• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KWU KEL 10

N/A
N/A
Silmii Fadhlurrohman

Academic year: 2025

Membagikan "MAKALAH KWU KEL 10"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

ENTERPRENEUR JUAL BELI OBAT HERBAL Dosen pengampu Enang Tatang, S.KM.,MM

Disusun oleh:

Prodi S1 Keperawatan

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN INDONESIA (STKINDO) WIRAUTAMA

BANDUNG 2024/2025

Rudiansyah 12.21.0114

Sandi Rahman Taufik 12.21.0119

Silmi Fadhlurrohman 12.21.0131

Yudi Irwan 12.21.0135

Zahwa Fauzi Gumelar 12.21.0137

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur mari kita haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi nikmat iman islam serta Kesehatan atas karunianya kami mampu menyelasikan makalah ini dengan baik.

Shalawat serta salam selalu tercurah limpahkan kepada nabi besar kita nabi Muhammad SAW, semoga kita semua selalu istiqomah mengikuti jejak Langkah dalam mengikuti risalahnya dan mendapatkan syafa’atul udzma nanti di yaumal qiyamah jaza wal hisab.

Aamiin yaa robbal alamin

Makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan yang diampu oleh Enang Tatang, S.KM.,MM. Sebagai rasa syukur tentunya kami ucapkan terimakasih kepada Allah SWT yang telah menghendaki kami untuk menyusun makalah ini sampai selesai.

Terimaksih juga pada rekan-rekan kelompok yang telah senantiasa bekerjasama sampai akhir. Semoga makalah ini memberikan manfaat yang luas, khususnya bagi para penyususn umumnya bagi siapa saja yang mebacanya. Aamiinn

Bandung, 26 November 2024

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I...1

PENDAHULUAN...1

A. Latar belakang...1

B. Rumusan Masalah... 2

C. Tujuan... 2

BAB II...3

PEMBAHASAN... 3

A. Pengertian obat herbal...3

B. Kelebihan dan kekurangan obat herbal...3

C. Jenis-jenis obat herbal...3

D. Skema proses produksi...4

E. Strategi pemasaran... 8

F. Kelebihan dan kekurangan usaha produk obat herbal...8

G. Rincian anggaran produksi...9

BAB III...11

PENUTUP...11

A. Kesimpulan... 11

B. Saran...11

DAFTAR PUSTAKA... 12

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Profesi keperawatan adalah salah satu pilar utama dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dalam praktiknya, perawat tidak hanya berperan sebagai pelaksana layanan kesehatan, tetapi juga sebagai agen perubahan yang mampu memberikan inovasi dan solusi terhadap berbagai permasalahan kesehatan di masyarakat. Dengan semakin kompleksnya tantangan di bidang kesehatan, seperti meningkatnya prevalensi penyakit kronis, perubahan pola hidup masyarakat, dan kebutuhan akan layanan yang lebih personal, profesi keperawatan perlu beradaptasi dengan cara yang lebih kreatif dan inovatif.

Era globalisasi dan kemajuan teknologi memberikan dampak signifikan terhadap dunia kesehatan, termasuk pada profesi keperawatan. Teknologi digital, misalnya, telah membuka peluang besar bagi perawat untuk menciptakan layanan kesehatan berbasis aplikasi atau platform telemedicine. Di sisi lain, meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pencegahan penyakit juga menciptakan kebutuhan akan layanan edukasi kesehatan yang lebih mudah diakses. Hal ini membuka jalan bagi perawat untuk tidak hanya menjadi pekerja kesehatan tetapi juga menjadi entrepreneur yang mampu menciptakan nilai tambah melalui layanan yang inovatif.

Entrepreneurship dalam keperawatan merupakan konsep yang relatif baru, namun memiliki potensi besar untuk memberikan dampak positif baik bagi perawat itu sendiri maupun masyarakat luas. Seorang perawat entrepreneur mampu memanfaatkan keterampilan profesionalnya untuk menciptakan peluang usaha yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Misalnya, layanan home care untuk pasien lansia, aplikasi manajemen kesehatan, atau klinik mandiri yang dikelola oleh perawat.

Dengan menjadi entrepreneur, perawat dapat memberikan layanan yang lebih fleksibel, terjangkau, dan berpusat pada kebutuhan pasien.

Menurut World Health Organization (WHO), obat herbal adalah obat tradisional yang terbuat dari bahan-bahan alam seperti tumbuhan, hewan, mineral, atau sediaan sarian (galenik). Obat herbal diproses atau diekstrak menjadi serbuk, pil,

(5)

atau cairan tanpa menggunakan zat kimia. . Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang dapat berupa bahan tumbuhan, hewan, mineral atau campuran ketiganya yang sudah digunakan secara turun temurun untuk pengobatan. Obat tradisional sudah pasti obat herbal, tapi obat herbal belum tentu obat tradisional. Saat ini banyak ahli mengembangkan berbagai obat herbal baru, yang belum digunakan secara turun temurun, sehingga tidak dapat dikategorikan sebagai obat tradisional.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Obat Herbal?

2. Kelebihan dan kekurangan Obat Herbal?

3. Jenis-jenis obat herbal?

4. Skema proses produksi?

5. Strategi pemasaran?

6. Kelebihan dan kekurangan usaha produk obat herbal?

7. Rincian anggaran produksi?

A. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian obat herbal

2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan obat herbal 3. Untuk mengetahui jenis-jenis obat herbal

4. Untuk mengetahui skema proses produksi 5. Untuk mengetahui strategi pemasaran

6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan usaha produk obat herbal 7. Untuk mengetahui rincian anggaran produksi

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian obat herbal

Obat herbal adalah bagian dari pengobatan tradisional yang memiliki sejarah panjang. Menurut World Health Organization, pengobatan tradisional terbentuk dari pengetahuan, keterampilan, dan praktik berdasarkan teori, keyakinan,serta pengalaman dari budaya yang berbeda-beda. Pengobatan tradisional terkadang memiliki penjelasan ilmiah, tetapi ada pula yang tidak punya bukti ilmiah apa pun. O bat alami ini dapat digunakan untuk menjaga kesehatan, pencegahan, diagnosis, hingga pengobatan penyakit fisik ataupun mental.

B. Kelebihan dan kekurangan obat herbal

Obat herbal memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, di antaranya:

1. Kelebihan

a. Obat herbal umumnya lebih aman dan memiliki efek samping yang lebih minimal dibandingkan obat kimia.

b. Obat herbal memiliki harga yang lebih terjangkau.

2. Kekurangan

a. Efek farmakologi obat herbal lemah dan lambat.

b. Efek samping obat herbal sulit diprediksi karena mengandung berbagai zat kimia.

c. Obat herbal dapat berisiko menimbulkan efek samping jika dikonsumsi terlalu banyak atau dalam jangka waktu lama.

d. Obat herbal dapat berisiko menimbulkan efek samping jika orang yang mengonsumsinya memiliki alergi terhadap bahan alami yang

digunakan.

e. Obat herbal tidak bisa memberikan efek instan.

C. Jenis-jenis obat herbal

1. Jamu: Sediaan yang dibuat menggunakan teknologi sederhana, dibuktikan keamanan dan khasiatnya dengan data empiris.

(7)

2. Obat herbal terstandar: Dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik /uji in-vivo dan bahan bakunya telah distandarisasi.

3. Fitofarmaka: Dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik serta bahan baku dan produk jadinya telah distandarisasi.

D. Skema proses produksi 1. Penyiapan bahan baku

a. Pada saat penerimaan terhadap setiap kiriman bahan baku hendaklah dilakukan pemeriksaan secara organoleptik dan laboratoris.

b. Setiap bahan baku yang diterima hendaklaha diberi label yang dapat memberi informasi mengenai nama latin, tanggal penerimaan dan pemasokan.

c. Semua pemasukan, pengeluaran dan sisa bahan baku hendaklah dicatat dalam kartu atau buku persediaan yang meliputi nama, tanggal penerimaan dan pengeluaran, serta nama dan alamat pemasok

d. Setiap bahan sebelum digunakan hendaklah dilakukan sortasi untuk membebaskan dari bahan asung dan kotoran lain

e. Setiap bahan sebelum digunakan hendaklah dicuci terlebih dahulu dengan air bersih atau dibersihakan dengan cara yang tepat sehingga diperoleh simplisia yang bersih dan bebas dari mikroba patogen, kapang, khamir serta pencemaran lainnya.

f. Bahan yang telah dicuci hendaklah dikeringkan dengan cara yang trpat sehingga tidak terjadi perubahan mutu dan mencapai kadar air yang dipersyaratkan

g. Bahan yang bersih serta kering dan bahan baku yang telah lulus dari pemeriksaan mutu bila tidak langsung digunakan hendaklah disimpan dalam wadah yang tertutup dan diberi label yang menunjukan status simpilia dan bahan baku tersebut

h. Label hanya boleh dipasang oleh petugas yang ditunjuk piminan bagian pengawasan mutu dan warna label dibuat berbeda dengan label yang digunakan

i. Pengeluaran bahan yang akan diolah dilakukan oleh petugas yang ditunjuk dengan cara mendahulukan bahan yang disimpan lebih awal (First In, First

(8)

Out), atau yang mempunyai batas kadaluwarsa lebih awal (First Expired, First Out)

j. Semua bahan baku yang tidak memenuhi syarat hendaklah ditandai dengan jelas, disimpan secara terpisah menunggu tindak lanjut.

2. Pengolahan dan pengemasan a. Verifikasi

1) Sebelum suatu prosedur pengolahan induk diterapkan hedaklah dilakukan langkah-langkah untuk membuktikan bahwa prosedur bersangkutan cocok untuk pelaksanaan kegiatan secara rutin

2) Setiap proses dan peralatan hendaklah dilakukan tindakan pembuktian ulang secara periodik untuk menjamin bahwa proses dan peralatan tersebut tetap menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan yang berlaku

b. Pencemaran

1) Pencemaran fisik, kimia atau jasad renik terhadap produk yang dapat merugikan kesehatan atau mempengahruhi mutu suatu produk tidak boleh terjadi

2) Pencemaran khamir, kapang dan atau kuman non patogen terhadap produk meskipun sifat dan tingkatnya tidak berpengaruh langsung pada kesehatan hendaklag dicegah sekecil mungkin samapai persyaratan batas yang berlaku

c. Sistem penomeran kode produksi

Sistem penomeran kode hendaklah dapat memastikan diketahui riwayat suatu bets atau lot secara lengkap.

1) Sistem penomeran kode produksi hendaklah dapat menjamin bahwa nomer kode produksi yang sama tidak digunakan secara berulang

2) Pemberian nomer kode produksi hendaklah segera dicatat dalam buku catatan mencakup tanggal pemberian nomer, identitaas produk dan besarnya bets yang bersangkutan

d. Penimbangan dan penyerahan

(9)

1) Sebelum dilakukan penimbangan dan pengukuran hendaklag dipastikan ketepatan timbangan dan ukuran serta kebenaran yang akan ditimbang 2) Penimbangan, perhitungan dan penyerahan bahan baku, bahan pengemas,

dan bahan produk hendaklah dicatat

3) Untuk setiap penimbangan atau pengukuran hendaklah dilakukan pembuktian kebenaran, ketepatan identitas dan jumlah bahan yang ditimbang atau diukur oleh dua petugas yang berbeda

e. Pengolahan

1) Sebelum melakukan pengolahan hendaklah dilakukan pengecekan kondisi ruangan, peralatan, prosedur pengolahan, bahan dan lain hal yang diperlukan dalam proses pengolahan

2) Air yang digunakan harus menggunakan air yang memenuhi persyaratan 3) Karyawan termasuk pakaian yang digunakan harus bersih dan hendaklah

mengenakan alat pelindung yang sesuai

4) Wadah dan penutup yang digunakan untuk pengolahan harus berish dengan sifat dan jenis yang tepat untuk melindungi produk dari pencemaran dan kerusakan

5) Semua wadah produk hendaklah diberi label secara tepat

6) Pengolahan beberapa produk dalam waktu yang sama dalam satu ruangan harus dihindari untuk mencegah terjadinya pencemaran dan silang antar produk

7) Kegiatan pengolahan yang memerlukan kondisi tertentu hendaklah dilakukan pengawasana seksama misalnya pengaturan suhu, tekanan uap, pengaturan waktu fan pengaturan kelembaban

8) Pengaawasan dalam produk hendaklah dilakukan untuk mencegah hal-hal yang menyebabkan kerugian produk jadi

9) Hasil pengawasan dalam proses (in proces control) dari produk hendaklah dicatat terhadap persyaratan yang berlaku. Apabila terjadi penyimpangan yang berarti hendaklah diambil perbaikan sebelum pengolahan tersebut dilanjutkan

(10)

f. Pengemasan

1) Proses pengemasan hendaklah dilaksanakan dengan cara pengawasan ketat untuk menjaga identitas dan kualitas produk jadi

2) Ada prosedur tertulis untuk kegiatan pengemasan

3) Setiap penyerahan produk pengemasan hendaklah diperiksa dan diteliti kesesuaian satu sama lain

4) Wadah yang digunakan dalam keadaan bersih

5) Untuk memperkecil terjadinya kesalahan dalam pengemasan, label dan barang cetak lain hendaklah dirancangsedemikian rupa sehingga memiliki perbedaan yang jelas

6) Produk yang sama atau hampir sama tidak boleh dikemas berdampingan 7) Wadah dan pembungkus produk harus memiliki label atau penandaan

yang menunjukan idnetitas, jumlah, nomer kode produksi dan status produksi tersebut

8) Pengemasa yang berlebuh atau cacat hendaklah diberikan kepada pimpinan pengemasan untuk ditindak lanjut

9) Produk yang dikemas hendaklah dicek dengan teliti untuk memastikan bahwa produk jadi tersebut sesuai dengan persyaratan dalam prosedur pengemasan

10) Produk yang telash dikemas dikarantina menunggu persetujuan dari bagian mutu untuk tindak lanjut

g. Penyimpanan

1) Bahan baku, bahan pengemasan dan produk hendaklah disimpan secara teratur untuk mencegah terjadinya pencemaran satu sama lain dan memudahka pemeriksaan, pengambilan dan pemeliharaan

2) Bahan yang disimpan hendaklah diberu label atau penandaan yang mununjukan identitas, kondisi, jumlah, mutu dan cara penyimpanannya

(11)

E. Strategi pemasaran 1. Media sosial

Gunakan media sosial untuk berbagi informasi dan mengiklankan produk herbal. Buat konten menarik yang akan membuat audiens tertarik dan ingin mempelajari lebih lanjut.

2. Penjualan online

Jual produk obat herbal secara online melalui marketplace atau e- commerce. 

3. Kerja sama dengan influence

Gunakan influencer atau orang yang berpengaruh untuk mempromosikan produk. 

4. Kualitas pelayanan

Berikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, seperti menyediakan produk secara lengkap dan tepat waktu.

5. Desain apotek

Buat desain apotek yang menarik dengan nuansa herbal dan perkarangan tanaman obat.

6. Lokasi apotek

Pilih lokasi apotek yang ramai dan memiliki parkir yang cukup. 

7. Strategi WO (Weaknesses-Opportunities)

Kenalkan produk pada kegiatan Car Free Day atau event lain yang banyak calon konsumen potensial.

F. Kelebihan dan kekurangan usaha produk obat herbal 1. Kelebihan

Keuntungan bila Anda memilih terjun dalam peluang bisnis obat herbal i ni yakni merupakan obat alami yang aman dan sehat yang digandrungi banyak orang.

(12)

2. Kekurangan

Segi kekurangan usaha obat herbal ialah obat herbal memiliki tingkat persaingan yang tinggi dan ketat. Sehingga dalam berjualan obat herbal dapat diminimalisir dengan membuat obat herbal lebih bervariasi dan berkhasiat tinggi dalam memenangkan persaingan.

G. Rincian anggaran produksi

PT. SUMBER WARAS SURABAYA A. Penerimaan

Tanggal SUMBER DANA ANGGARAN

21/08/2019 MODAL USAHA PEMILIK RP. 10.000.000.-

TOTAL PENERIMAAN RP. 10.000.000.-

B. Pengeluaran TANGGA L

KOMPONEN BIAYA TOTAL BIAYA

23/08/2019 Jahe 5kg Rp. 250.000

23/08/2019 Gula pasir 3kg Rp. 55.000

23/08/2019 Gula asam 500 gram Rp. 60. 000

23/08/2019 Kapulaga 100 garam Rp. 50.000

23/08/2019 Cengkeh 100 gram Rp. 50.000

23/08/2019 Kayu manis Rp. 30.000

23/08/2019 Lada putih Rp. 30.000

23/08/2019 Pandan Rp. 15.000

23/08/2019 Serai Rp. 30.000

23/08/2019 Garam 200 gram Rp. 30.000

24/08/2019 Kemasan produk 500 pcs Rp. 1.000.000 24/08/2019 Cetak Etiket 500 pcs Rp. 500.000

24/08/2019 Sewa stand 1 bulan Rp. 3.000.000

(13)

24/08/2019 Pegawai 5 orang Rp. 3.000.000

TOTAL PENGELUARAN Rp. 8.100.000

TOTAL BIAYA

=PEMASUKAN-PENGELUARAN

=RP. 10.000.000 – RP. 8.100.000

=RP. 1.900.000

(14)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengobatan tradisional terkadang memiliki penjelasan ilmiah, tetapi ada pula yang tidak punya bukti ilmiah apa pun. Obat alami ini dapat digunakan untuk menjaga kesehatan, pencegahan, diagnosis, hingga pengobatan penyakit fisik ataupun mental. Obat herbal umumnya lebih aman dan memiliki efek samping yang lebih minimal dibandingkan obat kimia.

B. Saran

Dalam pemasaran sebaiknya mampu mengembangkan peluang. Banyak daerah potensial yang bisa digunakan sebagai target pemasaran produk obat herbal tersebut.

Obat herbal selain memiliki khasiat yang bagus dalam pengobatan beberapa penyakit juga lebih man bila dikonsumsi dalam jangka panjang sesuai dosis yang ditentukan.

Masyarakat akan mudah mendapatkan produk tersebut digerai obat terdekat

(15)

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/420449326/MAKALAH-WIRAUSAHA-OBAT- TRADISIONAL

https://hellosehat.com/herbal-alternatif/herbal/obat-herbal/

https://repository.ub.ac.id/id/eprint/13212/1/DYAH%20AYU%20KEN%20RETNO.pdf https://mayapadahospital.com/news/mengenal-jenis-dan-manfaat-obat-tradisional https://www.tokomesin.com/peluang-usaha-obat-herbal-dan-analisa-usahanya.html https://id.scribd.com/document/434752709/Oai

Referensi

Dokumen terkait

memastikan area pengolahan dan peralatan bebas dari bahan awal, produk atau.. dokumen yang tidak diperlukan untuk pengolahan yang akan dilakukan. Semua. kegiatan pengolahan

Reptil yang akan kami bahas ini merupakan hewan dengan karakteristik khas, sehingga dengan karakteristik khas, sehingga ada beberapa hal berkaitan dengan organ reproduksi,

Jadi dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah bahan-bahan, bagian yang disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi,

 Dilakukan dengan membersihkan dan pengecekan peralatan setiap hari oleh user dan pengecekan rutin berkala oleh petugas pemeliharaan alat medis (IPSRS)..  Memonitor suhu

Proses fermentasi dalam pengolahan pangan mempunyai beberapa keuntungan-keuntungan, antara lain : proses fermentasi dapat dilakukan pada kondisi pH dan suhu

Ruangan proses pengolahan dan ruang pelengkap (gudang, laboratorium, bengkel, dan lain-lain) terletak terpisah, hal ini menjaga kontaminasi bahan dan peralatan lain.

Faktor Penyebab Usulan perbaikan Bahan baku  Kondisi kurang baik permukaan bahan kurang halus o Melakukan pengecekan bahan baku sebelum diolah pada proses produksi o Memilih

Identifikasi tidak bertujuan untuk mendiagnosa atau melabel anak namun untuk mengetahui tindakan selanjutnya yang diperlukan terkait kondisi anak misalnya apakah memerlukan