BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Persaingan di dunia usaha yang semakin ketat mendorong peningkatan daya saing antar pelaku usaha. Hal ini terlihat jelas di Indonesia saat ini. Salah satu contohnya adalah dampak dari pemberlakuan ASEAN China Free Trade Area (ACFTA) di pasar Indonesia, yang otomatis meningkatkan persaingan, baik antar pelaku usaha domestik maupun antara pelaku usaha dalam negeri dan asing yang dapat dengan mudah memasuki pasar domestik. Peningkatan persaingan ini mendorong pelaku usaha untuk meningkatkan daya saing mereka, misalnya melalui pengembangan usaha, peningkatan kualitas produk, dan inovasi. Salah satu langkah yang sering diambil oleh pelaku usaha, dan masih ramai diperbincangkan hingga kini, adalah melalui tindakan pengembangan usaha berupa penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan, atau yang lebih dikenal dengan istilah "merger, konsolidasi, dan akuisisi."
Dari perspektif hukum di Indonesia, pengaturan terkait merger, konsolidasi, dan akuisisi yang mengatur aspek dampak yang ditimbulkan dari merger, konsolidasi, dan akuisisi hanya UU No. 5/1999 yang secara spesifik mempertimbangkan dampak merger, konsolidasi, dan akuisisi terhadap persaingan usaha. Hal ini telah diatur dengan jelas dalam Pasal 28 UU No. 5/1999 yang berbunyi “(1) Pelaku usaha dilarang melakukan penggabungan atau peleburan badan usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat. (2) Pelaku usaha dilarang melakukan pengambilalihan saham perusahaan lain apabila tindakan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.”
Selanjutnya, baik dari perspektif hukum persaingan usaha maupun dasar hukum lainnya, merger, konsolidasi, dan akuisisi tidak akan dilarang oleh pemerintah selama tindakan tersebut dilaksanakan sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi perekonomian nasional. Dalam konteks hukum persaingan usaha, suatu merger, konsolidasi, dan akuisisi harus dilakukan dengan cara yang tidak membahayakan kondisi pasar serta tidak mengganggu persaingan yang sehat di dalam pasar tersebut.
Oleh karena itu, guna memastikan pelaksanaan hukum persaingan usaha berjalan sesuai aturan dan mencegah merger, konsolidasi, atau akuisisi yang dapat membahayakan pasar dan persaingan usaha, dibentuklah Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1999. KPPU bertugas mengawasi penerapan undang-undang tersebut serta memastikan bahwa persaingan di pasar tetap adil dan tidak terjadi praktik monopoli atau persaingan usaha tidak sehat.
Sebagai contoh kasus dapat dilihat dalam keterlibatan PT Inter Sarana Prabawa terkait keterlambatan pemberitahuan pengambilalihan saham PT Kusumasentral Kencana kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Pada 5 April 2013, PT Inter Sarana Prabawa mengakuisisi 55% saham PT Kusumasentral Kencana senilai Rp 228,3 miliar. Berdasarkan aturan, pengambilalihan ini harus dilaporkan ke KPPU dalam waktu 30 hari kerja sejak efektif secara yuridis. Namun, PT Inter Sarana Prabawa baru melaporkannya pada 16 November 2021, terlambat selama 1.423 hari kerja. Atas keterlambatan ini, PT Inter Sarana Prabawa dikenakan sanksi administratif denda maksimal sebesar Rp 25 miliar.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dalam penulisan ini penulis akan menjabarkan lebih lanjut tentang pengaturan merger, konsolidasi dan akuisisi saham berdasarkan hukum persaingan usaha Indonesia, serta akibat hukum yang timbul dalam keterleambatan notifikasi merger, konsolidasi dan akuisisi, termasuk didalamnya analisis terhadap kasus akuisisi saham PT Inter Sarana Prabawa dengan melihat pada tata aturan yang berlaku di Indonesia
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari paparan latar belakang di atas, maka penulismerumuskan dua permasalahan dalam karya tulis ilmiah skripsi ini, sebagai berikut:
1. Bagaimana Pengaturan atas keterlambatan notifikasi pemberitahuan pengambilalihan saham?
2. Apa akibat hukum yang terjadi atas keterlambatan notifikasi pengambilalihan saham terhadap PT Inter Sarana Prabawa?