DiajukanSebagai Salah SatuSyarat UntukMenyelesaikanPraktikum Laboratorim Proses Manufaktur
Universitas Bung Hatta
Disusunoleh :
NAMA : 1. Surya Pebrian (1810017211033) 2. Ahmad Dayu (1810017211023) 3. M. Alaf Fitrian (1810017211038) 4. Rozali (1810017211052) 5. Apdia Rahmat (1810017211043) GROUP/KEL : B/2
JURUSAN : TEKNIK MESIN
LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS BUNG HATTA
PADANG 2021
Duskiardi, S.T.,M.T LEMBARAN PENGESAHAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
Dengan Ini Menyatakan Bahwa Mahasiswa Dibawah Ini Telah Menyelesaikan Praktikum Proses Manufaktur
NAMA KELOMPOK : 1. Surya Pebrian (1810017211033) 2. Ahmad Dayu (1810017211023) 3. M. Alaf Fitrian (1810017211038) 4. Rozali (1810017211052) 5. Apdia Rahmat
GROUP/ KEL : B / 2
(1810017211043)
Disetujui Oleh : Padang, 17 April 2021
Asisten Pembimbing
Mulya Hakimi, S.T
Mengetahui :
Kepala Laboratorium Proses Manufaktur
(Duskiardi, S.T.,M.T) LEMBARAN PENGESAHAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR Dengan Ini Menyatakan Bahwa Mahasiswa Dibawah Ini
Telah Menyelesaikan Praktikum Proses Manufaktur
NAMA KELOMPOK : 1. Surya Pebrian (1810017211033) 2. Ahmad Dayu (1810017211023) 3. M. Alaf Fitrian (18100172110) 4. Rozali (1810017211052) 5. Apdia Rahmat (1810017211043) GROUP/ KEL : B / 2
Instruktur
Telah disahkan dan disetujui oleh :
(Padang, 17 April 2021)
1. Duskiardi, S.T.,M.T ( )
Asisten
1. Mulya Hakimi, S.T ( )
2. Abdul Hadi, S.T ( )
3.Loli Kurniawati, S.T ( )
4. Alvin Novendra, S.T ( )
Mengetahui:
Kepala Laboratorium Proses Manufaktur
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang mana penulis telah dapat menyusun Laporan Laboratorium Proses Manufaktur serta dapat menyelesaikan pratikumnya sampai selesai.
Sesuai dengan kurikulum Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta, bahwa setiap mahasiswa diwajibkan untuk melaksanakan pratikum Proses Manufaktur dengan syarat telah mengambil mata kuliah yang telah ditentukan.
Dalam menyusun pelaksanaan pratikum ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari segala pihak. Oleh karena itu izinkan saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Orang tua kami yang telah memberikan biaya tambahan untuk melanjutkan jenjang pendidikan di Universitas Bung Hatta ini.
2. Bapak Duskiardi, S.T.,M.T selaku Kepala Laboratorium Proses Manufaktur
3. Mulya Hakimi, S.T sebagai Asisten Pembimbing.
4. Tim Instruktur Laboratorium Proses Manufaktur, Mulya Hakimi, S.T., Loli Kurniwati, S,T., Abdul Hadi, S.T., Alvin Novendra, S.T., Sebagai Asisten Laboratorium Proses Manufaktur.
5. Dan rekan-rekan yang telah mencurahkan tenaga,waktu dan pemikiran menyelesaikan Laboratorium Proses Manufaktur ini tanpa terkecuali.
Padang, 17 April 2021
Deni Satria
LEMBARAN PENGESAHAN KESELURUHAN KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ... 1
1.1.1 Kerja Bangku ... 1
1.1.2 Bubut ... 2
1.1.3 Las ... 3
1.1.4 Frais ... 5
1.2 Tujuan Praktikum...6
1.2.1 Kerja Bangku...6
1.2.2 Bubut...6
1.2.3 Las...6
1.2.3 Frais...7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerja Bangku...8
2.1.1 Teori Dasar...8
2.1.2 Jenis-Jenis Alat Kerja Bangku...9
2.2 Bubut...23
2.2.1 Teori Dasar...23
2.3 Las ... 38
2.3.1 Teori Dasar ... 38
2.3.2 Kode spesifikasi elektroda ... 41
2.4 Frais ... 4 8 2.4.1 Teori Dasar ... 4 8 2.4.2 Jenis-Jenis Mesin Frais...52
2.4.3 Klasifikasi pahat...59
BAB III METODOLOGI 3.1 Kerja Bangku...65
3.1.1 Desain Benda Kerja...65
3.1.2 Alat & Bahan...65
3.1.3 Proses Pembuatan Benda Kerja...66
3.2 Bubut...68
3.2.1 Desain Benda Kerja...68
3.2.2 Alat & Bahan...68
3.2.3 Proses Pembuatan Benda Kerja...69
3.2.4 Parameter yang Digunakan...69
3.2.5 Data Hasil Proses Pengerjaan...70
3.3.4 Parameter yang digunakan ... 72
3.3.5 Data Hasil Pengerjaan ... 72
3.4 Frais...73
3.4.1 Desain Benda Kerja...73
3.4.2 Alat & Bahan...74
3.4.3 Proses Pembuatan Benda Kerja...75
3.4.4 Parameter yang Digunakan...76
3.4.5 Data Hasil Proses Pengerjaan...77
BAB IV ANALISA DATA 4.1 Bubut...78
4.1.1 Analisa Data...78
4.1.2 Pembahasan...84
4.2 Las...91
4.2.1 Analisa Data...91
4.3 Frais...86
4.3.1 Analisa Data...86
4.3.2 Pengolahan Data...87
BAB V Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kerja Bangku...89
5.1.1 Kesimpulan...89
5.2.2 Saran...89
5.3 Las...90
5.3.1 Kesimpulan...90
5.3.2 Saran...90
5.4 Frais...90
5.4.1 Kesimpulan...90
5.4.2 Kesimpulan...90
DAFTAR PUSTAKA KESELURUHAN LAMPIRAN
Gambar 2.1 Macam-Macam Ragum...9
Gambar 2.2 Jenis-Jenis Kikir...12
Gambar 2.3 Macam-Macam Palu...13
Gambar 2.4 Macam-Macam Pahat...13
Gambar 2.5 Gergaji Tangan...15
Gambar 2.6 Jenis-jenis Mesin Bubut...28
Gambar 2.7 Komponen utama mesin bubut...32
Gambar 2.8 Operasi pada mesin bubut...35
Gambar 2.9 Operasi pembubutan...36
Gambar 2.10 Proses Penguliran...37
Gambar 2.11 Operasi pripheral milling...49
Gambar 2.12 Proses up milling...50
Gambar 2.13 Slab milling...50
Gambar 2.14 Mesin milling vertikal...52
Gambar 2.15 Mesin milling horizontal...53
Gambar 2.16 mesin milling universal...54
Gambar 2.17 Mesin miling datar...54
Gambar 2.18 Mesin Milling meja putar...55
Gambar 2.19 Mesin Milling duplikat...55
Gambar 2.20 Mesin Milling profil...56
Gambar 2.21 Mesin Milling Planet...57
Gambar 2.22 Mesin Milling penyerut...57
Gambar 2.23 Mesin Milling Produksi...58
Gambar 2.24 Mesin Milling korter...58
Gambar 2.25 Pahat milling muka...59
Gambar 2.26 Pahat milling datar...60
Gambar 2.27 Pahat-pahat milling sisi...61
BAB III METODOLOGI
Gambar 3.1 Desain Benda Kerja Bangku...65
Gambar 3.2 Desain Benda Kerja Bubut...68
Gambar 3.3 Kampuh T...71
Gambar 3.4 Desain Benda Kerja Frais...73
Gambar 3.5 Universal Milling Machine...74
Tabel 3.1 Tabel Hasil Proses Pembubutan...70 Tabel 3.2 Hasil Percobaan Pengelasan...72 Tabel 3.3 Data Hasil Pengerjaan Frais...77
BAB IV ANALISA DATA
Tabel 4.1 Data Hasil Pengerjaan Bubut...78 Tabel 4.2 Data Hasil Pengerjaan Frais...86
12
BAB 1
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1.1.1. Kerja Bangku
Dimasa yang serba modern ini, sangat dibutuhkan tenaga yang terampil baik di kota ataupun di desa. Karena dengan adanya teknologi yang serba canggih ini juga sangat membantu dan mempermudah dalam melakukan suatu pekerjaan.
Pekerjaan kerja bangku merupakan penekanan pada pembuatan benda kerja dengan alat tangan, dan dilakukan di bangku kerja.Praktik kerja bangku melatih mahasiswa agar mampu menghasilkan suatu benda kerja dengan sesuai yang diharapkan atau direncanakan.Pekerjaan kerja bangku diantaranya meliputi mengikir, membuat ulir dalam, membuat ulir luar, mengebor, menggabar, menggerjaji dan lain sebagainya.Perkembangan IPTEK sekarang telah mengalami kemajuan yang sangat signifikan, maka dari itu para siswa di sekolah kejuruan atau mahasiswa dituntut untuk menguasai kompetensi dan mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Didalam jurusan permesinan teknik kerja bangku merupakan sebagai dasar untuk materi teknik mesin. Persyaratan kualitas terletak kepada pemahaman mahasiswa dalam praktek kerja bangku dan pelaksanaannya ditempat kerja yang meliputi: tingkat kesulitan produk yang akan dibuat, tingkat keterampilan dasar penggunaan alat tangan dan tingkat kepresisian hasil kerja.
Dalam pekerjaan kerja bangku yang diperhatikan tidak hanya hasil dari pekerjaan tersebut akan tetapi juga memperhatikan dalam prosesnya. Apabila proses itu benar maka hasil dari pekerjaan kerja bangku jadi baik.
1.1.2. Bubut
Pertama kali sejarah mengenai sebuah rangka kaku bantalan unutk mendukung benda kerja yang dapat diputar pada sebuah kumparan dan dipotong dalam bentuk melingkar dengan alat genggam.metode ini digunakan pertama kali untuk membuat mankuk dangkal tahun 1200 sm dan ditemukan disebuah kuburan mycenae yang diyakini sudah berubah.tak terbantahkan seni paling kuno pada pembubutan sejauh ini adalah fragmen dari sebuah mangkuk kayu etruscan yang dibuat 700 sm yang ditemukan dimakam pejuang cornetto.
Pembubutan dari timur awalnya duduk ditanah,dengan menggunakan satu tangan unutk memutar kumparan sambil membungkuk sementara tangan lain memegang pahat.mereka menggunakan satu kaki untuk menjaga kestabilan mesin bubut,sementara ujung kaki yang lain untuk memandu titik alat pemotong. Di Cina, mereka duduk di mesin bubut dan menggunakan kaki untuk membuat gerakan bolak-balik (reciprocating) oleh pedal secara bergantian kaki kiri dan kanan pada papan yang berkaitan pada tali yang dililitkan ke mesin spindle bubut,sehingga tangan bebas memegang dan mengarahkan mesin bubut.perkembangan berikutnya terlihat dari ilustrasi dari mendelsches bruderbuch 1395, menunjukkan bingkai bubut dan eretan yang terbuat dari kayu yang berat unutk meningkatkan kekakuan.
Kesulitan memegang alat pemotong ketika memotong material yang keras melahirkan eratan utama dimana alat ini berpegangan kuat dan maju memotong dengan slide di bawah kendali sekrup. Pemanfaatan pemutaran roda memiliki keuntungan menghasilkan kecepatan konstan dan dengan demikian meningkatkan kontrol atas alat potong. Ilustrasi ini juga yang pertama menunjukkan drive antara dua bantalan dari headstock dan sebuah tailstock dengan penyusaian unutk memutar sekrup benda kerja panjang yang berbeda antara pusat-pusat.
1.1.3. Las
las listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektrode yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis. Logam cair dari elektrode dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut.
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.
Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektrode. Elektrode atau logam pengisi dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan las. Mula-mula terjadi kontak antara elektrode dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat mencapai 5500 °C.
Ada tiga jenis elektrode logam, yaitu elektrode polos, elektrode fluks dan elektrode berlapis tebal. Elektrode polos terbatas penggunaannya, antara lain untuk besi tempa dan baja lunak. Biasanya digunakan polaritas langsung. Mutu pengelasan dapat ditingkatkan dengan memberikan lapisan fluks yang tipis pada kawat las. Fluks membantu melarutkan dan mencegah terbentuknya oksida- oksida yang tidak diinginkan. Tetapi kawat las berlapis merupakan jenis yang
paling banyak digunakan dalam berbagai pengelasan komersial
Mesin las yang ada pada unit peralatan las berdasarkan arus yang dikeluarkan pada ujung-ujung elektrode dibedakan menjadi beberapa macam.
Mesin las arus bolak-balik (Mesin AC)Sunting
Mesin memerlukan arus listrik bolak-balik atau arus AC yang dihasilkan oleh pembangkit listrik, listrik PLN atau generator AC, dapat digunakan sebagai sumber tenaga dalam proses pengelasan. Besarnya tegangan listrik yang dihasilkan oleh sumber pembangkit listrik belum sesuai dengan tegangan yang digunakan untuk pengelasan.
Bisa terjadi tegangannya terlalu tinggi atau terlalu rendah, sehingga besarnya tegangan perlu disesuaikan terlebih dahulu dengan cara menaikkan atau
menurunkan tegangan. Alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan ini disebut transformator atau trafo. Kebanyakan trafo yang digunakan pada peralatan las adalah jenis trafo step-down, yaitu trafo yang berfungsi menurunkan tegangan. Hal ini disebabkan kebanyakan sumber listrik, baik listrik PLN maupun listrik dari sumber yang lain, mempunyai tegangan yang cukup tinggi, padahal kebutuhan tegangan yang dikeluarkan oleh mesin las untuk pengelasan hanya 55 volt sampai 85 volt. Transformator yang digunakan pada peralatan las mempunyai daya yang cukup besar. Untuk mencairkan sebagian logam induk dan elektrode dibutuhkan energi yang besar, karena tegangan pada bagian terminal kumparan sekunder hanya kecil, maka untuk menghasilkan daya yang besar perlu arus besar. Arus yang digunakan untuk peralatan las sekitar 10 ampere sampai 500 ampere.Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan las. Untuk keperluan daya besar diperlukan arus yang lebih besar pula, dan sebaliknya.
Mesin las arus searah (Mesin DC)Sunting
Arus listrik yang digunakan untuk memperoleh nyala busur listrik adalah arus searah. Arus searah ini berasal dari mesin berupa dynamo motor listrik searah.
Dinamo dapat digerakkan oleh motor listrik, motor bensin, motor diesel, atau alat penggerak yang lain. Mesin arus yang menggunakan motor listrik sebagai penggerak mulanya memerlukan peralatan yang berfungsi sebagai penyearah arus.
1.1.4. Frais
Manufaktur merupakan suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Proses manufaktur memiliki hubungan yang sangat erat dengan produksi suatu barang yang menggunakan mesin maupun perkakas. Secara umum bentuk dari proses manufaktur merupakan proses input berupa bahan baku material dan design, proses produksi output berupa barang jadi dari design yang dapat di nilai maupun di analisa. Dalam dunia kerja, seorang Sarjana Teknik Industri harus memiliki jiwa seorang manajer harus memahami kompetensi dasar dari proses manufaktur agar dapat mengestimasi waktu serta biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu barang produksi yang berkualitas tinggi. Untuk lebih mendalami luwes dalam pengetahuan tentang proses manufaktur, tidaklah cukup hanya mendapat materi atau teori-teori yang berasal dari buku atau diberikan oleh dosen. Praktikum proses manufaktur sangat membantu mahasiswa dalam memahami dan menerapkan atau mengaplikasikan ilmu-ilmu atau materi yang telah didapat.
Melalui praktikum proses manufaktur, mahasiswa diharapkan dapat merancang design suatu barang atau produk, maupun melakukan pemlihan bahan baku atau material yang tepat untuk membuat barang produksi, maupun melakukan pengukuran, menggunakan perkakas, serta mampu mengoprasikan mesin-mesin yang digunakan pada proses manufaktur. Pada praktikum proses manufaktur 2013 ini, mahasiswa diharapkan dapat merancang design dan memproduksi ragum dengan bahan terbuat dari besi. Ragum adalah benda yang digunakan untuk mencekam/menjepit benda kerja agar posisi kuat. Proses kerja pembuatan ragum meliputi : kerja bangku, kerja turning, kerja milling
1.2 Tujuan Praktikum 1.2.1. Kerja Bangku
1. Pengenalan secara langsung peralatan-peralatan kerja bangku.
2. Peningkatan pengetahuan serta keterampilan tentang peralatan kerja bangku.
3. Mengetahui jenis-jenis peralatan kerja bangku serta mampu menggunakan peralatan kerja bangku.
1.2.2. Bubut
1. Pengenalan mesin bubut dan komponen nya.
2. Dapat menjalankan mesin bubut, mengetahui proses dan cara pembuatan benda kerja dengan mesin bubut.
3. Mengetahui pengaruh parameter proses terhadap produk dan mampu menganalisa parameter proses pembubutan.
1.2.3. Las
Adapun tujuan praktikum pada proses pengelasan atau welding ini antara lain:
Pengenalan secara langsung terhadapesin las serta pengoperasiannya
Meningkatkan pengetahuan daan keterampilan tentang proses
pengelasan dan parameter pengelasan.dapat
memahami,mengetahui dan melakukan prose pengelasan
1.2.4. Frais
1. Pengenalan secara langsung mesin – mesin perkakas serta cara pengoperasiannya dan memahami parameter yang digunakan.
2. Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang mesin – mesin perkakas.
3. Mengetahui serta mampu mengoperasikan bagian – bagian mesin milling.
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA 2.1 Kerja Bangku
2.1.1. Teori Dasar
Teknik Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam mengerjakan benda kerja. Pekerjaan kerja bangku penekanan pada pembuatan benda kerja dengan alat tangan, dan dilakukan di bangku kerja.
Praktik kerja bangku melatih mahasiswa agar mampu menggunakan alat kerja yang baik dan benar, serta mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal ini dapat tercapai jika mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan peraturan dan tata cara pengerjaan praktek kerja bangku.
Pekerjaan kerja bangku meliputi mengikir, mengebor, mengerinda, menggergaji, tuas, dan gunting seng. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Mahasiswa dituntut selalu mengembangkan segala potensi yang ada pada dirinya guna membentuk keterampilan yang berkualitas, professional, dan berwawasan luas.
Yang termasuk dalam pengerjaan kerja bangku adalah:
a) Mengikir b) Mengergaji
c) Memahat d) Menyenai e) Mengetap f) Mengebor
Menurut fungsinya, kerja bangku suatu bentuk pekerjaan dimana benda kerja diletakan dan dijepitkan dengan ragum atau dengan catuk yang termasuk pada bangku kerja. Peralatan-peralatan yang mendukung dalam pekerjaan kerja bangku dan alat ukur yang digunakan akan diuraikan pada bagian berikut.
2.1.2. Jenis-Jenis Alat Kerja Bangku a. Ragum
Ragum digunakan untuk menjepit benda kerja pada waktu proses kerja bangku tersebut, biasanya ragum tersebut dipasangkan pada bangku kerja yang diikat dengan kuat. Bagian-bagian dari sebuah ragum terdiri dari mulut tetap, mulut jalan, baut penghantar, mur pengikat dan batang pemutar baut penghantar.
Ukuran ragum ditentukan oleh jarak buka maksimum dari mulut ragum tersebut.
Menurut bentuk konstruksinya ragum dapat dibedakan atas:
• Ragum ekor burung
• Ragum Sejajar
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini gambar bentuk ragum tersebut dan bagian-bagiannya.
Gambar 2.1. Macam-macam jenis ragum Berdasarkan gerakannya ragum dibagi menjadi 3 jenis :
a) Ragum biasa Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang bentuknya sederhana bidang datar saja.
b) Ragum berputar, Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang harus membentuk sudut terhadap spindle. Bentuknya sama dengan ragum biasa tetapi pada bagaian bawahnya terdapat alas yang dapat diputar.
b) Ragum universal, Ragum ini mempunyai dua sumbu perputaran, sehingga dapat diatur letaknya secara datar dan tegak yang memiliki kekuatan yang sangat bagus. Posisi penitik pusat dipegang miring terlebih dahulu,
CARA PENGGUNAAN RAGUM
Cara penggunaan Ragum yang benar,yaitu:
Memilih tinggi ragum yang sesuai.
Cara memilih ragum yang sesuai dengan tinggi badan anda : 1) Berdiri tegak di ragum.
2) Tempelkan kepalan tangan pada dagu.
3) SIkut harus berada diatas mulut ragum dan apabila lengan kita ayunkan,sikut jangan sampai menyentuh bibir mulut ragum.
Menjepit benda kerja pada ragum
Bila kita menjepit benda kerja pada ragum, benda kerja yang keluar dari mulut ragum janganlah terlalu tinggi, terrutama apabila bahan benda kerja itu terbuat dari logam tipis.Bila memungkinkan perbandingan bahan yang keluar dari mulut ragum harus lebih kecil daripada bagian yang terjepit.
b. Kikir
Kikir adalah sebatang baja yang bidang mukanya dibuat goresan yang bergigi miring dan tajam. Cara membuat gigi kikir ini ada yang dikerjakan dengan tangan dan ada juga dengan mesin. Perkakas ini digunakan untuk pekerjaan penyelesaian dan meratakan permukaan benda kerja. Secara umum nama-nama kikir diambil dari bentuk penampangnya, antara lain adalah:
• Kikir empat persegi panjang
• Kikir bundar atau bulat
• Kikir setengah bundar
• Kikir segi tiga
• Kikir bujur sangkar dan sebagainya
Adapun bentuk kikir itu dibuat bermacam-macam sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya.Berikut ini bentuk kikir dan fungsinya : 1. Kikir gepeng (plat) tebal kikir seluruhnya sama, lebar kikir kearah ujungnya menirus kikir.Fungsinya untuk meratakan dan membuat bidang sejajar dan
tegak lurus.
2. Kikir blok lebar kikir seluruhnya sama,lebar kikir bagian ujungnya
berkurang. Fungsinya
membuat rata, sejajar dan menyiku antara bidang satu dengan bidang lainnya.
3. Kikir segi empat (square) , fungsinya membuat rata dan menyiku antara
bidang satu
dengan bidang lainnya.
4. Kikir segitiga (Treangle) bentuknya segi tiga,segitiga kikir pada bagian ujungnya
mengecil. Fungsinya untuk meratakan dan menghaluskan bidang berbentuk
sudut 60
atau lebih besar.
5. Kikir pisau (knife) bentuknya mirip pisau,fungsinya untuk meratakan dan menghaluskan bidang berbentuk sudut 60 atau lebih kecil.
6. Kikir setengah bulat (half round), fungsinya untuk menghaluskan,meratakan dan
membuat bidang cekung.
7. Kikir silang (crossing) fungsinya untuk menghaluskan bidang cekung,dan membuat
bidang cekung.
8. Kikir bulat (round) bentuk bulatnya pada ujungnya makin
mengecil.Fungsinya untuk
menghaluskan dan menambah diameter bidang bulat.
Menurut kasarnya gigi, kikir dibagi atas:
(1). Gigi kasar (bastard) dipakai untuk pengerjaan awal.
(2). Gigi sedang (second cuts) dipakai untuk finishing atau menghaluskan
bidang benda kerja.
(3). Gigi halus (smooth cuts) dipakai untuk finishing atau menghaluskan bidang benda kerja.
Gambar 2.2. Jenis-jenis kikir c. Palu
Palu adalah alat pemukul yang terbuat dari baja yang kedua ujungnya dikeraskan, nama palu ini dibuat menurut bentuk puncaknya. Palu yang bentuk puncaknya berbentuk bola disebut palu konde dan ada juga yang berbentuk pen.
Gambar berikut adalah beberapa jenis palu yang sering digunakan.
Gambar 2.3. Macam-macam palu
Ada beberapa jenis lain yang dipakai dalam kerja bangku dan kerja las, yaitu:
Hand hammer, Set hammer dan Fatter hammer.
d. Pahat
Pengeijaan dengan tangan tidak boleh diabaikan. Pengerjaan sayat (pemotongan) yang paling sederhana adalah memahat/ menatah dengan pahat tangan. Pada dasarnya pahat tangan digunakan untuk memahat dan memotong benda kerja.
Gambar 2.4. Macam-macam bentuk pahat e. Pembagi Dan Penggores
Pada umumnya garis-garis gambar pada permukaan benda kerja mudah sekali hilang.Untuk menghindari hal itu, setelah digoresi dengan penggores (atau pena penggores)garis-garis tersebut harus ditandai dengan titik-titk dengan menggunakan penitik.
Penitik yang digunakan dalam pengerjaan diatas adalah prock-punch yang mempunyai sudut mata titiknya 30 °, sedangkan penitik yang digunakan untuk membuat titik sebelum pengeboran atau pembuatan titik yang lebili dalam adalah bersudut 90 0 . Alat ini dibuat dari baja perkakas yang dikeraskan.
f. Gergaji
Gergaji ialah sejenis alat yang digunakan untuk memotong sesuatu. Bilah gergaji biasanya bergerigi dan bentuk gigi gergaji bergantung kepada bahan yang dipotong, contohnya kayu atau logam. Ada banyak jenis gergaji.
Diantaranya merupakan peralatan tangan yang bekerja dengan kekuatan otot.
Beberapa gergaji memiliki sumber tenaga lain seperti stim, air atau elektrik dan lebih kuat dari gergaji tangan.
Gergaji biasanya menimbulkan bunyi bising. Menggunakan gergaji untuk memotong bahan agak berbahaya karena tepinya yang tajam. Bagian benda yang dipotong gergaji dapat terbang tanpa disadari dan berbahaya buat pernapasan, mata dan kulit. Gergajit tangan adalah alat potong yang banyak digunakan pada bengkel kerja bangku dan kerja mesin. Gergaji tangan adalah peralatan utama dalam bengkel, karena fungsi alat ini adalah untuk menyiapkan bahan bakal yang akan dikerjakan atau dibuat benda kerja.
Prinsip kerja dari gegaji tangan adalah langkah pemotongan kearah depan sedangkan langkah mundur mata gergaji tidak melakukan pemotongan. Prinsip kerja tersebut sama dengan prinsip kerja mengikir. Pekerjaan pemotongan dilakukan oleh dua daun mata gergaji yang mempunyai gigi-gigi pemotong. Dengan menggunakan gergaji tangan dapat dilakukan pekerjaan seperti memendekkan benda kerja, membuat alur/celah dan melakukan pemotongan kasar/pekerjaan awal sebelum benda kerja dikerjakan oleh peralatan lain.
Untuk melaksanakan pekerjaan pemotongan logam dengan tangan dalam keadaan dingin dipakai gergaji tangan. Gergaji tangan ini sekarang atau rangka gergajinya ada yang berbetuk pistol dan ada juga yang berbentuk pemegang kikir.
Gambar 2.5. Gergaji tangan
Daun gergaji bila ditinjau dari jenis mata gergaji terdapat dua macam bentuk yaitu daun gergaji bermata satu dan daun gergaji bermata dua. Dalam pemasangan daun gergaji pada sangkangnya. gigi mata gergaji tersebut harus dihadapkan kedepan Selain itu gergaji jenis mesin {sawing machine) dan portable sawing machine.
Bagian-bagian Gergaji Tangan.
Adapun bagian-bagian dari gergaji tangan adalah:
Bingkai/rangka
Bingkai gergaji kuat dan kokoh untuk memegang mata gergaji ketika dipasang dalam berbagai bentuk untuk melakukan suatu pekerjaan. Terdapat dua jenis bingkai, yaitu bingkai tetap dan bingkai tidak tetap. Bingkai tetap hanya dapat memegang mata gergaji yang sama panjangnya dengan bingkai. Sementara bingkai tidak tetap dapat digunakan untuk memasang mata gergaji yang mempunyai ukuran yang berbeda-beda. tersebut.
Pemegang
Pemegang gergaji terdiri dari berbagai jenis, seperti pemegang yang berbentuk lurus atau benbentul pistol. Pemilihan pemegang gergaji tergantung pada keinginan pemakai pada saat melakukan pekerjaan tertentu.
Peregang/pengikat
Peregang adalah baut yang terdapat pada bingkai gergaji yang berfungsi untuk mengikat dan mengatur ketegangan mata gergaji pada saat dipasang pada bingkai.
Daun mata gergaji
Daun mata gergaji
Pemilihan mata gergaji sangat penting untuk mengergaji sesuatu jenis logam dengan baik. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan pada saat memilih mata gergaji adalah:
Bahan mata gergaji
Mata gergaji dibuat dari bahan seperti baja karbon tinggi, baja tahan panas, baja paduan tungsten dan baja paduan molibdenum. Pemilihan jenis mata gergaji tergantung pada kekerasan logam yang akan dipotong. Mata gergaji yang terbuat dari baja tahan panas lebih ekonomi dan tidak cepat haus jika dibandingkan dengan jenis yang lain.
Kekerasan mata gergaji
Kebanyakkan mata gergaji dikeraskan keseluruhannya, tetapi untuk jenis mata gergaji lentur, hanya bagian giginya saja yang dikeraskan. Mata gergaji ini jarang patah dan dapat memotong bagian-bagian yang sukar dipotong.
Ukuran mata gergaji
Panjang mata gergaji adalah antara 255 mm hingga 300 mm untuk gergaji besi tangan.
Bentuk mata gigi
Bentuk mata gergaji adalah berselang seling kekiri dan kekanan. Tujuannya adalah supaya mata gergaji ini tidak terjepit pada saat memotong benda kerja dan juga untuk memberi ruang pada serbuk logam agar mudah keluar.
Ukuran mata gergaji diukur dari:
Panjang
Tebal
Lebar
Jarak atau bilangan gigi dalam satu inci
Panjang bilah mata gergaji tangan diukur dari jarak antara pusat lubang pada setiap ujungnya. Untuk bilah mata gergaji tangan yang biasa digunakan panjangnya ialah 250 mm dan 300 mm, lebarnya 13 mm dan 16 mm serta tebalnya adalah 0.63 mm dan 0.80 mm
Memilih daun gergaji
Pekerjaan pemotongan akan berhasil dengan baik apabila pemilhan alat potongnya yang benar, artinya sesuai dengan jenis bahan yang akan dipotong, sesuai dengan kecepatan pemotongan dan sesuai dengan sifat pemotongan.
Untuk itu perlu adanya pedoman dalam pemilihan daun mata gergaji. Di bawah ini diberikan pedoman sederhana, untuk membantu pemilhan daun gergaji agar dapat dihasilkan pemotongan yang baik.
Bahan yang kan dipotong harus terlebih dahulu diketahui kekerasanya dan jenis bahan apa.
Bahan yang akan dipotong terlebih dahulu harus kejetahui bentuk profil dan besar ukurannya.
Sifat pemotongan yang bagaimana yang harus dilakukan, apakah pemotongan dengan menggunakan cairan pendingin atau tidak.
Cara menggergaji
Langkah pemotongan
Langkah pemotongan hanya dilakukan pada langkah maju. Langkah mundur mata gergaji tidak melakukan pemotongan.
Cara memasang daun gergaji.
Pemasangan daun mata gergaji tangan adalah mata potongnya menghadap ke depan dan hatrus sedikit renggang agar dapat menghasilkan pemotongan halus.
Cara memegang gergaji tangan
Tangkai mata gergaji di pegang pada tangan kanan, tangan kiri memegang rangka bagian depan gergaji tangan. Pemegangan tangkai seperti pemegangan pada pemegangan tangkai kikir. Posisi kaki adalah sama dengan posisi kaki saat mengikir.
Cara memotong pendahuluan
Pada permulaan langkah memotong buatlah sudut kecil antara gigi pemotong dengan bahan, sehingga dapat dicegah kerusakan gigi-ggi pemotong.
Bimbinglah gigigigi pemotong dengan menggunakan ibu jari pada daerah dimana akan dilakukan pemotongan. Dengan bantuan tersebut, maka kesalahan ukuran dapat dihindari.
Memotong benda kerja yang panjang
Gergaji tangan sangat terbatas pemakaiannya, terutama untuk membelah bahan yang panjang, tetapi ia masih dapat digunakan dengan melakukan perubahan penjempitan bahan dan penjepitan daun mata gergajinya. Pengikatan daun mata gergajinya tegak lurus dengan rangka.
Memotong pipa tipis
Pemotongan pipa-pipa dapat dilakukan dengan menggunakan gergaji tangan, hanya penjepitan pipa pada ragum harus dilakukan secara baik agar pipa tidak mengalami kerusakan. Untuk pemotongan pipa yang tipis, maka diperlukan cara khusus dalam penjepitannya. Cara penjepitan pipa tipis pada ragum adalah dengan melapisi rahang-rahang ragum dengan kayu dan mengisi lobang pipa dengan kayu atau bahan lain yang lunak. Dengan adanya
pelapis kayu yang dibuat khusus, maka pipa tidak akan mengalami perubahan bentuk saat pemotongan.
Cara menggergaji pipa adalah dengan jalan menggerakkan pipa secara berputar, artinya setelah satu sisi terpotong, maka kita putar pipa untuk meneruskan pemotongan sisi berikutnya. Dengan cara ini akan dihasilkan pemotongan yang lurus.
Untuk menjaga agar mata gergaji tidak mudah patah, maka harus diikuti langkah-langkah berikut:
Pilih mata gergaji yang jarak giginya sesuai untuk logamlogam tertentu.
Pasangkan mata gergaji dengan arah gigi yang tepat.
Logam yang hendak dipotong harus diikat pada ragum dengan kuat.
Ketegangan mata gergaji harus sesuai dengan jenis pemotongan.
Gunakan mata gergaji yang lentur hanya pada bagian-bagian tertentu.
Kecepatan pemotongan harus sesuai.
Pada saat mengergaji, tekanan pada benda kerja harus sesuai dengan jenis logam yang digunakan.
g. Tap
Merupakan alat yang digunakan dalam kerja bangku sebagai peralatan produksi yang berfungsi sebagai pembuat ulir dalam/ drat. Dalam praktikum kerja bangku tap yang digunakan adalah tap tangan yang terbuat dari baja karbon yang dikeraskan.
Tap tangan biasanya terdiri dari tiga buah dalam satu set untuk diameter 5 mm.
Tap yang pertamakali digunakan mempunyai bentuk tirus (intermediate tap) diujungnya, untuk mempermudah penyayatan. Bentuk ulir yang dihasilkan
hanya 55% dari bentuk ulir sesnugguhnya. Tap nomor 2 (Tapper tap) bentuk tirus lebih pendek dari tap nomor 1dan dipakai setelah tap no 1 dengan penyayatan 25% kemudian menggunakan tap nomor 3 (Botoming tap) bentuk tirus ujungnya sangat pendek sehingga dapat dipakai untuk mencapai bagian dasar untuk lubang tak tembus.
Alat yang digunakan untuk pemotongan ulir luar dibuat dari baja perkakas kemudian dikeraskan dengan teliti. Dalm perdagangan tap dijual dalam bentuk satuan dan kolektif (set).
Untuk menghindari patahnya pemotong ulir ini, maka dalam melakukan pemutaran alat ini harus sering kali diputar balikan atau (maju-mundur) dan diberi pendingin (coolant). Dalam pengerjaannya sebelum dilakukan pemotongan ulir dalam (mengetap) terlebih dahulu bahan harus dibor, biasanya garis tengah mata bor tersebut sama dengan garis tengah ulir yang kita buat.
Persamaan untuk menetukan besarnya lobang yang akan dibor pada waktu pengetapan adalah sebagai berikut:
TDS = OD - (1/N) Dimana:
TDS = tap drill size (ukuran besarnya bor) OD = out size diameter (diameter luar) N = jumlah gang tiap inchi
h. Senai
Snai adalah alat yang berfungsi untuk membuat alur pada benda hasil pengeboran atau membuat ulir sekrup luar. Yang terbuat dari bahan baja karbon tinggi. Penyayatan ulir luar digunakan untuk membuat/memotong ulir luar pada besi atau pipa.
Senai terdiri dari beberapa tipe antara lain:
▪ Pemotongan ulir belah
▪ Pemotongan ulir tetutup
▪ Pemotongan ulir untuk mesin otomatis.
i. Mesin Bor
Mesin Bor adalah suatu mesin perkakas dengan gerak utama berputar,- yang digunakan untuk membuat lobang-lobang pada suatu benda keij a. Perkakas potong yang digunakan adalah mata bor. Berdasarkan konstruksinya mesin dapat dikelompokan atas:
• Mesin Bor tangan
• Mesin Bor bangku
• Mesin Bor Tiang
• Mesin Bor Radial.
Alat ukur yang digunakan dalam pengeijaan kerja bangku ini antara lain:
➢Jangka sorong
➢Mistar
➢Busur Bilah
➢Siku-siku baja
➢Mikrometer
➢Dan Iain-lain
2.2. Bubut
2.1.1. Teori Dasar
Mesin bubut (turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas yang dalam proses kerjanya bergerak memutar benda kerja dan menggunakan mata potong pahat (tools) sebagai alat untuk menyayat benda kerja. Pada prosesnya, benda kerja terlebih dahulu dipasang pada chuck (pencekam) yang terpasang pada spindel mesin, kemudian spindel dan benda kerja diputar dengan kecepatan sesuai perhitungan. Alat potong (pahat) yang dipakai untuk membentuk benda kerja akan disayatkan pada benda kerja yang berputar. Umumnya pahat bubut dalam keadaan diam. Dalam kecepatan putar sesuai perhitungan, alat potong akan mudah memotong benda kerja sehingga benda kerja mudah dibentuk sesuai yang diinginkan.
Jenis-jenis proses pembubutan antara lain:
1. Pembubutan muka (facing)
2. Pembubutan rata (pembubutan silindris) 3. Pembubutan ulir (threading)
4. Pembubutan tirus (taper) 5. Pembubutan drilling 6. Perluasan lubang (boring) 7. Knurling
1. Membubut Muka (facing)
Membubut muka (facing) merupakan jenis pekerjaan pembubutan yang dilakukan pada sisi tepi penampang benda kerja, dimana pahat bergerak
melintang menuju sumbu benda kerja. Pergerakan pahat ini akan menghasilkan permukaan penampang benda kerja yang halus dan rata.
Pekerjaan facing ini biasanya dilakukan pada awal pengerjaan benda kerja sebagai referensi awal pengukuran panjang pembubutan arah memanjang.
Jenis pekerjaan pembubutan facing dapat dilakukan dengan 2 (dua) kondisi penjepitan benda kerja, yaitu: a) facing pada benda kerja yang di-support dengan menggunakan sebuah half-center. Hal ini biasa dilakukan apabila facing dilakukan sementara panjang benda kerja cukup panjang.
Sehingga untuk menghindari benda kerja oleng perlu di-support dengan menggunakan center kepala lepas. b) facing pada benda kerja yang dijepit sepenuhnya pada cekam/chuck. Facing jenis ini yang paling umum dilakukan oleh para operator.
2. Jenis pekerjaan pembubutan Lurus/Rata
Pembubutan lurus atau rata yaitu jenis pekerjaan pembubutan benda kerja yang dilakukan sepanjang garis sumbunya atau arah memanjang untuk mendapatkan ukuran diameter benda kerja yang dikehendaki. Proses pembubutan ini digunakan untuk membuat poros atau benda-benda yang silindris.
Membubut silindris dapat dilakukan sekali atau dengan permulaan kasar yang kemudian dilanjutkan dengan pemakanan halus atau finishing. Proses pembubutan ini biasanya dilakukan untuk mengurangi ukuran diameter benda kerja. Pahat yang digunakan pada umumnya adalah pahat rata kanan.
3. Membubut Ulir
Ulir adalah suatu garis atau alur/profil yang dibuat melingkar pada suatu poros dengan ukuran tertentu (melilit pada silinder yang mempunyai sudut kisar atau uliran tertentu). Berdasarkan bentuk profil alurannya maka ulir dikategorikan menjadi: ulir segitiga, ulir segi empat, ulir trapesium, ulir buttress dan ulir bulat.
Apabila dilihat dari arah gerak ulir maka dibedakan menjadi ulir kanan dan ulir kiri. Selain itu juga dikenal jenis ulir luar (ulir yang posisinya pada diameter luar poros) dan ulir dalam (ulir yang posisinya pada diameter dalam/lubang sutau poros).
4. Membubut Tirus
Jenis pekerjaan pembubutan bentuk tirus atau juga disebut dengan istilah taper, adalah suatu proses pembuatan benda kerja yang berbentuk konis. Bentuk konis yang dimaksud adalah besarnya diameter ujung yang satu dengan diameter ujung lainnya dari suatu poros memiliki ukuran yang berbeda secara berurutan dan beraturan.
Cara membubut tirus dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu: 1) pergerseran kepala lepas (tail stock) dalam arah melintang dengan jarak tertentu, 2) memutar posisi eretan atas (perletakan majemuk) sebesar derajat tertentu, dan 3) menggunakan perlengkapan khusus untuk pembuatan bentuk tirus atau disebut tapper attachment.
5. Mengebor (drilling)
Pembubutan drilling, yaitu jenis pekerjaan pembubutan dengan menggunakan alat potong yang berupa mata bor (drill), untuk pembuatan lubang pada benda kerja. Pekerjaan ini biasanya dilakukan sebagai langkah awal pada saat akan melakukan pekerjaan boring atau membubut diameter dalam.
Mata bor dipasang pada dudukan yang tersedia pada center kepala lepas.
Selanjutnya digerakan maju (langkah pemakanan=kedalaman lubang) menggunakan roda pemutar eretan yang ada pada center kepala lepas.
Sebelum pengeboran dilakukan dengan menggunakan mata bor, maka sebaiknya pada penampang benda kerja dibuat lubang awalan. Pembuatan lubang awalan menggunakan center bor, terutama untuk pengerjaan pengeboran dengan diameter lubang yang relatif besar.
Selain itu disarankan agar permukaan penampang benda kerja dibubut facing terlebih dahulu sebelum pengeboran. Hal ini dimaksudnya agar pengukuran kedalaman lubang bor yang dibuat dapat lebih presisi dengan menggunakan referensi dari ujung sisi permukaan hasil bubut facing tersebut.
6. Jenis pekerjaan pembubutan Diameter Dalam
Proses kerja pembubutan diameter dalam pada dasarnya sama dengan membubut rata. Namun dilakukan pada bagian dalam diameter benda kerja yang sebelumnya sudah dilubang menggunakan mata bor.
Pembubutan jenis ini banyak digunakan untuk keperluan memperbesar lubang pada benda kerja. Alat potong yang digunakan adalah pahat bubut dalam.
Gambar berikut menunjukkan arah gerakan dan penggunaan pahat roughing- finishing pada proses pembubutan diameter dalam.
Jenis pekerjaan pembubutan pembubutan dalam memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan proses penyayatan tidak dapat dilihat dan diamati secara jelas oleh operator. Operator mesin bubut harus lebih berhati-hati dan fokus dalam menjalankan eretan mesin agar pahat bergerak sesuai dengan yang direncanakan.
Kemampuan menggunakan dan memanfaatkan skala nonius menjadi sangat penting agar ketepatan ukuran dapat tercapai. Ketepatan setting awal baik pahat bubut maupun benda kerja sangat menentukan hasil pembubutan.
7. Mengkartel (knurling)
Knurling merupakan proses pembubutan luar (pembubutan slindris) yang bertujuan untuk membuat profil pada permukaan benda kerja. Tujuan melakukan kartel atau knurling adalah membuat rigi-rigi pada benda kerja yang berfungsi sebagai pegangan agar benda kerja tidak licin.
Jenis pekerjaan pembubutan pengkartelan dilakukan dengan menggunakan alat potong jenis khusus yang berupa sepasang roda kartel yang berukuran standar.
Roda kartel tersebut dipasang pada toolpost dan kedudukannya diatur setinggi senter benda kerja. Benda kerja dicekam pada senter kepala tetap dan sebaiknya juga didukung menggunakan senter kepala lepas.
2.2.2 Jenis-jenis Mesin Bubut
Dimensi atau ukuran mesin bubut biasanya dinyatakan dalam diameter benda kerja yang dapat dikerjakan pada mesin tersebut. misalnya sebuah mesin bubut ukuran 400 mm mempunyai arti mesin bisa mengerjakan benda kerja sampai diameter 400 mm. Ukuran kedua yang diperlukan dari sebuah mesin bubut adalah panjang benda kerja.
Beberapa pabrik menyatakan dalam panjang maksimum benda kerja diantara kedua pusat mesin bubut, sedangkan sebagian pabrik lain menyatakan dalam panjang bangku. Ada beberapa variasi dalam jenis mesin bubut dan variasi dalam desainnya tersebut tergantung cara pengoparasiannya dan jenis produksi atau jenis benda kerja.
Dilihat cara pengoperasian mesin bubut dibagi menjadi dua jenis yaitu mesin bubut manual dan mesin bubut otomatis. Mesin bubut manual adalah mesin bubut yang proses pengoperasiannya secara manual dilakukan oleh manusia secara langsung, sedangkan mesin bubut atomatis adalah mesin bubut yang perkakasnya secara otomatis memotong benda kerja dan mundur setelah proses diselesaikan, dimana semua pegerakan sudah diatur atau diprogram secara otomatis dengan mengunakan komputer.
Mesin bubut yang otomatis sepenuhnya dilengkapi dengan tool magazine sehingga sejumlah alat potong dapat diletakan dimesin secara berurutan dengan hanya sedikit pengawasan dari operator. Mesin bubut otomatis ini lebih dikenal dengan sebutan CNC (Computer Numerical Control) Lathe Machine ( mesin bubut dengan sistem komputer kontrol numerik), seperti pada gambar berikut:
Gambar 2.6. Jenis Mesin Bubut
Ditinjau dari daya penggerak dan ukurannya, mesin bubut dikelompokkan sebagai berikut.
1. Mesin Bubut Ringan
Mesin bubut ringan adalah mesin bubut dengan daya dan ukuran serta bobot yang ringan. Mesin ini biasanya diletakkan diatas meja atau bangku, sehingga disebut mesin bubut lantai.
2. Mesin Bubut Sedang
Mesin bubut sedang adalah mesin bubut yang mempunyai daya dan kapasitas serta ukuran sedang. Mesin ini digunakan untuk memperbaiki peralatan-peralatan teknik yang mempunyai ukuran yang sedang. Mesin bubut sedang terdiri atas mesin bubut Bantu dan mesin bubut lantai. Pada mesin bubut sedang dimungkinkan untuk membubut produk yang mempunyai benda kerja dengan bentuk yang lebih bervariasi.
3. Mesin Bubut Standar
Konstruksi mesin bubut standar mempunyai ukuran lebih besar dan peralatan yang lebih lengkap. Mesin ini digunakan untuk membuat produk atau memperbaiki peralatan-peralatan teknik dengan tingkat kekasaran yang standar.
Ditinjau dari transmisi dan daya penggerak sumbu utamanya, terdiri atas a.Mesin Bubut Standar dengan Transmisi Roda Sabuk
Mesin bubut yang hubungan antara putaran dari motor penggerak ke sumbu utamanya menggunakan sabuk(belt).
b. Mesin Bubut Standar dengan Transmisi Roda Rantai
Mesin bubut standar yang hubungan puatran motor penggerak ke poros utamanya menggunakan transmisi rantai dan roda rantai.
c. Mesin Bubut Standar dengan Transmisi Roda Gigi
Mesin bubut standar yang hubungan putaran dari motor penggerak kesumbu utamanya diatur dengan roda gigi yang terpasang pada roda gigi transmisi.
4. Mesin Bubut Khusus
Mesin bubut khusus adalah mesin bubut yang digunakan untuk membuat atau memperbaiki alat-alat teknik yang tidak dapat dikerjakan pada mesin bubut standar. Mesin bubut khusus terdiri atas:
a. Mesin Bubut Beralas Panjang
Mesin bubut beralas panjang biasa digunakan untuk mengerjakan poros- poros atau benda kerja yang berukuran panjang. Misalnya: poros-poros kapal laut, poros-poros untuk peralatan alat-alat pada pekerjaan tambang, dan semacamnya.
b. Mesin Bubut Carrousel
Mesin bubut carrousel adalah mesin bubut yang sumbu utamanya vertikal dan cekam berbentuk meja putar. Benda kerja diletakkan diatas meja putar dan pahat dapat digerakan ke arah vertikal maupun kearah melintang. Mesin bubut carrousel dgunakan untuk membubut benda- benda kerja yang mempunyai diameter besar dengan ukuran antara 1 m sampai dengan 2 m.
Sedangkan untuk mesin bubut carrousel yang berukuran kecil dpat membubut benda kerja yang mempunyai ukuran antara 300 mm sampai dengan 400mm. Mesin bubut carrousel mempunyai keungulan dibandingkan dengan mesin bubut horizontal biasa. Beberapa kelebihan mesin bubut carrousel dibandingkan degan mesin bubut horizontal biasa, antara lain:
Mesin bubut carrousel tidak memerlukan tempat yang luas dibandingkan dengan mesin bubut biasa karena arahnya vertical (keatas).
Mesin bubut carrousel dapat menahan beban lebih besar. Pengencangan pada mesin bubut carrousel jauh lebih ringan dibandingkan dengan mesin bubut horizontal. Hal ini dikarenakan benda kerja ditempatkan diatas meja putar. Benda kerja pada mesin bubut carrousel dilayani dengan menggunakan cran. Benda-benda kerja yang dapat dikerjakan pada mesin carrousel antara lain: rumah-rumah blower, rumah turbin dan semacamnya.
a) Mesin Bubut Revolver
Mesin bubut revolver disebut juga mesin bubut turret. Pada mesin bubut revolver terdapat pemegang pahat yang banyak, dengan kedudukan dan macam pahat yang berbeda dan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
b) Mesin Poros Engkol
Mesin bubut poros engkol adalah mesin bubut yang digunakan untuk memperbaiki atau membuat benda kerja yang eksentrik, misalnya: poros eksentrik atau poros engkol.
c) Mesin Bubut Copy
Mesin bubut copy adalah mesin bubut yang membentuk benda kerja dengan menggunakan contoh (maket). Pengoperasiannya dilakukan dengan cara mengcopy dari maket yang telah dibuat sebelumnya.
2.2.3 Prinsip Kerja Mesin
Prinsip kerja mesin bubut adalah benda kerja yang berputar, sedangkan pisau bubut bergerak memanjang dan melintang. Dari kerja ini, dihasilkan sayatan dan bentuk benda kerja yang umumnya simetris. Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir. Pekerjaan pekerjaan yang umumnya dikerjakan oleh mesin bubut, antara lain :
membubut luar
membubut dalam
membubut tirus
membubut permukaan
memotong
membuat ulir
Cara Kerja Mesin Bubut/ Cara Membubut.
Dasar-dasar membubut adalah sebagai berikut :
1) Pasang benda kerja pada cekam (chuck )cukup kuat, artinya tidak lepas pada waktu mesin dihidupkan dan sedang melakukan penyayatan,
Periksa kedudukan benda kerja tersebut pada saat cekan diputar dengan tangan, apakah posisinya sudah benar, artinya putaran
2) benda tidak oleng/ simetris dan periksa apakah ada bagian yang tertabrak yang membahayakan dan merusak mesin.
Pasang/ setel kedudukan pahat bubut agar posisi ujung potong pahat tepat pada titik center dari kepala lepas. Untuk mengatur posisi tersebut dapat menggunakan ganjal dari plat tipis atau dengan menggunakan tempat pahat model perahu (american tool post ),kemudian lanjutkan membubut benda kerja sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
2.2.4. Bagian-bagian Mesin
Gambar 2.7. Komponen utama mesin bubut
Pada mesin bubut, bagian-bagian utama pada umumnya sama walaupun mesin bubut tersebut beda merk atau buatan pabrik yang berbeda. Berikut ini akan diuraikan komponen utama mesin bubut konvensional secara umum, yaitu:
➢Headstock
Headstock atau juga disebut kepala tetap adalah komponen mesin bubut yang merupakan tempat dari komponen-komponen utama penggerak sumbu utama (main Spindle) yang berfungsi sebagai dudukan pencekam (Chuck), plat pembawa, kolet, senter tetap, dan lain-lain.
➢Meja Mesin (Bed)
Meja mesin bubut berfungsi sebagai tempat dudukan kepala lepas, eretan, penyangga diam (steady rest), dan merupakan tumpuan gaya pemakanan waktu pembubutan.
➢Eretan (Carriage)
Eretan adalah bagian mesin yang digunakan untuk penyetelan, pemindahan posis pahat kearah memanjang, yang dapat dilakukan dengan gerakan kekiri atau kekanan secara manual maupun otomatis. Eretan terdiri atas :
a) Eretan memanjang
b) Eretan melintang / cross carriage c) Eretan atas / top carriage
➢Kepala Lepas (Tailstock)
Kepala lepas adalah bagian mesin bubut yang berfungsi untuk mendapatkan senter kepala lepas, bor, senter bor, tap atau reamer. Untuk membubut benda kerja yang panjang, biasanya benda kerja ini dipasang diantara dua senter kepala lepas dan kepala tetap. Kepala lepas juga berfungsi agar benda kerja tetap berputar pada sumbunya.
➢Penjepit Pahat (Toolpost)
Penjepit pahat digunakan untuk menjepit atau memegang pahat.
➢Pencekam (Chuck)
Cekam adalah sebuah alat yang digunakan untuk menjepit benda kerja pada mesin bubut.
➢Box gear transmission
Box gear transmission atau box mesin adalah tempat dudukan poros dari motor ke chuck, dan dari poros motor ke pulley yang meneruskan putaran gear box ke transmisi kecepatan transporter dan otomatis transporter. Serta dalam gear box ini tempat dudukan komponen gear yang nantinya akan mengubah kecepatan putaran pada pencekam dan juga mengubah arah putaran roda gigi.
2.2.5. Jenis-jenis Pengerjaan a. Cara Membubut Tirus
Pada bagian-bagian mesin, selain poros dengan bentuk rata memanjang atau bertingkat, ada juga poros berbentuk tirus. Untuk membubut tirus dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama, dengan menggeser kepala lepas, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
x=(D-d)/2 x L/l
Dimana: x = Jarak geser kepala lepas dari garis sumbu spindle D =Diameter terbesar
d = Diameter terkecil L = panjang benda kerja l = Panjang yang di tiruskan
Setelah diketahui tangen x, maka dapat dicari besarnya sudut x dengan melihat daftar dibawah ini :
b. Cara Membubut Ulir
Cara membubut ulir segitiga adalah sebagai berikut : Ulir segitiga ada 2 macam, yaitu :
Ulir metrik dengan sudut 60^°
Ulir whit worth( WW ) dengan sudut 55^°
Maka pasanglah pahat bubut dengan sudut yang sesuai. Apabila pahatnya belum tersedia, bentuklah pahat tersebut sesuai dengan sudut yang dibutuhkan. Pasang pahat bubut pada tempat pahat. Atur kedudukan alas putar sehingga membentuk sudut 90^°dengan garis sumbu spindel.
Operasi pada mesin bubut ada beraneka ragam antara lain :
Gambar 2.8. Operasi pada mesin bubut
Pembubutan
Pengeboran
Pengerjaan tepi
Penguliran
Pembubutan tirus
Penggurdian
Meluaskan lubang
a. Pembubutan Silindris
Benda disangga diantara kedua pusatnya. Hal ini ditunjukkan pada gambar :
Gambar 2.9. Operasi pembubutan : A. Pahat mata tunggal dalam operasi pembubutan B. Memotong tepi.
b. Pengerjaan Tepi (Facing)
Pengerjaan tepi adalah apabila permukaan harus dipotong pada pembubut. Benda kerja biasanya dipegang pada plat muka atau dalam pencekam seperti gambar 2B. Tetapi bisa juga pengerjaan tepi dilakukan dengan benda kerja diantara kedua pusatnya. Karena pemotongan tegak lurus terhadap sumbu putaran maka kereta luncur harus dikunci pada bangku pembubut untuk mencegah gerakan aksial.
c. Pembubutan Tirus
Terdapat beberapa standar ketirusan1 dalam praktek komersial.
Penggolongan berikut yang umum digunakan :
1. Tirus Morse, banyak digunakan untuk tangkai gurdi, leher, dan pusat pembubut. Ketirusannya adalah 0,0502 mm/mm (5,02%).
2. Tirus Brown dan Sharp, terutama digunakan dalam memfris spindel mesin : 0,0417 mm/mm (4,166%).
3. Tirus Jarno dan Reed, digunakan oleh beberapa pabrik pembubut dan perlengkapan penggurdi kecil. Semua sistem mempunyai ketirusan 0.05 mm/mm (5,000%),tetapi diameternya berbeda.
4. Pena tirus.
Digunakan sebagai pengunci. Ketirusannya 0,0208 mm/mm (2,083%).
d. Memotong Ulir
Biasanya pembuatan ulir dengan mesin bubut dilakukan apabila hanya sedikit ulir yang harus dibuat atau dibuat bentuk khusus. Bentuk ulir didapatkan dengan menggerinda pahat menjadi bentuk yang sesuai dengan menggunakan gage atau plat pola. Gambar 7. memperlihatkan sebuah pahat untuk memotong ulir -V 60 derjat dan gage yang digunakan untuk memeriksa sudut pahat. Gage ini disebut gage senter sebab juga bisa digunakan sebagai gage penyenter mesin bubut.
Pemotong berbentuk khusus bisa juga digunakan untuk memotong ulir.
Gambar 2.10. Proses Penguliran
2.3 Las
2.3.1. Teori Dasar
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.
Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektrode. Elektrode atau logam pengisi dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan las. Mula-mula terjadi kontak antara elektrode dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat mencapai 5500 °C.
Ada tiga jenis elektrode logam, yaitu elektrode polos, elektrode fluks dan elektrode berlapis tebal. Elektrode polos terbatas penggunaannya, antara lain untuk besi tempa dan baja lunak. Biasanya digunakan polaritas langsung. Mutu pengelasan dapat ditingkatkan dengan memberikan lapisan fluks yang tipis pada kawat las. Fluks membantu melarutkan dan mencegah terbentuknya oksida- oksida yang tidak diinginkan. Tetapi kawat las berlapis merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam berbagai pengelasan komersial
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.
Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektrode. Elektrode atau logam
pengisi dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan las. Mula-mula terjadi kontak antara elektrode dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat mencapai 5500 °C.
Ada tiga jenis elektrode logam, yaitu elektrode polos, elektrode fluks dan elektrode berlapis tebal. Elektrode polos terbatas penggunaannya, antara lain untuk besi tempa dan baja lunak. Biasanya digunakan polaritas langsung. Mutu pengelasan dapat ditingkatkan dengan memberikan lapisan fluks yang tipis pada kawat las. Fluks membantu melarutkan dan mencegah terbentuknya oksida- oksida yang tidak diinginkan. Tetapi kawat las berlapis merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam berbagai pengelasan komersial
Besar arus dan tegangan listrik yang digunakan dalam pengelasan harus diatur sesuai kebutuhan. Daya yang dibutuhkan untuk pengelasan tergantung dari besarnya arus dan tegangan listrik yang digunakan. Tidak ada aturan pasti besar tegangan listrik pada mesin las yang digunakan.Hal ini berhubungan dengan keselamatan kerja operator las tubuh manusia tidak akan mampu menahan arus listrik dengan tegangan yang tinggi.
Tegangan listrik yang digunakan pada mesin las (tegangan pada ujung terminal) berkisar 55 volt sampai 85 volt. Tegangan ini disebut sebagai tegangan
pembakaran. Bila nyala busur listrik sudah terjadi maka tegangan turun menjadi 20 volt sampai 40 volt. Tegangan ini disebut dengan tegangan kerja. Besar kecilnya tegangan kerja yang terjadi tergantung dari besar kecilnya diameter elektrode. Semakin besar arus yang terjadi.
Dengan alasan diatas maka pada mesin las pengaturan yang dilakukan hanya besar arusnya saja. Pengaturan besar kecilnya arus dilakukan dengan cara memutar tombol pengatur arus. Besar arus yang digunakan dapat dilihat pada skala yang ditunjukkan oleh amperemeter (alat untuk mengukur besar arus
listrik) yang terletak pada mesin las. Pada masing-masing las, arus minimum dan arus maksimum yang dapat dicapai berbeda-beda, pada umunya berkisar 100 ampere sampai 600 ampere. Pemilihan besar arus listrik tergantung dari beberapa faktor, antara lain: diameter elektrode yang digunakan, tebal benda kerja, jenis elektrode yang digunakan, polaritas kutub -kutubnya dan posisi pengelasan.
Bila arus terlalu rendah (kecil), akan menyebabkan:
Penyalaan busur listrik sukar dan busur listrik yang terjadi tidak stabil, Terlalu banyak tumpukan logam las karena panas yang terjadi tidak mampu melelehkan elektrode dan bahan bakar dengan baik,
Penembusan kurang baik, Pinggiran-pinggiran dingin
Untuk menghasilkan rigi–rigi las yang rata dan halus, kecepatan tangan menarik atau mendorong elektrode waktu mengelas harus stabil. Apabila elektrode di gerakkan:
Tepat dan stabil, menghasilkan daerah perpaduan dengan bahan dasar dan perembesan luasnya baik.
Terlalu cepat, menghasilkan perembesan las yang dangkal karena pemanasan bahan bakar dasar
Terlalu lambat, menghasilkan alur yang lebar (lihat gambar). Hal ini dapat mandibular kerusakan sisi las, terutama bila bahan dasar yang dilas tipis.
Elektrode atau kawat las ialah suatu benda yang dipergunakan untuk melakukan pengelasan listrik yang berfungsi sebagai pembakar yang akan menimbulkan busur nyala.
Elektrode BerselaputSunting
Elektrode berselaput yang dipakai pada Ias busur listrik mempunyai perbedaan komposisi selaput maupun kawat Inti. Pelapisan fluksi pada kawat inti dapat dengah cara destrusi, semprot atau celup. Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 mm sampai 7 mm dengan panjang antara 350 sampai 450 mm. Jenis- jenis selaput fluksi pada elektrode misalnya selulosa, kalsium karbonat (Ca C03), titanium dioksida (rutil), kaolin, kalium oksida mangan, oksida besi, serbuk besi, besi silikon, besi mangan dan sebagainya dengan persentase yang berbeda-beda, untuk tiap jenis elektrode. Tebal selaput elektrode berkisar antara 70% sampai 50% dari diameter elektrode tergantung dari jenis selaput. Pada waktu pengelasan, selaput elektrode ini akan turut mencair dan menghasilkan gas CO2 yang melindungi cairan las, busur listrik dan sebagian benda kerja terhadap udara luar. Udara luar yang mengandung O2 dan N akan dapat mempengaruhi sifat mekanik dari logam Ias. Cairan selaput yang disebut terak akan terapung dan membeku melapisi permukaan las yang masih panas.
2.3.2. Kode spesifikasi Elektroda
Elektoda ( Kawat las) memiliki kode spesifikasi yang dapat kita lihat pada kardus pembungkusnya.
Spesifikasi kawat las terbungkus untuk untuk Mild Steel diatur dalam AWS A5.1Sunting
Berdasarkan peraturan American Welding Society (AWS), Spesifikasi kawat las terbungkus untuk untuk Mild Steel diatur dalam AWS A5.1
Dua digit pertama menunjukan Kekuatan tariknya dalam kilo- pound-square – inch ( Ksi )
E6010 = kekuatan tariknya 60 ksi, (60000 psi),
E7018 = kekuatan tariknya 70 ksi, (70000 psi),
Digit ketiga adalah Posisi pengelasan
Exx1x – untuk semua posisi (flat, horisontal, vertikal, overhead)
Exx2x – untuk posisi flat dan horizontal
Exx3x – hanya untuk posisi flat
Untuk elektrode dengan lima digit angka maka tiga angka pertama merupakan kekuatan tarik
E11010 = kekuatan tariknya 110 ksi, (110000 psi) Contoh: Elektrode E6010
E = Elektrode
60 = Kekeuatan Tarik
1 = Posisi Pengelasan
0 = tipe coating dan arus
Spesifikasi kawat k las terbungkus untuk Low k Steel diatur pada AWS A5.5Sunting
Empat digit pertama sama pembacaanya dengan kode untuk mild steel Diikuti dengan garis (dash) dan huruf serta angkasebagai sebagai unsur paduan
A ditambahkan unsur carbon molybdenum
B ditambahkan unsur chromium molybdenum
C ditambahkan unsur nickel steel
D ditambahkan unsur manganese molybdenum molybdenum
G merupakan kode tambahan untuk penggunaan secara general bagi material yang belum teridentifikasi
R akhir kode mengindikasikan ketahanan terhadap serapan uap uap (moisture pickup) (80% humidity,, 80 °F, 9 jam)
Contoh:
Kode kawat las: E7018-H8R
E7018-H8R artinya kekuatannya 70ksi, mengandung mengandung “iron powder iron oxide iron powder iron oxide”, mengandung sedikit hidrogen (low
hydrogen), ketahanan terhadap uap air dan untuk dipakai pada pada pengelasan pengelasan mild steel.
Kode Kawat Las: E8018-B2H4R
E8018-B2H4R artinya kekuatannya 80ksi, mengandung, iron powder iron oxide, dipadu dengan chrome moly serta low hydrogen, ketahanan terhadap uap air serta digunakan untuk mengelas paduan baja chrome moly
Spesifikasi kawat las terbungkus untuk Stainless Steel diatur dalam AWS A5.4Sunting
Tiga (3) digit pertama adalah nomor tipe AISI dari stainless steel Kemudian diikuti dengan garis dan 2 angka
Angka 15 = lapisannya mengandung CaO,TiO2& arusnya DCRP.
Angka 16 = lapisannya mengandung TiO & K2O & arusnya DCRP atau AC.
Angka 17 = lapisannya mengandung CaO, TiO2 K2O SiO O SiO2&
arusnya DCRP atau AC.. Bead lasnya halus dan pelepasan slagnya sangat mudah.
Contoh: Kode kawat las: Elektrode E 308L-16
Elektrode Baja LunakSunting
Dan bermacam-macam jenis elektrode baja lunak perbedaannya hanyalah pada jenis selaputnya. Sedang kan kawat intinya sama.
E 6010 dan E 6011Sunting
Elektrode ini adalah jenis elektrode selaput selulosa yang dapat dipakai untuk pengelesan dengan penembusan yang dalam. Pengelasan dapat pada segala posisi dan terak yang tipis dapat dengan mudah dibersihkan. Deposit las biasanya mempunyai sifat sifat mekanik yang baik dan dapat dipakai untuk pekerjaan dengan pengujian Radiografi. Selaput selulosa dengan kebasahan 5%
pada waktu pengelasan akan menghasilkan gas pelindung. E 6011 mengandung Kalium untuk mambantu menstabilkan busur listrik bila dipakai arus AC.
E 6012 dan E 6013Sunting
Kedua elektrode ini termasuk jenis selaput rutil yang dapat manghasilkan penembusan sedang. Keduanya dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi, tetapi kebanyakan jenis E 6013 sangat baik untuk posisi pengelesan tegak arah ke bawah. Jenis E 6012 umumnya dapat dipakai pada ampere yang relatif lebih tinggi dari E 6013. E 6013 yang mengandung lebih benyak Kalium memudah- kan pemakaian pada voltage mesin yang rendah. Elektrode dengan diameter kecil kebanyakan dipakai untuk pangelasan pelat tipis.
E 6020Sunting
Elektrode jenis ini dapat menghasilkan penembusan las sedang dan teraknya mudah dilepas dari lapisan las. Selaput elektrode terutama mengandung oksida besi dan mangan. Cairan terak yang terlalu cair dan mudah mengalir
menyulitkan pada pengelasan dengan posisi lain daripada bawah tangan atau datar pada las sudut.
Elektrode dengan Selaput Serbuk BesiSunting
Selaput elektrode jenis E 6027, E 7014. E 7018. E 7024 dan E 7028
mengandung serbuk besi untuk meningkatkan efisiensi pengelasan. Umumnya selaput elektroda akan lebih tebal dengan bertambahnya persentase serbuk besi.
Dengan adanya serbuk besi dan bertambah tebalnya selaput akan memerlukan ampere yang lebih tinggi.
Elektrode Hydrogen RendahSunting
Selaput elektrode jenis ini mengandung hydrogen yang rendah (kurang dari 0,5 %), sehingga deposit las juga dapat bebas dari porositas. Elektrode ini dipakai untuk pengelasan yang memerlukan mutu tinggi, bebas porositas, misalnye untuk pengelasan bejana dan pipa yang akan mengalami tekanan Jenis- jenis elektrode hydrogen rendah misalnya E 7015, E 7016 dan E 7018.
Kondisi PengelasanSunting
Berikut ini diberikan daftar kondisi pengelasan untuk elektrode Philips baja lunak dan baja paduan rendah.
Elektrode Untuk Besi TuangSunting
Elektrode yang dipekai untuk mengelas besi tuang adalah sebagei berikut:
elektrode baja
elektrode nikel
elektrode perunggu
elektrode besi tuang Elektrode nikel
Elektrode jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila hasil las masih dikerjakan lagi dengan mesin. Elektrode nikel dapat dipakai dalam sagala posisi pengelasan. Rigi-rigi las yang dihasilkan elektrode ini pada besi tuang adalah rata dan halus bila dipakai pada pesawat las DC kutub terbalik. Karakteristik elektrode nikel dapat dilihat pada tabel dibawah ini.