• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH MATA KULIAH ADHD

N/A
N/A
tuti sismonita

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH MATA KULIAH ADHD"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Dosen Pengampu : Dr. Martias, Z

Di Susun Oleh : 1. Selvia Farli 2. Murizal

3. Jihan Ramadhani 4. Anis Umi Ariifah 5. Fadilla Zulva 6. Meli Hidayanti

7. Yuni Vera Agustina nasution 8. Ahmad wisa Indra Fivando 9. Riama Damauli Sinaga 10. Fatimatun Zahara Rangkuti 11. Oktafioner tarigan

PENDIDIKAN LUAR BIASA UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023

(2)

i

KATA PENGANTAR

Segala Puji Bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah ini dengan tepat waktu. Sholawat serta salam tak lupa pula kami sampaikan kepada Baginda Rasulullah SAW yang kita harapkan syafa’at nya di akhirat kelak.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT, karena atas berkat nya lah kami bisa menyelesaikan Makalah dari Mata Kuliah ADHD ini yang berisi mengenai materi Mengkaji berbagai intervensi untuk anak ADHD yang terdiri dari intervensi berbasis sekolah, keluarga dan masyarakat.

Kami menyadari bahwa Makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata baik dan tentu masih banyak kekurangannya. Oleh sebab itu kami memohon maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang dapat memperbaiki segala kekurangan pada Makalah yang kami buat ini.

Demikianlah, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jambi-Sumatera Barat-Sumatera Utara, 2023

(3)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penulisan ... 2

BAB II ... 3

PEMBAHASAN ... 3

2.1 Pengertian ADHD ... 3

2.2 Pengertian Intervensi ... 4

2.3 Tujuan Intervensi ABK... 4

2.4 Prinsip-prinsip intervensi ABK ... 5

2.5 Pentingnya Intervensi pada anak ADHD ... 5

2.6 Berbagai intervensi untuk anak ADHD ... 5

BAB III ... 10

PENUTUP ... 10

DAFTAR PUSTAKA ... 11

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

ADHD adalah singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Hal ini biasanya digunakan untuk menggambarkan anak- anak yang memiliki tiga jenis masalah utama yaitu:

perilaku terlalu aktif (hiperaktif), perilaku impulsif, dan kesulitan memperhatikan/ konsentrasi.

Karena mereka terlalu aktif dan impulsif, anak-anak dengan ADHD sering merasa sulit untuk diterima di sekolah. Seringkali mereka juga bermasalah dalam bergaul dengan anak-anak lain.

Kesulitan-kesulitan ini bisa berlanjut ketika mereka tumbuh dewasa, apabila mereka tidak mendapatkan bantuan sesuai kebutuhan. Beberapa anak yang memiliki masalah konsentrasi atau perhatian tidak selalu terlalu aktif atau impulsif. Anak-anak jenis ini digambarkan memiliki Attention Defisit Disorder (ADD). ADD dapat dengan mudah ditangani daripada ADHD karena anak ADD cenderung pendiam dan melamun tidak mengganggu.

Banyak orang tua yang merasa sedih ketika mengetahui bahwa anak yang dilahirkan didiagnosis mengalami kelainan atau kekurangan. Perasaan tertekan, shock, kecewa bahkan malu dirasakan oleh orang tua ketika anak tersayang berbeda dari anak-anak normal lainnya.

Memang tidak akan mudah untuk menghadapi kenyataan bahwa anak yang kita harapkan tumbuh dengan sehat ternyata mengalami kelainan atau berkebutuhan khusus. Sebagai orang tua, kita harus yakin dan percaya bahwa bagaimanapun kondisi anak kita, ia adalah karunia Tuhan yang harus dijaga dan di rawat. Hal yang tepat yang harus dilakukan orang tua adalah bangkit, menerima kenyataan dan berusaha sekuat tenaga untuk memperbaiki keadaan.

Berbagai upaya dapat dilakukan untuk membantu anak yang memiliki kebutuhan khusus diantaranya adalah mengembangkan program intervensi yang tepat. Intervensi merupakan upaya/ bantuan yang diberikan kepada anak berkebutuhan khusus agar dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya serta meningkatkan kualitas hidupnya secara mandiri. Waktu terbaik untuk memulai intervensi adalah segera setelah orang tua mengetahui/

menyadari kelainan yang di alami anak, atau sebelum anak berusia 3 tahun. Karena semakin dini intervensi dilakukan akan semakin besar kesempatan anak untuk dapat berkembang.

(5)

2

Menurut Soeharso, 2011; hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan program intervensi, diantaranya: diagnosa dan informasi perilaku awal tentang anak dari orangtua, serta dari berbagai ahli dibidang perkembangan anak seperti dokter anak, psikolog, terapis dan lain sebagainya. Informasi tentang tingkah laku anak di awal ini penting karena program yang akan dikembangkan bertitik tolak dari berbagai perilaku awal anak, termasuk di antaranya jenis kesulitan yang dihadapi, kemampuan yang dikuasai serta kelebihan dan kekurangan anak dalam bidang tertentu.”

Intervensi untuk anak dengan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) yang melibatkan berbagai aspek seperti sekolah, keluarga, dan masyarakat dapat sangat efektif dalam membantu anak mengelola gejala ADHD mereka. Penting untuk diingat bahwa setiap anak dengan ADHD adalah individu yang unik, jadi intervensi harus disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi mereka. Kerjasama yang baik antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dapat sangat membantu dalam memberikan dukungan holistik bagi anak dengan ADHD

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud ADHD ? 2. Apa yang dimaksud Intervensi ? 3. Apa Tujuan Intervensi ABK?

4. Apa prinsip-prinsip intervensi ABK ?

5. Mengapa anak ADHD memerlukan intervensi ? 6. Apa saja Intervensi untuk anak ADHD ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud ADHD 2. Untuk mengetahui apa itu intervensi

3. Untuk mengetahui apa tujuan intervensi ABK 4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip intervensi ABK

5. Untuk mengetahui mengapa anak ADHD memerlukan intervensi 6. Untuk mengenal berbagai intervensi untuk anak ADHD

(6)

3 BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian ADHD

ADHD adalah singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Hal ini biasanya digunakan untuk menggambarkan anak- anak yang memiliki tiga jenis masalah utama yaitu:

perilaku terlalu aktif (hiperaktif), perilaku impulsif, dan kesulitan memperhatikan/ konsentrasi.

Karena mereka terlalu aktif dan impulsif, anak-anak dengan ADHD sering merasa sulit untuk diterima di sekolah. Seringkali mereka juga bermasalah dalam bergaul dengan anak-anak lain.

Kesulitan-kesulitan ini bisa berlanjut ketika mereka tumbuh 2 dewasa, apabila mereka tidak mendapatkan bantuan sesuai kebutuhan.

Beberapa anak yang memiliki masalah konsentrasi atau perhatian tidak selalu terlalu aktif atau impulsif. Anak-anak jenis ini digambarkan memiliki Attention Defisit Disorder (ADD). ADD dapat dengan mudah ditangani daripada ADHD karena anak ADD cenderung pendiam dan melamun tidak mengganggu. Istilah ini memberikan gambaran tentang suatu kondisi medis yang disahkan secara internasional mencakup disfungsi otak, di mana individu mengalami kesulitan dalam mengendalikan impuls, menghambat perilaku, dan tidak mendukung rentang perhatian atau rentang perhatian mudah teralihkan. Jika hal ini terjadi pada seorang anak dapat menyebabkan berbagai kesulitan belajar, kesulitan berperilaku, kesulitan sosial, dan kesulitan-kesulitan lain yang kait-mengait.

Baihaqi dan Sugiarmin (2008) ADHD didefinisikan sebagai:

a. Gangguan perilaku neurobiologis yang ditandai dengan tingkat inatensi yang berkembang tidak sesuai dan bersifat kronis dan dalam beberapa kasus disertai hiperaktivitas.

b. Gangguan biokimia kronis dan perkembangan neurologis yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengatur dan mencegah perilaku serta mempertahankan perhatian pada suatu tugas .

c. Inefisiensi neurologis pada area otak yang mengontrol impuls dan pada pusat pengambilan keputusan (regulasi dan manajemen diri) Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dapat disimpulkan “sebagai gangguan aktivitas dan perhatian (gangguan hiperkinetik) adalah suatu gangguan psikiatrik yang cukup banyak

(7)

4

ditemukan dengan gejala utama inatensi (kurangnya perhatian), hiperaktivitas, dan impulsivitas (bertindak tanpa dipikir) yang tidak konsisten dengan tingkat perkembangan anak, remaja, atau orang dewasa”.

2.2 Pengertian Intervensi

Intervensi adalah aktivitas untuk melaksanakan rencana pengasuhan dengan memberikan pelayanan terhadap anak dalam keluarga maupun lingkungan.11 Metode intervensi dapat pula diartikan sebagai upaya untuk memperbaiki keberfungsian social dari kelompok sasaran perubahan dalam hali ini individu, keluarga dan kelompok.

Sedangkan menurut isbandi rukminto adi intervensi adalah perubahan yang terencana yang dilakukan oleh pelaku perubahan terhadap sasaran perubahan yang terdiri dari keluaraga, individual dan kelompok besar yang lainnya.

Kemudian istilah intervensi menurut Riana Bagaskorowati, bahwa intervensi dalam dunia psikolog adalah membantu klien menyelesaikan masalah psikologis, terutama pada sisi tingkah laku dan emosinya. Sedangkan dalam dunia pendidikan istilah intervensi diartikan sebagai upaya ikut campurnya orang lain (orangtua, guru atau pendidik) untuk membantu anak didiknya sedini mungkin dalam menghadapi masalahnya.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan intervensi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana berdasarkan hasil asesmen untuk mengubah keadaan seseorang, kelompok orang atau masyarakat yang menuju kepada perbaikan atau mencegah memburuknya suatu keadaan atau sebagai usaha preventif maupun kuratif. Intervensi pada ABK adalah penanganan/layanan terhadap anak yang mengalami resiko hambatan dalam aspek motoric, komunikasi dan Bahasa, sosial emosi, kognisi dan persepsi.

2.3 Tujuan Intervensi ABK

Tujuan utama dari intervensi adalah memperbaiki fungsi sosial orang ( individu, kelompok, masyarakat), yang merupakan sasaran perubahan. Ketika fungsi sosial seseorang berfungsi dengan baik. Diasumsikan bahwa kondisi sejahtera akan mudah dicapai. Kondisi sejahtera dapat terwujud manaka jarak antara harapan dengan kenyataan tidak terlalu jauh melebar. Melalui intervensi hambatan seseorang yang dihadapi dalam kelompok sasaran perubahan akan diatasi. Dengan kata lain, intervesi memperkecil jarak antara kondisi harapan dilingkungan kelompok dengan kondisii kenyataan seseorang tersebut.

Tujuan intervensi ABK yaitu :

a. Meningkatkan dan mengoptimalkan perkembangan anakk yang memiliki hambatan

(8)

5

b. Memaksimalkan peran guru dalam melayani dan menangani anak didik yang mengalami hambatan dalam perkembangan

2.4 Prinsip-prinsip intervensi ABK

a. Program intervensi disesuaikan dengan tingkat kekhususan dan karakteristik ABK b. Intervensi ABK mengikuti system Pendidikan yang berlaku di Indonesia saat ini c. ABK memerlukan pengembangan kemampuan beradaptasi untuk menyesuaikan diri

dengan kehidupan di lingkungannya

d. ABK membutuhkan bantuan untuk mengembangkan potensi yang masih dimiliki e. Tujuan intervensi bagi ABK adalah untuk mengembangkan kemampuan menolong diri,

membekali kemampuan agar anak memiliki kehidupan lahir batin yang baik serta mempersiapkan kemandirian ABK hidup di masyarakat

f. Intervensi ABK didasarkan pada prinsip normalisasi, individual dan dalam lingkungan terdekat ABK

g. Intervensi didasari oleh berbagai pendekatan dan Teknik 2.5 Pentingnya Intervensi pada anak ADHD

Berbagai upaya dapat dilakukan untuk membantu anak yang memiliki kebutuhan khusus diantaranya adalah mengembangkan program intervensi yang tepat. Intervensi merupakan upaya/ bantuan yang diberikan kepada anak berkebutuhan khusus agar dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya serta meningkatkan kualitas hidupnya secara mandiri. Waktu terbaik untuk memulai intervensi adalah segera setelah orang tua mengetahui/ menyadari kelainan yang di alami anak, atau sebelum anak berusia 3 tahun.

Karena semakin dini intervensi dilakukan akan semakin besar kesempatan anak untuk dapat berkembang.

Pada anak ADHD, intervensi bertujuan untuk meningkatkan dan mengoptimalkan perkembangan anak yang mengalami hambatan pada perilaku terlalu aktif (hiperaktif), perilaku impulsif, dan kesulitan memperhatikan/ konsentrasi.

2.6 Berbagai intervensi untuk anak ADHD

Intervensi untuk anak dengan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) yang melibatkan berbagai aspek seperti sekolah, keluarga, dan masyarakat dapat sangat efektif dalam membantu anak mengelola gejala ADHD mereka.

a. Intervensi berbasis sekolah

(9)

6 b. Intervensi berbasis keluarga

c. Intervensi berbasis masyarakat d. Intervensi berbasis sekolah

Salah satu jenis siswa berkebutuhan khusus yang membutuhkan model penanganan khusus di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif adalah siswa dengan gangguan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Siswa ADHD memiliki karakteristik kurang konsentrasi, hiperaktif, dan impulsif, sehingga dapat menyebabkan hambatan pada berbagai aspek kehidupan mereka (Baihaqi & Sugiarmin, 2006), seperti aspek emosional, akademik, perilaku, sosial, bahkan kesehatan (Yusuf, dkk, 2018). Siswa ADHD memiliki kemampuan interaksi sosial dan hubungan pertemanan yang kurang baik (Preston, dkk, 2009), kurang dapat membaca ekspresi emosional orang lain (Jusyte, Gulewitsch, & Schonenberg, 2017), kesulitan dalam fungsi pertemanan sebaya, status teman sebaya keterampilan sosial (Kok, dkk, 2016).

Di sekolah, siswa ADHD sering mengalami masalah dengan teman sebayanya berupa peer rejection atau peer dislike (Roy, dkk, 2014), dan bahkan bullying (Kok, dkk, 2016). Peer rejection merupakan penolakan oleh teman sebaya yang memiliki kecenderungan tertarik dengan kelompok siswa yang menyimpang (Lansford, dkk, 2014), memiliki perilaku mengganggu dan egois (Putallaz & Waserman dalam Desmita, 2010), impulsif dan agresif (Ormord, 20ll), pemalu (Kumiawati, Endang, & Astuti, 2016), dan bermasalah dalam nilai akademik (Papalia, Old, & Feldman, 2008). Sedangkan bullying berarti penyerangan oleh teman sebaya dengan kekuatan yang tidak sepadan, sehingga pelaku secara runtut terlibat dalam perlakuan buruk atau pelecehan terhadap korban (Monks & Smith, 2006).

Pada beberapa kasus, siswa ADHD dapat menjadi korban maupun pelaku bullying (Unnever & Cornell, 2003; Taylor, dkk, 2010; Reinhardt & Reinhardt, 2013), yang mana disebabkan oleh kurangnya keterampilan sosial serta kontrol diri. Selain masalah pertemanan, siswa ADHD juga mengalami masalah akademik di lingkungan pendidikan. Siswa ADHD banyak diidentifikasi mengalami tempo kognitif lambat atau Sluggish Cognitive Tempo (SCT) terutama pada tipe inatensi (Marshall, dkk, 2014; Tamm, dkk, 2016), mereka cenderung memiliki gangguan belajar dengan tingkat yang lebih jauh dari siswa biasa (Hoseinifar, dkk, 2011). Pencapaian prestasi akademik siswa-siswa ini cenderung kurang maksimal, komitmen terhadap tugas kurang baik, dan kinerja sekolahnya juga kurang baik.

(10)

7

Sebagaimana diketahui, karakteristik yang dimiliki siswa-siswa ADHD menyebabkan mereka rentan terhadap aspek utama seperti keterampilan sosial. Untuk dapat membantu mereka meraih kesuksesan dalam aspek tersebut di sekolah, pengetahuan dan kompetensi guru dalam menangani siswa-siswa ADHD ini perlu ditingkatkan. Salah satu cara menangani siswa ADHD yang dapat dikembangan dan diterapkan oleh guru adalah intervensi keterampilan sosial berbasis sekolah.

Penelitian terdahulu dilakukan oleh Bellini, dkk, (2007) dengan judul “A Meta-Analysis of School-Based Social Skills Interventions for Children With Autism Spectrum Disorders

menemukan bahwa intervensi keterampilan sosial berbasis sekolah efektif bagi siswa-siswa dan remaja dengan autisme di berbagai negara. DeRosier, dkk, (2011) juga melakukan penelitian terkait dengan judul “The Efficacy of a Social Skills Group Intervention for Improving Social Behaviors in Children with High Functioning Autism Spectrum Disorders

menunjukkan bahwa para siswa autis yang tergabung dalam kelompok yang diteliti menunjukkan penguasaan konsep keterampilan sosial yang jauh lebih tinggi dari kelompok kontrol, serta peningkatan rasa efikasi diri sosial yang dilaporkan oleh orang tua. Penelitian lain dilakukan oleh Stichter, dkk (2016) dengan judul “Manualization, Feasibility, And Effectiveness Of The School-Based Social Competence Intervention For Adolescents (Sci- A)” yang menunjukkan bahwa remaja yang mendapatkan intervensi ini mengalami peningkatan pada kategori sedang dalam fungsi sosial, fungsi eksekutif, dan teori pikirannya.

Intervensi keterampilan sosial berbasis sekolah adalah intervensi yang diberikan oleh guru di lingkungan sekolah dan memiliki kecenderungan menghasilkan dampak positif pada tingkat sedang atau tinggi (Whalon, dkk, 2015). Umumnya intervensi ini efektif diterapkan pada siswa autis dengan karakteristik gangguan dalam fungsi sosial (Rogers, 2000), yang terlihat dari beberapa hal seperti kesulitan memulai percakapan, menjaga interaksi, berbagi kesenangan dengan teman, dan menyimpulkan maksud atau kepentingan orang lain (Bellini, dkk, 2007).

Intervensi ini diberikan pada siswa-siswa autis dengan tujuan meningkatkan keterampilan sosial yang kemudian akan meningkatkan keberhasilan perkembangan emosional dan kognitif mereka. Hal tersebut dikarenakan gangguan pada keterampilan sosial dapat memengaruhi prestasi akademik, kegagalan sosial dan penolakan teman sebaya, depresi, dan berbagai hal lainnya (Welsh, dkk, 2001; Bellini, 2006).

Di Indonesia, intervensi keterampilan sosial berbasis sekolah yang diberikan pada siswa ADHD belum banyak ditemukan. Umumnya intervensi pada Siswa ADHD lebih berfokus pada

(11)

8

perilaku, padahal siswa ADHD juga mengalami banyak masalah sosial khususnya kesulitan dalam hubungan dengan teman sebaya dari usia kanak-kanak hingga remaja (Bagwell, dkk, 2001).

Strategi intervensi yang dapat diterapkan oleh sekolah : a. Penyesuaian akademik

b. Memberikan penyesuaian dalam ruang kelas seperti duduk dekat guru c. Waktu tambahan untuk tugas

d. Pengaturan ulangan yang sesuai e. Program pendidikan khusus

f. Bantu anak untuk mendapatkan manfaat dari program pendidikan khusus jika diperlukan

g. Konseling sekolah

h. Dukungan konselor sekolah untuk membantu anak mengatasi tantangan akademik dan social

i. Manajemen prilaku

j. Implementasi rencana manajemen prilaku yang jelas dan konsisten untuk membantu anak mengendalikan impuls dan meningkatkan fokus

Intervensi bebasis keluarga

Seorang anak dengan ADHD, akan menuntut kapasitas pengasuhan yang luar biasa dari orangtuanya. Dari berbagai penelitian tampak bahwa berpikir positif adalah hal terbaik bagi anak. Orantua harus menstimulasi prilaku baiknya dengan memberi anak penghargaan. Kata- kata adalah salah satu cara dalam system pemberian penghargaan. Dengan cara ini, orangtua akan meningkatkan kepercayaan diri pada anak. Orangtua wajib mengajarkan anak cara berprilaku yang benar sehingga situasi dirumah juga akan membaik.

Strategi intervensi yang dapat diterapkan oleh keluarga : a. Pendidikan keluarga

b. Edukasi orangtua tentang ADHD dan cara terbaik mendukung anak mereka c. Rencana struktur dan rutinits

d. Membantu anak untuk menjalani rutinitas yang terstruktur dirumah

(12)

9 e. Pujian dan hadiah

f. Menggunakan system pujian dan hadiah positif untuk meningkatkan prilaku yang diinginkan

g. Konseling keluarga

h. Mendapatkan dukungan melalui konseling keluarga jika diperlukan Intervensi berbasis masyarakat

Anak berkebutuhan khusus merupakan anak dengan keterbatasan secara fisik, mental, intelektual, sosial maupun emosional. Keterbatasan yang dimiliki dapat berpengaruh terhadap proses berkembang di masyarakat. Anak berkebutuhan khusus sebagai salah satu bagian dari kelompok penyandang masalah kesejahteraan sosial perlu memperoleh perhatian lebih terkait pemenuhan hak-hak serta kebutuhan dalam proses melaksanakan fungsi sosialnya, karena keterbatasan yang dimiliki menjadi penghambat dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut dibanding dengan anak nondisabilitas.

Strategi intervensi yang dapat diterapkan oleh masyarakt : a. Dukungan grup

b. Melibatkan anak dalam kelompok dukungan atau terapi kelompok yang ditujukan untuk anak dengan ADHD

c. Kegiatan ekstrakulikuler

d. Menggalakkan partisipasi anak dalam kegiatan ekstrakulikuler yang sesuai minat mereka

e. Dukungan Psikososial

f. Menghubungkan keluarga dengan sumber daya komunitas seperti pusat Kesehatan jiwa atau kelompk dukungan

g. Kampanye kesadaran

h. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang ADHD untuk mengurangi stigma dan meningkatkan pemahaman.

(13)

10 BAB III PENUTUP

Intervensi untuk anak dengan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) yang melibatkan berbagai aspek seperti sekolah, keluarga, dan masyarakat dapat sangat efektif dalam membantu anak mengelola gejala ADHD mereka.

a. Intervensi berbasis sekolah b. Intervensi berbasis keluarga c. Intervensi berbasis masyarakat

Penting untuk diingat bahwa setiap anak dengan ADHD adalah individu yang unik, jadi intervensi harus disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi mereka. Kerjasama yang baik antara sekolah, keluarga dan masyarakat dapat sangat membantu dalam memberikan dukungan holistic bagi anak dengan ADHD. Seiring berjalannya waktu, strategi ini dapat disesuaikan sejalan dengan perkembangan anak. Selain itu, melakukan konsultasi dengan professional Kesehatan mental atau spesialis ADHD untuk panduan yang lebih terperinci dan sesuai.

(14)

11

DAFTAR PUSTAKA

https://repo-

dosen.ulm.ac.id/bitstream/handle/123456789/17389/Pendidikan%20Anak%20ADHD.pdf?se quence=1&isAllowed=y

https://paudpedia.kemdikbud.go.id/uploads/pdfs/TINY_20220323_162040.pdf

https://www.slbautisma-yppapadang.sch.id/berita/detail/157645/pentingnya-intervensi-dini- bagi-anak-autis/

Paternotte Arga & Buitelaar Jan, ADHD ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas ) Tanda-tanda, Diagnosis, Terapi, serta Penanganannya di Rumah dan di Sekolah (2013)

Referensi

Dokumen terkait

Berarti anak akan belajar mengembangkan perilaku prososial melalui pengamatan terhadap tingkah laku orangtuanya (Eisenberg, 1982). Jika anak terus menerus melihat perilaku

Pada dasarnya Ilmu psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang khusus mempelajari, meneliti, dan membahas seluruh tingkah laku manusia yang terlibat

Berbagai tingkah laku yang berubah dalam perkembangan anak-anak menuju remaja sangat signifikan mulai dari perubahan fisik hingga tingkah laku. Rasa ingin tahu pada

Sosial emosional sangat penting dalam kehidupan anak karna sosial emosional tersebut merupakan sikaf dan tingkah laku anak, bagaimana anak bertingkah laku kepada teman,keluarga

Adapun bagi anak dengan gangguan perilaku, PBS termasuk dalam level tertier yang bertujuan untuk mengurangi dan menghilangkan perilaku bermasalah serta mengganti

Supomo & hazairin mengambil kesimpulan bahwa hukum adat adalah hukum yang mengatur tingkah laku manusia Indonesia dalam hubungan satu sama lain, baik yang merupakan keseluruhan

Pengkondisian model pembelajaran ini untuk membantu mereka memberikan pelayanan dalam pendidikan inklusif dan atau sebagai alternatif memperluas akses bagi anak dengan gangguan

Makalah ini membahas pentingnya kajian instrumen asesmen ADHD untuk memastikan diagnosis dan intervensi yang