• Tidak ada hasil yang ditemukan

LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi

N/A
N/A
ICHSAN ABDUL AZIS SALAM. S.Pd K 69

Academic year: 2023

Membagikan "LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi

NAMA MAHASISWA : ICHSAN ABDUL AZIS SALAM KELAS : FISIKA 002 KELOMPOK 2 INSTITUSI : SMA BUDI UTOMO PERAK

Masalah dalam

Pembelajaran Penyebab Masalah Kategorisasi Masalah Alternatif Solusi Kelebihan Kekurangan Mitigasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Peserta didik masih kesulitan mengerjakan soal HOTS

1. Model dan metode pembelajaran yang belum sesuai dengan karakteristik materi Fisika 2. Pembelajaran

belum

kontekstual dan belum memberi kesempatan siswa berlatih memecahkan soal HOTS

Renungkan, apakah persoalan tersebut terkait dengan pemilihan/

penyajian materi ajar, media, metode

pembelajaran, atau yang lain. Centang pada kolom yang sesuai.

Berdasarkan Literatur

1. Menurut Fransiska (2021), guru perlu mengembangkan media pembelajaran dan mendesain LKPD yang

terintegrasi HOTS.

Sumber:

Fransiska, Asmia, Erwin Prasetyo, and Adi Jufriansah. "Desain LKPD Fisika Terintegrasi HOTS Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik." Jurnal

Pendidikan Fisika Dan Teknologi (JPFT) 7.2 (2021).

2. Menurut Asrizal (2018), berdasarkan analisis data dapat dinyatakan bahwa penerapan model pembelajaran penemuan (discovery learning) mengintegrasikan laboratorium virtual dan Hots dapat meningkatkan kinerja siswa pada aspek

pengetahuan, keterampilan proses sains, keterampilan pemecahan soal, dan sikap tetapi belum dapat memberikan hasil yang memuaskan

1. Mendorong Berpikir Kritis:

Integrasi HOTS dalam media pembelajaran dan LKPD dapat membantu memicu dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Siswa tidak hanya sekadar mengingat informasi, tetapi juga belajar untuk menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan solusi.

2. Menyediakan Pengalaman

1. Peningkatan Waktu Persiapan:

Mengembangkan media pembelajaran dan LKPD yang terintegrasi HOTS dapat membutuhkan waktu yang lebih lama daripada

pengembangan materi yang bersifat

konvensional. Guru mungkin memerlukan waktu tambahan untuk menciptakan konten yang menantang dan mempromosikan HOTS.

2. Keterbatasan Sumber Daya:

Beberapa sekolah mungkin menghadapi

Penjadwalan Waktu yang Efisien:

Guru dapat mengatasi peningkatan waktu persiapan dengan menyusun jadwal yang efisien. Penggunaan template atau sumber daya yang telah ada dapat mempercepat proses pengembangan materi.

Pemanfaatan Sumber Daya Secara Kreatif:

Ketika sumber daya terbatas, guru dapat memanfaatkan sumber daya yang ada secara kreatif.

Mungkin ada kemungkinan untuk berkolaborasi dengan guru lain atau materimediametode/strategilainnya

  

(2)

dalam aspek keterampilan pemecahan soal HOTS.

Sumber:

Asrizal,A.,Hendri,A.,Hidayati,H.,&

Festiyed,F.(2018).Penerapan model pembelajaran penemuan

mengintegrasikan laboratorium virtual dan HOTS untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa SMA kelas XI. Jurnal Pds Unp, 1(1), 49-57.

3. Menurut Malik (2018) dalam penelitiannya, Peserta didik dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing mempunyai rata-rata higher order thinking skills yang lebih baik daripada peserta didik yang dengan model pembelajaran

discovery. Dalam pembelajaran inkuiri ini membantu peserta didik

mengembangkan disiplin intelektual dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk membangkitkan pertanyaan dan mencari jawaban yang berasal dari rasa keingintahuannya. Hal ini memberikan pembelajaran aktif pada peserta didik yang memanfaatkan makna dalam proses pembelajaran.

Sumber:

Malik, A., Rosidin, U., & Ertikanto, C.

(2018). Pengembangan instrumen asesmen HOTS fisika SMA

menggunakan model Inkuiri

Terbimbing. Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM Metro, 3(1), 11-25.

4. Menurut Wijayanti (2022), pelaksanaan pembelajaran harus interaktif sehingga dapat menarik minat dan meningkatkan motivasi

Pembelajaran Holistik:

Media pembelajaran yang dirancang dengan HOTS dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang holistik.

Siswa tidak hanya belajar fakta, tetapi juga melibatkan diri dalam pemikiran yang lebih mendalam dan kompleks.

3. Meningkatkan Keterlibatan Siswa:

Pembelajaran dengan HOTS cenderung lebih menarik bagi siswa karena melibatkan aktivitas yang lebih mendalam dan tantangan intelektual.

Media pembelajaran yang menarik dan LKPD yang terintegrasi HOTS dapat

keterbatasan sumber daya, baik itu sumber daya manusia maupun teknologi.

Implementasi HOTS dapat memerlukan perangkat lunak dan perangkat keras tertentu yang mungkin tidak tersedia di semua sekolah.

3. Kesulitan Penilaian:

Penilaian HOTS seringkali lebih sulit daripada penilaian berbasis pengetahuan.

Guru mungkin menghadapi kesulitan dalam mengevaluasi dengan objektif tingkat pemikiran tinggi siswa, dan ini bisa memerlukan keterampilan penilaian yang lebih canggih.

4. Tantangan

Mengajarkan Konsep yang Rumit:

Penerapan HOTS bisa menjadi tantangan, terutama ketika siswa belum memiliki pemahaman dasar yang cukup kuat.

Beberapa konsep mungkin terlalu rumit

menggunakan sumber daya daring yang lebih terjangkau.

Pelatihan Penilaian HOTS:

Guru dapat mengikuti pelatihan atau workshop yang berfokus pada pengembangan dan penilaian HOTS.

Peningkatan keterampilan penilaian akan membantu guru dalam mengevaluasi

pemikiran tinggi siswa secara lebih efektif.

Pendekatan Bertahap untuk Konsep yang Rumit:

Guru dapat menggunakan pendekatan bertahap, memastikan bahwa siswa memiliki pemahaman dasar sebelum

memperkenalkan konsep yang lebih rumit. Review konsep dasar dapat

membantu

membangun landasan yang kuat.

Pengembangan Metrik

(3)

siswa, salah satunya dengan

menghubungkan materi dengan tren saat ini agar siswa tertarik dan serius dalam belajar. Model pembelajaran yang dapat digunakan adalah Problem Based Learning.

Sumber:

Wijayanti, Nanda, and Budi

Jatmiko."Pembelajaran Virtual Fisika Dengan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Higher Order Thinking Skill Siswa SMA."

Briliant: Jurnal Riset dan Konseptual 7.1 (2022): 145-156

5. Menurut Syafitri dkk (2019),

diperlukan pengembangan bahan ajar yang berbasis teknologi yaitu berupa E-modul berorientasi HOTS untuk pembelajaran fisika.

Sumber:

Syafitri, Y., Dwiridal, L., & Afrizon, R.

(2019). Pembuatan e-modul berorientasi higher order thinking skills (HOTS) untuk pembelajaran fisika pada materi kalor dan teori kinetik gas di kelas XI SMA/MA. Pillar of Physics Education, 12(4).

Berdasarkan Wawancara

1. Wawancara dengan Kepala Sekolah

 Guru perlu menerapkan model pembelajaran yang meningkatkan literasi peserta didik.

 Pembelajaran berbasis proyek dapat dilakukan agar peserta didik tidak hanya memahami suatu materi tetapi juga dapat menghasilkan produk /

meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

4. Persiapan untuk Tantangan Dunia Nyata:

HOTS mencakup kemampuan seperti analisis, sintesis, dan evaluasi, yang merupakan keterampilan yang sangat dihargai dalam kehidupan nyata dan dunia kerja.

Melibatkan siswa dalam aktivitas yang

memerlukan penerapan HOTS dapat membantu mereka

mempersiapkan diri untuk tantangan di masa depan.

5. Menyesuaikan Diri dengan Kebutuhan Siswa:

Pembelajaran yang terintegrasi HOTS

untuk diajarkan dengan pendekatan HOTS tanpa pemahaman dasar yang memadai.

5. Kesulitan Dalam Pengukuran Keberhasilan:

Keberhasilan pengajaran HOTS mungkin sulit diukur dengan metrik yang konsisten dan

obyektif. Hal ini dapat menimbulkan

tantangan dalam membuktikan dampak positif dari

pengembangan dan penggunaan media pembelajaran serta LKPD yang

terintegrasi HOTS.

6. Pentingnya Keterampilan Pengajaran Guru:

Guru perlu memiliki keterampilan

pengajaran yang lebih tinggi untuk berhasil mengimplementasikan pendekatan

pembelajaran HOTS.

Ini mencakup keterampilan merancang pertanyaan,

Penilaian yang Jelas:

Guru dapat bekerja sama untuk mengembangkan metrik penilaian yang jelas dan obyektif untuk mengukur keberhasilan pembelajaran HOTS.

Ini dapat mencakup rubrik yang

mendefinisikan tingkat pemikiran tinggi yang diharapkan.

Pelatihan Keterampilan Pengajaran:

Guru dapat mengikuti pelatihan yang mendukung pengembangan keterampilan pengajaran yang diperlukan untuk efektif

mengimplementasikan pendekatan HOTS. Ini termasuk

pengembangan pertanyaan yang memicu pemikiran tinggi dan kemampuan mendukung siswa dalam mencapai level tersebut.

Beragam Pendekatan

(4)

karya .

 Bisa menggunakan lab untuk praktikum agar peserta didik dapat terlatih untuk mencari jawaban dari suatu masalah 2. Wawancara dengan Waka Kurikulum

 Guru perlu menerapkan model pembelajaran dan asesemen yang mendukung kemampuan berpikir tinggi.

 Model problem based learning dapat digunakan ditambah dengan media video pembelajaran yang kontekstual.

3. Wawancara dengan teman sejawat

 Pembelajaran lebih sering dilakukan dengan praktikum agar peserta didik lebih mendapatkan makna dari suatu pembelajaran

 Jika ada keterbatasan pada alat-alat lab dapat digunakan lab virtual yang didukung juga dengan LKPD yang interaktif

memungkinkan guru untuk lebih baik

menyesuaikan metode pengajaran dengan kebutuhan dan tingkat

kemampuan siswa. Guru dapat menyusun media

pembelajaran dan LKPD yang disesuaikan dengan tingkat kecerdasan dan minat siswa.

6. Mendorong Pembelajaran Aktif:

Integrasi HOTS mendorong pendekatan pembelajaran yang aktif, di mana siswa tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga peserta aktif dalam proses pembelajaran.

Ini dapat meningkatkan pemahaman dan retensi materi.

memfasilitasi diskusi, dan memberikan dukungan yang diperlukan untuk membantu siswa mencapai tingkat pemikiran tinggi.

7. Ketidakcocokan dengan Gaya Belajar Siswa:

Tidak semua siswa merespons dengan baik terhadap pendekatan

pembelajaran HOTS.

Beberapa siswa mungkin merasa kesulitan atau tidak nyaman dengan tantangan yang diberikan.

Pembelajaran:

Guru dapat memvariasikan pendekatan

pembelajaran untuk mencakup gaya belajar yang berbeda. Ini dapat mencakup penggunaan teknologi, diskusi kelompok, atau proyek-proyek yang menantang, sesuai dengan preferensi dan kebutuhan siswa.

Konsistensi dan Kemitraan Sekolah:

Penting untuk menciptakan konsistensi dalam penerapan HOTS di seluruh sekolah.

Kemitraan antara guru, staf pendidikan, dan pihak sekolah dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung dan memotivasi

implementasi HOTS.

Evaluasi Reguler:

Melakukan evaluasi reguler terhadap implementasi HOTS dapat membantu dalam

mengidentifikasi area

(5)

7. Peningkatan Kualitas Pembelajaran:

Pembelajaran yang terfokus pada HOTS dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan, membantu siswa untuk

berkembang menjadi

pembelajar yang lebih mandiri dan kritis.

8. Pemenuhan Tuntutan Kurikulum:

Kurikulum pendidikan saat ini menekankan pentingnya pengembangan HOTS. Oleh karena itu, pengembangan media

pembelajaran dan LKPD yang terintegrasi HOTS sesuai dengan tuntutan kurikulum.

yang memerlukan perbaikan atau penyesuaian. Guru dapat bekerja bersama untuk berbagi

pengalaman dan strategi yang berhasil.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi melalui penerapan model pembelajaran Discovery Learning (Penemuan). 2)

discovery learning siswa dapat memecahkan suatu masalah yang diberikan dengan cara penemuan. Penemuan atau menemukan masalah akan lebih baik bila dibantu dengan media

Hasil observasi aktivitas peserta didik saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan media laboratorium virtual berbasis Discovery Learning dapat dilihat

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian Tindakan kelas (PTK) mengenai penerapan metode Discovery Learning melalui kegiatan laboratorium pada

Penelitian ini didukung teori belajar penemuan (Discovery learning) menurut J.Bruner yang dikutip oleh Mulyasa (2017: 154), yang menyatakan bahwa belajar penemuan

 Dengan memanfaatkan teori konstruktivisme Bruner mengembangkan metode pengajaran yang disebut Belajar Penemuan discovery learning  Kerangka kontruktivisme : peserta didik

Penerapan pendekatan pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery) mempunyai pengaruh positif terhadap minat belajar siswa, sehingga dapat meningkatkan motivasi

Dengan demikian maka berdasarkan paparan penelitian di atas maka disimpulkan Penerapan model pembelajaran penemuan Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada