Contoh Lembar Kerja Penyusunan HACCP Plan
LEMBAR KERJA PENYUSUNAN HACCP PLAN (HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT)DI INSTALASI GIZI
RS X
Anggota/NIM : 1. SERLI MAULINA (20200710200037)
Kelompok : PKL D
Menu : Tempe Kemangi Bumbu Kuning
PROGRAM STUDI SARJANA GIZI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2023
Prinsip 7 Penyimpanan data & dokumentasi
Prinsip 6 Verifikasi sistem
Prinsip 5 Pelaksanaan tindakan perbaikan
Prinsip 4 Penyusunan system pemantauan
Prinsip 3 Spesifikasi batas kritis
Prinsip 2 Penentuan Titik Kendali Kritis /CCP
Prinsip 1 Identifikasi Bahaya pada Setiap tahap proses dan Tindakan
pencegahannya
Konfirmasi Bagan Alir dengan Proses Produksi di lapangan
12 langkah dan 7 prinsip penerapan HACCP
Pembentukan Tim HACCP
Deskripsi Produk Identifikasi Penggunaan Produk
Penyusunan Bagan Alir Proses Produksi
TUJUAN
Fungsi dalam Tim Nama
Ketua
Serli MaulinaRuang Lingkup
Analisis HACCP 1. Sistem manajemen untuk sistem penyediaan makanan di RS X sebagai sumber protein hewani pada makan siang siklus menu ke-10 bagi pasien dengan seluruhdiet
2. Sistem ini untuk mencakup mulai penyediaan bahan baku sampai proses penyajian
Tujuan dari Analisis HACCP
Manajemen sistem memasukkan tujuan berikut ini:
1. Keamanan pangan
2. Kualitas pangan sesuai spesifikasi pelanggan 3. Pembagian tugas yang lebih baik; meningkatkan
pengetahuan produk, penanganan produk yang lebih baik
4. Kesehatan dan keselamatan kerja 5. Persyaratan peraturan
6. Isu lingkungan
LANGKAH 2 & 3 DESKRIPSI PRODUK DAN IDENTIFIKASI PENGGUNAAN PRODUK
Langkah 2 : Deskripsi produk Nama Produk Tempe kemangi bumbu kuning
Komposisi Daging Ayam, Bawang Merah, Bawang putih, jahe, Kemiri, Garam, Gula Pasir, Kecap, Daun Salam, Serai, Gula Merah, Lada, dan Ketumbar
Struktur Fisik dan Kimia Tempe kemangi bumbu kuning dibuat dari tempe yang digoreng dengan teknik deep frying lalu di sauteing dengan bumbu kuning, dan kemangi. Tempe kemangi bumbu kuning memiliki perpaduan rasa gurih serta wangi dari daun kemangi dengan tekstur tempe yang empuk dengan kuah berwarna kuning yan dihasilkan dari kunyit Metode pengawetan -
Metode pengemasan VVIP, VIP, kelas I : Piring saji, ditutup dengan wrapping plastic
Kelas II dan III : Styrofoam, ditutup dengan wrapping plastic
Kondisi penyimpanan Suhu ruang (25oC) Metode distribusi Sentralisasi Masa penggunaan ± 4 jam Persyaratan khusus
dalam pelabelan -
Penyiapan dan penggunaan oleh pelanggan
Hidangan siap disantap
Langkah 3 : Identifikasi Penggunaan Produk
Makanan diberikan pada pasien rawat inap VVIP, VIP, kelas I, II, dan III di RS sebagai makanan sumber protein hewani diet konsistensi biasa dan lunaktim (seluruh diet) untuk makan siang
LANGKAH 4 & 5 ALIRAN PROSES/DIAGRAM ALIR DAN VERIFIKASI DIAGRAM ALIR
Langkah 4a : Diagram alir bahan baku (Tempe Kemangi Bumbu Kuning)TE
78
Penimbangan Berat Penimbangan
Berat Penimbangan
Berat Penimbangan
Berat Penimbangan
Berat
Penimbangan Berat
Penimbangan Berat
Barang
Diterima Barang Diterima
Barang Diterima Barang
Diterima Barang
Diterima Barang
Diterima Barang
Diterima Barang
Diterima
Seleksi Seleksi
Seleksi Seleksi
Seleksi Seleksi
Seleksi Seleksi
Seleksi
Minyak Garam
Gula Merah Kemiri
Kunyit Lengkuas Bawang Merah
Bawang Putih
Tempe Serai Air
Daun Jeruk Daun Salam Kemangi
Tomat
Penyimpanan di gudang penyimpanan BM kering pada suhu 25°C Penyimpanan di chiller
suhu 10°C
Langkah 4b : Diagram Alir Proses (Tempe Kemangi Bumbu Kuning)
V Minyak
Garam Gula Kemangi
Tomat Air
Distribusi kepada pasien menggunakan troli Pemorsian
Penghalusan Pencucian
Pengupasan Bawang Merah
Bawang Putih kunyit
Penumisan dengan metode sautening 75°C
v
Distewing 10 menit hingga kuah menyusut Bumbu halus
Daun jeruk Daun salam
Sereh
Penyimpanan Tempe Kemiri
Pemotongan
Penggorengan
Langkah 5b : Verifikasi diagram Alir Proses (Ttempe Kkemangi Bumbu Kuning)
V Minyak
Garam Gula Kemangi
Tomat Air
Distribusi kepada pasien menggunakan troli Pemorsian
Penghalusan Pencucian
Pengupasan Bawang Merah
Bawang Putih kunyit
Penumisan dengan metode sautening 75°C
v
Distewing 10 menit hingga kuah menyusut Bumbu halus
Daun jeruk Daun salam
Sereh
Penyimpanan Tempe Kemiri
Pemotongan
Penggorengan
LANGKAH 6 : IDENTIFIKASI BAHAYA DAN TINDAKAN PENCEGAHANNYA (PRINSIP 1)
BAHAN BAKU NO
BAHAN BAKU/
TAHAPAN PROSES
IDENTIFIKASI
BAHAYA JUSTIFIKASI PENYEBAB BAHAYA
SIGNIFIKANSI BAHAYA
TINDAKAN PENCEGAHAN PELUANG KEPARAHAN SIGNIFIKANSI
1. Tempe M: Salmonella sp.,
Aspergillus sp. Tempe terkontaminasi Salmonella sp, Aspergillus sp, saat proses produksi oleh supplier ataupun
penjamah L H TS
Jaminan mutu dari supplier yang terpercaya, penerimaan bahan sesuai dengan spesifikasi tempe, tempe segera diolah dan tidak dibuka terlalu lama
K: Aflatoksin Zat karsinogenik yang terdapat pada tempe
M M TS
Jaminan mutu dari supplier yang terpercaya, penerimaan bahan sesuai dengan spesifikasi tempe, tempe segera diolah dan tidak dibuka terlalu lama
F: busuk, berwarna hitam, berbau tidak sedap (asam)
Tempe dibiarkan terbuka terlalu lama, dan tidak segera diolah
M M TS
Tempe segera diolah dan tidak dibuka terlalu lama
2. Bawang merah M: Aspergillus sp. Penyimpanan yang terlalu lembab dan tidak di suhu
chiller (10℃) M M TS
Menerima bawang sesuai spesifikasi bahan pangan rumah sakit dan dengan adanya jaminan dari supplier,
penyimpanan pada suhu chiller (100C) agar tidak menimbulkan kelembaban.
K: Pestisida Penggunaan zat kimia pada saat penanaman bahan pangan oleh
supplier L M TS
Menerima sesuai spesifikasi bahan pangan rumah sakit dan mendapat jaminan dari supplier bahwa pestisida yang terkandung dalam bawang di bawah ambang batas
F: Tanah Pembersihan bawang tidak
bersih dan penyimpanan
oleh supplier keadaan L M TS
Jaminan dari supplier, penerimaan harus disesuaikan dengan spesifikasi bahan pangan rumah sakit, dan mencuci bawang
lembab sampai bersih dengan air mengalir, menyimpan bawang dalam toples tertutup ketika akan digunakan.
3 Serai B : Kapang Penyimpanan dan
pembersihan oleh supplier yang tidak tepat (terlalu lembab)
L M TS
Jaminan dari supplier, penerimaan harus disesuaikan dengan spesifikasi bahan pangan rumah sakit, serai yang diterima dari supplier disimpan pada suhu chiller (100C)
K: Pestisida Penggunaan zat kimia pada saat penanaman
bahan pangan L M TS Jaminan dari supplier dan
penerimaan harus disesuaikan dengan spesifikasi bahan pangan rumah sakit
F: Tanah Kontaminasi saat
pemanenan dan supplier tidak mencuci dengan bersih
L M TS
Jaminan dari supplier, penerimaan harus disesuaikan dengan spesifikasi bahan pangan rumah sakit. Serai segar dan sedikit tanah, dibersihkan di air mengalir, dan disimpan di wadah tertutup.
4 Kunyit B: Ulat Kontaminasi saat
pemanenan, pembersihan tidak dengan air
mengalir
L M TS
Jaminan dari supplier, penerimaan harus disesuaikan dengan spesifikasi bahan pangan rumah sakit. Pembersihan dengan air mengalir hingga tidak ada cemaran yang tersisa
M: Aspergillus sp.,
Clostridium sp. Penyimpanan yang terlalu lembab dan tidak di suhu
ruang (24℃) M M TS
Jaminan dari supplier, penerimaan harus disesuaikan dengan spesifikasi bahan pangan rumah sakit. Penyimpanan pada suhu ruang (24˚C) agar kelembaban sesuai
K: Pestisida Penggunaan pestisida oleh supplier untuk
pengendalian hama L M TS Jaminan pestisida di bawah ambang
bahaya dari supplier
F: tanah
Kontaminasi saat pemanenan, pembersihan tidak dengan air mengalir dan tidak sampai tidak adacemaran yang tersisa
L M TS
Jaminan dari supplier, penerimaan harus disesuaikan dengan spesifikasi bahan pangan rumah sakit, pembersihan dengan air mengalir hingga tidak ada cemaran yang tersisa
5 Daun salam B: Ulat Kontaminasi saat
pemanenan, pembersihan tidak dengan air mengalir dan tidak sampai tidak ada cemaran yang tersisa
L M TS
Jaminan dari supplier dan penerimaan harus disesuaikan dengan spesifikasi bahan pangan rumah sakit, pembersihan dengan air mengalir hingga tidak ada cemaran yang tersisa
M: Aspergillus sp. Penyimpanan yang terlalu lembab dan tidak di chiller
L M TS Penyimpanan suhu chiller agar tidak
lembab, jaminan dari supplier,
(10℃) penerimaan harus disesuaikan dengan spesifikasi bahan pangan rumah sakit.
K: Pestisida Penggunaan pestisida oleh supplier untuk
pengendalian hama L M TS
Jaminan pestisida di bawah ambang bahaya dari supplier dan
penerimaan
harus disesuaikan dengan spesifikasi bahan pangan rumah sakit.
F: Debu Kontaminasi saat
pemanenan, pembersihan tidak dengan air mengalir dan tidak sampai tidak ada cemaran yang tersisa
L M TS
Pembersihan dengan air mengalir hingga tidak ada cemaran yang tersisa
6 Daun Jeruk M: Aspergillus sp. Kontaminasi saat pemanenan, pembersihan tidak dengan air mengalir dan tidak sampai tidak ada cemaran yang tersisa
L M TS
Jaminan dari supplier, penerimaan harus disesuaikan dengan spesifikasi bahan pangan rumah sakit. penyimpanan pada suhu chiller agar tidak lembap.
M: Aspergillus sp. Penyimpanan yang terlalu lembab dan tidak di
chiller (10℃) L M TS
Jaminan pestisida di bawah ambang bahaya dari supplier, penerimaan harus disesuaikan dengan spesifikasi bahan pangan rumah sakit.
K: Pestisida Penggunaan pestisida oleh supplier untuk
pengendalian hama L M TS
Jaminan pestisida di bawah ambang bahaya dari supplier
F: Kerikil, debu Kontaminasi saat pemanenan, pembersihan tidak dengan air
mengalir
dan tidak sampai tidak ada cemaran yang tersisa
L M TS
Pembersihan dengan air mengalir hingga tidak ada cemaran yang tersisa
7 Kemiri B: Ulat Kontaminasi saat
pemanenan, pembersihan tidak dengan air
mengalir
dan tidak sampai tidak ada cemaran yang tersisa
L M TS
Jaminan dari supplier, penerimaan sesuai dengan spesifikasi rumah sakit,
pembersihan dengan air mengalir hingga tidak ada cemaran yang tersisa
M: Aspergillus sp. Penyimpanan yang terlalu lembab dan tidak di suhu
ruang (24℃) L M TS
Jaminan dari supplier, penerimaan sesuai dengan spesifikasi rumah sakit,
penyimpanan pada suhu ruang (240C) agar tidak menimbulkan kelembaban K: Pestisida Penggunaan pestisida oleh
supplier untuk
pengendalian hama L M TS Jaminan pestisida di bawah ambang
bahaya dari supplier
F: Debu, cangkang kemiri Kontaminasi saat pemanenan, pembersihan tidak dengan air mengalir dan tidak sampai tidak ada cemaran yang tersisa
L M TS
Jaminan dari supplier, penerimaan sesuai dengan spesifikasi rumah sakit,
pembersihan dengan air mengalir hingga tidak ada cemaran yang tersisa
8 Bawang putih M: Bacillus sp Bakteri yang terbawa dari
tanah dan disimpan oleh L M TS Mendapatkan jaminan dari supplier,
penerimaan sesuai dengan spesifikasi supplier tidak pada suhu
chiller (10℃) serta dengan kelembaban tinggi
rumah sakit. Bawang putih diterima, dicuci bersih dengan air mengalir, dan disimpan di toples tertutup pada suhu 100C.
K: Pestisida Penggunaan zat kimia pestisida pada saat penanaman bahan pangan
L M TS
Mendapatkan jaminan bahwa pestisida yang digunakan dalam penanaman bawang putih berada di bawah ambang bahaya oleh supplier. Bawang yang diterima, dikupas, dan dicuci hingga bersih dengan air mengalir, menyimpan bawang dalam toples tertutup.
9 Gula M: Bakteri osmofilik Penyimpanan yang tidak tepat oleh supplier yaitu tidak pada suhu ruang (24℃) serta dengan kelembaban tinggi.
L M TS
Mendapatkan jaminan dari supplier, penerimaan sesuai dengan spesifikasi rumah sakit. Gula pasir yang diterima disimpan pada suhu 240C (suhu ruang) di ruang kering.
F: Adanya kerikil Kontaminasi lingkungan
sekitar L M TS
Mendapatkan jaminan dari supplier, penerimaan sesuai dengan spesifikasi rumah sakit, penyimpanan dalam toples tertutup.
10. Garam M: Halobacterium Penyimpanan yang
kurang tepat
L M TS
Mendapatkan jaminan dari supplier, serta penerimaan harus sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditetapkan rumah sakit. Garam disimpan pada suhu ruang 25oC dengan kelembaban tidak lebih dari 90%
K : Kadmium (Cd), Timbal (Pb), Raksa (Hg), Arsen (AS)
Sumber bahan pangan dari
supplier tidak aman L M TS
Mendapatkan jaminan dari supplier bahwa garam tidak mengandung Cd, Pb, Hg, dan As sesuai dengan spesifikasi rumah sakit
F: Kerikil Kontaminasi lingkungan
sekitar L M TS
Membeli garam dengan supplier terpercaya yang bebas kotoran sesuai spesifikasi rumah sakit, penyimpanan dengan wadah tertutup
11. Kemangi B: Ulat Kontaminasi saat
pemanenan, pembersihan tidak dengan air
mengalir
dan tidak sampai tidak
L M TS
Jaminan supplier, penerimaan sesuai dengan spesifikasi bahan pangan rumah sakit, penyimpanan pada suhu chiller (7-10oC)
ada cemaran yang tersisa K: Pestisida Penggunaan zat kimia
pestisida pada saat penanaman bahan pangan untuk mencegah hama,
L M TS
Mendapatkan jaminan bahwa pestisida yang digunakan dalam penanaman kemangi berada di bawah ambang bahaya oleh supplier. Kemangi yang diterima, disimpan
pencucian masih
meninggalkan cemaran dalam wadah tertutup.
F: Debu, kerikil Kontaminasi saat pemanenan, pembersihan masih meninggalkan cemaran dan kontaminasi lingkungan sekitar
L M TS
Penerimaan sesuai dengan spesifikasi bahan pangan, pembersihan
menggunakan air sebelum digunakan, penyimpanan dengan menggunakan wadah tertutup
912.
bsxadcghtomat
Tomat
B: Ulat Kontaminasi saat
pemanenan, pembersihan tidak dengan air
mengalir
dan tidak sampai tidak ada cemaran yang tersisa
L M TS
Jaminan supplier, penerimaan sesuai dengan spesifikasi bahan pangan rumah sakit, penyimpanan pada suhu chiller (7-10oC)
K: Pestisida Penggunaan zat kimia pestisida pada saat penanaman bahan pangan untuk mencegah hama, pencucian masih meninggalkan cemaran
L M TS
Mendapatkan jaminan bahwa pestisida yang digunakan dalam penanaman tomat berada di bawah ambang bahaya oleh supplier.
Kemangi yang diterima, disimpan dalamwadah tertutup
F: Debu, kerikil Kontaminasi saat pemanenan, pembersihan masih meninggalkan cemaran dan kontaminasi lingkungan sekitar
L M TS
Penerimaan sesuai dengan spesifikasi bahan pangan, pembersihan
menggunakan air sebelum digunakan, penyimpanan dengan menggunakan toples tertutup
13. Air M: E.Coli Penanganan terhadap air
yang buruk L M TS Inspeksi sanitasi air enam bulan sekali
K: logam berat, residu
pestisida Sumber air yang tidak
bersih L M TS Inspeksi sanitasi air enam bulan sekali
14 Gula merah B: Jamur, semut Penyimpanan yang tidak tepat oleh supplier tidak pada suhu ruang (24℃) serta dengan kelembaban
tinggi(90%) L M TS
Mendapatkan jaminan dari supplier, penerimaan sesuai dengan spesifikasi bahan pangan yang telah ditetapkan rumah sakit, gula merah yang diterima disimpan pada suhu 240C (suhu ruang) dan kelembaban (80-90%), penyimpanan dengan wadah tertutup
F: Kerikil Kontaminasi lingkungan
sekitar L M TS
Mendapatkan jaminan dari supplier, penerimaan sesuai dengan spesifikasi bahan pangan yang telah ditetapkan rumah sakit.
NO
BAHAN BAKU/
TAHAPAN PROSES
IDENTIFIKASI
BAHAYA JUSTIFIKASI PENYEBAB BAHAYA
SIGNIFIKANSI BAHAYA
TINDAKAN PENCEGAHAN PELUANG KEPARAHAN SIGNIFIKANSI
1. Penerimaan bahan pangan
kemasan/kering (gula pasir, minyak, gula merah, garam)
F: Debu Benda asing yang mencemari saat bahan pangan dibawa dari
produsen ke pembeli M L TS
Seleksi bahan kering sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan rumah sakit kepada supplier. Bahan diterima dalam keadaan kering dan bungkus tertutup rapat.
2. Penerimaan bahan pangan segar (selain tempe)
M: Bakteri E.coli Kontak dari manusia yang membawa bakteri
patogen M M TS
Bahan segar harus dipilih sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan rumah sakit kepada
supplier, penerimaan sesuai dengan SOP penerimaan bahan segar.
K: Pestisida Kontaminasi dari kemasan dan hasil
pertanian M M TS
Bahan segar harus diseleksi dengan memerhatikan spesifikasi bahan pangan rumah sakit dan memerhatikan SOP penerimaan bahan segar.
F: Kerikil, tanah, Benda asing yang mencemari saat bahan pangan dibawa dari produsen ke pembeli
M L TS
Seleksi bahan segar sesuai spesifikasi yang telah ditentukan rumah sakit kepada supplier.
Bahan diterima dalam keadaan segar tanpa kerusakan.
3. Penerimaan
tempe M: Salmonella sp.,
Aspergillus sp. Suhu pengiriman diatas -
8oC L H TS
Seleksi tempe sesuai spesifikasi yang telah ditentukan kepada supplier. Tempe
harus diterima pada suhu chiller dan dikemas baik.
F: Kerikil, debu Kontaminasi dari
kemasan dan lingkungan M L TS Tempe diseleksi sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan.
4. Penyimpanan tempe
M: Bakteri Salmonella sp., Aspergillus sp.
Tempe tercemar akibat kontaminasi langsung dari manusia ataupun dari bahan lain
L H TS
Tempe disimpan dalam suhu 7oC sampai -10oC(segar) dan harus habis dalam 1 minggu atau kurang serta disimpan dalam wadah yang terpisah dari bahan lain.
5. Penyimpanan
bahan baku segar B dan M:
Serangga, bakteri E.Coli
Tercemar akibat kontaminasi langsung dari manusia ataupun
dari bahan lain L M TS
Bahan baku segar, seperti daun salam, bawang merah, dan bawang putih
dimasukkan ke dalam chiller dengan suhu 7oC hingga 10oC selama maksimal 2 minggu dan disimpan sesuai petunjuk penyusunan dalam kulkas.
F: Debu Kontaminasi
lingkungan yang tidak
bersih M L TS Jenis bahan dipilah dan disimpan sesuai
petunjuk susunan dalam pendingin serta membersihkan bahan sebelum disimpan
6. Penyimpanan B: Kapang Penyimpanan tidak pada L M TS Bahan kering, seperti lada, garam, gula, serai
bahan kering suhu ruang (24℃) serta
kelembaban tinggi (>90%)
serta minyak dan saus tomat disimpan di antara suhu 24oC dengan kelembaban 80%
F: Debu Kontaminasi lingkungan
yang tidak bersih L M TS Jenis bahan dipilah dan disimpan pada suhu
ruang dan dalam wadah tertutup 7. Membersihkan
bahan pangan segar
M: Bakteri E.Coli
dan virus Bakteri patogen dan virus yang
terkontaminasi dari kontak manusia
L M TS
Daging tidak boleh direndam terlalu lama di dalam air, membersihkan di bawah air mengalir
K: Sisa sabun pada alat dan tangan
Tercemar dengan bahan lain dan pencucian tidak sempurna (masih tertinggal sisa sabun)
L M TS
Sisa sabun pembersih tidak tertinggal di alat- alat pemotong, wadah, panci masak, tangan, dan pembungkus.
F: Rusak Bentuk rusak akibat penanganan bahan yang tidak tepat, penyimpanan yang ditumpuk,
terbentur
L M TS
Membersihkan bahan pangan dengan hati-hati dan sesuai jenis bahan pangan
9. Pemotongan tempe M: Bakteri E.
Coli, Salmonella sp.,
staphylococcus aureus
Kontaminasi penjamah terhadap daging ayam
secara langsung L H TS
Daging ayam dicuci sesuai dengan SOP dan memenuhi syarat air bersih, serta
memisahkan tempat untuk mencuci ayam dan bahan segar untuk mencegah kontaminasi
silang.
K: Sisa sabun pada tangan
Tercemar dengan wadah dan tangan yang
tidak bersih L M TS Sisa sabun pembersih tidak tertinggal di alat-
alat pemotong, wadah, dan tangan.
F: Debu Terpapar pada tempat pencucian yang tidak
bersih M L TS Ayam dicuci dengan air mengalir dan
membuang kotoran yang menempel pada daging ayam.
10 Penghalusan bumbu
F : Debu Debu pada alat penghalus (blender, foodprocessor , dll)
M L TS Mengecek kebersihan alat penghalus agar
terbebas dari debu atau benda asing yang dapat mengontaminasi bumbu
11 Pencampuran bahan baku
M: Bakteri E.Coli Kontaminasi dari
penjamah makanan M M TS Pencampuran makanan harus dilakukan
dengan memerhatikan hygiene dan sanitasi sesuai dengan SOP yang berlaku
K: Sisa sabun Tercemar dengan bahan lain dan pencucian
tidak bersih L M TS
Sisa sabun pembersih tidak ada di alat-alat pemotong, wadah, panci masak, tangan, dan pembungkus.
yang tidak bersih dan penjamah tidak menggunakan APD ataupun penggunaan APD tidak sesuai
M L TS
dan penjamah makanan menggunakan APD yang telah ditetapkan sesuai dengan tata cara yang benar
12 Stewing tempe M: Salmonella Aspergillus sp.
Bahan terkontaminasi dari kontak dengan manusia yang tidak teratasi saat pembersihan
L H TS
Tempe harus dimasak dengan suhu minimal 75oC (suhu air 150oC )dan semua jenis bahan pangan harus matang serta menggunakan air yang bersih
13. Pemorsian M: Bakteri E.Coli Bahan terkontaminasi dari kontak dengan manusia yang tidak
teratasi saat pembersihan L M TS
Mengenakan sarung tangan bersih setiap menyajikan makanan di piring dan menggunakan alat penjepit khusus untuk makanan kering, serta menggunakan APD bagi seluruh penjamah makanan (masker, celemek, penutup kepala, sarung tangan dan sepatu tertutup). Penggunaan APD juga harus dilakukan sesuai dengan tata cara yang benar
14. Pemasangan
plastic wrap B dan M:Serangga, bakteri E.Coli
Terjadi kerusakan dan kontaminasi langsung dari manusia, serangga, suhu tidak tepat ketika
wrapping M M TS
Plastic wrap yang digunakan berasal dari tempat yang steril dan selalu menggunakan APD (masker dan sarung tangan) ketika wrapping. Makanan harus disimpan pada suhu minimal 72oC dan maksimal dikonsumsi selama 4 jam, diperiksa berkala.
F: Rusak Kontaminasi lingkungan karena tidak tertutup dengan baik, keadaan plastic wrap yang cukup tipis sehingga beberapa bagian tidak tertutup sempurna
L M TS
Melakukan wrapping di lingkungan dapur tetap bersih, penerimaan plastic wrap sesuai spesifikasi, penyimpanan plastic wrap harus steril dan terhindar dari debu
20. Distribusi M: Bakteri Salmonella sp., Staphylococcus aureus, Coliform E.coli
Kontaminasi dari kontak manusia akibat plastic wrapping terdapat celah ataupun bocor
L H TS
Menggunakan sarung tangan bersih saat memegang piring dan wrapping plastic sebelum makanan diantarkan ke pasien.
Pengantar makanan harus menggunakan masker dan penutup kepala.
F: Debu, polusi Kontaminasi dari kontak manusia akibat
wrapping plastic terdapat celah ataupun bocor
M L TS
Menggunakan sarung tangan bersih saat memegang piring dan wrapping plastic sebelum makanan diantarkan ke pasien, menggunakan kain penutup troli saat distribusi
F: Makanan Kurang kahati-hatian M M TS Meletakkan makanan di troli dengan baik dan
tercampur (terutama makanan berkuah)
saat menyusun makanan di troli makanan, makanan ditumpuk terlalu tinggi, dan akses distribusi makanan yang belum mendukung
hati-hati serta sedapat mungkin tidak ditumpuk terlalu tinggi, melakukan distribusi dengan hati-hati
No Proses Bahaya P1 P2 P3 P4 CCP/ Bukan CCP
1 Penyimpanan Tempe M : Salmonella sp., Aspergillus sp. Y Y CCP CCP 2
Keterangan :
P1 : Adakah tindakan pencegahan?
P2 : Apakah tindakan dirancang spesifik untuk menghilangkan/mengurangi bahaya sampai level yang dapat diterima?
P3 : Dapatkah kontaminasi dengan bahaya yang diidentifikasi terjadi melebihi tingkatan yang dapat diterima atau dapatkah ini meningkat sampai tingkatan yang tidak dapat diterima?
P4 : Akankan tahapan berikutnya menghilangkan/mengurangi bahaya yang teridentifikasi sampai level yang dapat diterima?
Y .: Ya T .: Tidak
CCP : Critical Control Point
CCP 2 : Bahaya dapat dikurangi (tidak dapat dihilangkan)
LANGKAH 8 : SPESIFIKASI BATAS KRITIS (PRINSIP 3)
NO BAHAN BAKU/
TAHAPAN PROSES (CCP) IDENTIFIKASI BAHAYA TINDAKAN PENGENDALIAN BATAS KRITIS 1 Penyimpanan tempe Mikrobiologi:
Salmonella sp.
Aspergillus sp.
Pengecekan suhu chiller selama proses penyimpanan pada suhu 7 – 100C.
Memantau tempe disimpan tidak lebih dari 2 hari.
Suhu penyimpanan (0 - 100C)
Waktu penyimpanan : 0 - 48 jam
Hasil uji mikroba :
*Salmonella sp.
*Aspergillus sp
LANGKAH 9 : PENYUSUNAN SISTEM PEMANTAUAN (PRINSIP 4)
NO
BAHAN BAKU/
TAHAPAN PROSES
(CCP) BATAS KRITIS
PROSEDUR MONITORING
WHAT HOW WHERE WHO WHEN
1 Penyimpanan tempe Suhu penyimpanan (7-100C)
Lama penyimpanan 0 - 48 jam
Hasil uji mikroba :
* Salmonella sp.
* Aspergillus sp.
Suhu penyimpanan
Waktu penyimpanan
Jumlah mikroba
Melakukan pengecekan suhu chiller
Mengecek waktu penyimpa nan
Melakukan uji
mikrobiologi
Di ruang produksi makanan (dalam kulkas 4 pintu)
Petugas pemotong bahan baku
Petugas pengolah makanan
Melakukan Pengecekan suhu setiap hari
Setiap bulan melakukan perawatan alat
LANGKAH 10, 11, 12 : PELAKSANAAN TINDAKAN PERBAIKAN, VERIFIKASI SERTA DOKUMENTASI DAN PENCATATAN (PRINSIP 5, 6 & 7) BAHAN
BAKU/
TAHAPAN PROSES
(CCP)
BATAS KRITIS
PROSEDUR MONITORING
TINDAKAN
KOREKSI VERIFIKASI
DOKUMEN- TASI &
RECORD
WHAT HOW WHERE WHO WHEN
Penyimpanan tempe
Suhu
penyimpanan (7 - 100C)
Lama thawing
0 – 48 jam
Hasil uji mikroba :
* Salmonella sp.
* Aspergillus sp.
Suhu penyim- paanan
Waktu penyimp anan
Jumlah mikroba
Melakukan pengecek- an suhu chiller
Mengecek waktu penyimpa nan
Melakukan uji
mikrobio- logi
Di ruang produksi makanan (dalam kulkas 4 pintu)
Petugas pemotong tempe
Petugas pengolah makanan
melakukan Pengecekan suhu setiap hari
Setiap bulan melakukan perawatan alat
Pemusnah- an produk
Pembersih- an chiller untuk penyimpan an bahan
Penerapan metode penyimpa nan yang tepat
Petugas pemotong bahan baku
Penanggung jawab pengolah makanan
Ceklis pengukuran suhu dan lama penyimpan an tempe