• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas

N/A
N/A
genkcr vrh

Academic year: 2024

Membagikan " Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

Materi: 15

Manajemen Kebutuhan

(2)

MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

• Tujuan:

Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan ruang lalu lintas dan mengendalikan pergerakan lalu lintas;

• Kriteria:

a. perbandingan volume lalu lintas kendaraan bermotor dengan kapasitas jalan;

b. ketersediaan jaringan dan pelayanan angkutan umum;

dan

c. kualitas lingkungan.

(3)

Cara Pelaksanaan: PEMBATASAN pada:

1. lalu lintas kendaraan perseorangan pada koridor atau kawasan tertentu pada waktu dan jalan tertentu;

2. lalu lintas kendaraan barang pada koridor atau kawasan tertentu pada waktu dan jalan tertentu;

3. lalu lintas sepeda motor pada koridor atau kawasan tertentu pada waktu dan jalan tertentu;

4. lalu lintas kendaraan bermotor umum sesuai dengan klasifikasi fungsi jalan;

5. ruang parkir pada kawasan tertentu dengan batasan ruang parkir maksimal;

dan/atau

6. lalu lintas kendaraan tidak bermotor umum pada koridor atau kawasan tertentu pada waktu dan jalan tertentu.

Pembatasan lalu lintas nomor 1 dan nomor 2 dapat dilakukan dengan pengenaan retribusi pengendalian lalu lintas yang diperuntukkan bagi peningkatan kinerja lalu lintas dan peningkatan pelayanan angkutan umum.

(4)

Strategi pendukung Manajemen Kebutuhan

Manajemen kebutuhan lalu lintas dilakukan secara simultan dan terintegrasi melalui strategi:

1. mengendalikan lalu lintas di ruas jalan tertentu dan persimpangan;

2. mempengaruhi penggunaan kendaraan pribadi;

3. mendorong penggunaan kendaraan angkutan umum dan transportasi yang ramah lingkungan, serta memfasilitasi peralihan moda dari

penggunaan kendaraan pribadi ke penggunaan kendaraan angkutan umum;

4. mempengaruhi pola perjalanan masyarakat dengan berbagai pilihan yang efektif dalam konteks moda, lokasi/ruang, waktu, dan rute

perjalanan; dan

5. mendorong dan memfasilitasi perencanaan terpadu antara tata ruang dan transportasi, baik yang direncanakan maupun yang telah tersedia.

(5)

Pelaksana

Manajemen kebutuhan lalu lintas dilakukan oleh:

• Menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan

prasarana lalu lintas dan angkutan jalan untuk jalan nasional;

• Gubernur untuk jalan provinsi setelah mendapatkan masukan dari bupati atau walikota; dan

• Bupati atau Walikota untuk jalan kabupaten/kota.

(6)

PEMBATASAN LALU LINTAS

KENDARAAN PERSEORANGAN

1

(7)

Pembatasan

lalu lintas kendaraan perseorangan

meliputi:

1. mobil penumpang;

2. mobil bus; dan

3. mobil barang dengan jumlah berat yang diperbolehkan

paling besar 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram.

(8)

Kriteria

apabila

pada jalan, kawasan, atau koridor

memenuhi kriteria paling sedikit:

1. memiliki perbandingan volume lalu lintas kendaraan bermotor

dengan kapasitas jalan pada salah satu jalur jalan sama dengan atau lebih besar dari 0,7 (nol koma tujuh);

2. hanya dapat dilalui kendaraan dengan kecepatan rata-rata pada jam puncak kurang dari 30 (tiga puluh) km/jam; dan

3. tersedia jaringan dan pelayanan angkutan umum dalam trayek yang memenuhi standar pelayanan minimal pada jalan, kawasan, atau koridor yang bersangkutan.

(9)

Dasar Pembatasan

Pembatasan lalu lintas kendaraan perseorangan dapat dilakukan dengan cara pembatasan lalu lintas kendaraan berdasarkan:

1. jumlah penumpang; dan/atau

2. tanda nomor kendaraan bermotor.

(10)

“ 3 in 1”

(11)
(12)

PEMBATASAN LALU LINTAS KENDARAAN BARANG

2

(13)

Ketentuan

• Pembatasan lalu lintas kendaraan barang meliputi semua kendaraan umum angkutan barang dan mobil barang perseorangan dengan jumlah berat yang

diperbolehkan lebih besar dari 3.500 (tiga ribu lima

ratus) kilogram.

(14)

Kriteria

Pembatasan lalu lintas kendaraan barang dilakukan apabila pada jalan, kawasan, atau koridor memenuhi kriteria paling sedikit:

1. memiliki perbandingan volume lalu lintas kendaraan bermotor dengan kapasitas jalan pada salah satu jalur jalan sama dengan atau lebih besar dari 0,7 (nol koma tujuh);

2. hanya dapat dilalui kendaraan dengan kecepatan rata- rata pada jam puncak kurang dari 30 (tiga puluh)

km/jam; dan

3. tersedia jaringan jalan alternatif.

(15)

Cara pelaksanaan

Pembatasan lalu lintas kendaraan barang dilakukan dengan cara:

1. pembatasan lalu lintas kendaraan barang berdasarkan dimensi dan jenis kendaraan; dan/atau

2. pembatasan lalu lintas kendaraan barang berdasarkan

muatan barang.

(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)

PEMBATASAN LALU LINTAS SEPEDA MOTOR

3

(22)

Kriteria

Pembatasan lalu lintas sepeda motor dapat dilakukan apabila pada jalan, kawasan, atau koridor memenuhi kriteria paling sedikit:

1. memiliki perbandingan volume lalu lintas kendaraan bermotor dengan kapasitas jalan pada salah satu jalur jalan sama dengan atau lebih besar dari 0,5 (nol koma lima); dan

2. telah tersedia jaringan dan pelayanan angkutan umum

dalam trayek yang memenuhi standar pelayanan minimal

pada jalan, kawasan, atau koridor yang bersangkutan.

(23)

Cara Pelaksanaan

• Pembatasan lalu lintas sepeda motor dilakukan

dengan cara MELARANG SEPEDA MOTOR untuk

melalui LAJUR atau JALUR pada JALAN tertentu.

(24)
(25)
(26)

PEMBATASAN RUANG PARKIR PADA KAWASAN TERTENTU

4

(27)

Lokasi

Pembatasan ruang parkir dapat dilakukan pada:

1. ruang milik jalan pada jalan kabupaten atau jalan kota; atau

2. luar ruang milik jalan.

(28)

Kriteria

Pembatasan ruang parkir dilakukan apabila memenuhi kriteria paling sedikit:

1. memiliki perbandingan volume lalu lintas kendaraan bermotor dengan kapasitas jalan pada salah satu

jalur jalan sama dengan atau lebih besar dari 0,7 (nol koma tujuh); dan

2. hanya dapat dilalui kendaraan dengan kecepatan

rata-rata pada jam puncak kurang dari 30 (tiga

puluh) km/jam.

(29)

Cara Pelaksanaan

Pembatasan ruang parkir dapat dilakukan dengan pembatasan:

1. waktu parkir;

2. durasi parkir;

3. tarif parkir;

4. kuota parkir; dan/atau

5. lokasi parkir.

(30)
(31)
(32)
(33)

PEMBATASAN LALU LINTAS

KENDARAAN TIDAK BERMOTOR UMUM

5

(34)

Bentuk dan Lokasi

Pembatasan lalu lintas kendaraan tidak bermotor umum pada koridor atau kawasan tertentu pada waktu dan jalan tertentu meliputi kendaraan tidak bermotor umum yang digerakkan oleh tenaga manusia atau hewan.

Lokasi: Pembatasan lalu lintas kendaraan tidak bermotor umum dapat dilaksanakan di:

1. Jalan nasional, 2. jalan provinsi,

3. jalan kabupaten, atau

4. jalan kota.

(35)

Cara Pelaksanaan

Pembatasan lalu lintas kendaraan tidak

bermotor umum dapat dilakukan dengan:

1. pembatasan berdasarkan kawasan, koridor, atau ruas jalan tertentu; dan/atau

2. pembatasan berdasarkan waktu.

(36)

Pelaksana

• Pembatasan lalu lintas kendaraan tidak bermotor umum dilaksanakan oleh menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, gubernur, bupati, atau walikota

sesuai dengan kewenangannya.

(37)
(38)

RETRIBUSI PENGENDALIAN LALU LINTAS KENDARAAN PERSEORANGAN DAN

KENDARAAN BARANG

6

(39)

Pengenaan

• Pembatasan lalu lintas kendaraan perseorangan dan pembatasan kendaraan barang dapat dilakukan

dengan pengenaan retribusi pengendalian lalu lintas.

• Pembatasan lalu lintas dengan pengenaan retribusi:

tidak dapat dilakukan pada jalan nasional.

(40)

Kriteria

Pembatasan lalu lintas dapat dilakukan apabila pada jalan, kawasan, atau koridor memenuhi kriteria paling sedikit:

1. memiliki perbandingan volume lalu lintas kendaraan bermotor dengan kapasitas jalan pada salah satu jalur jalan sama dengan atau lebih

besar dari 0,9 (nol koma sembilan);

2. memiliki 2 (dua) jalur jalan dimana masing-masing jalur memiliki 2 (dua) lajur;

3. hanya dapat dilalui kendaraan dengan kecepatan rata-rata pada jam puncak sama dengan atau kurang dari 10 (sepuluh) km/jam; dan 4. tersedia jaringan dan pelayanan angkutan umum massal dalam

trayek yang memenuhi standar pelayanan minimal.

(41)

Jenis dan Penggunaan Retribusi

• Retribusi pengendalian lalu lintas merupakan retribusi jasa umum;

• Hasil retribusi pengendalian lalu lintas digunakan hanya untuk kegiatan:

1. peningkatan kinerja lalu lintas; dan

2. peningkatan pelayanan angkutan umum.

(42)

Kegiatan peningkatan kinerja lalu lintas

Kegiatan peningkatan kinerja lalu lintas paling sedikit meliputi:

1. perbaikan pada jalan yang dilakukan pembatasan;

2. pemasangan, perbaikan, dan pemeliharaan perlengkapan jalan pada kawasan, koridor, atau ruas jalan tertentu yang berkaitan langsung dengan pengguna jalan di ruas jalan dan/atau

persimpangan;

3. pemeliharaan dan pengembangan teknologi untuk kepentingan lalu lintas; dan

4. peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang lalu lintas

dan angkutan jalan.

(43)

Kegiatan peningkatan pelayanan angkutan umum Kegiatan peningkatan pelayanan angkutan umum paling sedikit meliputi:

1. penyediaan dan pemeliharaan lajur, jalur, atau jalan khusus untuk angkutan umum massal;

2. penyediaan dan pemeliharaan sarana dan fasilitas pendukung angkutan umum massal; dan

3. penerapan dan pengembangan teknologi informasi untuk

kepentingan pelayanan angkutan umum massal.

(44)

Pelaksanaan

Untuk pelaksanaan pembatasan, pemerintah daerah wajib melakukan:

1. penyediaan jalan yang akan diberlakukan pembatasan yang memenuhi persyaratan standar minimal;

2. pemasangan, perbaikan, dan pemeliharaan perlengkapan jalan pada kawasan, koridor, atau ruas jalan tertentu yang berkaitan langsung dengan pengguna jalan di ruas jalan dan/atau

persimpangan; dan

3. penyediaan sistem dan peralatan yang diperlukan untuk

menerapkan pembatasan lalu lintas kendaraan perseorangan dan kendaraan barang.

(45)

Pengaturan

Pengaturan pelaksanaan pembatasan lalu lintas dengan pengenaan retribusi pengendalian lalu lintas diatur dengan peraturan daerah.

Peraturan daerah paling sedikit memuat:

1. kawasan, koridor, atau ruas jalan tertentu yang diberlakukan

pembatasan lalu lintas dengan pengenaan retribusi pengendalian lalu lintas;

2. besaran retribusi pengendalian lalu lintas;

3. tata cara pemungutan dan penggunaan retribusi pengendalian lalu lintas; dan

4. pemanfaatan retribusi pengendalian lalu lintas.

(46)
(47)
(48)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Jika tidak banyak melakukan simulasi maka akan menghasilkan permainan yang buruk dan membosankan.Perancangan board game manajemen waktu dalam berlalu lintas ini

Pada tahapan ini peneliti bertujuan untuk mengevaluasi dan menguji efektivitas, efisiensi, dan ekonomis pengendalian manajemen ruang farmasi UPTD Puskesmas Kasomalang atas pengelolaan

dalam Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi Manajemen dalam Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran, baik dari segi

Penelitian ini bertujuan untuk : (a) menganalisis ketersediaan dan kebutuhan air minum di kawasan Gunung Ciremai dan potensi konflik dalam alokasi air minum lintas wilayah

Penataan dan penguatan organisasi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas unit kerja secara proporsional sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas

Efisiensi survei volume lalu lintas jika antar ruas jalan memiliki 9 pola arus lalu lintas yang sama: jumlah surveyor, waktu survei, dan dana survei Daily factor DF adalah faktor

Dokumen ini membahas tentang strategi manajemen sumber daya manusia (MSDM) dan pendidikan karakter untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas tenaga

Dokumen ini membahas mengenai unsur-unsur yang terlibat dalam manajemen dan rekayasa lalu lintas, serta prinsip-prinsip yang diterapkan untuk mengoptimalkan lalu