• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Kalibrasi Alat Semprot dan Kalibrasi Pestisida

N/A
N/A
Yuka Sidharta

Academic year: 2024

Membagikan "Laporan Praktikum Kalibrasi Alat Semprot dan Kalibrasi Pestisida"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Praktikum

Mata Kuliah Praktikum Proteksi tanaman Kalibrasi Alat Semprot dan Kalibrasi Pestisida

Dosen Pengampu: Titik Inayah, M.Si Disusun Oleh:

Yuka Sidharta Pratama 11210920000072

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1444 H/2023 M

(2)

Daftar Isi

BAB I ... 3

1.1. Latar Belakang ... 3

1.2. Tujuan Praktikum ... 4

BAB II ... 5

BAB III ... 7

3.1. Waktu dan Tempat ... 7

3.2. Alat dan Bahan ... 7

3.3. Cara Kerja ... 7

(3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Penggunaan pestisida di bidang pertanian telah dirasakan manfaatnya untuk meningkatkan produksi, adanya pestisida memberi manfaat dan keuntungan. Diantaranya yaitu cepat menurunkan populasi jasad penganggu tanaman dengan periode pengendalian yang lebih panjang, mudah didapat, relative murah dan praktis cara penggunaannya, mudah diproduksi secara besar-besaran serta mudah diangkut dan disimpan. Penggunaan dan ketergantungan pestisida di masyarat masih tinggi, tentunya dapat dilihat dari nilai penjualan produk pestisida yang cenderung meningkat setiap tahunnya. Dibalik keuntungan yang dirasakan petani, terdapat dampak buruk dari penggunaan pestisida apabila tidak bijaksana dalam aplikasinya yang dapat berimbas pada makhluk hidup dan lingkungan. Sehingga timbulnya aplikasi yang salah sasaran terhadap organisme dapat menimbulkan masalah, seperti terbunuhnya serangga berguna dan musuh alami yang tentunya organisme tersebut membantu petani dalam proses budidaya. Beberapa masalah yang ditemukan adalah pencemaran lingkungan, bahaya residu, ancaman terhadap organisme non target, ancaman terhadap organisme yang bermanfaat, dan timbulnya hama baru (Nasution, 2022).

PENGERTIAN KALIBRASI SECARA UMUM

Kalibrasi adalah memastikan kebenaran nilai-nilai yang ditunjukan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran atau nilai-nilai yang diabadikan pada suatu bahan ukur dengan cara membandingkan dengan nilai konvensional yang diwakili oleh standar ukur yang memiliki kemampuan telusur ke standar Nasional atau Internasional. Dengan kata lain : Kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukan alat inspeksi, alat pengukuran dan alat pengujian.

PENGERTIAN KALIBRASI DALAM TEHNIK PENYEMPROTAN PESTISIDA

Kalibrasi adalah cara mengukur banyaknya larutan semprot yang dikeluarkan oleh alat semprot (sprayer), sehingga dapat diketahui seberapa banyak larutan semprot yang disemprotkan pada setiap satuan lahan. Kalibrasi merupakan kunci untuk menyeragamkan setiap perlakuan pestisida, misalnya herbisida. Jika dosis rekomendasi tidak diaplikasikan secara merata karena cara aplikasi yang tidak benar maka akan terjadi dua hal yang tidak diinginkan, yaitu :

(4)

1. Gulma tidak akan mampu dikendalikan di areal yang teraplikasi herbisida karena dosis yang lebih sedikit dari dosis rekomendasi.

2. Gulma dan/atau tanaman budidaya akan mati di areal yang teraplikasi herbisida karena dosis lebih tinggi dari dosis rekomendasi.

Untuk menghindari kesalahan tersebut serta untuk menjamin teknik aplikasi yang akurat, terlebih dahulu harus ditentukan areal penyemprotan yang aktual dengan memperhatikan jumlah herbisida yang diperlukan untuk areal perlakuan dan bagaimana larutan herbisida tersebut dapat diaplikasikan secara seragam pada areal perlakuan. Hal ini melibatkan pekerjaan kalibrasi dari alat semprot (sprayer) yang akan dipergunakan dan orang yang akan melakukan aplikasi (applicator).

Tiga Faktor Yang Menentukan Keberhasilan Kalibrasi : 1. Ukuran lubang nozel (angka curah nozzle)

2. Lebar gawang penyemprotan, dan 3. Kecepatan berjalan (ke depan) aplikator.

Ketiga faktor di atas harus diatur sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu volume larutan herbisida tertentu yang dapat dilepaskan melalui lubang nozel pada setiap waktu yang dikehendaki. Kalibrasi merupakan hal yang harus dilakukan ketika seorang akan melakukan pengendalian terhadap OPT menggunakan alat semprot, karena pada setiap alat semprot memiliki perbedaan volume yang keluar.

Faktor manusia dan alat semprot juga dapat menyebabkan perubahan tersebut. Faktor Alat semprot yang menyebabkan perubahan adalah dari nozel yang kemudian akan menyebabkan volume curah yang keluar dan nozel menyebabkan perbedaan lebar gawang.

Faktor dari manusia (penyemprot) yang menyebabkan perubahan adalah kecepatan jalan, karena setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, kemudian lebar gawang dan tekanan. Oleh karena itu kalibrasi diperlukan karena pertimbangan hal tersebut. Dengan melakukan kalibrasi maka volume air atau larutan aplikasi per hektar akan didapatkan.

1.2. Tujuan Praktikum

1. Mampu melakukan kalibrasi sprayer sebelum mengaplikasikan pestisida.

2. Mampu melakukan kalibrasi pestisida

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pestisida dikenal sebagai suatu zat kimia pengendali organisme pengganggu tanaman, diantaranya yakni hama, gulma dan penyakit lainnya. Oleh karena itu pestisida selalu dikaitkan dan tidak pernah lepas dari kegiatan pertanian. Pestisida banyak digunakan secara luas di pertanian modern dan dianggap efektif serta terjangkau untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi (Sharma, et al., 2019). Berdasarkan fungsinya pestisida meliputi insektisida, fungisida, herbisida, dan nematisida. Menurut sifat kimianya, terdapat empat golongan pestisida meliputi organoklorin, organofosfat, peritroit dan karbamat (Aktar, et al., 2009).

Keberhasilan penggunaan pestisida sangat ditentukan oleh aplikasi yang tepat, untuk menjamin pestisida tersebut mencapai sasaran yang dimaksud, selain factor jenis dosis, dan saat aplikasi yang tepat. Dengan kata lain tidak ada pestisida yang dapat berfungsi dengan baik kecuali bila diaplikasikan dengan tepat. Aplikasi pestisida yang tepat dapat didefinisikan sebagai aplikasi pestisida yang semaksimal mungkin terhadap sasaran yang ditentukan pada saat yang tepat, dengan liputan hasil semprotan yang merata dari jumlah pestisida yang telah ditentukan sesuai dengan anjuran dosis. Adapun cara pemakaian pestisida yang sering dilakukan oleh petani, salah satunya adalah dengan penyemprotan (Spraying). Cara ini merupakan metode yang paling banyak digunakan (Wudianto,1999)

Pengendalian secara kimia dilakukan menggunakan alat semprot yaitu knapsack sprayer. Alat ini terdiri dari beberapa bagian yaitu nozzle, stik nozzle, tangki, pompa dan selang. Nozzle menjadi salah satu bagian terpenting dari knapsack sprayer, karena alat ini yang akan mengubah dan mengeluarkan larutan pestisida menjadi butiran semprot. Nozzle yang beredar di pasaran terdiri dari beragam jenis, dua diantaranya adalah jenis polijet dan flat fan. Umumnya saat membeli knapsack sprayer, terdapat salah satu dari kedua nozzle tersebut dalam kemasan.

Nozzle polijet dan flat fan masing-masing memiliki perbedaan lebar, curah (flowrate) dan pola semprot yang berbeda. Nozzle polijet memiliki lebar semprot

(6)

0,4 sampai 2 m, flowrate sekitar 0,60 sampai 3,39 liter/menit, dan pola semprot berbentuk garis atau sedikit bergelombang (Spraytrac, 2021). Nozzle flat fan memiliki lebar semprot 50 cm sampai 2 m, flowrate 0,23 sampai 3,46 liter/menit, dan pola semprot berbentuk oval atau kipas (Spraytrac, 2021; Junchongmarketing, 2021). Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam menaplikasikan sesuatu pestisida antara lain:

1. Dosis Pestisida. Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang digunakan untuk mengendalikan sasaran tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman yang dilakukan dalam satu aplikasi atau lebih (Djojosumarto, 2008).

2. Konsentrasi Pestisida Konsentrasi penyemprotan adalah jumlah pestisida yang disemprotkan dalam satu liter air (atau bahan pengencer lainnya) untuk mengendalikan sasaran tertentu (Djojosumarto, 2008).

3. Volume Semprot Volume semprot adalah banyaknya larutan jadi pestisida yang digunakan untuk menyemprot sasaran tertentu per satuan luas atau per satuan individu tanaman (Djojosumarto ,2008).

4. Bahan Penyampur Pestisida sebagai bahan racun aktif (active ingredients) dalam formulasi biasanya dinyatakan dalam berat/volume. Bahan penyampur yang dapat digunakan adalah alkohol, minyak tanah, xyline dan air (Sastroutomo, 1992)

Pengendalian secara kimia menggunakan knapsack sprayer ini diperhatikan aplikasinya agar tidak berlebihan dalam penggunaan bahan kimia (herbisida) dan air, yang dapat menurunkan kualitas lahan. Oleh karena itu, perlu dilakukannya kalibrasi penyemprotan. Kalibrasi adalah kegiatan memperoleh nilai kebenaran dari suatu alat ukur dan ketidakpastiannya (Darmawan &

Istirohah, 2016). Pada kegiatan penyemprotan herbisida, hasil kalibrasi penyemprotan akan menunjukkan kondisi alat, kebutuhan air, konsentrasi herbisida dan kebutuhan herbisida per tangki knapsack sprayer.

(7)

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1. Waktu dan Tempat

Waktu : Rabu, 24 Mei 2023 pukul 07.30 Tempat : Kebun Percobaan UIN

3.2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan sebagai berikut:

1. Knapsack sprayer 2. Stopwatch

3. Meteran 4. Gelas ukur 5. Alat tulis 6. Air 7. Pestisida 3.3. Cara Kerja

Kalibrasi sprayer dilakukan dengan 3 tahap yaitu mengukur debit penyemprotan (angka curahnozzle), lebar gawangan dan kecepatan jalan penyemprot. Langkah- langkah menentukan angka curah nozzel:

1. Masukkan air ke dalam alat semprot dan lakukan pemompaan secukupnya. Selanjutnya, lakukan penyemprotan ke dalam ember plastik atau gelas plastik yang sudah diukur volumenya sampai penuh atau batas volume yang terukur.

2. Lama waktu yang digunakan saat mulai menyemprot ke dalam gelas plastik sampai terisi penuh, dicatat. Volume gelas yang dipakai untuk menampung air, juga dicatat/ditabulasi.

3. Ulangi langkah 1 dan 2 di atas sampai 3 kali, lalu hitung nilai rata-ratanya.

Langkah-langkah menentukan Lebar Gawang Penyemprotan:

1. Lakukan penyemprotan dengan ketinggian nozel 60 cm dari permukaan tanah, di atas permukaan kertas/koran atau lantai atau tanah yang kering.

(8)

2. Ukur lebar penyemprotan yang dihasilkan oleh nozel yang digunakan dengan mengukur jarak tepi ke tepi (G meter). Jarak yang terukur dicatat/ditabulasi.

3. Ulangi langkah 1 dan 2 sampai 3 kali, lalu hitung nilai rata-ratanya.

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh pemakaian alat pelindung pernapasan dengan kapasitas fungsi paru pada petani sayuran pengguna pestisida semprot

Bila nilai penyimpangan volume hasil kalibrasi lebih besar dari batas penyimpangan maksimum yang telah ditentukan maka alat ukur volume tersebut dinyatakan tidak akurat demikian

Pengujian modul BPF dilakukan untuk memastikan output dari modul tersebut sesuai dengan titik ukur pada rancangan alat ini sehingga memiliki tiga aspek penting dalam kalibrasi

Sistem yang Diusulkan dalam Pengajuan Kalibrasi Customer melakukan login pada Sistem Informasi Monitoring Alat Kalibrasi, Customer melakukan pengajuan kalibrasi dengan

Setelah pembuatan, dilakukan juga kalibrasi untuk melihat apakah alat ukur yang telah dibuat dapat digunakan pada pengujian turbojet.. Kalibrasi alat ukur ini dilakukan di

Teknik kalibrasi dengan metode substitusi adalah teknik kalibrasi yang dilakukan dengan penyinaran secara bergantian, karena itu letak alat standar dan alat yang

Gabah kadar air tinggi 20-30% bb 2.3 Prosedur Gambar 1 Prosedur pengukuran dengan Crown Moisture Tester Gambar 2 Prosedur pengukuran dengan Grain Moisture Tester Mulai

Kegiatan kalibrasi alat-alat kesehatan BLUD UPT Puskesmas Curup dilakukan pada 04 November 2020 untuk memastikan alat-alat kesehatan tersebut aman untuk digunakan dalam