• Tidak ada hasil yang ditemukan

LK 2.1. Eksplorasi Alternatif Solusi

N/A
N/A
simon malimou

Academic year: 2023

Membagikan "LK 2.1. Eksplorasi Alternatif Solusi"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Nama : Simon Malimou

Asal Instansi: UPTD SMP Negeri Kiralela

Masalah dalam

Pembelajaran Penyebab Masalah Kategorisasi Masalah Alternatif Solusi Kelebihan Kekurangan Mitigasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Tuliskan

persoalan yang telah diidentifikasi / ditentukan di tahap

sebelumnya.

Fokuskan pada persoalan terkait pembelajaran

Tuliskanlah penajaman apa penyebab setiap masalah yang diidentifikasi.

Renungkan, apakah persoalan tersebut terkait dengan pemilihan/

penyajian materi ajar, media, metode

pembelajaran, atau yang lain.

Centang pada kolom yang sesuai.

Tuliskan 2-3 solusi yang sesuai dengan masalah dan penyebab masalah yang telah diidentifikasi. Solusi ini diperoleh dari hasil kajian literatur dan wawancara dengan sejawat / pakar

Apakah kelebihan dari setiap alternatif solusi yang dipilih

Apakah kelemahan dari setiap alternatif solusi yang dipilih

Menurut Anda, apakah

kelemahan tersebut dapat diantisipasi? Jika bisa, bagaimana caranya?

mater i

medi a

met ode/

strat egi

lainn ya

Rendahnya

partisipasi aktif

Rendahnya

Semangat belajar peserta didik

✓ ✓ Kajian literatur

1. Holt dalam Anggraini, P. D.,

& Wulandari, S. S. (2020).

Model PjBL

1. Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan

Model PjBL 1. Pembelajaran

berbasis proyek

1. Dengan model pembelajaran ini memang

(2)

pesrta didik dalam pembelajaran IPS di kelas VIII

karena penerapan metode mengajar guru yang belum efektif serta kurangnya

pengawasan orang tua terhadap aktivitas belajar anak.

Menyebutkan factor – factor yang dapat mempengaruhi keaktifan peserta didik yaitu;

1) menarik perhatian siswa dan memotivasi sehingga siswa ikut serta aktif dalam kelas pembelajaran, 2) Menyampaiakan

tujuan

pembelajaran, 3) Menjelaskan

kompetensi dasar yang dipelajari serta pencapaiannya,

4) merangsang siswa dengan model pembelajaran yang asik, masalah, topik,

dan konsep

pembelajaran, 5) memberikan

petunjuk cara belajar,

6) menciptakan

partisipasi dan aktivitas siswa dalam pembelajaran,

7) memberikan feedback,

8) mengontrol kegitan siswa melalui tagihan penugasan,

berhasil memecahkan problem-problem kompleks.

2. Mendorong peserta

didik untuk

mengembangkan dan mempraktikkan

keterampilan komunikasi.

3. Meningkatkan

keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.

4. Menyediakan

pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara

kompleks dan

dirancang untuk berkembang sesuai dengan dunia nyat

memerlukan banyak waktu yang harus disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks

2. Peserta didik memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami

kesulitan.

3. Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok atau tidak ikut bekerja dalam kelompok

membutuhkan waktu akan tetapi hal ini dapat diantisipa dengan

mengontrol kegitan peserta didik melalui tagihan

penugasan.

2. Menyampaikan kepada orang tua peserta didik agar terus melakukan pengawasan terhadap aktivitas

anaknya di rumah.

(3)

9) memberikan

kesimpulan materi pelajaran diakhir pembelajaran.

2. Khairi, M. D. (2022).

Proses pembelajaran IPS yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning. Keterlibatan peserta didik menjadi lebih maksimal. Peserta didik menjadi lebih aktif bertanya, merespon pertanyaan dari guru, maupun temannya.

Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak Discovery Learning mengharuskan peserta didik terlibat aktif selama proses pembelajaran.

Model Discovery Learning

1. Discovery Learning dapat memfasilitasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses

pembelajaran.

2. Melalui Discovery

Learning, rasa ingin tahu Peserta Didik dapat di tumbuhkan.

3. Discovery Learning dapat

memungkinkan adanya perkembangan

keterampilan hidup sepanjang hayat dari Peserta Didik.

Model Discovery Learning

1. Model ini

mempersyaratkan peserta didik memiliki

pemahaman yang utuh tentang kerangka kerja penemuan suatu pengetahuan, sehingga Pendidik perlu memastikan terlebih dahulu hal ini sebelum

menerapkan model ini. Tentu ini akan butuh

Guru perlu

mempersiapkan diri sebaik mungkin dan menyiapkan

berbagai media yang nantinya akan digunakan dalam model pembelajaran ini.

(4)

3. Nursid Sumaatmadja dalam Susanti, R. A., Permana, D.

4. Secara personal Peserta Didik dapat

memaksimalkan

pengalaman belajarnya.

persiapan yang lebih baik.

2. Memungkinkan munculnya atau timbulnya

miskonsepsi jika PBM tidak di rancang secara komprehensif.

3. Tidak semua peserta didik secara personal dapat terfasilitasi dalam proses penemuan, oleh karena

pengelompokan yang tidak konstruktif.

4. Memerlukan analisis materi dan konsep yang detail yang dapat di jadikan sebagai temuan Peserta Didik. Penemuan ini tentu harus berbasis pada kegiatan penyelidikan

(5)

Y., & Fatimah, A. (2019) menjelaskan bahwa Siswa bisa saling belajar bekerja sama dan saling

membantu untuk

memahami pelajaran yang belum dimengerti, sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat. Oleh karena itu, kita harus menerapkan model yang lain yang lebih mendorong keaktifan anak didik.

Wawancara dengan Rekan Guru:

Yunia B. Doe, S. Pd.,Gr a. Guru perlu menerapkan

model pembelajaran yang tepat agar peserta didik dapat aktif dalam

pembelajaran

b. Guru harus menciptakan kondisi kelas yang kondusif Yohanis Mause, S. Pd.,Gr

a. Untuk meningkatkan partisipasi aktif dari tiap peserta didik perlu adanya pelatihan atau bimtek untuk guru.

b. Guru perlu berkolaborasi dengan rekan sejawat

Model Kooperatif Tipe Jigsaw:

1. Dapat

mengembangkan hubungan antar siswa

2. Menerapkan

bimbingan sesama teman

3. Rasa percaya diri siswa yang tinggi 4. Dapat memperbaiki

kehadiran 5. Penerimaan

terhadap perbedaan individu lebih besar 6. Sikap apatis lebih

berkurang

7. Pemahaman materi lebih mendalam, dan 8. Dapat meningkatkan

motivasi belajar.

Model Kooperatif Tipe Jigsaw

1. Prinsip utama pembelajaran ini adalah

Peerteaching

yaitu pembelajaran oleh teman sendiri.

Ini akan menjadi kendala karena persepsi dalam memahami suatu konsep yang akan didiskusikan

bersama dengan siswa lain. Dalam hal ini pengawasan guru menjadi hal mutlak diperlukan agar jangan sampai terjadi salah konsep (miss conception).

2. Sulit meyakinkan siswa untuk mampu berdiskusi

menyampaikan materi pada teman, jika siswa tidak percaya diri, pendidik harus mampu memainkan perannya dalam

(6)

untuk meningkatkan kompetensinya terutama dalam menggunakan model pembelajaran yang akan digunakan.

c. Peran orang tua juga

penting dalam

meningkatkan partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran.

memfasilitasi kegiatan belajar.

3. Rekor siswa tentang nilai, kepribadian, perhatian siswa harus sudah dimiliki oleh pendidik dan ini biasanya

membutuhkan waktu yang cukup

lama untuk

mengenali tipe-tipe siswa dalam kelas tersebut.

4. Awal pembelajaran ini biasanya sulit dikendalikan,

biasanya butuh waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.

5. Aplikasi metode ini pada kelas yang besar (> 40 siswa) sangat sulit.

(7)

Peserta didik Belum terbiasa dengan model

pembelajaran yang mengharuskan menganalisis suatu permasalahan

Guru belum menerapkan pendekatan pelaksanaan

pembelajaran yang efektif.

Kajian Literatur

1. Koeswanti dalam Saputri, M. A. (2020). menyatakan

bahwa model

pembelajaran Problem Based Learning membantu peserta didik dalam mengembangkan

kecakapan memecahkan masalah, meningkatkan pemahaman dan pengetahuan, serta keaktifan dalam mendapatkan

pengetahuan.

2. Rossytasari, I. O., &

Setyaningtyas, E. W.

(2021). Terdapat berbagai macam metode atau model pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa, salah satunya

adalah model

pembelajaran berbasis masalah, contohnya

model pembelajaran Problem-based Learning, model pembelajaran ini

adalah model

pembelajaran berbasis

Model PBL

1. Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk

menemukan

pengetahuan baru bagi siswa.

2. Meningkatkan motivasi dan aktivitas

pembelajaran siswa.

3. Membantu siswa dalam mentransfer

pengetahuan siswa untuk memahami masalah dunia nyata.

4. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.

5. Mengembangkan

kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan

mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.

6. Memberikan

kesempatan bagi siswa

Model PBL

1. Manakala siswa tidak memiliki niat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk

mencobanya.

2. Untuk sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa pemahaman mengenai materi yang diperlukan untuk menyelesaikan

masalah mengapa mereka harus berusaha untuk memecahkan

masalah yang sedang dipelajari, maka mereka akan belajar apa yang mereka ingin pelajari (Sanjaya, 2007) 3. Motivasi belajar

peserta didik yang rendah dapat

menghambat proses penerapan model ini.

1. Menggunakan media

kontekstual seperti mengamati lingkungan sekitar, 2. Memberikan

reward/punishm ent bagi siswa yang tepat dalam

mengerjakan tugas

(8)

masalah, yang mana pada model pembelajaran ini siswa akan disuguhi dengan suatu konflik atau masalah, kemudian siswa akan mencari solusi untuk memecahkan masalah tersebut.

3. Arends dalam Mardani, N.

K., Atmadja, N. B., &

Suastika, I. N. (2021).

Model Problem based learning(PBL) merupakan model pembelajaran yang

berangkat dari

pemahaman siswa

tentang suatu

masalah,menemukan alternatif solusi atas masalah kemudian memilih solusi yang tepat untuk digunakan dalam memecahkan masalah tersebut.

untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.

7. Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar

sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

8. Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna

memecahkan masalah dunia nyata(Sanjaya, 2007).

Wawancara dengan rekan guru:

Edy A. Plaituka, S. Pd.,Gr 1. guru perlu mengajak

diskusi langsung dengan yang bersangkutan dan memberikan contoh praktik baik

(9)

pembelajaran yang pernah dilakukan.

2. Guru perlu membangun relasi yang baik dengan siswa agar menciptakan suasana belajar santai, serius dan sukses Pebruyanti M. Maifa, S. Pd.,Gr

1. Penggunaan media pembelajaran baik di dalam kelas maupun diluar kelas.

2. Pembelajaran harus kontekstual. Kenapa?

Karena kita keterbatasan fasilitas penndukung dalam pembelejaran.

Referensi

Dokumen terkait

Peserta didik dalam hal ini siswa diharapkan memperoleh keterampilan literasi melalui proses pembelajaran di sekolah, sehingga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan

Misalnya, persoalan-persoalan yang pada tataran permukaan tampak seperti persoalan terkait manajemen kelas dan motivasi belajar, seperti terdapatnya siswa yang pasif atau kurang

Peserta didik tidak ikut aktif dalam kelompok saat Guru dapat menggunakan Model pembelajaran Problem Based Learning PBL untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan media

Jurnal Ilmiah [1] Model pembelajaran yang bersifat inovatif diharapkan dapat membuat siswa menjadi harus bersikap aktif sehingga siswa dapat melakukan kerja sama yang baik antar sesama

Dokumen ini menyajikan solusi untuk mengatasi masalah rendahnya motivasi belajar kimia pada siswa, dengan menganalisis penyebab masalah dan menguraikan solusi yang dipilih beserta kelebihan, kekurangan, dan rencana

Misalnya, persoalan-persoalan yang pada tataran permukaan tampak seperti persoalan terkait manajemen kelas dan motivasi belajar, seperti terdapatnya siswa yang pasif atau kurang

tidak ada persaingan antar siswa dalam kelas Kajian literatur Jurnal/artikel kompasiana.com Khoirunnisaa Tufahati 2022 menjelaskan Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian

Misalnya, persoalan-persoalan yang pada tataran permukaan tampak seperti persoalan terkait manajemen kelas dan motivasi belajar, seperti terdapatnya siswa yang pasif atau kurang