PENDAHULUAN
MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI
- Manajemen
- Proyek
- Konstruksi
- Manajemen Proyek
- Manajemen Konstruksi
Penataan yang diperlukan disini adalah bagaimana menata ruang (lingkungan) dengan mempertimbangkan perkembangan masa depan (20 tahun ke depan), tata letak sistem pembuangan limbah dan sebagainya. Tujuan manajemen konstruksi adalah mengatur pekerjaan konstruksi agar pekerjaan terlaksana secara efektif dan efisien.
DAUR HIDUP PROYEK
Umum
Dari diagram di atas terlihat bahwa dalam suatu proyek konstruksi terdapat unsur-unsur perancangan yang apabila unsur-unsur tersebut bertemu maka akan berakibat pada kemajuan pembangunan bangunan tersebut dan berakibat pada terselesaikannya permasalahan-permasalahan konstruksi sipil seperti jalan, bangunan irigasi, dll. .
Hubungan antara Unsur-unsur Proyek
Jalur kritis adalah jalur kegiatan yang waktu pelaksanaan kegiatannya tidak dapat ditunda. Waktu berakhir paling awal dari aktivitas yang sedang ditinjau (EF) sama dengan waktu paling awal dari aktivitas (ES(j)) ditambah waktu terkait (D(j)).
KODEFIKASI DAN SERTIFIKASI PROFESI
Umum
Masing-masing membawa konsep ahli dari bidang teknis dan disiplin ilmu, serta pengalaman penerapannya pada pekerjaan sebelumnya, ke kancah manajemen proyek. Dari sinilah muncul dasar pemikiran di atas, yaitu tidak adanya kode profesi dan standar yang memberikan batasan dalam pengelolaan proyek.
Porsi Penguasaan Komponen Teknis
Menyadari semakin maraknya penerapan manajemen proyek (PM) dalam dunia bisnis, industri dan bidang lainnya saat ini, maka timbullah gagasan perlunya kodifikasi dan standarisasi mengenai profesi manajemen proyek. Tujuan ini bukan didorong oleh kurangnya kualitas manajer proyek dalam praktek di lapangan, namun lebih bertujuan untuk memudahkan mereka yang ingin menekuni profesi manajemen proyek dan juga pengguna jasa manajemen proyek.
Manajemen Proyek sebagai Profesi
Peran dan kontribusi manajemen proyek dalam dunia usaha dan industri yang semakin kompleks dan kompetitif nampaknya semakin penting untuk mendorong efisiensi dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan proyek. Jika kita mengkaji sifat dan ruang lingkup peran serta kontribusi manajemen proyek dalam realisasi gagasan menjadi kenyataan fisik, misalnya produk atau instalasi yang timbul dari kegiatan proyek – kegiatan yang kompleksitasnya berubah, dan jumlahnya bertambah sesuai dengan dimensi dan kompleksitas proyek. produk yang diinginkan – maka wajar jika profesi manajemen proyek dikodifikasi, distandarisasi, dan disertifikasi seperti profesi lain yang disebutkan di atas.
Project Management Body Of Knowledge
Menyikapi dan mengatasi kondisi yang telah dijelaskan di atas, PMI (Project Management Institute) di Amerika Serikat sejak tahun 1981 dan beberapa lembaga di negara lain, seperti International Project Management Association di Eropa dan ENAA (Engineering Advancement Association) di Jepang, telah memulai program dan langkah-langkah untuk mengembangkan dan memenuhi karakteristik di atas, dengan tujuan selanjutnya adalah sertifikasi manajemen proyek profesional. Dengan demikian, hal ini memudahkan individu yang ingin menggunakan jasa dalam manajemen proyek maupun individu yang ingin menggunakan/mengpraktikkannya untuk tugas manajemen atau kebutuhan kajian manajemen proyek. Oleh karena itu, diperlukan waktu yang cukup lama (±10 tahun) untuk mempersiapkan MP-BOK profesi manajemen proyek.
Jika Kerzner memberikan pengertian manajemen proyek dengan mengaitkannya dengan manajemen klasik berdasarkan fungsi (perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian), maka PMI (Project Management-body of Knowledge) mengembangkan model manajemen proyek yang dikenal dengan nama PM_BOK (Project Management - Body Pengetahuan). Pengetahuan). ) terdiri dari 8 fungsi yaitu 4 fungsi basis dan 4 fungsi integrasi sebagai berikut. Menurut Panduan Badan Pengetahuan Manajemen Proyek PMI, atau Panduan PM-BOK, manajemen proyek adalah penerapan pengetahuan, keterampilan, alat, dan teknik pada berbagai aktivitas untuk memenuhi persyaratan proyek tertentu. Institut Manajemen Proyek mengklasifikasikan sembilan keterampilan keberhasilan proyek: manajemen integrasi proyek, manajemen ruang lingkup proyek, manajemen waktu proyek, manajemen biaya proyek, manajemen kualitas proyek, manajemen sumber daya proyek, manajemen komunikasi proyek, manajemen risiko proyek, dan manajemen pengadaan proyek.
Dalam lingkup ilmu manajemen proyek menggambarkan pengetahuan dan penerapan komponen-komponen yang ada dalam manajemen proyek. Deskripsi singkat: Pada pertemuan ini Anda akan mempelajari berbagai alat manajemen proyek konstruksi yaitu Perencanaan Jaringan, Metode Jalur Kritis, Metode Jadwal Linier, Metode Diagram Precedence dan Proyek Evaluasi dan Review Proyek.
Umum
Bar Chart (Gantt Chart) dan Kurva S
Setiap pekerja yang berhasil menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya dalam sehari akan menerima bonus sebesar 50 sen. Diagram blok secara grafis menguraikan suatu proyek yang terdiri dari kumpulan tugas atau aktivitas yang terdefinisi dengan baik, di mana penyelesaian pekerjaan adalah titik akhirnya. Diagram batang biasanya disusun sedemikian rupa sehingga semua aktivitas dicantumkan dalam satu kolom di sisi kiri diagram.
Jika bobot setiap pekerjaan sudah dihitung, maka Anda dapat mencari persentase pekerjaan harian dengan menjumlahkan bobot harian setiap pekerjaan. Hubungan antara persentase kumulatif (sumbu X) dengan nilai persentase 0 sampai 100% (sumbu Y) digambarkan dengan garis yang membentuk huruf S. Dalam hal ini, kurva S yang dihasilkan adalah kurva S yang direncanakan , yaitu tercapainya kurva S berdasarkan jadwal yang direncanakan.
Di sini kurva S tercipta pada saat suatu pekerjaan selesai dan kurva S yang dihasilkan merupakan kurva aktual yaitu kurva S yang diperoleh dari periode pelaksanaan pekerjaan sebenarnya di lapangan. Dengan membandingkan kurva S aktual dengan kurva S yang direncanakan, akan memungkinkan untuk menentukan apakah suatu pekerjaan terlambat (kurva S aktual berada di bawah kurva S yang direncanakan), sesuai (kurva S aktual bertepatan dengan kurva S yang direncanakan) atau lebih cepat dari rencana (kurva S sebenarnya berada di bawah kurva S yang direncanakan).
Net Work Planning
Setelah dibuat Rencana Jaringan, setiap lingkaran acara dilengkapi dengan pembagian ruang dan diberi nomor. Berdasarkan banyaknya lingkaran kejadian, dibuatlah persegi yang terbagi menjadi (n+1) baris dan kolom, sehingga terdapat (n+1) x (n+1) persegi kecil. Angka-angka di kolom sebelah kiri dianggap sebagai nomor ekor kejadian untuk dimulainya suatu kegiatan.
EET lingkaran kejadian nomor 0 ditentukan sama dengan 0 dan ditulis di kiri luar kotak nomor 0. Kegiatan A berada pada perpotongan baris 0 dan kolom 1, artinya EET lingkaran kejadian nomor 1 = EET lingkaran kejadian 0 + lama kegiatan A ditulis di sebelah kiri luar kotak nomor 1. 8, maka proyek selesai waktu adalah EET Proyek adalah EET dari lingkaran kejadian yaitu 29 satuan waktu.
Untuk lingkaran kejadian nomor 7, kegiatan yang dimulai pada lingkaran kejadian ini adalah kegiatan K dengan durasi 5 satuan waktu. Sedangkan kegiatan kritis merupakan kegiatan yang menghubungkan dua lingkaran peristiwa kritis dimana selisih EET dan LET sama dengan durasi kegiatan.
Critical Path Method (CPM)
Sedangkan jalur kritis adalah jalur yang dimulai dari kejadian awal diagram jaringan hingga kejadian terakhir diagram jaringan, yang terdiri dari aktivitas kritis, peristiwa kritis, dan dummy (jika diperlukan). Pada diagram jaringan di atas, kejadian kritis merupakan kejadian yang waktu paling lambat (SPL) sama dengan waktu paling awal (SPA). Untuk mencari aktivitas kritis pada diagram jaringan di atas, kami menghitung slack untuk setiap aktivitas.
Jalur kritis ini dimulai dari kejadian awal diagram jaringan hingga akhir diagram jaringan yang berbentuk jalur. Pada diagram jaringan di atas, jalur kritisnya adalah kejadian nomor 1 dengan aktivitas D, peristiwa nomor 3, peristiwa nomor 5, aktivitas C, nomor 8. Tersedia diagram jaringan yang benar dan lengkap, dimana waktu paling awal (SPA) dan paling lambat Waktu (SPL) untuk setiap kejadian diketahui.
Buat diagram jaringan dengan nomor kejadian yang sama seperti sebelumnya dengan perkiraan durasi aktivitas baru untuk langkah ulang dan sama seperti sebelumnya untuk langkah pertama siklus. Berdasarkan waktu kejadian paling lambat dari diagram jaringan akhir (SPL m) = umur proyek yang direncanakan (UREN), waktu paling lambat dari semua kejadian dihitung.
LINEAR SCHEDULE METHODE (LSM)
Durasi kegiatan tersebut di atas adalah L n, n adalah nomor urut kegiatan dalam satu lintasan, n. Dalam beberapa jenis proyek, aktivitas seringkali ditemukan dalam urutan yang tidak terpisahkan. Kegiatan terus berjalan secara berurutan selama mempunyai proyek yang linier seperti pembangunan, pemeliharaan jalan raya, pemasangan pipa, saluran irigasi, kabel telepon, kabel listrik, terowongan, dan lain-lain. fitur linier ini.
Demikian pula proyek yang mempunyai aktivitas berulang (repetition), meskipun bersifat diskrit, dapat dianggap mempunyai karakteristik linier. Pada contoh di atas, penggunaan metode grid kerja akan menemui banyak kendala sehingga tidak menarik bagi kontraktor yang pada akhirnya akan kembali menggunakan metode tradisional yaitu perangkat Bar Chart. Meskipun ketergantungan antar aktivitas tidak ditampilkan dalam diagram batang, perubahan kecepatan aktivitas kerja juga tidak terlihat jelas.
Metode LSM merupakan suatu teknik perencanaan yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan perencanaan dan penjadwalan proyek dengan kegiatan yang linier dan berulang. Tingkat kemajuan pekerjaan yang direncanakan ditunjukkan dengan mudah dan lokasi kegiatan yang sedang berlangsung ditunjukkan pada gambar.
Precedence Diagram Method (PDM)
Waktu mulai paling awal dari kegiatan yang dinilai (ES) sama dengan jumlah jumlah kegiatan sebelumnya ditambah batasan yang relevan. Waktu penyelesaian terakhir dari aktivitas yang dinilai (LF) sama dengan jumlah kuantitas aktivitas yang dinilai dikurangi batasan yang relevan. Waktu mulai terakhir kegiatan yang dinilai (LS) sama dengan waktu selesai terakhir.
Project Evaluation and Review Technique
Periode ini lebih sering terjadi dibandingkan periode lainnya ketika aktivitas dilakukan berulang kali dalam kondisi yang hampir sama. Periode optimis (a) = 4 hari Periode pesimistis (b) = 9 hari Kemungkinan besar periode (m) = 5 hari Jadi bilangan te. Dari contoh di atas terlihat bahwa periode yang diharapkan te = 5,5 hari lebih besar dari periode yang paling mungkin m = 5.
Jika tidak demikian, dikhawatirkan akan digunakan angka perkiraan jangka waktu yang tidak tepat atau tidak sesuai dengan maksud yang diharapkan. Saat memperkirakan angka a, b, dan m untuk setiap kegiatan, berhati-hatilah agar tidak mempengaruhi atau menghubungkannya dengan target periode penyelesaian proyek. Memperkirakan periode kegiatan dengan metode PERT dengan menggunakan rentang waktu dan bukan periode waktu tunggal relatif mudah untuk dibayangkan.
Periode waktu ini menunjukkan tingkat ketidakpastian yang terkait dengan proses estimasi periode aktivitas. Artinya aktivitas B mempunyai tingkat ketidakpastian yang lebih besar dibandingkan aktivitas A sehubungan dengan perkiraan jangka waktu. Setiap kegiatan diasumsikan mempunyai kurva distribusi beta dan periode kegiatan dipilih secara acak.
Waktu yang paling mungkin: jangka waktu yang paling sering terjadi dibandingkan dengan yang lain apabila kegiatan tersebut dilakukan berulang-ulang dalam kondisi yang hampir sama (jangka waktu yang paling mungkin).