MAKALAH
DEFINISI FIQIH DAN USHUL FIQIH
Dosen Pengampu: Dudang Abdul Karim, M.Pd.
Mahasiswa: Aji Antop Safawi
BAB I
LATAR BELAKANG
Fiqih dan ushul fiqh merupakan ilmu yang sangat penting dalam tradisi keilmuan Islam. Fiqih, sebagai ilmu yang mempelajari hukum-hukum syariat, memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan umat Islam. Hukum-hukum ini tidak hanya mengatur tentang aspek ibadah, tetapi juga mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari, seperti muamalah, akhlak, dan sosial. Dengan memahami fiqih, umat Islam dapat menjalani kehidupan yang sesuai dengan tuntunan syariat, sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Sedangkan ushul fiqh berfungsi sebagai fondasi bagi fiqih itu sendiri. Ilmu ini membahas prinsip-prinsip dan metode yang digunakan untuk mengekstrak hukum-hukum dari sumber-sumber syariat, yaitu Al-Quran dan Hadis.
Pada zaman ini, pemahaman mendalam tentang fiqih dan ushul fiqh menjadi semakin penting.
Berbagai masalah semakin berkembang mengikuti perkembangan zaman. Oleh karena itu, kajian tentang fiqih dan ushul fiqih tidak hanya relevan bagi kalangan akademis, tetapi juga bagi masyarakat luas yang ingin memahami dan menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan latar belakang tersebut, makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang definisi fiqih dan ushul fiqh. Melalui kajian ini, diharapkan pembaca dapat lebih menghargai dan memahami peran fiqih dan ushul fiqh dalam membentuk hukum dan etika dalam masyarakat Muslim.
BAB II PEMBAHASAN 1. Definisi Fiqih
Fiqh menurut bahasa artinya pemahaman yang benar tentang apa yang diharapkan. Fiqh adalah mashdar dari bab faqiha - yafqahu, yang berarti "paham". faquha (dengan qaf berharakat dhammah) artinya fiqh menjadi sifat alaminya. faqaha (dengan fathah) artinya lebih dulu paham dari yang lain. Secara pengetahuan, fiqih artinya istilah tentang hukum-hukum syariat praktis berdasarkan dalil-dalil rincinya. Yang dimaksud ةفرعم” pengetahuan” mencakup ilmu pasti dan dugaan. Hukum-hukum syariat ada yang diketahui secara pasti dari dalil yang meyakinkan dan ada yang diketahui secara dugaan. Masalah-masalah ijtihad yang menjadi bahan perbedaan pendapat di kalangan ulama adalah masalah dugaan karena jika diketahui secara yakin, maka pasti tidak ada perbedaan pendapat.
Fiqih adalah ilmu yang membahas hukum-hukum syariat Islam yang bersumber dari Al- Quran dan Hadis.
Menurut istilah, fiqih dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang hukum syariah yang berkaitan dengan perbuatan manusia, yang diambil dari dalil-dalil yang rinci (tafsiliyah).
Fiqih mencakup berbagai aspek hukum, seperti kewajiban, larangan, dan hal-hal yang diperbolehkan.
2. Definisi Ushul Fiqih
Ushul Fiqih adalah kumpulan dari beberapa kaidah dan pembahasannya digunakan untuk menetapkan hukum-hukum syara yang berhubungan dengan perbuatan manusia. Pengertian Ushul Fiqih terdiri dari dua kata "ushul/ashl" dan "fiqh". Kata ashl menurut kidah atau ketentuan yang berlaku dan fiqh ilmu tentang hukum-hukum syara'. Ushul fikih mempelajari kaidah-kaidah, teori-teori dan sumber-sumber secara terperinci untuk menghasilkan hukum Islam yang diambil dari sumber-sumber tersebut. proses pengambilan hukum harus berdasarkan sumber-sumber hukum yang telah dipaparkan oleh para ulama.
Sumber-sumber hukum terbagi menjadi sumber primer dan sumber sekunder. Al- quran dan sunnah merupakan sumber primer. Hukum-hukum yang diambil langsung dari Al-quran dan Sunnah sudah tidak bertambah dan disebut sebagai syariah. Adapun sumber hukum sekunder yaitu ijmak, qiyas, dan sumber hukum lain. Hukum-hukum yang diambil dari sumber sekunder disebut fikih. Ijmak dan qiyas merupakan sumber hukum yang disepakati oleh empat mazhab fikih: Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hambali. Sumber hukum lain seperti kebiasaan masyarakat, perkataan sahabat, dan istihsan
diperselisihkan kevalidannya di antara mazhab-mazhab yang ada. Tujuan ushul fiqih adalah menerapakan kaidah-kaidah dan pembahasannya pada dalil-dalil yang detail untuk diambil hukum syara'nya. Sehingga, kaidah dan pembahasannya dapat difahami dengan nash-nash syara' dan dengan hukum-hukum yang dikandungnya, juga dapat diketahui sesuatu yang dapat memperjelas kesamaran dari nash-nash tersebut dan nash mana yang dimenangkan ketika terjadi pertentangan antara sebagian nash dengan yang lain.
Ushul fiqh adalah ilmu yang membahas prinsip-prinsip dan metode untuk menetapkan hukum-hukum fiqih.
Secara istilah, ushul fiqh didefinisikan sebagai pengetahuan tentang dalil-dalil fiqh secara menyeluruh dan tata cara memperoleh kesimpulan hukum darinya.
Ushul fiqh mencakup pembahasan tentang dalil-dalil, perselisihan pendapat, dan syarat-syarat ijtihad.
BAB III
KESIMPULAN
1. Fiqih
Fiqih secara bahasa berarti pemahaman yang mendalam. Secara istilah, fiqih adalah ilmu yang mempelajari hukum-hukum syariat Islam yang berkaitan dengan perbuatan
manusia, yang diambil dari dalil-dalil rinci seperti Al-Qur'an dan Hadis. Fiqih mencakup hukum wajib, haram, sunnah, makruh, dan mubah. Hukum-hukum tersebut
bisa bersifat pasti maupun dugaan, tergantung pada kuatnya dalil. Perbedaan pendapat di kalangan ulama biasanya muncul dalam hal yang bersifat dugaan (zhanni),
bukan dalam perkara yang pasti (qat’i).
2. Ushul Fiqih
Ushul fiqih adalah ilmu yang membahas kaidah-kaidah, prinsip, dan metode untuk menetapkan hukum-hukum fiqih dari sumber-sumber syariat. Secara istilah, ushul fiqih berarti pengetahuan tentang dalil-dalil fiqh secara umum dan cara pengambilan
hukum darinya. Sumber hukum primer adalah Al-Qur’an dan Sunnah, sedangkan sumber sekunder meliputi ijmak, qiyas, dan lainnya. Ushul fiqih bertujuan untuk memahami nash-nash syariat, menjelaskan makna yang samar, serta menentukan dalil
yang lebih kuat ketika terjadi pertentangan antar nash.
---
DAFTAR REFERENSI
Haerudin, M. & Romdiah. (2021). MAKALAH PENGANTAR ILMU USHUL FIQH.
Diakses dari https://mynida.stainidaeladabi.ac.id/asset/file_tugas/e93b9-ushul-fiqh-1.pdf Abdullah bin Umar al-Baidawi, Nihayatu al-Suul fi Syarhi Minhaj al-Ushul (Mesir: Alim al- Kutub, 1343 H).
Abdurrahman al-Iyji, Syarh Mukhtashor al-Muntaha Al-Ushuli (Beirut: Daarul Kutub, 2004 M).
Abi al-Hasan Muhammad bin Ali bin al-Tayyib al-Bashari, Al-Mu’tamad fi Ushul al- Fiqh (Damaskus, Ma’had ‘ilmi al-Faransi, 1964).
Imam al-Haramain Abi al-Ma’ali, Al-Burhan fi al-Ushul al-Fiqh (Jamia’ Qatr, 1399 H).