• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM PENANGKARAN DAN RESTOCIKNG TERIPANG TAHUN 2024

N/A
N/A
Arshy Paramita

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM PENANGKARAN DAN RESTOCIKNG TERIPANG TAHUN 2024"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM PENANGKARAN DAN RESTOCIKNG TAHUN 2024

MODUL I: TERIPANG

Disusun Oleh:

Kelompok 5

Muharnanta Fahreza 26040122130106 Galuh Yuanita Maira 26040121130074

Arshy Paramita 26040121130079

Acriska Nissia Gesta 26040122140094 Belinda Aureliawati 26040122140126 Johnatan Febian Revero 26040122140123

Penanggung Jawab Kelompok

Kirana Bening 26040121130054

Dosen Pengampu Mata Kuliah:

Dr. Ir. Retno Hartati, M. Sc.

Prof.Dr. Ir. Ambariyanto, M. Sc.

Dr. Pi. Ir. Widianingsih, M. Sc.

Dra. Rini Pramesti, M. Si.

DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2024

(2)

2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... 2

DAFTAR GAMBAR ... 3

I. PENDAHULUAN ... 4

1.1 Latar Belakang ... 4

1.2 Tujuan ... 5

1.3 Manfaat ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Biologi ... 6

2.2 Ekologi ... 7

2.3 Habitat ... 8

2.4 Identifikasi ... 9

2.5 Pembenihan ... 9

2.6 Pemeliharaan Larva ... 10

2.7 Monitoring Kualitas Air ... 11

2.8 Pakan Alami dan Pakan Buatan ... 12

2.9 Pemanenan ... 13

2.10 Restoking ... 14

III. MATERI AN METODE PRAKTIKUM ... 15

3.1 Materi ... 15

3.2 Alat dan Bahan ... 15

3.3 Metode ... 15

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 17

4.1 Hasil ... 17

4.2 Pembahasan ... 18

V. KESIMPULAN ... 23

5.1 Kesimpulan ... 23

5.2 Saran ... 24

DAFTAR PUSTAKA ... 25

(3)

3

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Teripang Holothuria atra... 6 Gambar 2. Desain Hatchery H. atra ... 17 Gambar 3. Pembesaran H. Atra ... 17

(4)

4

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang (Acriska Nissia Gesta_26040122140094)

Indonesia merupakan negara yang memiliki luas maritim lebih besar daripada daratannya sehingga memiliki hasil laut yang kaya. Kondisi alam dan iklim yang tropis, memungkinnya banyak jenis biota ekomonis penting hidup dalam perairan Indonesia. Salah satu jenis dari biota laut yang tersebar diperairan Indonesia adalah teripang. Teripang berjumlah 350 jenis yang tersebar di seluruh perairan Indonesia. Komoditi perikanan ini mempunyai prospek cukup baik dan bernilai ekonomis tinggi, baik di pasar lokal maupun internasional. Jenis biota ini dikenal pula dengan nama ketimun laut, suala, sea cucumber (Inggris), beche de- mer (Perancis), atau dalam istilah pasaran internasional dikenal dengan nama teat fish. Komoditi ini mempunyai nilai ekonomis penting karena kandungan atau kadar nutrisinya yang tinggi. Dari hasil penelitian, kandungan nutrisi teripang dalam kondisi kering terdiri dari protein 82%, lemak 1,7%, kadar air 8,9%, dan karbohidrat 4,8% (Nurafni et al., 2020).

Teripang adalah salah satu biota laut yang memiliki potensi besar bagi kehidupan di laut ataupun manusia yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai bidang.

Teripang ini merupakan hewan invertebrata dari filum Echinodermata dari kelas Holothuriodea. Dalam rantai makanan teripang ini memiliki perannya sebagai pemakan endapan (deposit feeder) dan pemakan materi tersuspensi (suspensin feeder). Secara ekologis, teripang berfungsi membantu proses dekomposisi zat organik yang ada dalam sedimen dan melepaskan/menghasilkan nutrisi ke dalam rantai makanan. Oleh karena itu diperlukan informasi yang memadai dan secara berkelanjutan yang bisa dipakai untuk pengelolaan teripang secara berkelanjutan (Marsoedi et al., 2020).

Teripang menjadi salah satu komoditas hasil perikanan unggulan karena mempunyai harga jual yang cukup tinggi. Harganya yang tinggi disebabkan karena teripang memiliki kandungan nutrisi terutama proteinnya sebanyak 82%. Potensi yang dimiliki oleh teripang ini membuat banyak peneliti melakukan suatu inovasi berupa pemanfaatan teripang sebagai bahan makanan dan bahan obat-obatan. Oleh karena itu, teripang menjadi salah satu hasil kekayaan laut dengan potensi yang besar. Dengan adanya suatu kegiatan mengenai budidaya teripang tersebut, maka

(5)

5 akan membantu ekonomi negara menjadi lebih baik. Keunggulan dari budidaya teripang sendiri yaitu mampu hidup pada perairan yang baik dan pertumbuhannya cepat. Oleh karena itu, dengan adanya inovasi mengenai program budidaya teripang akan membantu para petani untuk mau berkembang dan berinovasi menjadi petani teripang (Leiwakabessy et al., 2022).

1.2 Tujuan (Acriska Nissia Gesta_26040122140094)

1. Memahami biologi, ekologi dan habitat teripang H. atra sebagai dasar dilakukan penangkaran terhadapnya.

2. Mendesain hatchery dan usaha pembesaran untuk melakukan penangkaran teripang H. atra.

3. Menjelaskan usaha penangkaran teripang H. atra atau species teripang lain yang telah ada, baik di Indonesia atau di dunia.

4. Menganalisis faktor keberhasilan/kegagalan penangkaran dan restocking teripang dan usaha untuk mengatasi ketidakberhasilan tersebut.

1.3 Manfaat (Acriska Nissia Gesta_26040122140094)

1) Mahasiswa dapat memahami biologi, ekologi dan habitat teripang H.

atra sebagai dasar dilakukan penangkaran terhadapnya.

2) Mahasiswa dapat mendesain hatchery dan usaha pembesaran untuk melakukan penangkaran teripang H. atra.

3) Mahasiswa dapat menjelaskan usaha penangkaran teripang H. atra atau species teripang lain yang telah ada, baik di Indonesia atau di dunia.

4) Mahasiswa dapat menganalisis faktor keberhasilan/kegagalan penangkaran dan restocking teripang dan usaha untuk mengatasi ketidakberhasilan tersebut.

(6)

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biologi (Morfologi, Anatomi, Sistem Reproduksi, Sistem Pencernaan) (Belinda Aureliawati W_26040122140126)

Secara taksonomi menurut Sasongko (2020), teripang (Holothuria atra) dapat diklasifikasikan sebagai berikut;

Filum : Echinodermata Kelas : Holothuroidae Sub kelas : Aspidochirotaceae Ordo : Aspidochirotida Famili : Holothuridae Genus : Holothuria

Spesies : Holothuria atra (Sasongko, 2020)

Gambar 1. Teripang Holothuria atra

(Sumber: Sasongko, 2020)

Menurut Sasongko (2020), Teripang Holothuria atra memiliki ciri ciri dengan Teripang Holothuria atra memiliki tubuh bulat memanjang dengan bintil- bintil halus yang tersebar secara merata. Pada umumnya berwarna hitam, dengan bagian dorsal cenderung keunguan atau kebiruan, sedangkan bagian ventral di sekitar mulut, perut, dan anus memiliki warna kemerahan dan kecoklatan. Teripang ini sering menggunakan pasir untuk menyelimuti tubuhnya, bertujuan untuk mengelabui predator. Mulut dan anus terletak pada ujung poros yang berlawanan, dengan mulut di bagian dalam dan dikelilingi oleh 20 tentakel berbentuk peltate yang berfungsi untuk mengambil makanan seperti detritus dan plankton. Teripang Hitam atau Teripang Keling adalah julukan lain untuk H. atra karena warna hitam dominannya, dengan sentuhan kemerah-merahan di bagian dorsal dan ventral.

Ukuran dan berat tubuhnya bervariasi.

(7)

7 Pada sistem pencernaan teripang terdiri dari mulut, faring, esofagus, lambung dan usus. Sistem reproduksi teripang dapat melakukan secara seksual dan aseksual. Reproduksi secara seksual dilakukan dengan cara melepaskan sel sperma terlebih dahulu kemudian sel tersebut ditangkap oleh sel telur dan terjadi pembuahan di dalam air. Sedangkan reproduksi secara aseksual dilakukan dengan fission atau pembelahan diri, dimana fission adalah proses pembelahan satu individu menjadi dua individu. Dalam proses ini, kedua bagian akan tumbuh menjadi individu utuh setelah masing-masing meregenerasi bagian yang hilang. Metode perbanyakan ini tidak memerlukan induk yang banyak, seperti pada produksi benih melalui reproduksi seksual. Teknik fission relatif mudah, murah, dan dapat dimulai dari jumlah yang sedikit. Meskipun telah banyak dilakukan pada teripang, terdapat kendala yang ditemui, yaitu rendahnya tingkat kelangsungan hidup teripang hasil fission. Hal ini disebabkan oleh luka yang dialami teripang akibat proses pembelahan, sehingga menghambat kemampuannya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (Robiansyah et al., 2018).

2.2 Ekologi (Belinda Aureliawati W_26040122140126)

Menurut Lewerrisa (2014), secara ekologi teripang memiliki peran penting dalam rantai makanan sebagai penyumbang makanan dan juga sebagai penyubur substrat. Penurunan jumlah populasi teripang dengan cepat dapat berdampak pada kelangsungan hidup berbagai jenis biota lain yang terlibat dalam kompleksitas lingkar pangan yang sama. Teripang mencerna sejumlah besar sedimen, yang membantu dalam oksigenasi lapisan atas sedimen tersebut. Gerakan teripang saat mencari makanan juga membantu dalam memperkaya substrat di sekitarnya. Proses ini membantu mencegah penumpukan benda organik yang membusuk dan kemungkinan besar membantu dalam mengendalikan populasi hama dan organisme patogen, termasuk beberapa jenis bakteri. Penangkapan berlebihan teripang dapat menyebabkan pengerasan dasar laut, yang pada akhirnya tidak cocok sebagai habitat bagi organisme benthik lainnya.

Teripang memiliki peran penting dalam ekologi perairan karena mereka berperan sebagai pemakan deposit (deposit feeders) dan pemakan suspensi (suspension feeders). Sebagai pemakan deposit, teripang berperan penting dalam mendaur ulang material organik yang terdapat di dasar perairan. Mereka

(8)

8 mengonsumsi detritus, sisa-sisa organisme, dan partikel-partikel organik lainnya yang terendap di dasar laut. Dengan melakukan ini, mereka membantu menguraikan bahan organik yang terperangkap di sedimen, mengubahnya menjadi nutrisi yang dapat diserap oleh organisme lain dalam ekosistem perairan. Sebagai pemakan suspensi, teripang mengambil makanan dari air dengan cara menyaring partikel- partikel makanan seperti plankton, detritus, dan partikel organik lainnya yang tersuspensi di dalam air. Mereka menggunakan tentakel-tentakel khusus untuk menangkap dan menghisap makanan dari air (Lubis et al., 2023).

2.3 Habitat (Acriska Nissia Gesta_26040122140094)

Menurut Hartanti et al. (2020), Holothuria atra merupakan salah satu jenis teripang yang paling banyak ditemukan di Indonesia dan dikenal dengan teripang hitam. Teripang jenis ini banyak ditemukan pada kedalaman lebih dari 20 meter dan sebagian besar hidup pada daerah terumbu karang serta masih dapat ditemukan pada laguna pantai yang dangkal. Holothuria atra ini juga banyak ditemukan pada lahan berpasir atau berlumpur dengan puing-puing karang yang ada pada padang lamun. Pada perairan yang dangkal di pantai akan lebih banyak dijumpai individu- individu teripang yang lebih kecil, sedangkan pada populasi di terumbu karang akan ditemukan individu teripang yang lebih besar. Holothuria atra juga banyak ditemukan pada padang lamun di kedalaman hingga 10 meter. Teripang ini biasanya akan menutupi dirinya dengan lapisan pasir yang diikat dengan kaki tabungnya.

Menurut Panaluh et al. (2019), teripang keling atau Holothuria atra merupakan salah satu jenis teripang yang mampu hidup dengan baik pada perairan yang jenih dan berpasir. Selain itu, teripang ini memiliki kondisi kualitas perairan tersendiri seperti suhu, salinitas, dan pH agar teripang dapat berkembang dengan baik. Teripang dapat hidup pada suhu 25-30°C, apabila suhunya lebih dari uhu optimal tersebut maka tubuh teripang akan mengalami inaktif akan tetapi tentakelnya masih dapat bergerak. pH air yang cocok untuk teripang antara 7,5 – 8,6. Tinggi rendahnya pH dapat disebabkan oleh sedikit banyaknya bahan organik dari darat yang dibawa melalui aliran sungai. Salinitas yang dibutuhkan oleh teripang genus Holothuria adalah salinitas normal 30-37o/oo, genus ini tidak mampu bertahan hidup pada salinitas yang rendah. Kadar salinitas yang rendah akan

(9)

9 menyebabkan sel-sel dalam tubuh Holothuria lisis sehingga tidak mampu bertahan hidup.

2.4 Identifikasi (Acriska Nissia Gesta_26040122140094)

Menurut Hisam et al. (2022), teripang dapat diidentifikasi melalui morfologinya, karena terdapat beberapa spesies teripang yang memiliki morfologi yang berbeda. Beberapa morfologi yang dapat diamati untuk mengidentifikasi teripang adalah karakter morfologinya meliputi bentuk tubuh, warna tubuh, ada tidaknya tentakel, dan ada tidaknya papila dengan menggunakan buku Identifikasi.

Berdasarkan Pedoman Umum Identifikasi dan Pemantauan Populasi Teripang.

Identifikasi teripang juga dapat dilihat melalui habitat teripang tersebut hidup.

Pengamatan pada tentakel dan papila menggunakan alat bantu yaitu lup.

Menurut Simbolon et al. (2020), selain mengidentifikasi secara morfologi, Holoturia arta dapat di identifikasi melalui DNA. Identifikasi DNA ini akan dapat lebih spesifik merujuk kepada satu spesies dan ketepatannya lebih tinggi. Sampel jaringan teripang dikumpulkan dan DNA diekstrak. DNA diamplifikasi menggunakan primer COI universal dan diurutkan. Urutan DNA dibandingkan dengan database DNA barcoding untuk identifikasi spesies. DNA barcoding adalah metode yang efektif untuk identifikasi spesies Holothuria atra dan dapat digunakan untuk mendukung budidaya dan konservasi teripang.

2.5 Pembenihan (Arshy Paramita_26040121130079)

Pembenihan adalah proses budidaya yang dilakukan untuk menghasilkan bibit atau benih organisme tertentu, baik itu ikan, udang, kerang, teripang, dan lain sebagainya. Tujuan utama dari pembenihan adalah untuk memastikan ketersediaan pasokan benih yang memenuhi kebutuhan industri perikanan, akuakultur, dan konservasi lingkungan. Proses pembenihan melibatkan pemilihan induk yang berkualitas dan sehat, pemeliharaan kondisi lingkungan yang sesuai untuk reproduksi dan perkembangan organisme, stimulasi pemijahan atau reproduksi, pengawasan dan perawatan telur atau larva, serta pemeliharaan benih hingga mencapai tahap yang siap untuk dilepaskan ke lingkungan alaminya atau digunakan dalam kegiatan budidaya. Pada teripang atau sea cucumber, pembenihan dapat

(10)

10 dilakukan dengan reproduksi seksual maupun aseksual. Reproduksi seksual pada teripang tingkat keberhasilannya tergantung pada jumlah indul di alam, masa kritis lava juvenil yang tinggi, serta untuk mendapatkan induk yang matang gondad juga tergantung pada musimnya (Robiansyah et al., 2018).

Pembenihan pada Holothuria atra merupakan proses pengembangan dan pengendalian populasi dari spesies ini. Dalam lingkungan alam, pembenihan tidak langsung dilakukan, tetapi proses pembenihan secara alami berlangsung melalui reproduksi seksual dan fissiparous. Holothuria atra berjisim reproduksi seksual, dimana maturitas dan penyanggulangan telah dicapai pada usia badan sekitar 16 sentimeter dan penyanggulangan umumnya berlangsung pada musim panas. Selain itu, Holothuria atra juga berjisim reproduksi fissiparous, dimana individu kecil dapat melakukan pembenihan transversal melalui fisi. Proses pembenihan fissiparous tidak memerlukan penggunaan pasir, sehingga individu yang baru saja terpisah tidak akan memiliki pasir yang menempel pada permukaannya (Setyastuti, 2014).

2.6 Pemeliharaan Larva (Arshy Paramita_26040121130079)

Fertilisasi teripang terjadi di dalam air (fertilisasi eksternal), dan karena permintaan pasar yang tinggi, kegiatan budidaya larva teripang dilakukan untuk mengantisipasi dan memenuhi permintaan yang besar. Langkah ini bertujuan untuk menjaga populasi teripang tetap stabil. Tahap awal dalam budidaya larva teripang adalah mencapai tahap pentactula awal, di mana larva beralih dari keadaan plankton-ik menjadi bentuk larva yang mencari substrat untuk menempel. Namun, angka kematian pada tahap ini cukup tinggi. Untuk meningkatkan kelangsungan hidup larva, pada tahap dolioria akhir, disarankan untuk memasang kolektor atau substrat. Tujuan dari tindakan ini adalah untuk memperluas area tempelan larva dan juga sebagai tempat penempelan pakan. Kriteria kolektor yang ideal termasuk tidak beracun, tidak menyerap air berlebih, mudah diamati, mampu menempelkan larva secara efektif dan merata, serta mudah didapatkan dan terjangkau secara finansial.

Kolektor atau substrat ini kemudian ditempatkan di dalam bak pemeliharaan (Manuputy dan Noya, 2019).

(11)

11 Pemeliharaan larva Holothuria atra melibatkan melakukan perlindungan dan pengembangan larva teripang pasir. Larva Holothuria atra berperan dalam pengembangan populasi teripang pasir. Pemeliharaan larva Holothuria atra juga melibatkan perlindungan dari predator dan perubahan kondisi perairan. Larva teripang pasir dapat diperlindungi dengan cara menggunakan wadah yang dapat mempermudah pemijahan dan mengelakkan predator. Kondisi perairan juga harus dipertimbangkan, seperti keluhan, kadar oksigen, dan pH, yang dapat mempengaruhi pemeliharaan larva teripang pasir (Sugama et al., 2019).

2.7 Monitoring Kualitas Air (Galuh Yuanita Maira_26040121130074) Menurut Tomatala et al. (2022) kualitas air memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga kesuksesan suatu sistem budidaya. Berbagai faktor lingkungan seperti suhu, salinitas, dan tingkat keasaman (pH) memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup teripang. Menjaga parameter kualitas air dalam rentang optimal sangat penting untuk memastikan kesehatan dan perkembangan yang optimal bagi teripang dalam lingkungan budidayanya. Misalnya, suhu air yang ideal bagi teripang adalah berkisar antara 28 hingga 30 derajat Celsius, dengan salinitas di kisaran 28 hingga 35 ppt, dan pH berkisar antara 7,1 hingga 8,1. Pengawasan dan pemeliharaan parameter-parameter ini harus dilakukan secara teratur agar teripang dapat tumbuh dengan baik dan mencapai produktivitas yang optimal dalam sistem budidayanya. Upaya-upaya untuk mencapai dan menjaga kualitas air yang optimal akan memberikan kontribusi besar terhadap kesuksesan keseluruhan dari usaha penangkaran teripang.

Dalam kegiatan pembenihan teripang, pendederan merupakan tahapan yang tak terpisahkan karena juvenile teripang masih rentan dan memiliki tingkat kelangsungan hidup yang rendah. Untuk mendukung pertumbuhan mereka, air laut yang digunakan dalam kolam pendederan akan secara teratur diganti menggunakan sistem sirkulasi setiap sore dan difiltrasi melalui sand filter. Juvenile teripang di kolam ini bergantung pada pakan mikrobenthos yang menempel pada hapa, serta tambahan padatan mikrobenthos dari kultur. Selain aspek makanan, lingkungan juga memainkan peran penting dalam memengaruhi pertumbuhan dan mortalitas juvenile teripang. Salah satu faktor lingkungan yang signifikan adalah suhu, dimana

(12)

12 suhu optimal untuk kelangsungan hidup juvenile teripang berkisar antara 29 hingga 30°C. Variasi suhu yang ekstrem, baik terlalu rendah maupun terlalu tinggi, dapat menyebabkan stres pada juvenile, seperti yang terjadi pada suhu antara 27 hingga 33°C. Selain itu, parameter lingkungan lainnya seperti salinitas dalam kisaran 32 hingga 35 ppt, pH antara 6,9 hingga 8,5 mg/l, dan oksigen terlarut di atas 5 ppm, juga merupakan nilai variabel yang memadai untuk mendukung proses pembenihan teripang (Tomatala et al., 2020).

2.8 Pakan Alami dan Pakan Buatan (Muharnanta

Fahreza_26040122140106)

Menurut Palomar‐Abesamis et al., (2018), detritus adalah sisa-sisa organisme yang telah mati dan terurai. Teripang menyaring detritus dari pasir dan lumpur, kemudian mencernanya dan melepaskan nutrisinya kembali ke lingkungan.

Hal ini membantu menjaga keseimbangan ekosistem laut dan mencegah penumpukan detritus yang dapat mencemari laut. Selain detritus, teripang juga memakan mikroalga, yaitu alga kecil yang berfotosintesis. Sebagai penyaring (filter feeder), teripang menggunakan tentakel berbulu halus untuk menyaring partikel makanan dari air atau sedimen. Menu utama mereka adalah detritus, sisa-sisa organisme mati yang kaya nutrisi. Teripang juga memakan mikroalga, alga kecil yang hidup di laut, untuk melengkapi kebutuhan nutrisinya.

Menurut Menge et al., (2023), salah satu upaya dalam menjaga kelestarian dan kelangsungan hidup teripang pasir adalah dengan melakukan kegiatan budidaya. Namun, dalam kegiatan budidaya teripang, salah satu masalah yang terjadi adalah penyediaan pakan. Pakan menjadi salah satu faktor penting dalam meningkatkan pertumbuhan teripang. Salah satu solusi untuk masalah tersebut adalah dengan memanfaatkan Sargassum sp sebagai pakan teripang pasir.

Sargassum sp adalah rumput laut coklat yang mengandung kandungan nutrisi yang tinggi dan tersebar luas serta mudah ditemukan di perairan Kupang. Sargassum sp memiliki kandungan karbohidrat, protein, lemak, abu, dan air yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk pertumbuhan teripang. Sehingga perlu dilakukan penelitian tentang kinerja pertumbuhan teripang dengan pemberian Sargassum sp. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dampak pemberian

(13)

13 Sargassum sp terhadap pertumbuhan teripang pasir dengan variasi jumlah pakan yang diberikan.

2.9 Pemanenan (Johnatan Febian Revero_26040122140123)

Pemanenan Holothuria atra memerlukan perhatian khusus dalam berbagai aspek. Pertama-tama, harus dipatuhi regulasi dan izin yang telah ditetapkan oleh otoritas perikanan. Ini mencakup memperoleh izin resmi sebelum melakukan pemanenan. Selain itu, perlu memperhatikan periode pemanenan yang telah ditetapkan untuk memastikan keberlanjutan populasi. Metode pemanenan juga penting karena harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak habitat dan tidak menyebabkan kerusakan pada populasi. Setelah dipanen, Holothuria atra harus ditangani dengan hati-hati selama proses pengangkutan dan penanganan untuk memastikan kualitas dan kesegarannya. Konservasi juga menjadi aspek penting, dengan mematuhi kuota pemanenan, berpartisipasi dalam penanaman kembali, dan pemantauan populasi. Penggunaan Holothuria atra dalam makanan atau obat-obatan harus dilakukan secara bijaksana untuk memastikan keberlanjutan sumber daya ini bagi generasi mendatang. Teripang yang sudah mencapai ukuran konsumsi yaitu sekitar 250 gram per ekor basah sudah dapat dipanen (Manuputty et al., 2022).

Menurut Bidayani et al. (2022), lama waktu pemeliharaan hingga teripang mencapai ukuran siap panen berkisar 4-5 bulan dengan berat 300-500 gram/ekor.

Pemanenan Holothuria atra, atau teripang, memerlukan pendekatan yang hati-hati untuk memastikan keberlanjutan sumber daya laut. Ini melibatkan kepatuhan terhadap regulasi dan izin yang telah ditetapkan oleh otoritas perikanan, serta memperoleh izin resmi sebelum melakukan pemanenan. Selain itu, perlu memperhatikan periode pemanenan yang telah ditetapkan untuk memastikan bahwa aktivitas pemanenan tidak mengganggu siklus reproduksi dan pertumbuhan populasi. Metode pemanenan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak habitat laut dan tidak menyebabkan kerusakan berlebihan pada populasi Holothuria atra maupun spesies lainnya. Selanjutnya, penanganan Holothuria atra setelah dipanen juga penting karena harus ditangani dengan hati-hati selama proses pengangkutan dan penanganan untuk mempertahankan kualitas dan kesegaran produk. Konservasi menjadi aspek penting dalam pemanenan Holothuria atra,

(14)

14 dengan mengikuti kuota pemanenan yang ditetapkan, berpartisipasi dalam upaya penanaman kembali, dan memantau populasi untuk memastikan keberlanjutan sumber daya ini bagi masa depan.

2.10 Restoking (Muharnanta Fahreza_26040122140106)

Menurut Rakaj et al., 2019), restocking teripang adalah kegiatan yang melibatkan penyebaran benih teripang ke dalam suatu perairan yang dulunya merupakan habitat teripang namun kini telah mengalami kepunahan populasi.

Restocking teripang dalam konteks ini bertujuan untuk meningkatkan populasi teripang yang telah ada sebelumnya. Ada beberapa pertimbangan dasar yang mendukung perlunya restocking teripang ini. Seperti, terdapat penurunan populasi teripang yang mengarah pada kepunahan, sehingga perlunya tindakan untuk melindungi sumber daya tersebut. Selain bertujuan untuk memperlambat kepunahan sumber daya teripang, restocking juga bertujuan untuk meningkatkan produktivitas perairan pesisir setempat dengan meningkatkan populasi teripang. Ini akan berdampak positif pada produksi hasil tangkapan teripang oleh nelayan setempat dalam jangka waktu tertentu. Peningkatan produksi teripang setelah restocking tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat yang terlibat langsung dalam kegiatan ini, tetapi juga dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) setempat.

Menurut Hartati et al. (2021), teripang merupakan sumber daya perikanan invertebrata yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Permintaan pasar yang tinggi menyebabkan eksploitasi berlebihan dan penurunan populasi teripang di alam.

Restocking atau penebaran kembali teripang hasil budidaya atau liar ke habitat alaminya menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan ini. Restocking bermanfaat untuk meningkatkan populasi teripang, menjaga kelestarian ekosistem laut, dan meningkatkan pendapatan nelayan. Metode restocking meliputi pembibitan teripang di hatchery, penebaran benih teripang di area laut yang telah dipilih, dan monitoring pertumbuhan serta kelangsungan hidup teripang secara berkala.

(15)

15

III. MATERI AN METODE PRAKTIKUM

3.1 Materi (Galuh Yuanita Maira_26040121130074)

Praktikum Penangkaran dan Restocking Endangered Species dilaksanakan pada hari Jumat 8 Maret 2024 mulai pukul 19.00 - 20.30 WIB. Pemberian materi praktikum dilakukan secara daring dengan menggunakan Ms. Teams. Lokasi hatchery dilakukan pada skala rumah tangga di Desa Ohoitel, Kota Tual yang mengacu pada jurnal “Efektivitas Metode Pendederan Juvenil Teripang Di Hatchery Skala Rumah Tangga” oleh Tomala et al. (2022).

3.2 Alat dan Bahan (Johnatan Febian Revero_26040122140123)

Alat dan Bahan yang digunakan untuk pembenihan dan hatchery sebagai berikut:

1. Bagian penetasan 2. Tangki

3. Pipa panjang

4. Sistem penyaringan dan filtrasi 5. Alga kultur

6. Substrat

7. Peralatan pengukur 8. Peralatan pemindah

3.3 Metode (Johnatan Febian Revero_26040122140123) 3.3.1 Metode Pembenihan

1. Telur-telur yang diperoleh dari Teripang ditempatkan di dalam bagian kaca untuk mendukung kehidupan dan makanan.

2. Telur-telur ini kemudian dikumpulkan langsung ke dalam untuk mendukung kehidupan dan makanan di dalam tangki.

3. Setiap dua hari sekali, telur-telur tersebut dikumpulkan dan diperhatikan sesuai dengan jumlahnya.

4. Telur-telur ini menetas menjadi larva, yang kemudian disebut sebagai

"kawanan jaring yang berbeda" seperti Solaria dengan ukuran yang beragam.

(16)

16 5. Setelah dikumpulkan, larva-larva ini kembali dimasukkan ke dalam

lingkungan kontrol. Air dalam lingkungan ini disuplai dari laut di luar, sekitar 100 meter dari tempat tersebut, melalui pipa panjang yang

memastikan air tenang. Air ini disaring untuk memastikan kebersihan, dan akhirnya, dipompa ke dalam tangki.

6. Larva-larva ini kemudian diberi makan dengan koktail mikro L, yang diproduksi melalui proses kultur mikroalga.

7. Proses kultur mikroalga dilakukan dalam ruang alga dalam lingkungan kontrol, di mana tanaman mikroskopis laut dibiakkan dalam jumlah besar sesuai dengan kebutuhan larva.

8. Larva-larva ini akan mengubah morfologi mereka dari berenang datar menjadi bentuk yang lebih kompleks, dan mereka disebut siap untuk menetap saat mereka mulai menempel pada substrat seperti piring-piring yang disediakan.

9. Selama tahap menetap ini, larva-larva tersebut akan diberi makan dengan makanan mikroalga. Setelah larva-larva tumbuh menjadi ukuran yang lebih besar, mereka kemudian dipindahkan ke lingkungan yang lebih besar untuk pertumbuhan selanjutnya.

10. Proses ini melibatkan pengecekan dan pengukuran yang teliti untuk memastikan bahwa hewan-hewan tersebut siap untuk langkah selanjutnya dalam pembibitan.

(17)

17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil (Johnatan Febian Revero_26040122140123)

Gambar 2. Desain Hatchery H. atra Keterangan :

A = Sea water filter and UV Sterilizer B = Bak penampungan air

C = Bak induk D = Bak pemijahan

E = Bak pemeliharaan larva F = Bak pemeliharaan juvenil

Gambar 3. Pembesaran H. Atra (Sumber: Tomatala et al., 2022).

(18)

18 4.2 Pembahasan

4.2.1 Sebutkan dan jelaskan karakteristik biologi utama yang berpengaruh terhadap keberhasilan penangkaran teripang Holothuria atra? (Belinda Aureliawati W_26040122140126)

Keberhasilan dalam penangkaran teripang terutama pada spesies Holothuria atra sangat bergantung dengan beberapa faktor, diantaranya lokasi atau tempat yang digunakan untuk pengembangan budidaya, induk yang dipilih, pemberian pakan, parameter lingkungan atau kondisi perairan serta pengendalian penyakit. Selain itu, keberhasilan pengembagan teripang juga bergantung pada pemahaman dan pengelolaan kondisi lingkungan. Hal ini diperkuat oleh (Sulardiono et al. 2017), bahwa karakteristik biologi utama teripang, termasuk siklus hidup, pertumbuhan, reproduksi, dan kesehatan, sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat mereka hidup. Kondisi lingkungan harus diperhatikan agar tidak menimbulkan suatu penyakit atau hama. Pada dasarnya, teripang merupakan organisme yang sensitif terhadap perubahan lingkungan, sehingga perlu dilakukan pengecekan terhadap parameter lingkungan seperti suhu, salinitas, tingkat oksigen terlarut (DO), dan tingkat keasaman (pH) sangatlah penting. sehingga perlu dilakukan pengecekan parameter lingkungan seperti suhu, salinitas, DO dan pH.

Pemilihan lokasi dalam penangakaran teripang Holothuria atra merupakan salah satu syarat untuk mencapai keberhasilan penangkaran. Hal ini diperkuat oleh Kudato et al. (2022), bahwa lokasi yang dipilih secara langsung dapat mempengaruhi siklus hidupnya. pada umumnya substrat yang digunakan yaitu pasir berlumpur dengan kualitas air yang baik. Parameter lingkungan yang optimal antara lain, pH 6,5-8,5; salinitas berkisar 30-33 ppt; DO berkisar 4-8 ppm dan suhu berkisar 20-25 °C. Pemilihan induk juga termasuk faktor penting, induk yang dipilih memiliki berat 250 gram. Tindakan pengendalian penyakit seperti menjaga kebersihan lingkungan budidaya dan mengendalikan populasi organisme patogen juga sangat penting untuk menghindari penyakit dan hama yang dapat mengganggu produktivitas budidaya teripang. Dengan demikian, pengetahuan mendalam tentang karakteristik biologi teripang dan perhatian yang cermat terhadap kondisi lingkungan merupakan kunci keberhasilan dalam penangkaran teripang, terutama spesies Holothuria atra.

(19)

19 4.2.2 Mengapa memilih posisi atau lokasi penempatan hatchery penangkaran yang tepat sangat dibutuhkan pada usaha penangkaran? (Arshy Paramita_26040121130079)

Menurut Tomatala et al. (2022), lokasi menjadi salah satu aspek penting dalam pembangunan hatchery atau budidaya teripang yang dikenal sebagai panti benih. Dari segi teknis, pemilihan dan penentuan lokasi pembangunan hatchery biota laut sebaiknya dekat dengan pantai, dengan curah hujan yang moderat (kurang dari 100 hari per tahun). Lokasi hatchery harus terlindung dari angin kencang, badai, dan gelombang, seperti di lokasi dengan pulau-pulau kecil. Kecepatan arus air di lokasi tersebut sebaiknya dapat memfasilitasi pertukaran air (antara 0,2 hingga 0,5 meter per detik), dan kedalaman air lautnya lebih dari 5 meter. Dasar perairannya idealnya berupa pasir, pasir berlumpur, atau pasir berbatu untuk memudahkan pemasangan jangkar rakit, dan lokasi tidak boleh berada di jalur lalu lintas kapal atau perahu. Luas bangunan hatchery harus merata, dengan volume tanah yang mempertimbangkan pasang surut air, dan letak tambak tidak boleh terlalu jauh dari bangunan hatchery. Tekstur tanah tambaknya harus lempung dan berlumpur.

Sumber air laut di lokasi pembibitan harus bersih dari pencemaran, dan jika perlu, sumur air tawar dapat dibuat di lokasi tersebut dengan kandungan air laut yang baik.

Penentuan lokasi merupakan bagian penting dari aksesibilitas dan aspek sosial dalam pembudidayaan teripang. Lokasi yang mudah diakses untuk kegiatan penangkaran akan memudahkan transportasi material dan bahan yang diperlukan.

Secara sosial, pemilihan lokasi juga dapat membantu mengurangi risiko pencurian, karena lokasi tersebut merupakan lahan budidaya yang telah memiliki izin resmi dari pemerintah setempat, sehingga dapat meminimalkan konflik lahan. Apabila penangkaran menggunakan keramba, lokasi harus dipilih sedemikian rupa sehingga terlindung dari arus dan gelombang, serta memiliki kecepatan angin yang rendah.

Selain itu, lokasi juga harus terjauh dari intrusi air tawar yang berasal dari sungai atau air tanah. Faktor utama yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi adalah kualitas air di sekitar tambak, yang harus mempertahankan salinitas dalam kisaran yang stabil, yaitu antara 30 hingga 35 ppt, untuk mendukung kesuksesan penangkaran. Terdapat indikator penting lainnya dalam menentukan lokasi penangkaran teripang, yaitu dengan mengidentifikasi habitat teripang secara alami,

(20)

20 terutama pada ekosistem padang lamun yang terlindung. Padang lamun ini merupakan sumber makanan utama bagi teripang. Oleh karena itu, pemilihan lokasi yang tepat berdasarkan faktor-faktor ini sangat penting untuk kesuksesan usaha budidaya teripang (Buda et al., 2020).

4.2.3 Berdasarkan studi literatur dan analisa Saudara setelah mendesain hatchery/pembesaran untuk penangkaran H. atra, apakah feasible atau layak dilakukan di Indonesia? (Muharnanta Fahreza_26040122140106)

Penangkaran H. atra di Indonesia melalui hatchery/pembesaran memiliki potensi yang besar. Faktor-faktor yang mendukungnya adalah habitat alami yang luas, ketersediaan induk, pengetahuan teknis, dan pasar yang menjanjikan. Namun, perlu dipertimbangkan pula faktor penghambat seperti teknologi, biaya, persaingan, dan regulasi. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kelayakan penangkaran H. atra di Indonesia adalah penelitian dan pengembangan, penguatan SDM, pembentukan klaster, dan dukungan pemerintah. Seperti penyuluhan teknik kepada masyarakat terkait dengan hatchery dari teripang H. atra.

Hal ini diperkuat oleh Sari et al. (2023), yaitu Penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan bahan perangsang pematangan gonad dapat meningkatkan keberhasilan pemijahan. Pengembangan teknologi serupa diperlukan untuk H. atra.

Selain itu, diperlukan kerjasama yang baik antara pemerintah, akademisi, dan pelaku usaha untuk mengatasi faktor penghambat lainnya, seperti penguatan SDM, pembentukan klaster, dan mendapatkan dukungan pemerintah.

desain dan implementasi hatchery untuk penangkaran H. atra di Indonesia memerlukan pertimbangan yang matang terutama terkait dengan masalah konservasi genetik dan manajemen reproduksi. Konservasi genetik sangat penting untuk mempertahankan keanekaragaman genetik yang diperlukan untuk keberlanjutan populasi. Selain itu replikasi kondisi lingkungan alami di hatchery, terutama karena larva H. atra membutuhkan kondisi khusus yang mungkin sulit dipertahankan secara konsisten di lingkungan hatchery. Penggunaan broodstock dari populasi liar juga menjadi faktor penting, karena ukuran populasi dan keanekaragaman genetik broodstock dapat mempengaruhi keanekaragaman genetik keturunan yang dihasilkan oleh hatchery. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Brown

(21)

21 et al. (2024), yaitu Pada populasi liar, akumulasi keragaman genetik adalah proses yang lambat dan memakan waktu yang lama, yang pada populasi penangkaran dapat hilang dalam rentang satu generasi jika konservasi keragaman genetik tidak dipertimbangkan dalam keputusan pengelolaan pembibitan dan pemeliharaan.

Populasi yang beragam secara genetik lebih tahan terhadap variabilitas lingkungan dan wabah penyakit, tetapi juga memberikan respons positif selama pemilihan sifat dalam program pemuliaan dan domestikasi.

4.2.4 Apa tantangan dari desain hatchery/pembesaran yang saudara buat dan bagaimana strategi saudara untuk menghasapi tantangan tersebut?

(Galuh Yuanita Maira_26040121130074)

Penangkaran teripang menggunakan metode hatchery menghadapi berbagai tantangan yang perlu diatasi untuk mencapai kesuksesan. Salah satu tantangannya adalah pemilihan induk yang berkualitas untuk memastikan keturunan yang sehat dan kuat. Ini membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang karakteristik genetik serta kesehatan teripang induk yang dipilih. Selain itu, menjaga kualitas air di hatchery merupakan hal yang krusial, karena teripang sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Kontaminasi air, fluktuasi suhu, dan kualitas pakan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan larva teripang. Oleh karena itu, strategi yang efektif melibatkan pemantauan yang ketat terhadap lingkungan air hatchery serta pemberian pakan yang sesuai hal ini diperkuat oleh Sulardiono et al. (2017) bahwa teripang bergantung pada kesehatan lingkungan perairan yang memadai dan sesuai dengan kapasitas alaminya. Untuk mengevaluasi kecocokan lingkungan perairan, diperlukan serangkaian kriteria penting yang harus dipenuhi. Lingkungan perairan harus memenuhi standar kualitas tertentu yang dapat direspons oleh kemampuan adaptasi teripang agar dapat tumbuh dan berkembang secara alami, sesuai dengan toleransi alaminya. Berbagai parameter digunakan untuk menilai tingkat kesesuaian lingkungan perairan, termasuk kecepatan arus, kedalaman, suhu, salinitas, tingkat keasaman (pH), dan jumlah oksigen terlarut. Pengetahuan mendalam tentang kondisi lingkungan ini sangat penting untuk memastikan lingkungan penangkaran yang optimal bagi teripang.

(22)

22 Dalam menghadapi tantangan tersebut, beberapa strategi dapat diterapkan untuk meningkatkan keberhasilan penangkaran teripang dengan metode hatchery.

Pertama, penting untuk memiliki sistem filtrasi dan pengolahan air yang baik untuk menjaga kualitas air tetap optimal. Selanjutnya, pemilihan pakan yang sesuai dan kaya nutrisi menjadi kunci dalam memastikan pertumbuhan dan perkembangan larva teripang yang baik. Selain itu, memantau secara rutin kondisi kesehatan teripang dan menerapkan tindakan pencegahan penyakit juga menjadi strategi penting dalam menjaga keberhasilan hatchery. Kerjasama dengan ahli biologi kelautan dan praktisi teripang juga dapat memberikan wawasan tambahan untuk meningkatkan efektivitas strategi penangkaran. Dengan kombinasi strategi yang tepat dan pemantauan yang cermat, penangkaran teripang menggunakan metode hatchery memiliki potensi besar untuk menjadi sumber daya laut yang berkelanjutan dan menguntungkan secara ekonomi hal ini sejalan dengan Tomatala et al. (2020) bahwa pertumbuhan dan kelangsungan hidup teripang tergantung dari ketersedian pakan dan lingkungan. Ketersediaan pakan harus memadai dari setiap teripang ataupun juvenile agar mendapatkan nutrisi yang cukup. Variabel lingkungan mendukung kelangsungan hidup dari teripang dalam sistem budidaya pada pertumbuhan dan perkembangan serta fisiologis teripang seperti suhu, salinitas, pH, dan oksigen terlarut.

(23)

23

V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan (Galuh Yuanita Maira_26040121130074)

1. Secara biologis, teripang H. atra merupakan hewan invertebrata laut yang penting dalam ekosistem bawah laut. Mereka memiliki tubuh yang lentur dengan berbagai adaptasi untuk bertahan hidup di dasar laut, termasuk sistem pencernaan khusus untuk memproses sedimen laut. Secara ekologis, Holothuria atra memainkan peran penting dalam siklus nutrien dan pemrosesan bahan organik di lingkungan laut, membantu menjaga keseimbangan ekosistem. Mereka cenderung hidup di perairan hangat dengan substrat berlumpur atau berpasir di dasar laut dangkal hingga sedalam 20 meter. Pengetahuan tentang biologi, ekologi, dan habitatnya penting untuk melindungi dan mengelola populasi teripang ini secara berkelanjutan demi keseimbangan ekosistem laut.

2. Desain usaha penangkaran teripang perlunya memperhatikan beberapa faktor faktor seperti kualitas air yang harus sesuai dengan habitat teripang, pengelolaan pakan yang baik dan mencukupi, pemeliihan induk teripang yang sehat. Faktor faktor ini menjadi penentu dalam usaha budidaya teripang.

3. Usaha penangkaran teripang di Indonesia dan dunia telah menjadi fokus utama dalam upaya konservasi dan pengelolaan sumber daya laut. Melalui penelitian dan inovasi teknologi, penangkaran teripang bertujuan untuk meningkatkan produksi yang berkelanjutan serta meminimalkan tekanan terhadap populasi liar. Upaya kolaboratif antara pemerintah, industri, dan masyarakat menjadi kunci dalam memastikan keberhasilan penangkaran teripang demi menjaga kelestarian ekosistem laut global. Salah satu usaha penangkaran di Indonesia berada di Desa Ohoitel, Kota Tual

4. Beberapa faktor kegagalan yang sering dijumpai adalah mengenai kualitas air dan pemberian pakan. Dalam penangkaran teripang kualitas air menjadi faktor penting dalam usaha budidaya oleh karena itu adanya monitoring kualitas air secara terus menerus harus dilakukan agar kondisi air hatchery teripang tetap aman dan sesuai dengan habitat teripang. Pemberian pakan

(24)

24 dilakukan tidak terlalu banyak dan harus sesuai serta mencukupi dari nutrisi teripang tersebut.

5.2 Saran

1. Diharapkan pada saat praktikum ditayangkan video yang mendukung modul tersebut untuk memudahkan praktikan dalam memahami.

2. Diharapkan melalukan sesi doa pada saat memulai dan mengakhiri praktikum.

(25)

25

DAFTAR PUSTAKA

Brown, K. T., Southgate, P. C., Loganimoce, E. M., Kaure, T., Stockwell, B., Dan Lal, M. M., 2024. Sandfish Generations: Loss Of Genetic Diversity Due To Hatchery Practices In The Sea Cucumber Holothuria (Metriatyla) Scabra.

Aquaculture, 578: 1-11

Buda, M., Suparta, I. N. G., Dan Rifai, A. 2020. Pemijahan Induk Teripang Hasil Budidaya. Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur, 18(1), 9-11.

Hartati, R., Ambariyanto, A., Widianingsih, W. Dan Zainuri, M., 2020. Feeding Selectivity Of Holothuria atra In Different Microhabitat In Panjang Island, Jepara (Java, Indonesia). Biodiversitas Journal Of Biological Diversity, 21(5): 2233-2239.

Hartati, R., Ambariyanto, A., Zainuri, M., Dan Widianingsih, W., 2021. Sea Ranching Of Holothuria atra: Stocking Density And Time. Biotropia, 28(2): 128-140

Hisam, L. F., Kusrini, K. Dan Taharu, F. I., 2022. Identifikasi Jenis-jenis Teripang (Holothuroidea) Pada Zona Intertidal Di Perairan Laut Kelurahan Gu Timur Kecamatan Lakudo Kabupaten Buton Tengah. Penalogik: Penelitian Biologi Dan Kependidikan, 1(1): 1-10.

Kudato, V. E., Sambali, H., Ngangi, E. L. A., Kusen, D. J., Longdong, S. N. J., Dan Rimper, J. R. T. S, L., 2022. Pertumbuhan Teripang Holothuria Scabra Yang Dipelihara Dalam Kurungan Dengan Substrat Berbeda Di Perairan Pantai Bahoi: Budidaya Perairan, 10(2): 88-96.

Leiwakabessy, J., Sormin, R. B. D., Wenno, M. R. Dan Mailoa, M. N., 2022.

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Pemanfaatan Teripang Dan Produk Olahannya Di Negeri Leahari Kota Ambon. BALOBE: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(2): 53-58.

Lewerissa, Y. A., 2014. Studi Ekologi Sumberdaya Teripang Di Negeri Porto Pulau Saparua Maluku Tengah: Biopendix, 1(1): 32-42.

Lubis, F., Najmi, N., Lisdayanti, E., Dan Nasution, M. A., 2023. Referensi Makanan Teripang (Holothuria atra) Di Perairan Pantai Lhok Bubon Kabupaten Aceh Barat: Journal Perikanan, 13(1): 89-97.

(26)

26 Manuputty, G. D., Dan Noya, Y. 2019. Distribusi Spesies Teripang Berdasarkan Tipe Substrat Pada Ekosistem Padang Lamun Di Perairan Negeri Suli.

TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan, 15(2), 76-81.

Manuputty, G. D., Pattinasarany, M. M., Limmon, G. V., Dan Noya, Y. A. (2022).

Teknik Budidaya Dan Pengolahan Teripang Pasir (Holothuria Scabra) Bagi Pemuda Gereja Ranting I Baitrafa, Negeri Suli Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah. HIRONO: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(1), 31-43.

Marsoedi, M., Guntur, G. Dan Mulyani, L. F., 2020. Identifikasi Kesesuaian Lahan Budidaya Teripang Pasir (Holothuria Scabra) Berdasarkan Parameter Kimia Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Perairan Lombok Barat. Jurnal Perikanan Unram, 10(1): 1-7.

Menge, M. I., Dahoklory, N., Dan Djonu, A., 2023. The Performa Pertumbuhan Teripang Pasir (Holothuria Scabra) Dengan Pemberian Sargassum Sp.

Jurnal Perikanan Unram, 13(1): 42-50.

Nurafni, N., Muhammad, S. H. Dan Kurung, N. S., 2020. Pola Sebaran Dan Indeks Ekologi Teripang Di Perairan Army Dock Desa Pandanga Kabupaten Pulau Morotai. Aurelia Journal, 1(2): 121-128.

Palomar‐abesamis, N., Juinio‐meñez, M. A., Dan Slater, M. J., 2018. Macrophyte Detritus As Nursery Diets For Juvenile Sea Cucumber Stichopus Cf.

Horrens. Aquaculture Research, 49(11): 3614-3623.

Panuluh, C. M., Sulardiono, B. Dan Latifah, N., 2019. Hubungan Panjang Berat Dan Faktor Kondisi Teripang Hitam (Holothuria atra) Di Kawasan Taman Nasioanl Laut Karimunjawa. Management Of Aquatic Resources Journal (MAQUARES), 8(4): 327-336.

Rakaj, A., Fianchini, A., Boncagni, P., Scardi, M., Dan Cataudella, S., 2019.

Artificial Reproduction Of Holothuria Polii: A New Candidate For Aquaculture. Aquaculture, 498: 444-453.

Robiansyah, Y., Nurliah, Dan Hilyana, S., 2018. Tingkat Kelangsungan Hidup Dan Pertumbuhan Benih Teripang (Holothuria atra) Hasil Reproduksi Aseksual Dengan Berat Yang Berbeda: Jurnal Perikanan, 8(2): 6-15.

(27)

27 Sari, D. U., Muzahar, M., Yulianto, T., Putri, D. S., Zahra, A., Dan Miranti, S., 2023. Gonad Maturation And Spawning Performance Of The Sand Sea Cucumber (Holothuria Scabra) By Oodev Dan Ovaprim Administration.

Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, 10(2): 129-134.

Sasongko, A. S., 2020. Uji Pendahuluan Potensi Senyawa Anti Bakteri Escherichia Coli Dan Staphylococcus Aureus Dari Ekstrak Teripang Pasir (Holothuria atra) Di Perairan Pulau Tunda, Kabupaten Serang: Indonesian Journal Of Maritime, 1(1): 33-38.

Setyastuti, A. 2014. Echinodermata, Holothuria atra, In An Intertidal Seagrass Bed Off The Bama Beach, Baluran National Park, East Java, Indonesia. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kelautan Tropis, 6(1).

Simbolon, A. R., Putra, M. Y. Dan Wirawati, I., 2021. Identifikasi Spesies Menggunakan DNA Barcoding Dalam Menunjang Budidaya Dan Konservasi Teripang Di Perairan Lampung. Jurnal Riset Akuakultur, 16(1):

31-37.

Sugama, K., Giri, I. N. A., Dan Zairin, M. 2019. Aspek Biologi Dan Budidaya Teripang Pasir (Holothuria Scabra). Penerbit Badan Riset Dan Sumber Daya Manusia Kelautan Dan Perikanan (AMFRAD Press).

Sulardiono, B., Purnomo, P. W., Dan Haeruddin., 2017. Tingkat Kesesuaian Lingkungan Perairan Habitat Teripang (Echinodermata: Holothuroidae) Di Karimunjawa: Saintek Perikanan, 12 (2): 93-97.

Tomatala, P., Haryadi, D., Arianto, D., & Pattiwael, S. (2022). Efektivitas Metode Pendederan Juvenil Teripang Di Hatchery Skala Rumah Tangga. TRITON:

Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan, 18(1), 20-27.

Tomatala, P., Letsoin, P. P. dan Kadmaer, E. M. Y. 2020. The Nursery Technique Of Juvenile Sandfish, Holothuri Scabra. Jurnal Ilmiah Platax, 8(1): 89-94.

Referensi

Dokumen terkait

Laporan akhir ini menyajikan hasil praktikum [nama praktikum] yang telah dilakukan oleh kelompok 1 sebagai syarat untuk memperoleh nilai

i LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI PELATIHAN TERAMPIL MEMBUAT MAKALAH BEST PRACTICE PEMBELAJARAN TAHUN 2024 OLEH : NAMA NIP.. KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA KANTOR

IKPA tahun 2024 peraturan IKPA tahun 2024 untuk

Laporan pelaksanaan bimbingan kelompok semester I tahun pelajaran 2023/2024 yang dilaksanakan pada tanggal 07 Mei 2024 di UPTD SMP Negeri 29 Padang dengan topik bahasan Kenakalan

Laporan tugas tambahan sebagai guru piket di SD Negeri Tanona tahun pelajaran

Laporan ini memberikan gambaran menyeluruh tentang kegiatan dan inisiatif yang telah dilakukan oleh operator Dapodik di SMAN 1 Menjalin pada semester pertama tahun

Laporan akhir dari mahasiswa program Kampus Mengajar angkatan 7 tahun 2024 yang berisi hasil analisis kebutuhan

Laporan hasil kegiatan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online SMKN 2 Teluk Kuantan Tahun Pelajaran