• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Filsafat Ilmu oleh Kelompok 2

N/A
N/A
Child Emperor

Academic year: 2024

Membagikan "Makalah Filsafat Ilmu oleh Kelompok 2"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah

Logika Ilmu dan Berfikir Ilmiah

(Untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu oleh dosen pengajar Firman Sidik , M.Pd)

Oleh Kelompok 2 :

Nurfadhilah Pulubuhu (221032033) Dela Humalidi (221032032) Giovanny Cahya Utama (221032019)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTAN AMAI GORONTALO

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulilahidzaibini’matihi tatimushholihat, segala puji hanya milik Allah yang dengan segala nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Filsafat Ilmu dengan judul Logika Ilmu dan Berfikir Ilmiah.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritikan yang membangun. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Gorontalo, Oktober 2022

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………i

DAFTAR ISI………..ii

BAB I PENDAHULUAN………..1

A. Latar Belakang……….1

B. Rumusan Masalah………1

C. Tujuan………1

BAB II PEMBAHASAN………...2

A. Logika dan Ilmu……….2

1. Logika………2

2. Ilmu………3

B. Keilmiahan suatu Karya………4

C. Cara berfikir Ilmiah………..4

BAB III PENUTUP………..6

DAFTAR PUSTAKA………7

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Logika adalah sebuah istilah yang berhubungan dengan pikiran manusia.

Logika sebagai salah satu cabang ilmu filsafat yang dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bidang filsafat sendiri, logika tidak dapat dipisahkan dalam proses mencari suatu kebenaran atau kesahihan. Sedangkan berfikir ilmiah adalah sebuah cara otak kita akan bagaimana suatu pemikiran itu bisa dikatakan ilmiah atau memenuhi syarat-syarat keilmiahan.

Di zaman yang penuh dengan tekonologi ini kita bisa mendapatkan suatu pemikiran dari orang tanpa batas. Maka dari itu perlunya kita menerapkan suatu logika ilmu tertentu dengan cara yang ilmiah agar fikiran kita tidak terkontaminasi oleh pemikiran-pemikiran kebanyakan orang di zaman yang serba teknologi.

Manfaatnya ketika kita berfikir dengan rambu-rambu yang telah diberikan oleh suatu bidan ilmu tertentu maka kita mempunyai filter terhadap informasi yang masuk ke dalam otak kita.

Dari semua penjabaran diatas bahwa pentingnya kita mengetahui bagaimana logika ilmu dan berfikir ilmiah yang dimana kedua hal tersebut adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan agar kita punya filter dari semua informasi yang begitu mudah didapatkan di zaman teknologi ini.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka kita dapat menyusun sebuah masalah yang akan kita bahas pada makalah ini , sebagai berikut :

1. Apa itu logika dan ilmu?

2. Bagaimana sesuatu itu bisa dikatakan ilmiah?

3. Bagaimana cara berfikir ilmiah?.

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Menjelaskan apa itu logika dan ilmu.

2. Menguraikan bagaimana sesuatu itu dapat kita katakan sebagai sesuatu yang ilmiah.

3. Menjabarkan bagaimana cara dalam berfikir ilmiah.

(5)

BAB II PEMBAHASAN A. Logika dan Ilmu

1. Logika

Logika berasal dari bahasa Latin logos berarti “perkataan”. Istilah logos secara etimologis sebenarnya diturunkan dari kata sifat logike “pikiran” atau

“kata”. Istilah Mantiq dalam bahasa Arab berasal dari kata kerja Nataqa yang berarti “berkata” atau berucap”.1

Istilah dari logika, dilihat dari segi etimologis, berasal dari kata Yunani logos yang digunakan dengan beberapa arti, seperti ucapan bahasa, kata, pengertian, pikiran, akal budi, dan ilmu. Dari kata logos kemudian diturunkan kata sifat logis yang sudah sangat sering terdengar dalam percakapan kita sehari-hari. Orang berbicara tentang perilaku logis sebagai lawan terhadap perilaku yang tidak logis, tentang cara berpikir logis, dan sejenisnya. Dalam kasus ini, kata logis digunakan dalam arti yang kurang lebih sama dengan

‘masuk akal’ singkatnya, segala sesuatu yang sesuai dengan, dan dapat diterima oleh akan2

Dengan hanya berdasar pada pengertian secara etimologi diatas kita sudah bisa memahami logika itu seperti apa. Yaitu tata cara berfikir atau perilaku sesuatu yang bisa diterima oleh akal.

Jan Hendrik Rapar, mengungkapkan manfaat kita berpikir dengan logis bahwa dengan berfikir secara logis kita dapat :

1. Dapat membatu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional; kritis; lurus; tepat; tertib; metodis; serta berpikir koheren

2. Dapat meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif

3. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam

4. Meningkatkan rasa ingin menanggapi kebenaran guna menghindari kekeliruan dan kesesatan.3

Logika bersifat a priori. Kebenaran logika tidak dapat ditemukan dan diuji secara akal. Objek logika menurut Muhammad Zainuddin, terdiri dari :

1. Objek materil: penalaran/cara berpikir 2. Objek formal: hukum, prinsip, dan asas

3. Produk: produk berfikir (konsep, proposisi yang diekspresikan dalam bentuk ungkapan lisan atau tulisan).4

1 Hidayat R, A. (2018). Filsafat Berpikir : Teknik-teknik Berpikir Logis Kontra Kesesatan Berpikir. Duta Media Publishing. hal. 1

2 Ibid

3 Rakhmat Muhammad. (2013). PENGANTAR LOGIKA DASAR. Tim Kreatif Penerbit. hal. 36

4 Hidayat R, A. (2018). Filsafat Berpikir : Teknik-teknik Berpikir Logis Kontra Kesesatan Berpikir. Duta Media

Publishing. hal. 6

(6)

2. Ilmu

Kata ilmu dalam bahasa Arab “Ilm” yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan.Istilah ilmu pengetahuan diambil dari kata bahasa Inggris science, yang berasal dari bahasa Latin scientia dari bentuk kata kerja scire yang berarti mempelajari , mengetahui. Menurut, Ashley Montagu, menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.5

Plato berkata mengetahui adalah ilmu. Jika kita tahu gula itu manis, kita sesungguhnya yakin pada keberadaan sesuatu yang disebut “gula” dan kita yakin akan rasanya yang manis. Namun, ilmu bukanlah sekedar yakin. Hanya keyakinan yang benar yang dapat disebut ilmu. Keyakinan yang salah bukanlah ilmu, menurut Plato. Akan tetapi, bagaimana kita dapat membedakan keyakinan yang benar dan yang salah? Disinilah berperan “logos”. Supaya memenuhi syarat sebagai ilmu, keyakinan kita harus didukung oleh nalar. Maksudnya, suatu keyakinan itu benar jika dan hanya jika secara nalar dibenarkan. Suatu keyakinan yang benar sebab suatu kebetulan tidak memenuhi syarat sebagai ilmu. Sesungguhnya, sebagaimana sering kita jumpai halnya, keyakinan yang minim bukti seringkali salah, meski keyakinan demikian ini mungkin terkadang benar.6

Sering kali kita mendengar kata ilmu pengetahuan yang sebenarnya ilmu dan pengetahuan itu berbeda sebagimana yang didefinisak oleh seorang pakar Dr. Mohammad Hatta menulis “Pengetahuan yang didapat daripada pengalaman disebut ‘pengetahuan pengalamanan’ atau ringkasnya pengetahuan. Pengetahuan yang didapat dengan jalan keterangan disebut ilmu”7

5 JujunS. Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2009, hlm.

57.

6Husaini Adnian. (2019). Filsafat Ilmu Perspektif Barat & Islam. Gema Insani. hal 73-74

7Anshari E. Saifuddin. (2018). Ilmu, Filsafat & Agama. PT. Dunia Pustaka Jaya. hal. 63

(7)

B. Keilmiahan suatu karya

Keilmiahan suatu karya bisa kita jabarkan menjadi beberapa poin yang dimana poin yang kita bahas akan kali ini adalah sebuah karya tulis, Karya tulis ilmiah memiliki ciri-ciri yaitu :

a. Bersifat logis, artinya segala informasi disajikan memiliki argumentasi yang dapat diterima dengan akal sehat.

b. Menyajikan fakta objektif, yakni segala informasi yang dikemukakan berdasarkan atas fakta dan bukan besifat fiktif.

c. Ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur, dan tidak bersifat terkaan.

d. Disusun secara sistematis sesuai dengan aturan yang sudah ditentukan.

e. Sifatnya jelas, artinya semua keterangan yang dikemukakan dapat mengungkapkan maksud secara eksplisit.

f. Berisi pandangan yang didukung dengan pembuktian.

g. Tidak mengandung keraguan atau multitafsir dan tidak diperbolehkan memanuipulasi data.8

Sedangkan dalam berfikir secara ilmiah kurang lebih ciri-cirinya juga seperti diatas yang membedakan adalah yang dijabarkan diatas adalah sebuah pikiran ilmiah yang sudah tertulis. Intinya dalam mengukur sesuatu apakah itu ilmiah atau tidak secara umum adalah dari data yang disajikan atau yang argument yang dikemukakan adalah argumen yang logis disertai data yang ditemukan di lapangan kalaupun kita membawa pendapat seorang ahli kita harus membawa sumber dari mana yang kita ambil.

C. Cara Berfikir Ilmiah

Berfikir menurut Salam adalah suatu aktifitas untuk menemukan pengetahuan yang benar atau kebenaran. Berfikir juga dapat diartikan sebagai proses yang dilakukan untuk menentukan langkah yang akan ditempuh. Ilmiah adalah ilmu. Jadi berfikir ilmiah adalah proses atau aktifitas manusia untuk menemukan atau mendapatkan ilmu yang bercirikan dengan adanya kausalitas, analisis, dan sintetis.

Dalam epistemology atau perkembangan untuk mendapatkan ilmu, diperlukan adanya sarana berfikir ilmiah. Sarana berfikir ilmiah ini adalah alat bagi metode ilmiah dengan menjalankan fungsinya secara baik. Jadi fungsi saran berfikir ilmiah

8 Etty Indriat, Menulis Karya Ilmiah, Artikel, Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Gramedia Pustaka Utama, hal. 14.

(8)

adalah membantu proses metode ilmiah dalam mendapatkan ilmu atau teori yang lain. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari saran berfikir ilmiah adalah :

a. Sarana berfikir ilmiah bukanlah ilmu, melainkan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah.

b. Tujuan mempelajari metode ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik.9

Sebagai seorang peneliti diantara cara untuk kita bisa berfikir secara ilmiah maka kita harus menerapkan sikap sebagai berikut.

1. Sikap serba skeptis : meragukan dan menyangsikan setiap pertanyaan ilmiah yang belum terbukti dan teruji kebenarannya.

2. Sikap serba penasaran : minat, hasrat, dan semangatnya senantiasa menyala untuk mencari jawaban atas berbagai ilmu yang ditekuninya.

3. Sikap serba objektif : menghindarkan, sekurang-kurangnya sangat meminimalkan sikap subjektif; menghindarkan emosi dan prasangkan; dan tidak memihak kepada apapun selain kebenaran ilmiah.

4. Sikap kejujuran intelektual : berani menyatakan kebenaran; berani surut dari pendiriannya sendir yang kemungkinan terbukti keliru; dan terbuka menerima kebenaran-kebenaran yang baru dikenalnya.

5. Sikap-sikap lainnya : rendah hati, lapang dada, toleran, sabar, tabah hati, sikap serba relatif, tekun dan rajin dalam usaha menemukan kebenaran-kebenaran ilmiah.10

9 Rijal, M., Sere, I., Fakultas, D., Tarbiyah, I., Keguruan, D., & Ambon, I. (2017). SARANA BERFIKIR ILMIAH. BIOSEL (Biology Science and Education): Jurnal Penelitian Science Dan Pendidikan, 6(2), 176–185.

10Anshari E. Saifuddin. (2018). Ilmu, Filsafat & Agama. PT. Dunia Pustaka Jaya. hal 83

(9)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Dari semua penjabaran diatas kita bisa mengetahui bahwa logika adalah sarana untuk kita mendapatkan atau menilai sebuah ilmu dengan ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan diatas. Ilmu yang dimaksud disini adalah ilmu yang kita dapatkan dari pengalaman dengan cara menekuninya secara mendalam lagi secara logika.

Keilmiah sesuatu dapat diukur dari cara penyajiannya apakah sudah sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan yang secara umum adalah sesuai dengan fakta di lapangan dan berlandaskan pada teori-teori kemudian dapat diterima oleh akal.

Untuk cara agar kita bisa berfikir secara ilmiah adalah menerapkan sikap sebagai seorang peneliti atau ilmuan pada bidang tertentu yaitu sikap toleran, berlapang dada, kritis terhadap sesuatu, dan jujur.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Anshari E. Saifuddin. (2018). Ilmu, Filsafat & Agama. PT. Dunia Pustaka Jaya. Diakses dari IPusnas pada 09 Oktober 2022.

Etty Indriat, Menulis Karya Ilmiah, Artikel, Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Gramedia Pustaka Utama. Diakses dari www.googlebooks.com pada 09 Oktober 2022

Hidayat R, A. (2018). Filsafat Berpikir : Teknik-teknik Berpikir Logis Kontra Kesesatan Berpikir. Duta Media Publishing. Diakses dari www.googlebooks.com pada 09 Oktober 2022

Husaini Adnian. (2019). Filsafat Ilmu Perspektif Barat & Islam. Gema Insani. Diakses dari I Pusnas pada 09 Oktober 2022

Rakhmat Muhammad. (2013). PENGANTAR LOGIKA DASAR. Tim Kreatif Penerbit.

https://www.academia.edu/27591785/PENGANTAR_LOGIKA_DASAR

Rijal, M., Sere, I., Fakultas, D., Tarbiyah, I., Keguruan, D., & Ambon, I. (2017). SARANA BERFIKIR ILMIAH. BIOSEL (Biology Science and Education): Jurnal Penelitian Science Dan Pendidikan, 6(2), 176–185. https://doi.org/10.33477/BS.V6I2.170

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan atau problema filsafat ilmu mancakup ; pertama Problem ontologi ilmu; perkembangan dan kebenaran ilmu sesungguhnya bertumpu pada landasan ontologis (‘apa

Jadi, dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah sistem kebenaran tentang segala sesuatu yang dipersoalkan sebagai hasil dari berfikir secara radikal, sistematis, dan

Kedua, tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan

Perkembangan suatu ilmu akan kian berkembang dengan seiringinnya perkembangan zaman, termasuk ilmu keagamaan. Studi Islam merupakan bagian dari ilmu pengetahuan

• Filsafat ilmu pengetahuan melandaskan dirinya pada teori korespondensi (keselarasan antara ide dengan semesta luar), dimana kebenaran ilmu pengetahuan adalah.

Filsafat dengan wataknya sendiri pula, menghampiri kebenaran, baik tentang alam, maupun tentang manusia, yang belum atau tidak dapat dijawab oleh ilmu, karena diluar atau diatas

Sedangkan logika memberikan penjelasan dan memberikan contoh- contohnya tentang definisi, sejarah dan Jenis Logika serta Prinsip-prinsip Bernalar, Cara berfikir kritis, Kesalahan

Filsafat ilmu bermanfaat untuk menjelaskan keberadaan manusia di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan alat untuk membuat hidup menjadi lebih baik 9..