PRINSIP FLEKSIBILITAS
DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN
Nama Kelompok 2 : 1. Dwi Fajar Utami 2. Husnun Hanifah 3. Nur Kholifah 4. Siti Nurokhimah 5. Tias Cintia Fitri
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
LPTK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
2023
1.1 PRINSIP FLEKSIBILITAS
Prinsip fleksibilitas artinya bahwa kurikulum itu harus bersifat luwes, lentur dan tidak kaku, terutama dalam hal pelaksanaannya, dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar apa yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya,memungkinkan terjadinya penyesuaian- penyesuaian situasi dan kondisi serta latar belakang siswa. Dimaksudkan bahwa, kurikulum harus memiliki fleksibilitas.
Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam implementasinya dimungkinkan untuk menyesuaikan penyesuaian berdasarkan kondisi regional. Waktu dan kemampuan serta latar belakang anak. Kurikulum ini mempersiapkan anak- anak untuk saat ini dan masa depan. Kurikulum tetap fleksibel di mana saja, bahkan untuk anak-anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda, pengembangan kurikulum masih bisa dilakukan Kurikulum harus menyediakan ruang untuk memberikan kebebasan bagi pendidik untuk mengembangkan program pembelajaran. Pendidik dalam hal ini memiliki kewenangan dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan minat, kebutuhan siswa dan kebutuhan bidang lingkungan mereka utuhan bidang lingkungan mereka. (Prasetyo &
Hamami, 2020).
Pada flesibilitas ini harus mempertimbangkan dua sisi , yaitu :
1) Fleksibel bagi guru, yang artinya kurikulum harus memberikan ruang gerak bagi guru untuk mengembangkan program pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada.
2) Fleksibel bagi siswa, artinya kurikulum harus menyediakan berbagai kemungkinan program pilihan sesuai dengan bakat dan minat siswa.
Di berbagai negara, prinsip fleksibilitas menjadi arah reformasi kebijakan kurikulum saat ini. Tujuannya terutama untuk menjadikan kurikulum lebih relevan dan siap merespon dinamika lingkungan dan beragam perubahan serta untuk memberikan ruang untuk pembelajaran sesuai dengan konteks lokal dan kebutuhan siswa (OECD, 2020a).
Prinsip fleksibel ini sesuai dengan amanat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan (Kurikulum Merdeka). Dalam Pasal 37, dinyatakan bahwa Kemendikbudristek hanya menetapkan kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum, sementara satuan pendidikan memiliki wewenang untuk mengembangkan kurikulum. Kurikulum yang fleksibel akan memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan dan pendidik untuk mengadaptasi, menambah kekayaan materi pelajaran, serta menyelaraskan kurikulum dengan karakteristik peserta didik, visi misi satuan pendidikan, serta budaya dan kearifan lokal. Keleluasaan seperti
ini dibutuhkan agar kurikulum yang dipelajari peserta didik senantiasa relevan dengan dinamika lingkungan, isu-isu kontemporer, serta kebutuhan belajar peserta didik.
1.2 Implementasi Prinsip Fleksibilitas dalam Pembelajaran Contoh implementasi fleksibilitas yaitu :
1. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang prosesnya dilaksanakan dengan mengandalkan jaringan internet. Dengan pembelajaran daring ini maka proses pembelajaran menjadi lebih fleksibel. Kegiatan belajar mengajar dapat dilaksanakan kapan saja dan di mana saja, sehingga siswa masih tetap dapat belajar meski dalam kondisi pandemic Covid-19. (Wijayanti Inggit D. Anita ekantini, 2023)
2. KMP (kurikulum muatan lokal) terdiri dari beberapa mata pelajaran yang berfungsi memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menumbuh kembangkan pengetahuan dan kompetensinya sesuai dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan. kurikulum muatan lokal adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran yang ditetapkan oleh daerah sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan belajar mengajar. (Roveneldo, 2022)
1.3 Prinsip Relavansi di Sekolah
1. Pembelajaran bahasa Lampung yang diterapkan di Sekolah Dasar Negeri 3 Segalamider menggunakan silabus muatan lokal (mulok). Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan potensi siswa dalam mendalami materi bahasa Lampung.
Pengembangan silabus juga didasarkan pada orientasi belajar siswa, perkembangan ilmu pegetahuan dan teknologi serta didasarkan pada tingkat penguasaan siswa dalam materi pelajaran yang telah diberikan. Sedangkan kebutuhan daerah adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat disuatu daerah khususnya untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat sesuai dengan sesuai dengan arah perkembangan serta potensi daerah yang bersangkutan.
kebutuhan tersebut seperti melestarikan dan mengembangkan budaya daerah yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat, meningkatkan dalam kemampuan penguasaan bahasa (daerah, asing, dan lain-lain).(Roveneldo, 2022)
Prasetyo, A. R., & Hamami, T. (2020). Prinsip-prinsip dalam Pengembangan Kurikulum.
Palapa, 8(1), 42–55. https://doi.org/10.36088/palapa.v8i1.692
Roveneldo. (2022). Studi Kelayakan Pembelajaran Bahasa Lampung Di Sekolah Dasar Negeri 3 Segalamider Feasibility Study Language Learning Lampung in Primary State 3 Segalamider. January.
Wijayanti Inggit D. Anita ekantini. (2023). IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA PADA PEMBELAJARAN IPAS MI/SD. 08(September), 2100–2112.
https://bnr.bg/post/101787017/bsp-za-balgaria-e-pod-nomer-1-v-buletinata-za-vota- gerb-s-nomer-2-pp-db-s-nomer-12