MAKALAH SEROLOGI SUB GOLONGAN DARAH A
DI SUSUN OLEH:
MARIA VANESA BIANCONERI DELA MALI 230611020
PRODI D3 TEKNOLOGI BANK DARAH STIKES GUNA BANGSA YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah serologi tepat
pada waktu. Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen pembimbing yang selalu memberikan dukungan dan bimbingannyaMakalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas serologi. Tak hanya itu, kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat
untuk penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya kata, kami berharap semoga makalah serologi ini bisa memberikan informasi dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Kami juga mengucapkan terima kami kepada para pembaca
yang telah membaca makalah ini hingga akhir
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG
Golongan darah merupakan polimorfisme yang terdapat dalam darah, tetapi biasanya terbatas pada antigen permukaan sel darah, terutama sel darah merah. Penggolongan darah sistem ABO memiliki beberapa golongan darah yang terbagi lagi menjadi subgrup. Golongan darah A memiliki subgrup A1, A2, Aint, A3, Aend (Afinn, Abantu), Ax, Am, Ay, Ael, Aw. Subgrup A1 dan A2 merupakan yang paling utama dalam subgrup golongan darah A (WHO, 2009; Daniels, 2002; Svensson, 2011; Thakral et al., 2004; Goodwin et al., 2006; Chaudhari et al., 2008).
Subgrup A1 memiliki antigen A lebih banyak daripada subgrup A2. Adanya subgrup A2 dapat membuat kesalahan identifikasi golongan darah karena rendahnya antigen A dan variasi genetik yang dimiliki (Goodwin et al., 2006; Bryan et al., 2006). Identifikasi subgrup menjadi penting karena dapat terjadi kesalahan identifikasi golongan darah subgrup A2 menjadi golongan darah O, dan jika ditransfusikan kepada resipien dengan golongan darah O akan menimbulkan reaksi transfusi (Thakral et al., 2004; Azarfarin and Asl, 2009). Hasil penelitian menunjukkan kesalahan identifikasi golongan darah subgrup A (A1 dan A2) sebesar 9,8% dan subgrup AB (A1Bdan A2B) sebesar 6,5 % (Bryan et al., 2006). Oleh karena itu, gambaran populasi subgrup A menjadi penting dilakukan untuk mengurangi kesalahan identifikasi golongan darah karena terbatasnya stok darah dan menghindari reaksi transfusi pada resipien.
1.2RUMUSAN MASALA
Apa itu golongan darah?
Kenapa golongan darah berbeda beda?
Ada berapa sub golongan darah A?
1.3TUJUAN MASALAH
Mengetahui pengertian golongan darah secara umum Mempelajari jenis jenis golongan darah
Mempelajari sub sub golongan darah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN GOLONGAN DARAH
merupakan salah satu darah bagian penting dalam tubuh. dibedakan menjadi beberapa
golongan yaitu A, B, O, dan AB. Golongan darah merupakan sistem pengelompokkan darah
yang didasarkan pada jenis antigen yang dimilikinya. Antigen tersebut dapat berupa karbohidrat
dan protein (Nadia et al, 2010). Sistem penggolongan darah ABO pertama kali ditemukan oleh
Karl Landsteiner pada tahun 1900 dengan mencampur eritrosit dan serum darah para stafnya.
Dari percobaan tersebut, Landsteiner menemukan 3 dari 4 jenis golongan darah dalam sistem ABO, yaitu A, B, O. Golongan darah yang keempat, yaitu AB ditemukan pada tahun 1901 (Farhud et al, 2013). Pemeriksaan golongan darah mempunyai berbagai manfaat dan mempersingkat waktu dalam identifikasi. Golongan darah penting untuk diketahui dalam hal kepentingan transfusi, donor yang tepat serta identifikasi pada kasus kedokteran forensik seperti identifikasi pada beberapa kasus kriminal (Azmielvita, 2009). Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan untuk menentukan jenis golongan darah pada manusia. Penetuan golongan darah ABO pada umumnya dengan menggunakan metode slide. Metode slide merupakan salah satu metode yag sederhana, cepat dan mudah untuk pemeriksaan golongan darah (Chandra, 2008). Pemeriksaan golongan darah untuk mendeteksi keberadaan antigen di permukaan membran sel darah merah dengan cara mereaksikan darah manusia dengan anti-sera A dan antisera B (Yuniar et al, 2014).
Penggunaan serum untuk pemeriksaan golongan darah sebenarnya jarang dilakukan, karena biasanya pemeriksaan golongan darah sistem ABO menggunakan reagen antisera. Pada prinsipnya pemeriksaan golongan darah yaitu antigen yang direaksikan dengan antibodi yang sama maka akan terbentuk aglutinasi. Di dalam serum terdapat antibodi karena antibodi golongan darah merupakan protein globulin yang bertanggung jawab sebagai komponen kekebalan tubuh alamiah
2.2 JENIS JENIS GOLONGAN DARAH
Golongan darah ABO pada manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, yaitu golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A dipermukaan eritrositnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya, golongan darah B memiliki antigen B di permukaan eritrositnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya, golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B di permukaan eritrositnya serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A dan antigen B di serum darahnya, sedangkan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B dalam serum darahnya. (Nadia et al, 2010).
Serum adalah darah tanpa antikoagulan yang tertampung di tabung atau wadah jika dibiarkan selama 15 menit akan mengalami proses pembekuan akibat terperasnya cairan dalam bekuan, kemudian disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10-15 menit sehingga akan terbentuk tiga bagian yaitu serum, buffycoat dan eritrosit (Widman, 2000). Dalam serum terdapat antibodi untuk menghancurkan protein asing (antigen, artinya zat yang merangsang pembentukan zat antibodi) yang masuk dalam tubuh (Pearce, 2008) Penentuan golongan darah ABO metode slide pada umumnya dengan menggunakan reagen Anti-sera, pada penelitian ini selain menggunakan reagen Anti-sera juga dapat menggunakan serum yang nantinya akan dibedakan hasil
pemeriksaan golongan darahnya dengan menggunakan reagen Anti-sera. Prinsip pemeriksaan
golongan darah adalah reaksi antara antigen yang terdapat pada permukaan eritrosit dengan
reagen anti-sera anti A dan anti B, maka penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemeriksaan
golongan darah menggunakan anti-sera A dan anti-sera B yang diperoleh dari darah manus
ia yang mempunyai golongan darah A, golongan darah B dan golongan darah O.2.3SUB GOLONGAN DARAH A
Golongan darah A = Memiliki antigen A pada sel-sel darah merah, memiliki antibodi anti-B dalam plasma. A positif adalah salah satu jenis golongan darah yang paling umum, dengan jumlah sekitar 27,42 persen dari populasi dunia. Seseorang dengan tipe A positif hanya dapat mendonorkan
darahnya kepada orang yang bergolongan darah A positif atau AB positif. A negatif A negatif adalah jenis golongan darah tipe langka (1,99 persen dari populasi dunia). Golongan darah A memiliki subgrup A1, A2, Aint, A3, Aend (Afinn, Abantu), Ax, Am, Ay, Ael, Aw. Subgrup A1 dan A2 merupakan yang paling utama dalam subgrup golongan darah A (WHO, 2009; Daniels, 2002;
Svensson, 2011; Thakral et al., 2004; Goodwin et al., 2006; Chaudhari et al., 2008). Subgroup A1 dan A2 merupakan yang paling utama dalam subgroup golongan darah A. Subgrup A1 memiliki antigen A yang lebih banyak daripada subgrup A2, adanya subgrup A2 dapat menimbulkan kesalahan identifikasi golongan darah karena lemahnya antigen A dan variasi genetik yang dimiliki. Kesalahan identifikasi golongan darah akan meningkatkan resiko reaksi transfusi. Subgrup A1 memiliki antigen A lebih banyak daripada subgrup A2. Adanya subgrup A2 dapat membuat kesalahan identifikasi golongan darah karena rendahnya antigen A dan variasi genetik yang dimiliki (Goodwin et al., 2006;
Bryan et al., 2006). Identifikasi subgrup menjadi penting karena dapat terjadi kesalahan identifikasi golongan darah subgrup A2 menjadi golongan darah O, dan jika ditransfusikan kepada resipien dengan golongan darah O akan menimbulkan reaksi transfusi (Thakral et al., 2004; Azarfarin and Asl, 2009). Hasil penelitian menunjukkan kesalahan identifikasi golongan darah subgrup A (A1 dan A2) sebesar 9,8% dan subgrup AB (A1Bdan A2B) sebesar 6,5 % (Bryan et al., 2006). Oleh karena itu, gambaran populasi subgrup A menjadi penting dilakukan untuk mengurangi kesalahan
identifikasi golongan darah karena Pembuatan suspensi eritrosit 2% (untuk pemeriksaan subgrup).
BAB III KESIMPULAN
Sub-golongan darah merujuk pada variasi tambahan dalam sistem golongan darah ABO, yang membagi golongan darah A, B, AB, dan O menjadi sub-kategori yang lebih spesifik. Sub-golongan tersebut disebut dengan huruf tambahan, seperti A1, A2, B1, B2, dan sebagainya. Kesimpulan tentang sub-golongan darah ini dapat mencakup beberapa poin:Variasi Genetik: Sub-golongan darah muncul karena variasi genetik dalam sistem ABO. Setiap sub-golongan memiliki kombinasi unik dari alel-gen ABO.Pentingnya dalam Transfusi Darah: Pengenalan sub-golongan darah menjadi penting dalam transfusi darah untuk
meminimalkan risiko reaksi transfusi yang tidak cocok. Penentuan sub-golongan memastikan kesesuaian yang lebih baik antara penerima dan donor.Perbedaan Frekuensi: Frekuensi sub-golongan darah dapat bervariasi berdasarkan populasi geografis dan etnis. Misalnya, beberapa sub-golongan mungkin lebih umum di suatu populasi daripada yang lain.Pentingnya Diagnosis dan Pengobatan: Pengetahuan tentang sub-golongan darah dapat penting dalam diagnosis kondisi medis tertentu dan dalam merencanakan terapi yang tepat. Sebagai contoh, dalam beberapa kasus, sub-golongan darah tertentu dapat berperan dalam predisposisi terhadap penyakit tertentu atau respon terhadap pengobatan.Penelitian Lanjutan: Penelitian terus dilakukan untuk memahami lebih lanjut tentang hubungan antara sub-golongan darah dan berbagai aspek kesehatan manusia, termasuk risiko penyakit tertentu, pola penyebaran penyakit, dan respons terhadap terapi.Dengan demikian, kesimpulan mengenai sub-golongan darah adalah bahwa pemahaman terhadap variasi sub-golongan tersebut penting untuk berbagai aplikasi klinis dan penelitian dalam bidang kesehatan.
SARAN
Di sarankan mahasiswa teknologi bank darah terus belajar dan mencari informasi tentang golongan darah dan sub jenis nya agar pengetahuan semakin lengkap pada saat akan praktikum transfuse darah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Yuniar, H. & Muhiddin, R. & Arif, M., 2014. Perbedaan Golongan Darah ABO di Anemia Hemolitik Autoimun.(Discrepancy of Blood Group ABO in Auto
Immune Haemolytic). Indonesian Journal Of Clinical Pathologi and Medical Laboratory. Vol.20, No.3
2. Barbara, J.B., 2014. Hematologi: Kurikulum Inti., Jakarta: EGC.
3. NCBI. (2014). Blood Group Antigene Gene Mutation Database (Online) 4. Oktari, A. & Silvia, N.D., 2016. Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO
Metode Slide dengan Reagen Serum Golongan Darah A, B, O.
Teknolabjournal. Vol.5. No 2, pp. 49-54.
5. Tulip, M., 2015. Perbedaan Serum dan Plasma.