• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Rantai Pasokan dalam E-commerce

N/A
N/A
Alfiana Yuliasari 239

Academic year: 2024

Membagikan "Manajemen Rantai Pasokan dalam E-commerce"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Supply Chain Management

Chapter VI

Habibi Firmansah, S.T., M.Si.

(2)

Chapter VI

Laudon, K. C., & Traver, C. G. (2021). E-commerce: business, technology, society (15th ed.).

Pearson.

6.1 Supply chain management

6.2 Tahapan dalam perancangan SCM 6.3 Perancangan SCM

6.4 Klasifikasi produk e-commerce

6.5 Distribusi dan layanan e-commerce

(3)

Supply Chain Management

6.1

(4)

Supply Chain Management

Informasi supply chain dapat diwujudkan dalam

bentuk e-Supply Chain Management (e-SCM). e-SCM

didefinisikan sebagai sebuah taktik dan strategi

yang diterapakan dalam teknologi internet sebagai

channel system yang menghubungkan semua

organisasi yang terlibat dalam supply chain untuk

meningkatkan pelayanan atau memberikan manfaat

kepada pelanggan

(5)

Pada era sekarang ini dimana pihak-pihak yang

terlibat dalam supply chain memiliki akses yang

memadai ke jaringan internet, maka penerapan e-

SCM menjadi mungkin untuk dilakukan dalam

rangka mengelola informasi yang terjadi.

(6)

Supply chain management adalah suatu pendekatan terpadu yang berorientasi pada proses untuk menyediakan, memproduksi, mengirim produk-produk dan jasa kepada konsumen. Keterpaduan supply chain management meliputi seluruh proses manajemen, material, informasi maupun aliran dana.

Tujuan dasar Supply Chain Management adalah untuk mengendalikan persediaan dengan manajemen arus material. Persediaan adalah jumlah material dari pemasok yang digunakan untuk memenuhi permintaan pelanggan atau mendukung proses produksi barang dan jasa

(7)

Manfaat penerapan e-SCM:

1) Mengurangi biaya transaksi sebesar 90%.

2) Menurunkan biaya pembelian barang dan pelayanan sebesar 2 sampai 6 persen.

3) Membantu mengurangi biaya dan memperbaiki performance dengan memperkuat kebijakan procurement dalam desain produk dan SCM.

4) Melalui perbaikan kualitas informasi, accessibility

dan waktu, e-SCM membantu perusahaan -

perusahaan dalam supply chain lebih transparan

untuk mencapai tujuan bersama (Long term

Partnership).

(8)

Tahapan dalam penerapan SCM 1) Energize the Organization,

2) Enterprise Vision,

3) Supply Chain Value Assessment, 4) Opportunity Identification,

5) Strategy Decision.

(9)

Tahapan dalam Peracangan SCM

6.2

(10)

Customer and

Service Management

Dibagi menjadi 3 fungsi, yaitu: pemasaran

(menciptakan merk suatu perusahaan,

mengidentifikasi konsumen, memilih produk dan

layanan apa yang akan ditawarkan, mendesain

promosi, mengiklankan, dan penentuan harga),

penjualan (produk dan layanan) dan layanan

(customer support)

(11)

Manufacturing and Supply Chain

Planning

Gambaran geografi dari sistem manufaktur,

peralatan komputer yang tersedia untuk

merespon kebutuhan akan operasi manufaktur

yang lebih efektif dan efisien, termasuk

didalamnya untuk pengadaan barang. Dibagi

menjadi 3 yaitu : 1) manufacturing planning, 2)

production process management, 3) plant

maintenance.

(12)

Supplier Relationship Management

Sesuai dengan perkembangan sebuah industri,

kebanyakan alasan gagalnya perluasan pasar

berbasis elektronik adalah pemasok tidak

memahami konsep e-market itu sendiri. Oleh

karena itu dibutuhkan perancangan supplier

relationship management yang dibagi menjadi 3 :

EBS backbone functions, service functions dan

processing.

(13)

Logistic resource management

Electronic logistic resource mangement (eLRM) adalah proses pada manufaktur, dan supplier yang menggerakkan produk dan layanannya kepada customer dengan menggunakan internet.

e-LRM memungkinkan proses supply chain dapat

membuat suatu keputusan yang tepat,

menyeimbangkan harga dan meningkatkan

efisiensi logistik dan hubungan kolaboratif yang

efektif antara semua saluran supply pertukaran

dengan partner. Terdiri dari warehouse dan

transportation management.

(14)

Architecting the e- SCM Environment

Untuk arsitektur pada e-SCM ada beberapa hal

yang perlu dituliskan untuk lebih memahami

arsitektur seperti apa yang akan digunakan pada

aplikasi e-SCM, yaitu : perangkat keras,

perangkat lunak, basis data dan jejaring.

(15)

Perancangan SCM

6.3

(16)

Developing the e-SCM Strategy

Constructing the Business Value Proposition, perancangan e-SCM dapat menciptakan perubahan, baik dalam produk maupun layanannya.

Defining The Value Portfolio, Untuk mendukung business value proposition secara efektif dibutuhkan pengembangan proses yang terstruktur, antara lain :

(17)

1) Biaya, manajemen biaya yang efektif karena dengan penggunaan e-SCM memungkinkan dokumen yang dibutuhkan untuk pemenuhan pesanan distributor dikirimkan secara elektronik.

2) Layanan, melalui penerapan e-SCM, para distributor dapat melakukan proses pemesanan dengan mudah dan cepat secara online.

3) Kualitas, perusahaan selalu menjaga kualitas produk melalui pengendalian kualitas bahan baku maupun pengendalian terhadap proses produksi yang berjalan.

4) Rancangan, rancangan produk yang selalu

berkembang.

(18)

Structuring The Scope Of Collaboration, dimensi kolaborasi, dimensi vertikal (membantu input dan output) yaitu melibatkan supplier sebagai pemasok dan transportasi untuk mendistribusi barang ke konsumen. Dimensi horizontal (meningkatkan portfolio perusahaan).

melibatkan transportir untuk mencapai ketepatan

waktu pengiriman. Intensitas kolaborasi bersifat

information,sharing, karena masing-masing pihak

dapat memberikan informasi yang dibutuhkan.

(19)

Ensuring Effective Resource Management,

Memastikan seluruh bagian perusahaan mengerti

dan mendukung penerapan e-SCM, penggunaan

teknologi informasi dalam hal pengolahan aset

serta manajemen bahan baku, perlengkapan

serta peralatan yang dibutuhkan dalam menjamin

kelancaran proses.

(20)

Customer and service management

CRM and Internet Sales, beberapa fungsi yang

tersedia: 1) Online Order Processing

memungkinkan konsumen untuk melakukan

pemesanan secara online melalui form yang ada

di aplikasi web. 2) Lead Capture, ada basis data

yang berisi pencatatan pembelian konsumen

yang dapat digunakan oleh marketing untuk

melakukan follow up. 3) Literature fulfillment,

menyediakan brosur atau katalog di web berisi

keterangan produk yang dapat diunduh

(21)

Manufacturing and Supply Chain planning

1) Manufacturing Planning melibatkan advanced production and scheduling system. Sistem eSCM dapat menyediakan data dan informasi akurat.

2) Production and Process Management, sistem eSCM yang diterapkan memberikan informasi kepada PPIC mengenai status produksi tiap product requirement.

3) Product Design and Engineering, pengembangan dan inovasi rancangan produk.

4) Plant Maintenance and Quality Management, pemeliharaan mesin-mesin pabrik secara manual oleh bagian produksi.

(22)

Supplier Relationship Management

Perusahaan membentuk beberapa fungsi yang penting dalam kegiatan pembelian (bahan baku) ke pemasok :

a) EBS Backbone Functions: historis pembelian, status transaksi, perencanaan PO, laporan transaksi

b) e-SRM Services Functions: pencarian segmen pemasok, pencarian produk

c) e-SRM Processing: pembuatan PO, historis

pasokan

(23)

Logistic Resources Management

Penerapan e-SCM memungkinkan untuk menyediakan status pesanan kepada pelanggan dan menyediakan pelaporan yang efektif. Manajemen sumber daya logistik memiliki fungsi, antara lain:

Warehouse management : Pengaturan dan optimisasi persediaan bahan baku yang ada, memberikan peringatan kepada bagian PPIC untuk melakukan pembelian apabila terdapat bahan baku yang mencapai jumlah stok minimal Transportation management : Pengiriman bahan baku dari pemasok ke bagian gudang , pengiriman ini bisa dilakukan oleh pemasok itu sendiri dimana pemasok akan mengirimkan surat jalan secara elektronik kepada perusahaa

(24)

Klasifikasi Produk e- commerce

6.4

(25)

Aliran supply

Aliran dalam supply chain management terbagi dalam tiga aliran utama yaitu :

1. Aliran produk berisi aliran barang dari supplier ke konsumen Aliran informasi berisi pengiriman pesanan dan peninjauan status pengiriman

2. Aliran keuangan (financial) terdiri dari batas kredit, pembayaran dan jadwal pembayaran, ketepatan pengiriman dan identitas pemilik

(26)

Distribusi Produk dan Layanan e-

commerce

6.5

(27)

Perusahaan E-commerce >

Pembeli

Perkembangan teknologi mendorong perubahan pada aktivitas perusahaan. Jika dulu suatu perusahaan sebatas memproduksi barang, maka kini mereka juga bisa melakukan aktivitas multi aspek. Salah satunya yakni menunaikan proses distribusi secara mandiri.

Barang-barang yang telah mereka produksi dapat langsung dikirim ke pembeli menggunakan tim pengiriman sendiri. Perusahaan yang memiliki alur distribusi mandiri biasanya juga menerapkan konsep satu pintu dalam layanan belanja online.

(28)

Maksud satu pintu ini yakni menjadikan halaman situs perusahaannya sebagai platform memajang produk sekaligus tempat transaksi langsung yang didukung jasa pengiriman. Jadi begitu pembeli menyelesaikan transaksinya, barang yang dipesan akan langsung dikemas dan diproses tim pengiriman ke alamat tujuan. Perusahaan berjenis Business to Consumer (B2C) seperti Sephora, Brodo, dan Alfacart kerap menggunakan alur distribusi langsung ini.

(29)

Perusahaan E-commerce >

Perusahaan Ekspedisi >

Pembeli

Tidak semua perusahaan e-commerce mampu membina tim distribusi sendiri. Terlebih, geografis pasar Indonesia begitu luas untuk dijangkau. Karenanya, masih banyak perusahaan yang hanya berfokus untuk pengadaan dan penjual produk dari situs mereka sendiri.

Calon pembeli tetap bisa memilih produk dan melakukan transaksi di situs perusahaan terkait. Tapi begitu pembayaran telah dilunasi, produk yang dipilih pembeli akan diantar perusahaan e- commerce ke perusahaan ekspedisi eksternal.

Ketika sampai di perusahaan ekspedisi, tim pengiriman terlebih dulu mendata dan menyortir alamat barang sebelum diantar ke pembeli.

(30)

Terkadang proses ini memakan waktu lebih lama jika kuantitas barang yang masuk ke gudang perusahaan ekspedisi membludak. Dalam beberapa kondisi, perusahaan ekspedisi dapat pula menjemput barang pesanan langsung dari warehouse perusahaan e-commerce. Perusahaan B2C seperti Bukupedia dan Alfacart kerap mengandalkan alur distribusi ini untuk pengiriman produk ke pembeli.

(31)

Penjual Online > Perusahaan Ekspedisi > Pembeli

Jumlah pedagang online di Indonesia semakin subur seiring bertambah populernya platform e-commerce dan e-marketplace. Dengan adanya platform itu, kini para penjual tidak perlu lagi bergantung dengan keberadaan gudang atau toko fisik untuk menyimpan barang jualan. Mereka dapat berjualan di manapun berada. Para pedagang cukup mengiklankan barang di platform terkait.

(32)

Begitu ada pembeli yang membeli barang, pedagang di platform e-commerce/emarketplace akan mengemas barang itu untuk kemudian diantar ke perusahaan ekspedisi eksternal. Ada banyak perusahaan ekspedisi yang diberdayakan pedagang online. Mulai dari pemain ekspedisi lama seperti JNE, TIKI, POS Indonesia, hingga penyedia layanan pengiriman berbasis aplikasi seperti Go-Send dan Grab Express. Pembeli juga dapat memilih sendiri perusahaan ekspedisi yang tertera di etalase toko online terkait.

Alur distribusi seperti ini dapat ditemukan di platform e- commerce dan e-marketplace seperti Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Lazada, Sorabel, Elevenia, dan Maskoolin yang mewadahi pedagang-pedagang online skala kecil dan menengah.

(33)

Penjual Online > Perusahaan E-commerce > Pembeli

Di samping menyediakan wadah berjualan, sejumlah perusahaan e-commerce juga menawarkan slot warehouse mereka pada pedagang online sebagai tempat penyimpanan sementara barang yang akan dijual. Selain berguna sebagai tempat penyimpanan sementara, keberadaan warehouse yang dikelola langsung perusahaan e-commerce dapat memudahkan pedagang dalam mengurus aspek pengiriman barang.

(34)

Dengan kata lain, pedagang menyerahkan inventarisnya ke perusahaan e-commerce untuk menangani setiap pengiriman dengan maksimal. Mulai dari pengemasan barang, pendataan alamat, hingga pengiriman ke alamat pembeli. Perusahaan e- commerce B2C seperti Blibli, Zalora, JD.id, Orami menjadikan alur ini sebagai rantai distribusi utama mereka. Perusahaan yang menggabungkan konsep B2C dan C2C seperti Lazada juga menggunakan alur ini sebagai salah satu opsi pengiriman barang ke pembeli.

(35)

Penjual Online > Perusahaan E-

commerce > Perusahaan Ekspedisi >

Pembeli

Alur terakhir ini juga menyertakan slot warehouse sebagai tempat penyimpanan barang. Hanya saja, perusahaan e-commerce yang menggunakan alur ini umumnya tidak punya tim kurir sendiri. Karenanya, mereka memanfaatkan perusahaan ekspedisi eksternal untuk memproses pengiriman barang ke pembeli.

(36)

Ketika pembeli menyelesaikan transaksinya dengan penjual online yang ada di platform e-commerce terkait, barang yang dipesan akan dikemas di warehouse perusahaan e-commerce itu. Setelah dianggap memenuhi prosedur pengemasan, barang itu akan diambil/dikirim ke perusahaan ekspedisi eksternal. Di perusahaan ekspedisi, barang itu kembali diproses dan disortir berdasarkan daerah tujuan. Setelah semuanya selesai, barang akan mulai didistribusikan ke alamat pembeli.

Sejumlah perusahaan C2C seperti JakMall, Tees.id, Otten Coffee menggunakan alur ini untuk mengirim barang.

Perusahaan B2C seperti Matahari.com juga menyertakan alur ini dalam pendistribusian produk- produknya.

(37)

Thanks!

Do you have any questions?

[email protected] +6285157388968

Ig : @mashab_adv YT : Petani Lintas Zaman

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi, kebijakan yang bersifat super-fleksibel membuat optimisasi manajemen rantai pasokan menjadi semakin sulit, sehingga dibutuhkan model yang dapat mengakomodasi kon-

Tujuan dari penelitian ini adalah mendesain model super-fleksibel jaring- an distribusi dalam manajemen rantai pasokan dengan menggunakan algoritma kunang-kunang cerdas

Keunggulan kompetitif dari SCM adalah bagaimana perusahaan mampu memanage aliran barang atau produk dalam suatu rantai pasokan, sehingga jaringan kegiatan produksi

Pupuk Sriwidjaja Palembang adalah 2,62 yang artinya pemanfaatan SI/TI pada manajemen rantai pasokan masih berada pada tingkat kematangan di level 2 “repeatable

Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan manajemen rantai pasokan hijau pada UMKM sektor industri produk halal seperti berbagi informasi terkait rantai pasokan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rantai pasokan stroberi di Kabupaten Bandung termasuk kategori multi saluran, manajemen rantai pasokannya meliputi pola tradisional dan

Tujuan dari penelitian ini adalah 1 mengidentifikasi kondisi manajemen internal rantai pasokan, 2 mengidentifikasi kelemahan manajemen internal rantai pasokan, dan 3 memberikan

Tampilan Siklus Proses Rantai Suplai Mengingat lima tahapan rantai pasokan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1-2, semua proses rantai pasokan dapat dipecah menjadi empat siklus