• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Perkembangbiakan Tanaman Pakan

N/A
N/A
Agung Faturohman

Academic year: 2024

Membagikan " Laporan Praktikum Perkembangbiakan Tanaman Pakan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU TANAMAN PAKAN

PRAKTIKUM III

PERKEMBANGBIAKAN TANAMAN OLEH

NAMA : NUR FAJRI MUHLIS NIM : I011211140

KEL/GEL : III (TIGA)/IV (EMPAT)

WAKTU : MINGGU, 6 NOVEMBER 2022 ASISTEN : SUKMAWATI

LABORATORIUM TANAMAN PAKAN DAN PASTURA FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2021

(2)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman merupakan tumbuhan yang hidup dimana saja baik itu di lingkungan rumah, kebun, maupun hutan. Pada dasarnya, tanaman dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan, sandang, dan juga sebagai obat. Dalam kehidupan masyarakat tanaman dimanfaatkan sebagai obat untuk pengobatan segala jenis penyakit. Pemanfaatan tanaman sebagai obat sejak dulu diminati oleh masyarakat desa, hal itu ditandai dengan banyaknya tempat pengobatan tradisional serta banyak beredar produk obat tradosional di tengah-tengah masyarakat, yang biasa disebut herbal (Harefa, 2020).

Perkembangbiakan tumbuhan adalah suatu proses yang bertujuan untuk memperbanyak jumlah tanaman spesies atau kultivar tertentu. Secara umum, terdapat dua tipe perkembangbiakan tanaman yaitu perkembangbiakan seksual dan aseksual. Perkembangbiakan secara Kawin (Generatif), Alat perkembangbiakan secara kawin (generatif) pada tumbuhan adalah bunga.

Bagian-bagian bunga terdiri atas tangkai bunga, dasar bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, dan putik (Ruslaini dan Avisha, 2020)

Stek tunas adalah tanaman mempunyai keunggulan sifat sifat yang sama dengan tanaman induk, jika tanaman induk adalah tanaman dewasa yang rimbun, banyak cabangnya , maka dari satu tanaman induk bisa dihasilkan banyak materi stek. Stek akan mampu tumbuh dengan baik jika disokong oleh sistem perakaran yang baik pula. Hal ini sesuai dengan fungsi dari akar yaitu menyerap air dan hara untuk dikirim keseluruh tubuh tanaman. Kemampuan stek membentuk akar

(3)

dipengaruhi oleh zat pengatur tumbuh alami pada tanaman (fitohormon), maupun zat pengatur tumbuh yang diberikan secara eksogen. Air kelapa adalah salah satu contoh bahan yang sudah lama dimanfaatkan orang dalam pertanian, yaitu terutama untuk menginduksi pertumbuhan akar maupun pertumbuhan tanaman secara keseluruhan (Prihatini, R. 2017). Hal inilah yang melatarbelakangi praktikum Ilmu Tanaman Pakan mengenai Perkembangbiakan Tanaman.

Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dilakukannya Praktikum Ilmu Tanaman Pakan mengenai Perkembangbiakan Tanaman yaitu untuk mengetahui teknik atau cara pengembangbiakan tanaman secara vegetatif dan juga untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sistem perkembangbiakan secara vegetatif.

Tujuan dilakukannya Praktikum Ilmu Tanaman Pakan mengenai Perkembangbiakan Tanaman yaitu agar mahasiswa mengetahui cara pengembangbiakan tanaman secara vegetatif dan juga untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem pengembangbiakan tanaman secara vegetatif.

(4)

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Perkembangan Tanaman

Perkembangbiakan Tanaman atau Perbanyakan tanaman merupakan usaha atau cara untuk menghasilkan bibit tanaman. Secara teknis perbanyakan tanaman digolongkan menjadi dua, perbanyakan generatif dan perbanyakan vegetatif. Perbanyakan generatif disebut juga perbanyakan cara kawin atau perbanyakan seksual. Perbanyakan ini merupakan usaha atau cara penggadaan benih tanaman menggunakan biji. Sedangkan perbanyakan vegetatif disebut juga perbanyakan cara tak kawin atau perbanyakan aseksual. Perbanyakan ini menggunakan bagian-bagian vegetatif tanaman. Bagian vegetatif adalah bagian sel atau jaringan tanaman yang memiliki kemampuan menumbuhkan kembali (regenerasi) bagian bagian tubuhnya (Siregar dan Devidelwina, 2022).

Perkembangbiakan tumbuhan adalah suatu proses yang bertujuan untuk memperbanyak jumlah tanaman spesies atau kultivar tertentu. Secara umum, terdapat dua tipe perkembangbiakan tanaman yaitu perkembangbiakan seksual dan aseksual. Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan adalah terjadinya tumbuhan baru yang didahului dengan penyerbukan. Penyerbukan merupakan peristiwa jatuhnya serbuk sari yang mengandung sel kelamin jantan ke kepala putik yang mengandung sel kelamin betina Alat-alat perkembangbiakan generatif tumbuhan terdapat pada bunga. Bentuk dan susunan bunga setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Alat perkembangiakan tumbuhan adalah benang sari dan putik.

Benang sari merupakan alat kelamin jantan dan putik merupakan alat kelamin

(5)

betina. Benang sari terdiri dari tangkai sari dan kepala sari. Pada kepala terdapat kotak sari yang berisi serbuk sari. Di dalam setiap serbuk sari terdapat sel kelamin jantan atau spermatozoid. Putik terdiri kepala putik, tangkai putik,dan bakal buah.

Di dalam bakal buah terdapat satu atau lebih bakal biji. Di dalam setiap bakal biji terdapat kantung lembaga yang mengandung beberapa inti. Salah satu inti itu merupakan sel kelamin betina atau sel telur (ovum), Perkembangbiakan vegetatif adalah perkembangbiakan tumbuhan proses penyerbukan. Perkembangbiakan vegetatif terbagi menjadi dua, yakni alami (tanpa bantuan manusia) dan buatan (dengan bantuan manusia) (Mali, N. E. 2020).

Ada dua faktor penting yang berpengaruh dalam pertumbuhan suatu tanaman, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik berkaitan dengan pewarisan sifat tanaman, sedangkan pada faktor lingkungan berkaitan dengan nutrisi, air, cahaya, suhu, dan kelembaban (Sulardi dan Sany, 2018).

Tinjauan Umum Perbanyakan Secara Vegetatif

Pertumbuhan vegetatif merupakan awal dari proses perkembangan tanaman sebagai persiapan dalam memasuki pertumbuhan generatif. pupuk hayati didefenisikan sebagai inokulan berbahan aktif organisme hidup yang berfungsi untuk menambat hara tertentu sehingga tersedia bagi tanaman, penyediaan hara ini dapat berlangsung simbiotis dan nonsimbiotis ( Fahmissidqi, 2016).

Perkembangbiakan secara Vegetatif dengan pembiakan tanaman melalui teknik vegetatif atau cara reproduksi tanaman aseksual (tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina. Tanaman termasuk salah satu makhluk hidup dalam mempertahankan eksistensinya memerlukan pemikiran

(6)

secara ilmiah dari para pakar atau ilmuwannya. Reproduksi secara vegetatif bisa terjadi secara alami maupun buatan (Sukarmen, 2019).

Perkembangbiakan vegetatif dengan cara stek adalah salah satu cara untuk memperbanyak vegetatif dikembangkan untuk memecahkan masalah pembibitan untuk tanaman yang sukar di budidaya melalui generatif (biji), Metode stek digunakan untuk memperbanyak tanaman dengan menggunakan potongan bagian tanaman (batang/daun/akar) untuk ditanam kembali agar menghasilkan tanaman baru yang memiliki sifat identik dengan induknya (Hanafi dan Hidayati, 2020).

Tinjauan Umum Perbanyakan Secara Generatif

Pertumbuhan generatif adalah pertumbuhan organ generatif yang dimulai dengan terbentuknya primordia bunga hingga buah masak. Kedua proses dan fase pertumbuhan ini ditentukan oleh faktor genetik dan lingkungan, tempat tumbuh tanaman. Pertumbuhan generatif berhubungan dengan terbentuknya organ generatif yang dimulai dengan terbentuknya primordia bunga hingga buah masak.

Pertumbuhan generatif yang terganggu akan berpengaruh terhadap umur perbungaan dan umur masak. Pertumbuhan generatif ini merupakan durasi reproduktif (Faot dkk., 2016).

Perkembangbiakan generatif disebut juga perkembangbiakan secara kawin (seksual), karena ditandai adanya peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Peleburan dua sel gamet tersebut dinamakan pembuahan. Pada tumbuhan biji tertutup, pembuahan didahului oleh penyerbukan, yaitu menempelnya serbuk sari dikepala putik. Pembuahan akan menghasilkan biji.Biji yang jatuh ditempat yang cocok dapat tumbuh menjadi individu baru (Oktaviani dkk., 2020).

(7)

Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan adalah terjadinya tumbuhan baru yang didahului dengan penyerbukan/Persarian. Penyerbukan/Persarian merupakan peristiwa jatuhnya serbuk sari yang mengandung sel kelamin jantan ke kepala putik yang mengandung sel kelamin betina. Alat-alat perkembangbiakan generatif tumbuhan terdapat pada bunga. Bentuk dan susunan bunga setiap jenis tumbuhan berbeda-beda (Oktaviani dkk., 2020).

Tinjauan Umum Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum cv. Mott)

Rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott) merupakan jenis rumput unggul yang mempunyai produktivitas tinggi. Rumput gajah mini merupakan rumput yang mampu beradaptasi pada kondisi lahan yang memiliki tingkat kesuburan rendah dan tanggap terhadap pemupukan. Rumput gajah mini merupakan jenis rumput hijauan pakan yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Rumput gajah mini merupakan tanaman yang produktif dan dapat menghasilkan anakan yang cukup banyak, mempunyai akar kuat, batang yang tidak keras dan mempunyai ruas daun yang banyak serta struktur daun yang muda sehingga sangat disukai oleh ternak (Akhsan dkk., 2020).

Produksi rumput gajah mini sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain agroklimat, jarak tanam dan manajemen budidaya.

Rumput gajah mini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan rumput gajah dalam hal pertumbuhan dan regrowth yang cepat, rasio daun dan batang, kandungan protein dan produksi bahan kering yang tinggi. Rumput ini dapat dimanfaatkan dalam sistem grazing dan cut and carry. Selain itu, rumput ini dapat diberikan dalam bentuk silase maupun kering (hay). Pengolahan rumput gajah

(8)

mini melalui teknologi fermentasi direkomendasikan saat produksinya melimpah, sehingga dapat dimanfaatkan pada musim kemarau dimana ketersediaan hijauan terbatas (Sirait dkk., 2017).

Rumput gajah mini memiliki palatabilitas dan nilai nutrisi yang baik sehingga sangat menjanjikan sebagai sumber hijauan pakan yang berkesinambungan untuk ruminansia. Rumput gajah mini tetap disukai ternak saat diberikan dalam keadaan segar maupun dalam bentuk kering berupa hay. Dilihat dari aspek produksi dan kandungan protein kasar, rumput gajah mini lebih unggul dibandingkan dengan rumput Brachiaria decumbens, Brachiaria ruziziensis dan Paspalum notatum, sedangkan dari sisi palatabilitas dan kecernaan rumput gajah

mini sebanding dengan rumput B. ruziziensis dan tetap lebih unggul dibandingkan dengan rumput B. decumbens dan P. Notatum (Sirait dkk., 2017).

Tinjauan Umum Kangkung ( Ipomea Reptans)

Kangkung merupakan hijauan sumber serat yang banyak ditemukan di Indonesia dengan jumlah yang melimpah. Jenis tanaman ini memiliki potensi sebagai hijauan pakan ternak berdasarkan kandungan nutrien yang dimilikinya.

Kangkung darat (Ipomoea reptans Poir)adalah tanaman semusim atau tahunan yangmerupakan sayuran daun yang penting di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan. Kangkung mudah dibudidayakan, berumur pendek dan harga relative murah. Karena itu, kangkung merupakan sumber gizi di Indonesia dikenal dua tipe kangkung yaitu kangkung darat dan kangkung air. Kangkung disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach, berasal dari India yang

(9)

kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia dan bagian negaraAfrika (Ikhsani, 2021)

Kangkung memiliki dua varietas yaitu jenis kangkung air dan kangkung darat. Kangkung air memiliki warna bunga putih kemerah-merahan, ukuran batang dan daun yang lebih besar dibandingkan dengan kangkung darat,berbatang hijau dan berbiji sedikit .Kangkung merupakan salah satu ta- naman yang mudah menyerap logam berat dari media tumbuhnya. Akibat pencemaran yang terjadi pada air, udara maupun tanah yang digunakan sebagai media tanamnya, maka besar kemungkinan terjadi penyerapan logam berat pada tanaman kangkung tersebut. Salah satu logam berat yang banyak mencemari air sungai adalah timbal (Pb) (Hapsari dkk., 2018).

Kangkung darat (Ipomea reptans Poir) merupakan salah satu jenis sayuran yang sangat populer bagi rakyat Indonesia dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena rasanya yang gurih. Tanaman kangkung termasuk kelompok tanaman sayuran semusim, berumur pendek dan tidak memerlukan areal yang luas untuk membudidayakannya, sehingga memungkinkan untuk dibudidayakan pada daerah perkotaan yang umumnya mempunyai lahan pekarangan terbatas. Selain rasanya yang gurih, gizi yang terdapat pada sayuran kangkung cukup tinggi, seperti vitamin A, B dan C serta berbagai mineral terutama zat besi yang berguna bagi pertumbuhan badan dan kesehatan (Edi, 2015).

(10)

METODOLOGI PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat

Praktikum Ilmu Tanaman Pakan Perkembangbiakan Tanaman dilaksanakan pada hari Minggu, 6 November 2022 pukul 14.00 WITA sampai selesai. Bertempat di Laboratarium Tanaman Pakan dan Pastura dan Lahan Pastura. Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum Ilmu Tanaman Pakan mengenai Perkembangbiakan Tanaman yaitu parang, cangkul, golok, dan Penggaris.

Bahan yang diunakan pada praktikum Ilmu Tanaman Pakan mengenai Perkembangbiakan Tanaman yaitu 3 liter Pasir, 10 batang stek rumput gajah mini, polybag, bibit, gelas plasik dan 2 botol Air.

Metodologi Praktikum

Tanpa Naungan

Membersihkan areal lahan dari gulma dan sisa tanaman yang mati, sampah plastik, dan benda-benda yang dapat menganggu tanaman yang akan ditanam menggunakan cangkul, dan golok. Membuat lubang tanam untuk tempat menanam stek rumput gajah mini yang sebelumnya telah diukur sepanjang kurang lebih 10- 20 cm menggunakan cangkul. Menanam 2 batang stek rumput gajah mini pada lubang yang telah disediakan secara berhadapan.

Menggemburkan tanah disekitar stek agar memudahkan aerasi air. Menyiram stek rumput gajah mini yang telah ditanam. Kemudian untuk areal lahan kedua memberi batasan pada areal terlebih dahulu kemudian membagi dua areal lahan,

(11)

yang pertama ditaburi biji kangkung yang telah direndam selama 3 menit dan yang kedua ditaburi biji kangkung yang telah direndam selama 6 menit.

Naungan

Menyiapkan alat dan bahan, menggemburkan tanah kemudian memasukkan ke 2 plastik polybag, menanam stek rumput gajah mini masing- masing 2 stek dalam 1 polybag, selanjutnya menyiapkan 4 wadah cup plastik, memberi label perlekuan 1 sampai 4, pada cup perlakuan 1 dan 2 ditaburi 5 biji kangkung yang telah direndam selama 3 menit sedangkan pada perlakuan 3 dan 4 ditaburi 5 biji kangkong yang telah direndam selama 6 menit, dan disiram secara berskala.

(12)

PEMBAHASAN

Perkembangbiakan Secara Vegetatif

Dari hasil Praktikum Ilmu Tanaman Pakan mengenai Perkembangbiakan tanaman secara vegetatif diperoleh hasil bahwa perkembangbiakan tumbuhan tanpa proses penyerbukan atau perkembanbiakan secara tidak kawin pada tumbuhan yang terjadi dengan sendirinya. Perkembangbiakan vegetatif terbagi menjadi dua, yakni alami (tanpa bantuan manusia) dan buatan (dengan bantuan manusia) pada praktikum kali ini kita mempraktikkan perkembangbiakan buatan dengan mengambil stek rumput gajah mini, lalu merendam semalaman untuk mempercepat pertumbuhan akar pada buku, stelah merendam keringkan, lalu membersihkan lahan yang telah di gemburkan sebelumnya lalu buat bedengan kecil, setelah itu tancap stek rumput gajah mini secara berhadapan dan agak serong, terakhir siram stek tersebut . Hal ini sesuai pendapat Hanafi dan Hidayati (2018) yang menyatakan Perkembangbiakan vegetatif dengan cara stek adalah salah satu cara untuk memperbanyak tumbuhan tanpa menggunakan biji. Teknik vegetatif dikembangkan untuk memecahkan masalah pembibitan untuk tanaman yang sukar dibudidaya melalui generatif (biji). Perbanyakan vegetatif tumbuhan sintok belum banyak dilakukan, hal ini kemungkinan disebabkan karena nilai ekonomis sintok yang masih rendah dan kualitas unsur hara tanah yang kurang.

Rumput gajah mini merupakan jenis rumput hijauan pakan yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Rumput gajah mini merupakan tanaman yang

(13)

produktif dan dapat menghasilkan anakan yang cukup banyak, mempunyaiakar kuat, batang yang tidak keras dan mempunyai ruas daun yang banyak serta struktur daun yang muda sehingga sangat disukai oleh ternak. Jarak tanam merupakan suatubentuk perlakuan pada tanaman dengan mengatur jarak antar tanaman satu dengantanaman yang lain pada suatu lahan/areal pembudidayaan, Adapun yang harus di perhatikan dalam pengembangbiakan tanaman yaitu unsur hara yang terkandung dalam tanah tersebut (Daru, 2019).

Setiap unsur hara memiliki peranan masing-masing dalam mendukung proses metabolisme tanaman. Nitrogen merupakan unsurhara makro yang merupakan bagian integral penyusun klorofil sehingga bertanggung jawab terhadap proses fotosintesa. Apabila tanaman memiliki kecukupan hara N, maka dapat ditandai dengan berjalannya proses fotosintesa, warna daun lebih hijau dan pertumbuhan vegetatif yang lebih baik. fosfor diperlukan dalam pembentukan ATP dan energi yang dihasilkan dari ATP tersebut berperan penting dalam penyerapan unsur hara lain seperti P, K dan Cu (Atmaja, 2017).

Perkembangbiakan Secara Generatif

Dari hasil Praktikum Ilmu Tanaman Pakan mengenai Perkembangbiakan Tanaman Secara Generatif pada tumbuhan merupakan proses berkembang biak yang terjadi secara kawin atau seksual, yang melibatkan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Agar bisa melakukan perkembangbiakan secara generatif, tumbuhan harus memiliki alat perkembangbiakan generatif berupa bunga. Hal ini sesuai pendapat Mali (2020) yang menyatakan bahwa Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan adalah terjadinya tumbuhan baru yang

(14)

didahului dengan penyerbukan. Penyerbukan merupakan peristiwa jatuhnya serbuk sari yang mengandung sel kelamin jantan ke kepala putik yang mengandung sel kelamin betina Alat-alat perkembangbiakan generatif tumbuhan terdapat pada bunga.Bentukdan susunan bunga setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Namun, secara umum bagian-bagian bunga yang lengkap dapat kamu lihat pada gambar berikut. Alat perkembangiakan tumbuhan adalah benang sari dan putik. Benang sari merupakan alat kelamin jantan dan putik merupakan alat kelamin betina

Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan dilakukan melalui biji dan putik. Perkembangbiakan diawali dengan penyerbukan. Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari ke kepala putik. Saat penyerbukan, serbuk sari menempel di atas kepala putik. Serbuk sari tersebut berubah membentuk buluh sari. Dalam perjalanan waktu, inti vegetatif akan hilang, adapun intigeneratif akan membelah menjadi dua, setelah mencapai bakal biji akan membuahi sel telur.Hasilnya berupa lembaga (embrio). Sementara itu, inti generatif kedua membuahi inti kandung lembaga sekunder, Hasilnya berupa endosperm. Endosperm ini kelak akan berperan sebagai cadangan makanan bagi lembaga. Pembuahan berhasil dengan terbentuknya biji. Setelah pembuahan selesai mahkota gugur. Bakal buah menjadi tumbuhan yang di dalamnya terdapat biji (Makarim dkk., 2017)

Perbanyakan tanaman, secara alami tanaman melakukan perkembangbiakan untuk mempertahankan keberadaan jenisnya di alam.

Perkembangbiakan tanaman dapat terjadi secara generatif melalui biji dan melalui bagian tanaman selain biji yang dikenal dengan perbanyakan secara vegetative, contoh tanaman yang secara alami berkembangbiak secara generatif yaitu cabe,

(15)

tomat, padi, mangga. Jenis-jenis tanaman tersebut ketika dalam perkembangannya telah memasuki fase generatif maka tanaman akan menghasilkan biji yang ditutup dalam buah. Biji akan berkembang menjadi tanaman baru jika kondisi lingkungan memenuhi persyaratan bagi munculnya organ tanaman pokok yaitu akar, batang dan daun. Contoh tanaman yang berkembang biak secara vegetatif yaitu bawang merah (dengan umbi), pisang (dengan anakan), sukun (dengan akar) (Parwito dkk., 2021).

(16)

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum Ilmu Tanaman Pakan mengenai Perkembangbiakan Tanaman dapat disimpulkan bahwa pengembangbiakan tanaman berfungsi untuk memperbanyak spesies tanaman tersebut atau untuk menghasilkan bibit tanaman yang mirip atau lebih dari tetuahnya.

Perkembangbiakan secara vegetatif adalah perkembangbiakan tumbuhan tanpa proses penyerbukan atau perkembangbiakan secara tidak kawin pada tumbuhan yang terjadi dengan sendirinya. Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan adalah proses berkembang biak yang terjadi secara kawin atau seksual. Rumput gajah mini cocok ditanam di Indonesia karna rumput ini yang mampu beradaptasi pada kondisi lahan yang memiliki tingkat kesuburan rendah dan tanggap terhadap pemupukan

Saran

Saran untuk laboratorium agar sebaiknya menyediakan kursi agar praktikan mampu fokus mendengarkan materi yang disampaikan oleh kakak asisten laboratorium.

Saran saya untuk praktikan agar memperhatikan kakak asisten saat menjelaskan, karna ada Sebagian praktikan yang kurang memperhatikan materi, saya harap dengan dilakukannya praktikum, praktikan tahu cara-cara mengembangbiakan tanaman secara vegetatif maupun generatif.

(17)

Dan saran untuk asisten sebaiknya menjelaskan lebih mengenai apa-apa saja yang akan kita lakukan di lahan, karna banyak teman teman yang asal-asalan dalam menanam dan tidak sesuai intruksi dari kakak asisten.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, I. S. W. (2017). Pengaruh Uji Minus One Test pada Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Mentimun. Jurnal Logika, 19(1), 63-68.

Akhsan, F., Amris, A. F. K., & Irmansyah, M. 2020. Pengaruh Pupuk Organik Cair dengan Konsentrasi Urin dan MOL Berbeda terhadap Produksi Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum cv. Mott). Jurnal Sains dan Teknologi Peternakan, 2(1), 13-18.

Edi, S. 2015. Pengaruh pemberian pupuk organik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung darat (Ipomea reptans Poir). Bioplantae, 3(1), 17-24.

Faot, M. M., Zubaidah, S., & Kuswantoro, H. KERAGAAN DURASI REPRODUKTIF GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI TAHAN CpMMV.

Fahmissidqi, D. 2016. Pengaruh Pemberian Berbagai Dosis Fungi Mikoriza Arbuskular terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merr.). Jurnal Agroekoteknologi, 8(1).

Hanafi, N., dan Hidayati, N. 2020. Uji perkembangbiakan vegetatif sintok (Cinnamomun sintoc Blume.) dengan perlakuan hormon dan media tumbuh. Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto, 22(1).

Hanafi, N., dan Hidayati, N. 2020. UJI PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF SINTOK (Cinnamomun sintoc Blume.) DENGAN PERLAKUAN HORMON DAN MEDIA TUMBUH. Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto, 22(1).

(19)

Hapsari, J. E., Amri, C., & Suyanto, A. (2018). Efektivitas kangkung air (Ipomoea aquatica) sebagai fitoremediasi dalam menurunkan kadar timbal (Pb) air limbah batik. Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan, 9(4), 172-177.

Harefa D. 2020. Pemanfaatan hasil tanaman sebagai tanaman obat keluarga (TOGA). Madani: Indonesian Journal of Civil Society, 2(2), 28-36.

Ikhsani, I. 2021. Keseimbangan nitrogen pada domba jantan dan betina lepas sapih yang diberi pakan limbah kangkung (ipomoea aquatic) (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

Mali, N. E. 2020. Pengunaan Pembelajaran ATI (Aptitude Treatment-Interaction) Dalam Upaya Peningkatan Pemahaman Perkembangbiakan Tumbuhan Pelajaran Ipa pada Siswa Kelas VI SDN Sampurna 2. Jurnal Pendidikan, 21(2), 105-117.

Oktaviani, R. E., Zarkasih, Z., & Vebrianto, R. 2020. Pemahaman Konsep Guru dan Calon Guru tentang Integrasi Sains-Islam pada Materi Reproduksi pada Tumbuhan. Jurnal Basicedu, 4(1), 210-220.

Rumanta, M. 2011. Makhluk Hidup. Praktikum IPA Di SD, 1-1.

Ruslaini dan A. Avisha. 2020 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) pada materi perkembangbiakan tumbuhan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Jurnal Ceuthe Penelitian Multidisiplin, 03(03)

Sirait, J., Tarigan, A., & Simanihuruk, K. 2017. Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum cv. Mott) sebagai hijauan pakan untuk

ruminansia. Wartazoa, 27(4), 167-176.

Sukarmen, I. K. 2019. Upaya meningkatkan prestasi siswa terhadap mata pelajaran pembibitan tanaman dengan materi pokok pembiakan tanaman secara vegetatif melalui penerapan metode pembelajaran berbasis

inquiri. Mimbar Ilmu, 24(3), 377-385.

(20)

Sulardi, T., dan Sany, A. M. 2018. Uji pemberian limbah padat pabrik kopi dan urin kambing terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat (Lycopersicum esculatum). Journal of Animal Science and Agronomy panca budi, 3(2).

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan fieldtrip pada praktikum Teknologi Produksi Tanaman Obat dan Aromatik ke Materia Medica, Batu, Jawa Timur adalah untuk mengetahui jenis-jenis tanaman obat

Berdasarkan data dan praktikum yang telah didapatkan data pada persemaian kering rata-rata tinggi tanaman yaitu sebesar 16,62 cm, rata-rata total panjang akar

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI TUMPANG SARI TANAMAN MENTIMUN Cucumis sativus DAN TANAMAN KANGKUNG Ipomoea reptans Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Lulus

Laporan praktikum

1.2Tujuan praktik Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami pentingnya pemupukan dalam budidaya tanaman kopi, serta mempraktikkan penggunaan pupuk organik dan anorganik untuk

2 1.2 Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum pemindahan tanaman hutan dengan metode cabut dan putar ialah memahami tentang cara pemindahan tanaman hutan dan mengetahui apakah

PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis pertumbuhan tanaman merupakan cara untuk mengikuti dinamika fotosintesis yang

Laporan akhir ini menyajikan hasil praktikum [nama praktikum] yang telah dilakukan oleh kelompok 1 sebagai syarat untuk memperoleh nilai