• Tidak ada hasil yang ditemukan

mengembangkan kreativitas anak usia dini kelompok b1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "mengembangkan kreativitas anak usia dini kelompok b1"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

i

MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI KELOMPOK B1 MELALUI MEDIA KOLASE AMPAS KELAPA

DI TAMAN KANAK- KANAK ISLAMIYAH CURAHJATI BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2021/2022

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Oleh:

Pipin Ariska NIM: T20185039

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

SEPTEMBER 2022

(2)

ii

MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI KELOMPOK B1 MELALUI MEDIA KOLASE AMPAS KELAPA

DI TAMAN KANAK- KANAK ISLAMIYAH CURAHJATI BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2021/2022

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Oleh:

Pipin Ariska NIM: T20185039

Disetujui Pembimbing:

Dr. Istifadah, M.Pd.I

NIP:196804141992032001

(3)

iii

Menyetujui

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I

NIP. 196405111999032001

(4)

iv

MOTTO





























Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan”(QS. al- Maidah [5]: 35).1

11 Al qur’an dan terjemah Al Huda, Kemenag RI badan Litbang dan Diklat. 332

(5)

v

PERSEMBAHAN

Seiring ucapan syukur Alkhamdulillah kepada Allah SWT. dan segenap hasil skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Teruntuk kedua orang tua saya, Bapak (Giman) dan Ibu (Asiyah) yang selalu mendukung dan mendoakan keberhasilan saya dalam menuntut ilmu, yang senantiasa dengan penuh cintanya mengasuh dan mendidik anak-anaknya, sekaligus menjadi motivator terbesar saya dalam perjuangan menempuh pendidikan starta satu.

2. Teruntuk kaka saya (Sri Wahyuni) dan (Ragil Susanto) yang senantiasa mendoakan saya, membimbing saya, juga selalu memberi wejangan yang memotivasi.

3. Teruntuk pengasuh pondok pesantren putri Al- Roudhloh Bapak Prof. Dr. H.

Moh Khusnuridho M. Pd dan Ibu Dr. Hj. ST. Rodliyah, M. Pd. yang telah banyak membekali ilmu sehingga saya sampai di titik ini.

4. Bapak/ Ibu guru saya di TK Khotijah 59, MI Shirotul Huda, SMP Tri Bhakti, SMA Favorit Nu Tegaldlimo. Serta ustadz/ ustadzah pondok pesantren Sa’adatuddaroni dan Madarasah Diniyah Sa’adatuddaroni yang telah banyak membekali ilmu sehingga bisa mengantarkan saya menempuh pendidikan di perguruan tinggi

5. Teman-teman PIAUD 1 angkatan 2018 sebagai keluarga besar dan teman berjuang bersama hingga akhir semester ini.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan limpahan rahmat, taufiq, serta hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini Kelompok B1 Melalui Media Kolase Ampas Kelapa di Taman Kanak-Kanak Islamiyah Curahjati Banyuwangi Tahun Pelajaran 2021/2022” ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang senantiasa diharapkan syafaatnya kelak di Yaumil Qiyamah.

Keberhasilan dalam menyelesaikan skripsi ini penulis capai karena dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis sampaikan terimakasih dengan ucapan Jazakumullahu ahsanul Jaza, kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE, MM. selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah mendukung dan menfasilitasi kami selama proses kegiatan pembelajaran.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Mukniah, M.Pd.I., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah yang membantu kelancaran atas terselesainya skripsi ini.

3. Bapak Dr. Rif’an Humaidi, M.Pd.I selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang memberikan fasilitas kepada penulis menyelesaikan skripsi.

(7)

vii

4. Ibu Dr. Istifadah, M.Pd.I selaku koordinator program studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Siddiq Jember sekaligus pembimbing dalam penyusunan skripsi ini yang selalu memberikan arahan kepada kami dan selalu meluangkan waktu dan mengarahkan selama penyusunan skripsi.

5. Segenap Dosen Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Siddiq Jember dengan kesabaran dan ketulusannya dan menuntun dan memberikan ilmunya yang berguna di masa yang akan datang

Penulis sadar bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Terakhir, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Amin.

Jember, 22 September 2022

Pipin Ariska NIM.T20185039

(8)

viii ABSTRAK

Pipin Ariska, 2022: Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini Kelompok B1 Melalui Media Kolase Ampas Kelapa di Taman Kanak-Kanak Islamiyah Curahjati Banyuwangi Tahun Pelajaran 2021/2022.

Kata Kunci: Kreativitas, Media Kolase, dan Anak Usia Dini.

Konteks penelitian ini dilatar belakangi oleh kegiatan pembelajaran yang monoton dan terdapat anak yang kurang rasa percaya diri anak dalam belajar.

Oleh karena itu mengembangkan kreativitas anak usia dini sangat diperlukan. Hal ini juga yang diterapkan di Taman Kanak-Kanak Islamiyah Curahjati dalam mengembangkan kreativitas anak usia dini dengan menggunakan media kolase ampas kelapa.

Fokus penelitian dalam skripsi ini adalah: 1)Bagaimana mengembangkan kreativiatas anak usia dini kelompok B1 melalui media kolase ampas kelapa di Taman Kanak-Kanak Islamiyah Curahjati Banyuwangi tahun pelajaran 2021/2022? 2) Bagaimana Langkah-Langkah media kolase ampas kelapa terhadap mengembangkan kreativitas pada anak usia dini kelompok B1 di Taman Kanak-Kanak Islamiyah Curahjati Banyuwangi tahun pelajaran 2021/2022?.

Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan mengembangkan kreativitas anak usia dini kelompok B1 melalui media kolase ampas kelapa di Taman Kanak-Kanak Islamiyah Curahjati Banyuwangi tahun pelajaran 2021/2022. 2) Untuk mendeskripsikan langkah-langkah media kolase ampas kelapa terhadap mengembangkan kreativitas anak usia dini kelompok B1 di Taman Kanak-Kanak Islamiyah Curahjati Banyuwangi tahun pelajaran 2021/2022.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif jenis penelitian study kasus. Obyek penelitiannya Taman Kanak-Kanak Islamiyah Curahjati. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi partisipatif, wawancara semi tersetruktur, dan dokumentasi. Sedangkan untuk menganalis data menggunakan teori Miles, Humber. keabsahan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan trianggulasi sumber dan trianggulasi teknik.

Hasil dari penelitian ini memperoleh kesimpulan 1) kreativitas anak di Taman Kanak-Kanak Islamiyah Curahjati Banyuwangi berupa menggunakan media kolase, sehingga anak dapat membuat suatu kreasi baru bagi diri mereka, anak dapat mengembangkan imajinasi dengan anak mengenal warna dan dapat memadukan warna yang sesuai dengan keinginan dan dapat melatih anak berfikir kreatif dalam mendaur ulang bahan yang sudah tidak digunakan, sehingga dapat dijadikan sebagai karya kolase. Dalam pembelajaran mengembangkan kreativitas anak usia dini menggunakan kurikulum 2013, 2) Langkah-langkah yang diterapkan guru dalam media kolase seperti guru menggunakan RPPH, sedangkan langkah-langkah kolase sebagai berikut: menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, memberikan anak pengarahan, mengawasi dan membimbing anak, dan evaluasi pembelajaran.

(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Konteks Penelitian ... 1

B. Fokus penelitian ... 7

C. Tujuan penelitian ... 8

D. Manfaat penelitian ... 8

E. Definisi istilah ... 9

F. Sistematika Pembahasan ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13

A. Kajian Terdahulu ... 13

B. Kajian Teori ... 21

1.Kreativitas ... 21

a. Pengertian kreativitas ... 21

(10)

x

b. Tujuan Fungsi Pengembangan Kreativitas... 22

c. Mengembangkan Kreativitas dalam pembelajaran ... 23

d. Ciri-ciri kreativitas ... 25

e. Manfaat kreatifitas bagi anak ... 25

f. Faktor pendukukung atau penghambat kreativitas ... 26

2. Kolase amapas kelapa ... 28

a. Pengertian kolase ampas kelapa ... 28

b. Materi pembuatan kolase ... 29

c. Manfaat dari kegiatan kolase ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 35

B. Lokasi Penelitian ... 36

C. Subyek Penelitian ... 36

D. Teknik pengumpulan Data ... 37

E. Analisis Data ... 42

F. Keabsahan Data ... 43

G. Tahap-tahap Penelitian ... 45

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 47

A. Gambaran Obyek Penelitian ... 47

B. Penyajian Data dan Analisis ... 55

C. Pembahasan Temuan ... 81

(11)

xi

BAB V PENUTUP ... 90

A. Simpulan ... 90

B. Saran-saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 92 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

xii

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

2.1 Persamaan Dan Perbedaan AntaraPenelitian Terdahulu Dengan

Penelitian Ini ... 19 3.1 Data dan Indikator Wawancara ... 40 4.1 Nama pendidik Taman Kanak-Kanak Islamiyah Curahjati

Banyuwangi ... 53 4.2 Data Peserta Didik Kelompok B TK Islamiyah Curahjati

Banyuwangi tahun pelajaran 2021/2022 ... 53 4.3 Data Peserta Didik Kelompok B1 TK Islamiyah Curahjati

Banyuwangi tahun ajaran 2021-2022. ... 54 4.4 Sarana dan Prasarana Taman Kanak-Kanak Islamiyah

Curahjati Banyuwangi ... 55 4.5 Hasil Temuan ... 80

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

4.1 Melatih Anak Membuat Karya Kolase ... 60 4.2 Alat Dan Bahan Membuat Kolase ... 70 4.3 Memberikan Pengarahan Dalam Media Kolase ... 73 4.4 Dokumentasi Mengawasi Dan Mendampingi Anak, Melakukan Media

Kolase Ampas Kelapa... 76

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

Pendidikan anak usia dini pada hakikatnya adalah pendidikan yang diselanggarakan dengan tujuan untuk menfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak. Oleh karena itu, pendidikan anak usia dini perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan keenam aspek perkembangan anak yang meliputi aspek perkembangan nilai agama dan moral, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik motorik, dan seni1

Pada hakikatnya manusia telah mempunyai potensi kreatif dalam dirinya sejak ia diciptakan. Namun demikian, seiring dengan berjalannya waktu, potensi tersebut ada yang dimaksimalkan dengan baik, juga terdapat beberapa potensi manusia yang masih terpendam. Selain itu harus dipahami bahwa setiap kreativitas individu mempunyai kadar yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Untuk menciptakan manusia kreatif tidak dapat dipungkiri bahwa pada masa usia dini merupakan masa terbaik dalam siklus manusia untuk mengembangkan kreativitas.2

Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan yang dijalani setiap anak didik sebelum masuk ke pendidikan dasar atau Sekolah Dasar (SD). Pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang

1 Lina Eka Retnaningsih & Nadya Nela Rosa, Trik Jitu Menanamkan Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini (Lamongan: Nawa Litera Publishing, 2022),10

2 Novi Mulyani, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (Yogyakarta: Kalimedia, 2016),179-180.

(15)

ditunjukan dengan pemberian rangsangan secara utuh, yakni rangsangan pendidikan untuk dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani.3

Maka atas dasar ini, lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) telah menyediakan dan memfasilitasi berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan aspek perkembangan anak seperti kognitif, bahasa, sosial, emosi, dan fisik motorik.4Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah dalam Al- Quran;















































Artinya: Hai orang-orang yang beriman, perihalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarya adalah manusia dan batu: penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S: At-Tahrim/ 28: 6)5

Pada umumnya, dalam proses pendidikan pada anak usia dini lebih diutamakan pada metode bermain sambil belajar. Hal ini dilakukan karena metode ini lebih sesuai dengan kondisi anak-anak yang cenderung lebih suka bermain. Maka para pendidik memanfaatkan hal ini untuk mendidik mereka dengan cara bermain sambil belajar yaitu disamping mereka bermain mereka sekaligus mengasah ketrampilan dan kemampuan. Cara ini akan lebih berkesan dalam memori otak anak-anak untuk perkembangan pengetahuan

3 Rita Nofianti, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini ( Tasikmalaya : Edu Publisher,2021),2.

4 Ahmad Susanto, pendidikan anak usia dini (Jakarta: Bumi Aksara, 2017) 1-2.

5 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Semarang: Toha Putra, 1989), 447.

(16)

karena pada usia dini adalah masa-masa perkembangan memori otak sangat pesat.6

Dari beberapa penjelasan di atas Pendidikan anak usia dini dapat disimpulkan sebagai salah satu bentuk penyelenggaran pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan. Baik koordinasi motorik (halus dan kasar), kecerdasan emosi, kecerdasan jamak (Multiple Intelligences), dan juga kecerdasan spiritual.

Salah satu amanat luhur yang tercantum dalam UUD 1945 adalah

“mencerdasakan kehidupan bangsa”. Setiap anak memiliki potensi atau bakat kecerdasan yang berbeda-beda. Sebab itu, tanggung jawab pendidik untuk memupuk dan mengembangkan secara sistematis. Langkah pemerintah untuk mewujudkan UUD 1945 tersebut adalah dengan membuat UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) pasal 1 butir 14 yang berisi.”Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.”7

Supriadi mengungkapkan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Selanjutnya ia

6 Darmadi, Asyik Belajar Sambil Bermain Menelisik Nilai-Nilai Peermainan Edukatif Dan Manfaatnya Dalam Menciptakan Pembelajaran Yang Menyenangkan ( Bogor: Gaupedia,2018),3.

7 Sekertaris Negara RI, Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

(17)

menambahkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan berpikir, ditandai oleh suksesi, diskontinunitas, difensiasi, dan integrasi antara setiap tahap perkembangan.8

Kreativitas merupakan anugerah dari Allah Swt. Bagi manusia. Sifat- sifat kreativitas hanya diberikan kepada manusia tidak kepada makhluk- makhluk lainnya. Kreativitas merupakan suatu yang membedakan manusia dari makhluk Allah lainya. Sifat-sifat kreativitas itu memang harus di tanamkan ke dalam diri manusia karena menurut kitab suci Al-quran manusia diturunkan untuk menjadi khalifah di bumi sebagai khalifah. Dalam Al-Quran Surah Ar-rad Ayat 11:









































































Artinya:“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, dimuka dan dibelakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum, sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindungan bagi mereka selain dia.9

Sudah jelas bahwa Allah Swt memerintahkan manusia bertugas untuk mengelola, merawat, dan memanfaatkan bumi untuk kepentingan dirinya dan keturunanya. Tugas tersebut hanya mungkin diemban jika manusia

8 Yeni Rahmawati & Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak ( Jakarta: Kencana,2010),13.

9 Kementrian Aga ma Ri.Al Quran Dan Terjemahannya,…250.

(18)

memiliki bekal, bekal tersebut adalah kreativitas. Tanpa kreativitas, kehidupan manusia tidak akan mengalami perubahan dan perkemabangan.

Perilaku yang mencerminkan kreativitas alami anak usia dini dapat didefinisikan dari beberapa ciri-ciri yang sebagai berikut senang menjelajahi lingkungan, mengamati dan memegang segala sesuatu, rasa ingin tahu besar, suka mengajukan pertanyaan dengan tak henti-hentinya, bersifat spontan menyatakan pikiran dan perasaannya, suka berpetualang selalu ingin mendapatkan pengalaman-pengalaman baru, suka melakukan eksperimen, membongkar dan mencoba-coba berbagai hal, jarang merasa bosan mempunyai daya imajinasi yang tinggi. Anak yang kreatif memiliki sifat mandiri dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi.10

Penelitian ini menggunakan media kolase ampas kelapa untuk mengembangkan kreativitas anak, sebab dengan menggunakan bahan ampas kelapa selain bahannya yang mudah di temukan, juga tidak memerlukan biaya yang cukup mahal sebab itu, sangat penting bagi pendidik untuk menanamkan kreativitas anak sejak dini dan menanamkan anak berfikir kreatif dalam mendaur ulang bahan ampas kelapa yang awalnya tidak memiliki nilai guna sehingga dapat dimanfaatkan menjadi suatu karya seni.

Berdasarkan pengalaman peneliti observasi yang dilakukan di Taman Kanak-Kanak Islamiyah Curahjati pada kelompok B1, menunjukkan bahwa kreativitas anak masih belum berkembang secara optimal. Hal ini Dapat dilihat dalam pembelajaran di kelompok B1, menunjukkan bahwa anak-anak

10 Syafarudin,Dkk, Pendidikan Prasekolah Perspektif Pendidikan Islam Dan Umum ( Medan : Perdana Publishing,2016),86.

(19)

cenderung monoton, seperti dalam kegiatan pembelajaran anak-anak hanya melakukan kegiatan, seperti menggambar, menyanyi, mengerjakan buku tugas, dan terdapat anak yang masih kurangnya rasa percaya diri, anak cenderung pendiam, susah berbaur dengan teman sebayanya. Dan kurang fokus anak dalam kegitan pembelajaran. Sehingga dalam pengembangan kreativitas pada anak kurang berkembang secara optimal. Hal ini dapat mempengaruhi dalam perkembangan anak, dalam kegiatan belajar anak mudah merasa bosan, melemahnya konsentrasi anak saat belajar.

Maka sangat diperlukan bagi pendidik untuk memilih media yang berinovasi dan menarik rasa ingin tahu anak. Untuk mengembangkan kreativitas anak. Dari paparan di atas maka, peneliti memilih menggunakan media kolase melalui bahan alam ampas kelapa untuk mengembangkan kreativitas anak usia dini. Dengan menggunakan bahan alam ampas kelapa, anak dapat berlatih berfikir kreatif. Tujuannya agar anak dapat mengetahui cara mendaur ulang bahan alam yang sudah tidak memiliki nilai guna yang ada di lingkungan rumah sehingga dapat dijadikan suatu karya seni kolase, dan anak dapat menuangkan imajinasi dan ide-ide mereka seperti, melatih anak belajar mengenal berbagai macam warna yang ada pada ampas kelapa, melatih anak memadukan berbagai jenis warna. Jadi anak terbiasa memadukan warna yang sesuai dengan keinginan anak dalam membuat kolase ampas kelapa.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian tentang mengembangkan kreativitas anak yang berjudul

(20)

MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI KELOMPOK B1 MELALUI MEDIA KOLASE AMPAS KELAPA DI TAMAN KANAK- KANAK ISLAMIYAH CURAHJATI BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Harapan kami penelitian ini dapat mengembangkan kreativitas anak dapat berkembang secara optimal.

B. Fokus Penelitian

Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan istilah fokus penelitian. Bagian ini mencantumkan semua fokus permasalahan yang akan dicari jawabannya melalui proses penelitian. Fokus penelitian harus disusun secara singkat, jelas, tegas, spesifik, oprasional yang dituangkan dalam bentuk kalimat tanya.11

Berdasarkan konteks penelitian diatas, maka peneliti mengambil fokus penelitian, yaitu:

1. Bagaimana mengembangkan kreativitas anak usia dini pada kelompok B1 melalui media kolase ampas kelapa di Taman Kanak-Kanak Islamiyah Curahjati Banyuwangi tahun pelajaran 2021/2022?

2. Bagaimana langkah-langkah mengembangkan kreativitas anak usia dini pada kelompok B1 melalui media kolase ampas di Taman Kanak-Kanak Islamiyah Curahjati Banyuwangi tahun pelajaran 2021/2022?

11 Tim Penyusun, Pedoman Karya Tulis Ilmiah, ( Jember: IAIN Jember Press,2020),45.

(21)

C. .Tujuan Penelitia

Tujuan penelitian merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam penelitian, sebab tujuan ini memberikan gambaran tentang arahan penelitian yang dilakukan.12

Tujuan dari penelitian ini tidak terlepas dari fokus di atas. Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan mengembangkan kreativitas anak usia dini kelompok B1 melalui media kolase ampas kelapa di Taman Kanak-Kanak Islamiyah Curahjati Banyuwangi Tahun Pelajaran 2021/2022.

2. Untuk mendeskripsikan langkah-langkah mengembangkan kreativitas anak usia dini kelompok B1 melalui media kolase ampas kelapa di Taman Kanak-Kanak Islamiyah Curahjati Banyuwangi Tahun Pelajaran 2021/2022.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berisi tentang arahan yang dituju dalam melakukan penelitian. Manfaat penelitian terdiri atas manfaat teoristis dan praktis, seperti manfaat bagi peneliti, instansi masyarakat secara keseluruhan.

Adapun manfaat dari penelitan sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Sebagai upaya untuk memberikan pengetahuan pendidik untuk mengembangkan media dan memberikan kegiatan belajar yang berinovasi dan menarik agar dalam kegiatan belajar mengajar dapat merangsang rasa

12 Lexy J. Melong, Metodologi Kualitatif ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2008).62

(22)

ingin tahu anak dan menciptakan kegiatan belajar mengajar dapat berkembang optimal.

2. Manfaat praktis a. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman baru dalam melakukan penelitian secara langsung dan dapat menambah wawasan pengetahuan tentang mengembangkan kreativitas anak serta cara memanfaatkan bahan ampas kelapa yang sudah tidak digunakan di lingkungan rumah.

b. Bagi Lembaga yang diteliti

Dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan dampak positif sehingga lembaga dapat mengembangkan kreativitas anak usia dini melalui media kolase ampas kelapa.

c. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi dan motivasi kepada guru untuk menerapkan pembelajaran mengembangkan kreativitas anak usia dini

d. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan kreativitas anak.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti didalam judul penelitian. Tujuannya agar tidak

(23)

terjadi kesalah pahaman terhadap makna istilah sebagaimana dimaksud oleh penulis.13Adapun istilah-istilah penting berikut adalah definisi istilahnya:

1. Mengembangkan

Mengembangkan adalah suatu usaha untuk menjadikan maju, baik, sempurna, mutu kualitas diri, kemampuan teknis, konseptual, teoritis dan moral sesuai dengan kebutuhan melalui pendidikan dan latihan.

2. Kreativitas

Kreativitas merupakan kemampuan menciptakan atau daya cipta.

Kreatifitas adalah kemampuan seseorang atau individu yang memiliki perbedaan dari orang lain dalam menciptakan suatu agar lebih mudah, efisien, dan efektif.

3. Kolase

Kolase ampas kelapa merupakan karya seni rupa yang dibuat dengan cara menempelkan bahan-bahan dari alam seperti ampas kelapa.

Kedalam suatu pola gambar dengan cara menaburkan ampas kelapa yang ditempelkan pada pola gambar yang sudah diberi lem, sampai tersusun secara keseluruhan pada pola gambar dan menjadi suatu karya seni rupa.

Anak usia dini

Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia lahir.

Pengertian ini berdasarkan pada batasan pada psikologi perkembangan yang meliputi bayi (infancy atau babyhood) berusi 0-1 tahun, usia dini (early childhood), berusia 6-12 tahun.

13Tim penyusun, pedoman penulisan karya tulis ilmiah ( jember: iain jember,2020),51

(24)

Berdasarkan definisi istilah di atas, yang dimaksud dengan judul mengembangkan kreativitas anak usia dini melalui media kolase ampas kelapa pada kelompok B1 di Taman Kanak-Kanak Islamiyah Curahjati Banyuwangi Tahun Pelajaran 2021/2022. Yaitu upaya untuk mengembangkan, menumbuhkan, serta mendidik kreativitas pada anak kelompok B1 dengan media kolase ampas kelapa dapat mengembangkan kreativitas anak seperti, anak dapat menghasilkan karya, anak dapat berfikir kreatif dengan mengetahui cara mendaur ulang bahan alam yang tidak memiliki nilai guna sehingga dapat di jadikan karya seni yang dapat dinikmati keindahannya, melatih anak membedakan warna dan berlatih memadupadankan warna yang sesuai keinginan anak.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup. Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Bagian awal terdiri dari: halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

Bab satu berisi pendahuluan yang merupakan dasar dalam melakukan penelitian yang terdiri dari: konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istiah dari sistematika pembahasan.

Bab ini berfungsi untuk memperoleh gambaran umum mengenai pembahasan dalam skripsi.

(25)

Bab dua berisi kajian kepustakaan yang berisi pembahasan landasan teori yang digunakan untuk membaca fenomena. Dalam kajian kepustakaan terdiri dari penelitian terdahulu dan kajian teori. Penelitian terdahulu hasil penelitian yang pernah dilakukan dan relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian terdahulu berguna untuk memberikan ketegasan otoritas penelitian peneliti dan menghindari terjadinya plagiat. Sedangkan kajian teori memuat pembahasan atau teori yang menjadi variabel dalam penelitian, sehingga dapat membantu peneliti saat terjun di lokasi penelitian.

Bab tiga berisi tentang metode penelitian yang menyajikan tentang cara menganalisis data, yang terdiri dari: pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitaian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, serta tahap-tahap penelitian.

Bab empat berisi penyajian data dan analisis data. Pada bagian ini membahas tentang gambaran obyek penelitian, penyajian dan analisis, serta pembahasan temuan.

Bab lima yaitu penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Bagian ini adalah akhir dari penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Bagian ini adalah akhir dari penulis karya ilmiyah dan merupakan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. serta terdapat saran-saran yang berkaitan dengan pembahasan dari objek penelitian.

Bagian akhir yang terdiri dari: daftar pustaka, peryataan keaslian tulisan dan lampiran-lampiran yang berkaitan dengan laporan hasil penelitian.

(26)

13 BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu

Bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat ringkasannya baik penelitian yang sudah terpublikasikan atau belum terpublikasikan (skripsi, tesis, dan sebagainya). Dengan menyelesaikan fase ini, akan memungkinkan untuk menentukan keunikan dan posisi penelitian yang akan dilakukan.14

Adapun penelitian terdahulu yang mempunyai hubungan dengan permasalahan yang peneliti angkat sebagai judul adalah sebagai berikut:

1. Indah Permata Sari, 2016. Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung. Prodi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Judul skripsi. Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Permainan Melipat Origami pada Siswa Kelompok B2 TK Geomerlang Sukarame Bandar Lampung. Penelitan ini menggunakan jenis metode kualitatif deskripitif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi.

Hasil penelitian dapat disimpulkan: mengembangkan kreativitas anak usia dini melalui permainan melipat origami pada siswa kelompok B2 di Taman Kanak-Kanak Geomerlang. Bahwa terlihat dari adanya semangat peserta didik dalam melakukan kegiatan permainan melipat origami, dilihat

14 Tim Penyusun, Penyusun Karya Ilmiyah (Jember, Universitas Islam Negri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, 2020), 81

(27)

dari minat peserta didik dalam permainan melipat origami yang sangat antusias. Memang tidak semua peserta didik mempunyai semangat dan minat yang sama, tetapi sebagian besar mereka sudah pandai bermain melipat origami, karena dapat dilihat kekreatifan anak dalam menciptakan bentuk dari kertas, meniru melipat kertas sederhana, serta meniru melipat kertas variasi (kombinasi). Selain dari pada itu sebagian anak dapat melakukan kegiatan bermain melipat origami dengan tidak menirukan hasil karya temannya sendiri dan dapat mengikuti perintah yang diberikan guru.15

Persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang peneliti lakukan terletak pada kesamaan dalam membahas tentang mengembangkan kreativitas anak kelompok B. Sedangkan perbedaannya terletak pada kegitannya penelitian terdahulu menggunakan kegiatan permainan melipat kertas origami. Sedangkan peneliti melalui media kolase.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Alma Rara Anggia. 2018, yang berjudul ” Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui Permainan Warna Dengan Media Benang Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di Raudhatul Athfal Perwanita I Bandar Lampung”. Skripsi mahasiswa Pendidikan Islam Anak Usia Dini Dan Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Adapun hasil penelitian dari peneliti tersebut bahwasanya

“mengembangakan kreativitas di Raudhatul Athfal Perwanita I Bandar lampung diantaranya melalui permainan warna dengan media benang”.

15 Indah Permata Sari. 2016,” Mengembangakan kreativitas anak usia dini melalui permainan melipat origami pada siswa kelompok B2 TK Goemerlang Sukarame Bandar Lampung” ( skripsi, Institut Agama Islam Negri Intan Lampung, 2016)

(28)

Dalam skripsi ini terdapat keterkaitan dengan yang akan dikaji oleh penulis.

Persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang peneliti lakukan terletak pada kesamaan dalam membahas tentang mengembangan kreativitas anak.

Sedangkan perbedanya yang akan dikaji peneliti yaitu terdapat pada lokasi penelitian dimana dalam skripsi ini dilakukan di Raudhatul Athfal Perwanita I Bandar Lampung. Sedangkan peneliti melakukan penelitian di Taman Kanak-Kanak Islamiyah Curahjati Banyuwangi. penelitian terdahulu menggunakan kegiatan permainan warna dengan media benang. Sedangkan peneliti melalui media kolase.16

3. Afifah Nur Masyakuriyatun. 2017. Mahasiswa Universitas Sebelas Maret.

Fakultas keguruan dan Ilmu pendidikan. Judul Skripsi Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini (Studi Kasus Di Satitpathomvia School Pratuchai Thailand, TKIU Al Khoir Surakarta Indonesia, Dan TK Kreatif Prigma Surakarta Indonesia). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan metode penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif yang didasarkan pada proses analisis interaktif Miles & Humbermen. Utuk menguji keabsahan data menggunakan trianggulasi sumber dan teknik.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: pelaksanaan program pengembangan kreativitas dalam hal menggambar di Satipathomvai School

16 Alma Rara Anggia. 2018,”Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui Permainan Warna dengan Media Benang Pada Anak Usia 5-6 tahun di Rudhatul Athfal Perwanita Bandar Lampug” ( skripsi, Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung.2018)

(29)

Pratuchai menunjukkan pelaksanaan kegiatan menggambar dengan intensitas pelaksanaan bebas menggunakan pelaksanaan kegiatan intrakulikuler, kegiatan berupa kegiatan menggambar kreatif primagama Surakarta menunjukkan pelaksanaan kegiatan intrakulikuler maupun ekstrakulikuler, kegiatan berupa kegiatan menggambar berdasarkan contoh menggunakan media sejenis pada setiap kegiatan.17

Persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang peneliti lakukan terletak pada kesamaan dalam membahas tentang mengembangan kreativitas anak. Sedangkan perbedaannya terletak pada kegitannya penelitian terdahulu membahas tentang kegiatan study kasus di satitpathomvia school pratuchai Thailand, TKIU Al Khoir. Sedangkan peneliti melalui media kolase.

4. Rusma Dewi. 2018. Mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Jurusan Pendidikan Islam Anak Islam Usia Dini. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Judul Skripsi: Peran Guru dalam Mengembangkan Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Alat Permainan Edukatif (APE) Barang Bekas di TK Sriwijaya Sukarame Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan jenis penelitian lapangan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis dan menggunakan langkah-langkah pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, penarikan kesimpulan

17 Afifah Nur Masyakuriyatun, 2017,” pengembangan kreativitas anak usia dini (studi kasus di satitpathomvia school pratuchai Thailand, TKIU Al Khoir Surakarta Indonesia, dan TK Kreatif Prigma Surakarta Indonesia)”( skripsi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta,2017)

(30)

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: peran guru dalam mengembangkan kreativitas anak usia 5-6 tahun melalui alat permainan edukatif (APE) barang bekas di TK Sriwijaya Sukarame Bandar Lampung dikarenakan guru telah menetapkan tema yang dipilih dalam kegiatan alat permainan edukatif barang bekas, menetapkan rancangan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan, menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan, menetapkan rancangan penilaian kegiatan pengajaran dengan alat permainan edukatif barang bekas. Beberapa tahap di antaranya menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan kemudian menyediakan media atau bahan yang menarik yang membuat anak bersemangat dalam melakukan kegiatan di dalam kelas.18

Persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang peneliti lakukan terletak pada kesamaan dalam membahas tentang mengembangkan kreativitas anak. Sedangkan perbedaannya terletak pada kegiatannya penelitian terdahulu menggunakan alat permainan edukatif (APE) barang bekas. Sedangkan peneliti melalui media kolase.

5. Penelitian yang dilakukan Oleh Dian Trimasari. 2017 Yang Berjudul.“ Peran Guru Dalam Mengembangkan Kreativitas Hasta Karya Anak Usia Dini Melalui Cerita di Kelas A4 Ra AR Raihan Kweden Trirego Bantul”. Skripsi Mahasiswa Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

18 Rusma Dewi. 2018,” Peran Guru Dalam Mengembangkan Kreativtas Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Alat Permainan Edukatif ( APE) Barang Bekas Di TK Sriwijaya Sukarame Bandar Lampung” (Skripsi, Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung,2018)

(31)

Adapun hasil penelitian dari peneliti tersebut bahwasanya “Peran guru dalam mengembangkan kreativitas hasta karya anak usia dini melalui cerita di Kelas A4 Ra AR Raihan Kweden Trirego Bantu. Hal tersebut terbukti dari (1) guru sebagai motivator, (2) guru sebagai panutan, (3) guru sebagai vasilitator, dengan menghasilkan kreativitas hasta karya bentuk binatang dari play dough. Pencerminan dengan menghasilkan gambar, dan dengan barang bekas menghasilkan pos statpam. Peran guru dalam mengembangkan kreativitas hasta karya anak usia dini melalui cerita di kelas A4 RA Ar Raihan juga terdapat faktor Pendukung dan penghambat, terdapat faktor pendukung: tersedianya buku cerita yang cukup memadai dan dari tersediannya alat dan bahan untuk membuat hasta karya. Sedangkan faktor penghambatnya sebagai berikut: cerita guru kurang menarik karena monoton dan mood anak sudah kurang baik dari rumah.19

Persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang peneliti lakukan terletak pada kesamaan dalam membahas tentang mengembangkan kreativitas anak. Sedangkan perbedaannya terletak pada kegitannya penelitian terdahulu melalui cerita di kelas. Sedangkan peneliti melalui media kolase. Peneliti terdahulu menggunakan subyek kelompok A.

Sedangkan peneliti menggunakan subyek kelompok B.

19 Dian trimasari.2017.” Peran Guru Dalam Mengembangkan Kreativitas Hasta Karya Anak Usia Dini Melalui Cerita Dikelas A4 RA AR Raihan Kweden Trirenggo Bantul”( skripsi, universitas islam negri sunan kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta).

(32)

Tabel 2.1

Tabel Persamaan Dan Perbedaan Penelitian Terdahulu No Nama, Tahun,

judul

Persmaan Perbedaan

1. Indah Permata Sari, 2016.

Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Permainan

Melipat Origami pada Siswa Kelompok B2 TK Geomerlang Sukarame Bandar Lampung

a. Penelitian terdahu dengan penelitian yang akan dilakukan sama- sama membahas tentang kreativitas

b. Sama- sama menggunakan

pendekatan kualitatif deskriptif

c. Subyek penelitian sama- sama membahas anak kelompok B

a. Penelitian terdahulu membahas tentang kegiatan permainan melipat kertas origami b. Sedangkan

perbedaan peneliti menggunakan media kolase 2. Rara Anggia,

2018.

Mengembangkan kreativitas Anak Melalui

Permainan Warna Dengan Media Benang pada Anak Usia 5-6 Tahun di

Raudhatul Athfal Perwanita I Bandar Lampung

a. Penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan sama-sama membahas tentang

kreativitas anak b. Sama-sama

menggunakan pendekatan penelitian kualitatf

deskriptif

a. penelitian terdahulu membahas tantang kegiatan permainan warna dengan media benang b. Sedangkan

perbedaan peneliti menggunakan media kolase

3. Rusma Dewi, 2018. Peran Guru Dalam

Mengembangkan Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Alat Permainan Edukatif (APE) Barang Bekas di TK Sriwiijaya Sukarame Bandar Lampung.

a. Penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan sama- sama membahas tentang kreativitas

b. Sama-sama menggunakan

pendekatan penelitian kualitatif deskriptif

a. Subyek penelitian

terdahulu adalah guru sedangkan subyek

penelitian yang akan dilakukan adalah anak kelomok B b. Penelitian

terdahulu membahas tentang kegiatan alat permainan

(33)

edukatif (APE) sedangkan penelitian yang dilakukan

menggunakan media kolase ampas kelapa c. Penelitian

terdahu tempatnya berbeda 4. Dian Trimasari,

2017. Peran Guru Dalam Mengembagkan Kreativitas Hasta Karya Anak Usia

Dini Melalui Cerita di Kelas A4 Ra AR Raihan

Kwaden Trirego Bantul

a. Penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan sama- sama membahas kreativitas anak usia dini

Sama-sama menggunakan

pendekatan penelitian kualitaif deskriptif

a. Subyek penelitian terdahulu adalah anak kelompok A Sedangkan subyek

penelitian yang akan dilakukan adalah anak kelompok B.

b. Penelitian terdahulu membahas tentang kegiatan Kreativitas Hasta Karya Anak Usia Dini Melalui Cerita Sedangkan penelitian yang dilakukan menggunakan media kolase ampas kelpa 5 Afifah Nur

Masyukriyatun, 2017.

Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini (Study Kasus di

Satitpathomvia School Pratuchai Thailand, TKIU

a. Penelitian terdahu dengan penelitian yang akan dilakukan sama- sama membahas tentang kreativitas

b. Sama- sama menggunakan

pendekatan kualitatif deskriptif

a. Penelitian terdahulu membahas tentang kegiatan studi kasus di satitpathomvia school pratuchai Thailand, TKIU Al Khoir.

Sedangkan

(34)

Al Khoir Surakarta Indonesia) Afifah Nur

penelitian yang peneliti lakukan menggunakan media kolase ampas kelpa B. Kajian Teori

1. Kreativitas anak

a. Pengertian Kreativitas

Kreativitas berasal dari kata kreatif, dalam kamus besar bahasa Indonesia kreatif berarti mempunyai daya cipta memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu hal yang baru. Istilah kreativitas dalam kehidupan sehari-hari selalu dikaitkan dengan prestasi yang istimewa dalam menciptakan sesuatu yang baru, menemukan cara-cara pemecahan masalah yang tidak dapat ditemukan oleh kebanyakan orang, ide-ide baru dalam melihat adanya berbagi kemungkinan.20

Menurut Selo Soemardjan mengatakan bahwa kreativitas merupakan sifat pribadi seseorang individu yang tercermin dari kemampuannya untuk menciptakan sesuatu yang baru. Kreativitas sebagai person adalah kecerdasan yang berkembang dalam diri individu, dalam bentuk sikap, kebiasaan, dan tindakan dalam melahirkan sesuatu yang baru dan orisinal untuk memecahkan masalah.21

20 Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke Tiga (Jakarta: Balai Pustaka.2008),760

21 Ayu Sri Menda,Pengemabangan Kreativitas Siswa (Jakarta: Guepedia,2019),40.

(35)

Santrock berpendapat bahwa, kreativitas ialah kemampuan untuk memikirkan sesuai dengan cara-cara yang baru dan tidak biasa serta melahirkan suatu solusi yang unik terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Meyesty, kreativitas adalah cara berfikir dan bertindak atau menciptakan sesuatu dengan original dan bernilai/ berguna bagi orang tersebut dengan orang lain.22

Kreativitas ialah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan serta menciptakan hal-hal yang baru, cara-cara baru, atau model baru yang memiliki guna untuk dirinya sendiri maupun masyarakat luas. Hal ini tentunya bukan berarti harus sesuatu baru atau sama sekali belum ada sebelumnya, melainkan unsur-unsur tersebut mungkin ada sebelumnya.23

b. Tujuan Pengembangan Kreativitas

Tujuan kreativitas penting untuk dimunculkan, dipupuk dan dikembangkan dalam diri anak sebagai berikut:

1) Dengan berkreasi anak dapat mewujudkan dirinya, perwujudan diri adalah salah satu kebutuhan pokok manusia.

2) Kemampuan berfikir kreatif dapat melihat berbagai macam penyelesaian suatu masalah. Mengekspresikan pikiran-pikiran yang berbeda dari orang lain tanpa dibatasi pada hakikatnya akan mampu melahirkan berbagai macam gagasan.

22 Masgantik Dkk, Pengembangan Kreatiitas Anak Usia Dini ( Medan: Perdana publishing Mulyana Sarana,2016) 1.

23 Salma Rozanal, Startegi Taktis Pendidikan Karakter Anak Usia Dini ( Tasikmalaya: Edu Publisher,2021),39.

(36)

3) Bersibuk secara kreatif akan memberikan kepuasan kepada individu tersebut.24

c. Mengembangkan Kreativitas dalam Pembelajaran

Pengembangan kreativitas anak usia dini dalam pembelajaran harus dilakukan secara efektif, efisien, produktif dan akuntable. Maka dari itu sangat penting direncanakan, dilaksanakan, serta dilakukan monitoring dan evaluasi serta berkesinambungan, proposional dan professional. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan kreativitas anak usia dini dalam pembelajaran, atara lain:25

1) Pengembangan yang Menyenangkan

Dalam standar proses dikemukakan bahwa proses pembelajaran harus menyenangkan agar anak mudah mencapai tujuan dan membentuk Standar Kopetensi dan Kopetensi Dasar (SKKD) 26

2) Belajar Sambil Bermain

Dunia bermain adalah dunia anak. Melalui bermain anak dapat mempelajari banyak hal, tanpa disadari dan tanpa merasa terbebani. Melalui bermain anak dapat mengetahui banyak hal dan

24 Utami Munandar. Anak Unggu Berotak Prima ( Jakarta: PT. Gramedia, 2022),60

25 Muthia Nur Fadilah dkk, Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini ( Yogyakarta : Grafika Indah, 2018),4.

26 Mulyasa, Manajemen PAUD,97-98

(37)

secara tidak sadar bermain juga membantu stimulus pertumbuhan dan perkembangan anak. 27

3) Interaktif

Dalam proses pengembangan kreativitas anak usia dini, perlu dipikirkan pendekatan pembelajaran yang paling tepat bagi anak. Dalam hal ini perlu perubahan pola pikir, baik pola pikir guru maupun peserta didik sehingga tercipta pembelajaran yang interaktif, yang dapat melibatkan anak seoptimal mungkin dalam pembelajaran. 28

4) Menemukan Pembelajaran dengan Pengembangan

Aspek-aspek perkembangan (aspek kognitif, fisik motorik, bahasa, spiritual, sosial emosional, seni) merupakan satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh sehingga pembelajaran yang dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini merupakan satu kesatuan, memadukan semua komponen pembelajaran dan perkembangan anak.29

5) Belajar dalam Konteks Nyata

Belajar dalam konteks nyata menjadi sangat penting bagi anak usia dini, karena anak masih berada dalam tahap perkembangan kognitif pra- oprasional dan oprasional kongkret.

Selain itu, eksplorasi terhadap objek secara langsung dapat

27 Mulyasa, Manajemen PAUD,98- 99

28 Mulyasa, Manajemen PAUD,99-100

29 Mulyasa, Manajemen PAUD,100

(38)

membantu proses belajar, selain menyenangkan juga dapat lebih mengaktifkan multisensoris anak. 30

d. Ciri-ciri Kreativitas

Ciri-ciri kreativitas yang dikemukan oleh Munandar, melalui penelitiannya di Indonesia menyebutkan bahwa ciri-ciri sikap kreatif atau noaptitude yaitu;

1) Mempunyai daya imajinasi kuat.

2) Mempunyai inisiatif.

3) Mempunyai minat luas.

4) Mempunyai kebebasan dalam berfikir.

5) Bersifat ingin tahu, selalu ingin mendapatkan pengalam-pengalam baru.

6) Mempunyai kepercayaan diri yang kuat.

7) Penuh semangat, berani mengambil resiko.

8) Berani berpendapat dan memiliki keyakinan.31 e. Manfaat Kreativitas bagi Anak

Kreativitas memiliki manfaat besar bagi kehidupan anak kelak dikemudian hari. Sebab di dalam jiwa seseorang anak yang kreatif memiliki nilai-nilai kreativitas yaitu:

1) Kreativitas memberi anak-anak kesenangan dan kepuasan pribadi yang sangat besar penghargaan yang mempunyai pengaruh nyata terhadap perkembangan kepribadiannya.

30 Mulyasa, Manajemen PAUD,101

31 Mulyasa, Manajemen PAUD,118-119

(39)

2) Menjadi kreatif penting bagi anak kecil untuk menambah bumbu dalam permainan pusat kegiatan hidup mereka, jika kreativitas dapat membuat permainan menyenangkan, mereka akan merasa bahagia dan puas.

3) Prestasi merupakan kepentingan utama dalam penyesuain hidup mereka, maka kreativitas membantu mereka untuk mencapai keberhasilan di bidang yang berarti bagi mereka dan dipandang baik oleh orang yang berarti baginya akan menjadi sumber ego yang besar.32

f. Faktor Pendukung atau Penghambat Kreativitas 1) Faktor pendukung kreativitas

Kreativitas merupakan potensi yang dimiliki seseorang yang dapat dikembangkan. Dalam mengembangkan kreativitas anak terdapat beberapa faktor pendukung, sebagai berikut:

a) Faktor internal

Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam individu yang dapat mempengaruhui kreativitas, sebagai berikut:

(1) Kebutuhan terhadap pengalam dan rangsangan dari luar atau dalam Individu adalah kemampuan menerima segala sumber informasi dari pengalaman hidupnya sendiri dengan menerima apa adanya.

32 Masgentik dkk, Perkembangan Kreativitas, 25-26

(40)

(2) Evaluasi internal, yaitu kemampuan individu dalam menilai produk yang dihasilkan ciptaan seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri, bukan karena kritik dan pujian dari orang lain.

(3) Kemampuan untuk bermain dan mengadakan eksplorasi terhadap unsur-unsur, bentuk-bentuk, konsep atau membentuk kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.33

b) Faktor Eksternal (Lingkungan)

Faktor eksternal adalah faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas individu yang berasal dari luar individu, sebagai berikut:

1) Lingkungan masyarakat kebudayaan.

Kebudayaan dapat mengembangkan kreativitas jika kebudayan itu memberikan kesempatan adil bagi pengembangan kreativitas potensial yang dimiliki anggota masyarakat.

2) Lingkungan keluarga.

Di dalam lingkungan keluarga orang tua adalah pemegang otoritas, sehingga peranannya sangat menentukan pembentukan kreativitas anak.

33Masgentik dkk, Perkembangan Kreativitas, 12-13

(41)

3) Lingkungan pendidikan

Lingkungan pendidik cukup besar pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir anak didik untuk menghasilkan produk kreativitas, yaitu berasal dari pendidik.34

c) Faktor penghambat kreativitas

Musbini mengemukakan beberapa faktor yang dapat menghambat perkembangan kreativitas anak yaitu:

(1) Tidak ada dorongan bereksplorasi (2) Jadwal yang terlalu ketat

(3) Terlalu menekankan kebersamaan keluarga (4) Tidak boleh berkhayal

(5) Orang tua konservatif (6) Ofer proktektif (7) Disiplin otoriter.

(8) `Penyedian alat permainan yang terstruktur.35 2. Kolase Ampas Kelapa

a. Pengertian Kolase Ampas Kelapa

Kata kolase, yang dalam bahasa inggris disebut “collage”

berasal dari kata “colla” dalam bahasa prancis yang berarti “merekat”.

Selanjutnya kolase dipahami sebagai sebuah teknik seni menempel berbagai macam materi selain cat, seperti kertas, kain, kaca, logam dan sebagainya atau dikombinasikan dengan penggunaan cat atau teknik

34 Masgentik dkk, Perkembangan Kreativitas, 14-15

35 Menda,Pengembangan Kreativitas Siswa,63-64.

(42)

lain. Kolase adalah sebuah teknik menempel berbagai mancam unsur kedalam suatu freme sehingga menghasilkan karya seni baru, dengan demikian kolase adalah karya seni rupa yang dibuat dengan cara menempelkan bahan apa saja kedalam satu. Komposisi yang serasi sehingga menjadi satu kesatuan karya.36

Ampas kelapa merupakan hasil olahan dari pembuatan minyak kelapa menghasilkan residu yaitu ampas kelapa. Selama ini pemanfaatan ampas kelapa hanya digunakan sebagai bahan baku pakan ternak dan masih dianggap sebagai produk samping yang tidak bernilai. Untuk mendapatkan nilai mutu yang lebih bermanfaat ampas kelapa dapat diolah menjadi media atau kolase ampas kelapa.37

b. Materi Pembuatan Kolase 1) Peralatan dan teknik

Peralatan dan teknik yang digunakan untuk membuat kolase perlu disesuaikan dengan bahan bakunya, dikarenakan karakter setiap jenis bahan berbeda. Jenis peralatan dan teknik yang digunakan untuk membuat kolase bahan alam berbeda dengan yang digunakan untuk membuat kolase berbahan sintetis.

2) Teknik pembuatan kolase

Dalam hal teknik, pada umumnya, karya kolase dapat dibuat dengan teknik yang bervariasi, seperti teknik sobek, teknik

36 Evi Desmariani, Buku Ajaran Metode Perkembangan Fisik Anak Usia Dini ( Padang:

Pustaka Galeri Mandiri,2020),92

37 Mery Yulvianti, Widya Ernawati, dkk, Pemanfaatan Ampas Kelapa Sebagai Bahan Baku Tepung Kelapa Tinggi Serat Dengan Metode Freeze Drying, Jurnal Intregrasi Proses Vol.5, No.2 (juni 2015) 101-107, http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jip.

(43)

gunting, teknik potong, teknik rakit, teknik rekat, teknik jahit, teknik ikal, dan sebagainya. Dan dua atau lebih teknik pun dapat dikombinasikan untuk membuat sebuah karya kolase.38

3) Kolase dengan menggunakan ampas kelapa

Kegiatan menempel dengan menggunakan ampas kelapa untuk anak usia dini termasuk dalam kegiatan kolase, yang dilakukan dengan cara menempelkan ampas kelapa tersebut pada pola gambar yang telah disesuaikan

a) Alat dan bahan

Ampas kelapa, kertas yang telah ada pola gambarnya, lem fox, cat air, stik es krim

b) Cara pembuatan

Siapkan alat ampas kelapa yang telah diperas airnya, kemudian teteskan cat air kedalam ampas kelapa, aduk menggunakan tangan hingga warna merata, keringkan ampas kelapa yang telah diberi warna, jauhkan dari tempat yang berangin kencang, buatlah pola gambar sesuai keinginan.

Berilah lem pada bagian dalam pola, Selanjutnya susun ampas kelapa aneka warna di atas pola sambil di tekan-tekan.39

38 Muharrar,Kreasi Kolase,Montase,Mozaik Sederhana,19-21.

39 Endah rasjidah, portofolio seni (jakarta : eirlangga for kids, 2006)hlm,18

(44)

4) Langkah-langkah dalam Bermain Kolase

a) Guru memberikan penjelasan terlebih dahulu bagaimana cara membuat kolase alam dari daun dan bahan-bahan yang telah disediakan.

b) Anak menempel kepingan daun dengan lem membentuk pola gambar lingkungan sekolah yang telah disediakan oleh guru.

c) Anak yang mengerjakan kolase dengan rapi dan tepat waktu akan diberikan apresiasi oleh guru.40

Langkah- langkah dalam bermain kolase menurut Syakir sebagai berikut:

a) Merencanakan gambar yang akan dibuat.

Menyediakan alat-alat atau bahan dan mengenalkan nama alat- alat yang digunakan dalam keterampilan kolase dan bagaimana cara menggunakannya.

b) Membimbing anak untuk menempelkan pola gambar

Pada gambar dengan cara memberi perekat dengan lem, lalu menempelkannya dengan pada gambar.

c) Menjelaskan posisi untuk menempel benda yang benar sesuai dengan bentuk gambar, sehingga hasil tempelannya tidak keluar garis.

d) Latihan hendaknya di ulang-ulang agar motorik anak ini mencangkup gerakan-gerakan kecil seperti menjepit,

40 Nida’ul Munafiah, Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini Berbasis Multiple Intellegences (Wonosobo: Mangku Bumi,2018),252.

(45)

mengelem, dan menempel, sehingga koordinasi jari-jari tanggannya terlatih.41

c. Manfaat dari Kegiatan Kolase

Manfaat dari bermain kolase sebagai berikut:

1) Melatih motorik halus.

Bermain kolase melatih keterampilan jari-jemari anak sehingga saat menulis jari anak sudah lentur.

2) Meningkatkan kreativitas.

Bermain kolase melatih anak untuk berkreasi memilih bahan, menyusun warna, kontur, dan memadukannya sesuai selera, sehingga kita akan mendapatkan hasil yang indah.

3) Melatih konsentrasi.

Bermain kolase itu asyik, sehingga anak akan fokus ketika menyelesaikan tugas. Lama-lama anak akan terbiasa konsentrasi.

4) Mengenal warna.

Bermain kolase memadukan berbagai macam warna. Jadi anak akan terbiasa memadukan warna yang serasi sesuai keinginan anak.

5) Megenal bentuk.

Dalam bermain kolase, anak diajak untuk mengenal banyak bentuk dan menyatukannya supaya serasi.

41 Novi mulyani, pengembangan seni anak usia dini,72.

(46)

6) Mengenal aneka jenis bahan.

Setiap bahan mempunnyai kehalusan dan kekasaran yang berbeda. Dengan menggunakan aneka bahan, kita akan banyak mengenal dan bisa membentuknya.

7) Pengenalan sifat bahan.

Penggunaan bahan yang beragam, membuat anak menjadi tahu sifat masing-masing bahan dan bagaimana cara penggunaannya.

8) Melatih ketekunan.

Menyelesaikan karya kolase butuh waktu yang cukup, tidak bisa terburu-buru. Jadi anak bisa berlatih untuk tekun agar menghasilkan karya yang indah dan terlatih untuk bersabar.

9) Melatih kemampuan ruang.

Bermain kolase membutuhkan kemampuan analisis yang tepat untuk meletakkan sebuah bahan atau materi dalam gambar atau tempat yanga ada.

10) Melatih memecahkan masalah.

Menyelesaikan kolase, sebenarnya membiasakan anak untuk menyelesaikan sebuah masalah, maslah yang mengasyikkan pasti akan membuat anak senang menyelesaikannya, tak ada kata putus asa, selalu ada cara baru untuk menempelkan dan merangkai kolase ini akan membantu anak kelak menjadi terampil menghadapi banyak hal.

(47)

11) Melatih percaya diri.

Ketika karya anak sudah selesai, tentu anak akan merasa sangat bangga. Anak akan terpacu untuk membuat karya lain yang lebih baik lagi. Kreativitas semakin terasah rasa percaya diri juga bertambah. Tidak rasa takut atau malu sekalipun karena anak merasa yakin bisa.42

42 Ammy rahmdhania& triyuni, Assik Bermain Sambil Berkreasi ( Yogyakarta: pustaka gratama,2012),hlm. 4-5.

(48)

35 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian berisikan uraian tentang pendekatan penelitian kualitatif. Data dalam penelitian kualitatif bersifat deskriptif bukan angka.

Data dapat berupa gejala-gejala, kejadian dan peristiwa yang kemudian dianalisis dalam bentuk kategori-kategori. Data kualitatif tidak dapat diukur dan dihitung secara akurat, dan umumnya dinyatakan dalam kata-kata dan bukan angka.43

Jenis penelitian yang di gunakan pada penelitian ini adalah studi kasus (case study) adalah suatu serangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam tentang suatu program, peristiwa, dan aktivitas, baik pada tingkat perorangan, sekelompok orang, lembaga atau organisasi untuk memperoleh pengetahuan mendalam tentang peristiwa tersebut.

Biasanya, peristiwa yang dipilih yang selanjutnya disebut kasus adalah hal yang actual (real-live events), yang sedang berlangsung, bukan sesuatu yang sudah lewat44

Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif dan jenis studi kasus, karena adanya teknik studi kasus mempunyai keselarasan pada fokus penelitian yang hakikatnya cari tahu mengembangkan kreativitas anak usia dini kelompok B1 melalui media kolase ampas kelapa di Taman Kanak-Kanak

43 Adhi Khusumastuti dan Ahmad Mustamil Khoiron, Metode Penelitian Kualitatif ( Semarang: LEMBAGA PENDIDIKAN SUKARNO PRESSINDO, 2019), 30

44 Mudjia Rahardjo, Studi kasus dalam penelitian kualitatif( Malang: UIN Malang, 2017), 2

(49)

Islamiyah Curahjati Banyuwangi Tahun Pelajaran 2021/2022. Subjek dan objek di penelitian ialah guru kelompok B1 serta peserta didik kelompok B1 Taman Kanak-Kanak Islamiyah Curahjati Banyuwangi.

B. Lokasai Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini bertempat di Taman Kanak-Kanak Islamiyah Curahjati Banyuwangi, yang berada JL. Raya No.23 Curahjati, Desa Grajakan Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi. Penentuan lokasi ini didasarkan karena di sekolah tersebut peneliti melihat telah dijalankannya beberapa upaya dalam pembelajaran mengembangkan kreativitas oleh guru kelompok B1, salah satunya dengan media kolase ampas kelapa.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian merupakan sampel yang diambil dari populasi pada lokasi penelitian. Jadi bisa dikatakan subyek penelitian merupakan pihak atau orang yang bersinggungan langsung dengan ciri pada lokasi yang dirasa memiliki informasi terkait di lapangan.45

Penetapan subyek pada penelitian ini memakai purposive sampling, yaitu cara pengutipan sumber data menurut pemeriksaan tertentu. Misalnya seseorang lebih paham mengenai sesuatu yang kita butuhkan.46

Berikut pada penelitian disini subyek penelitian/ informasi yang terkait:

1. Kepala Sekolah Taman Kanak-Kanak Islamiyah Curahjati Banyuwangi 2. Guru Taman Kanak-Kanak Islamiyah Curahjati Banyuwangi

45 Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif dan R& D ( Bandung: Alfabeta,2017),219

46 Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif dan R& D ( Bandung: Alfabeta,2017),219

(50)

3. Wali murid kelompok B1 Taman Kanak- Kanak Islamiyah Curahjati Banyuwangi

D. Teknik Pengumpulan Data

Karena tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan data, maka teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam proses penelitian. Peneliti biasanya menggunakan cara pengumpulan data observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, cara mengumpulkan data yang digunak

Gambar

Gambar 4.1  Dokumen kegiatan pembelajaran anak   berlatih membuat karya kolase 66
Gambar 4.2 Dokumen Bahan dan alat membuat kolase 76
Gambar 4.3 Dokumen Guru memberikan pengarahanan anak  sebelum membuat media kolase 80
Gambar 4.4 Dokumen Guru sedang mengawasi dan mendampingi anak   dalam membuat kolase 84
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses pembelajaran seharusnya memberikan kesempatan pada anak untuk bereksperimen dan bereksplorasi sehingga anak memperoleh pengalaman yang berkesan dan menjadikan apa

Namun untuk mengembangkan kreativitas seni pada anak usia dini tidak hanya sekedar diberikan materi saja, akan tetapi diperlukan peran seorang pendidik yang

Dengan kata lain media puzzle memiliki pengaruh terhadap kemampuan keaksaraan anak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ifanah (2016) yang menegaskan bahwa ada

Pada tahapan ini merupakan tahapan yang terakhir dalam mengukur suatu kegiatan yang sudah dilaksanakan serta menilai hasil dari kegiatan tersebut, apabila ada sesuatu

Berdasarkan hasil studi lapangan, peneliti menemukan kesimpulan mengenai mengembangkan kreativitas anak usia dini melalui kegiatan kolase ampas kelapa di TK Darma Wanita

Capaian pada indikator ini yaitu anak usia 5-6 tahun anak sudah mampu dalam kegiatan menempel gambar dengan tepat sesuai dengan perintah gurunya. Misalnya hasil

peneliti/guru, anak tersebut dinyatakan sebagai anak yang berkembang sangat baik (BSB), anak yang sudah menirukan 3 kata sesuai indikator yang diharapkan

Hasil Wawancara Hasil wawancara strategi dalam mengembangkan kreativitas anak Dalam mengembangkan kreativitas anak melalui bahan alam pada pembuatan kolase, R1 mengatakan bahwa ia