No Penilaian Nilai
1 Kehadiran (10%) 96
2 Praktikum (40%) 100
3 Laporan (25%) 98
4 Quiz (25%) 96
Nilai Akhir
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam Sejahtera bagi kita semua, Shalom, Om swastiastu, Namo buddhaya, Salam Kebajikan. Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Kuasa, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum instalasi listrik 3 fasa.
Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan ini.
Akhir kata kami berharap semoga laporan praktikum pengenalan alat dan pengukurun ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI
COVER...
KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI...
BAB I PENDAHULUAN...
1.1Latar Belakang...
1.2Tujuan...
1.3Manfaat...
BAB II ALAT DAN KOMPONEN INSTALASI 3 FASA...
2.1 Alat dan Komponen...
Gambar
...
Penjelasan & fungsi
...
Cara kerja
...
BAB III RANGKAIAN ISNTALASI 1 FASA...
3.1 GAMBAR INSTALASI SEDERHANA 1 FASA 3.2 LANGKAH LANGK AH KERJA ISNTALASI 1 FASA
BAB IV KESIMPULAN...
DAFTAR PUSTAKA...
LAMPIRAN...
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 TUJUAN
1.3 MANFAAT
BAB II
ALAT DAN KOMPONEN INSTALASI 1 FASA
2.1 ALAT DAN KOMPONEN
1. MCB (Miniature Circuit Breaker)
Pengertian : MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah perangkat perlindungan listrik yang berfungsi untuk memutus arus listrik secara otomatis ketika terjadi beban berlebih (overload) atau hubungan pendek (short circuit) dalam suatu rangkaian listrik.
Fungsi : Melindungi peralatan listrik dari kerusakan akibat arus berlebih atau korsleting.Mencegah Kebakaran listrik yang disebabkan oleh panas Berlebih pada kabel.
Cara Kerja : MCB bekerja dengan dua mekanisme perlindungan utama, yaitu perlindungan terhadap beban berlebih (overload) dan hubungan pendek (short circuit). Saat arus listrik yang mengalir melebihi kapasitas yang ditentukan dalam waktu tertentu, elemen bimetal di dalam MCB akan memanas dan melengkung, sehingga memicu mekanisme pemutus untuk memutus aliran listrik. Sementara itu, jika terjadi hubungan pendek yang menyebabkan lonjakan arus yang sangat tinggi, medan magnet dalam solenoid akan menarik tuas pemutus dengan cepat, sehingga aliran listrik terputus dalam waktu singkat untuk mencegah kerusakan pada instalasi listrik.
Jenis :
MCB tipe B trip ketika arus beban lebih besar 3 sampai 5 kali arus nominal MCB
MCB tipe C trip ketika arus beban lebih besar 5 sampai 10 kali arus nominal MCB
MCB tipe D trip ketika arus beban lebih besar 10 sampai 20 kali arus nomina l MCB
MCB tipe K trip ketika arus beban lebih besar 8 sampai 12 kali arus nominal MCB
MCB tipe Z trip ketika arus beban lebih besar 2 sampai 3 kali arus nominal MCB
2. Stop Kontak
Pengertian : Stop kontak adalah perangkat listrik yang berfungsi sebagai tempat untuk menyambungkan peralatan elektronik dengan sumber listrik melalui colokan (plug). Stop kontak biasanya terpasang di dinding, lantai, atau panel listrik dan berperan sebagai penghubung antara perangkat listrik dengan sumber daya.
Fungsi : Menghubungkan perangkat elektronik dengan jaringan listrik.
Memudahkan pengguna untuk mencabut atau menyambungkan perangkat listrik sesuai kebutuhan.
Cara Kerja : Stop kontak memiliki dua atau lebih lubang terminal yang tersambung ke jaringan listrik. Saat colokan perangkat listrik dimasukkan ke dalam stop kontak, kontak logam di dalamnya akan tersambung dengan pin colokan, sehingga memungkinkan arus listrik mengalir dari sumber daya ke perangkat.
Beberapa stop kontak juga memiliki terminal grounding untuk mengalirkan arus bocor ke tanah, meningkatkan keamanan listrik.
Jenis :
Tipe A digunakan oleh 23 negara di dunia. Dikenal dengan dua lempeng bers ebelahan, tipe ini termasuk kelas II dengan standar dua cabang paralel. Tega ngan rata-rata berkisar antara 100-127 Volt (V). Beberapa negara yang meng adaptasinya meliputi Bangladesh, Kamboja, Cina, dan Amerika Serikat (A S).
Tipe B memiliki dua lempeng yang saling berdekatan dan ditambah dengan bentuk U di bagian bawahnya. Kompatibel dengan steker tipe A, tipe B dapa t ditemukan di 17 negara, termasuk Jepang, Thailand, Taiwan, dan Filipina.
Tegangan varian dapat berkisar antara 100-200 V.
Tipe C Stop kontak tipe C, juga dikenal sebagai Europlug, adalah model yan g umum digunakan di Indonesia. Tipe ini memiliki dua kaki koneksi silindri s dengan diameter 4 milimeter (mm). Pusatnya berukuran 19 mm, dengan jar ak antar pin di dasar terpisah sejauh 18,6 mm dan di ujungnya 17,5 mm.
3. Kabel
a. Kabel Merah
Pengertian : Kabel fasa adalah kabel penghantar listrik yang membawa arus listrik dari sumber tenaga (PLN atau generator) ke beban, seperti lampu, motor, dan peralatan elektronik lainnya. Kabel ini merupakan bagian utama dalam sistem kelistrikan dan memiliki tegangan relatif terhadap kabel netral dan ground.
Fungsi : Mengalirkan arus listrik dari sumber ke beban, memungkinkan perangkat listrik beroperasi. Membantu dalam pembagian beban listrik pada sistem tiga fasa untuk menjaga keseimbangan daya.
Cara Kerja : Kabel fasa bekerja dengan menghantarkan listrik bertegangan dari sumber daya ke beban. Pada sistem satu fasa, hanya terdapat satu kabel fasa yang membawa arus, sedangkan pada sistem tiga fasa, terdapat tiga kabel fasa yang membawa arus listrik dengan perbedaan sudut fasa 120° satu sama lain. Kabel fasa memiliki tegangan lebih tinggi dibandingkan kabel netral atau ground, sehingga perlu dipasang dengan isolasi yang baik untuk mencegah kebocoran listrik dan bahaya sengatan.
Jenis : Berdasarkan Jumblah Fasa :
Kabel Fasa 1 Fasa: Digunakan pada instalasi rumah tangga atau peralatan lis trik kecil dengan tegangan 220V.
Kabel Fasa 3 Fasa: Digunakan untuk keperluan industri dan motor listrik bes ar dengan tegangan 380V.
Berdasarkan Isolasi Pelindungnya :
NYA (Kabel Tunggal Berisolasi PVC): Digunakan untuk instalasi dalam ru mah dengan perlindungan tambahan seperti pipa.
NYM (Kabel Multicore Berisolasi PVC Tebal): Cocok untuk instalasi tetap dalam gedung dan memiliki isolasi lebih baik.
NYY (Kabel Berlapis PVC dengan Perlindungan Ekstra):Digunakan untuk i nstalasi di luar ruangan atau dalam tanah.
BC (Bare Conductor): Kabel telanjang tanpa isolasi, digunakan dalam jaring an transmisi listrik.
b. Kabel Biru (Netral )
Pengertian : Kabel netral adalah salah satu jenis kabel dalam instalasi listrik yang berfungsi sebagai jalur balik arus listrik menuju sumber atau pembumian (grounding). Kabel ini umumnya tidak bertegangan atau memiliki tegangan rendah relatif terhadap tanah.
Fungsi : Sebagai jalur kembali arus listrik dari beban ke sumber listrik.Menyeimbangkan distribusi tegangan pada sistem kelistrikan.
Cara Kerja : Dalam sistem listrik AC (arus bolak-balik), arus mengalir dari fasa ke beban dan kembali ke sumber melalui kabel netral. Kabel ini biasanya dihubungkan ke titik netral pada transformator atau sistem pembumian untuk memastikan bahwa peralatan listrik bekerja dengan aman dan stabil.
Jenis :
Kabel Netral Standar : Kabel yang digunakan dalam instalasi rumah tangga dan industri, biasanya berwarna biru.
Kabel Netral dengan Grounding (PEN - Protective Earth and Neutral): Kom binasi kabel netral dan ground yang digunakan dalam sistem TN-C (sistem p embumian).
Kabel Netral Isolasi Tinggi: Digunakan dalam lingkungan industri atau siste m dengan tegangan tinggi.
Kabel Netral di Instalasi Tiga Fasa: Biasanya digunakan dalam sistem distri busi daya untuk menyeimbangkan beban fasa.
Jenis Jenis Sambungan Pada Kabel :
Sambungan Putus/Patah (Twist-On) : Menghubungkan kabel dengan cara dipelintir.
Sambungan Klem (Wire Nut) :Menghubungkan kabel menggunakan klem y ang diputar.
Sambungan Terminal (Terminal Block) : Menghubungkan kabel pada blok t erminal dengan sekrup.
Sambungan Crimping : Kabel dililit pada konektor logam dengan alat crimp ing.
Sambungan Soldering : Kabel disolder dengan timah untuk sambungan yang kuat.
Sambungan Plug dan Socket : Menggunakan konektor plug dan soket untuk menyambung kabel.
Sambungan Pigtail : Kabel dililit atau dihubungkan dengan kabel lain meng gunakan terminal.
4. Tool Box
Pengertian : Tool box adalah kotak atau wadah yang digunakan untuk menyimpan dan mengorganisir berbagai peralatan kerja, seperti obeng, tang, kunci inggris, meteran, dan perkakas lainnya. Tool box umumnya terbuat dari bahan logam atau plastik yang kuat dan dirancang agar mudah dibawa ke berbagai tempat.
Fungsi : Menyimpan perkakas agar tetap rapi dan mudah ditemukan saat dibutuhkan. Melindungi alat-alat kerja dari kerusakan, debu, dan kelembaban.
Cara Kerja : Tool box bekerja sebagai tempat penyimpanan yang dirancang untuk menampung berbagai peralatan kerja dengan aman dan terorganisir. Ketika digunakan, pengguna dapat membuka kotak dan mengambil alat yang dibutuhkan sesuai dengan pekerjaan yang sedang dilakukan. Beberapa tool box memiliki sekat atau laci untuk mengelompokkan alat sesuai jenis atau ukuran agar lebih mudah diakses. Tool box modern juga dilengkapi dengan kunci pengaman untuk mencegah alat jatuh atau hilang saat dibawa bepergian.
Jenis :
• Tool Box Portable
• Tool Box Stasioner
• Tool Box Lipat
• Tool Bag (Tas Perkakas)
5. Kontaktor 6. Push Button 7. Tor
8. Mcb 3 fasa 9. Lampu Indikator 10. Motor 3 fasa
BAB III
RANGKAIAN INSTALASI 1 FASA
3.2 Langkah Langkah Kerja Instalasi 1 Fasa
BAB IV KESIMPULAN
LAMPIRAN