MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS
VII A MTs DARUL ULUM MEDALI
Darul Muttaqin1, Abdullah2
1Guru MTs. Darul Ulum Medali Lamongan
2Dosen Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya) E-mail: [email protected]1, [email protected]2
Abstrak
Masih ditemukannya siswa kelas VII A MTs. Darul Ulum Medali pada tidak tuntas dalam pelaksanaan test sumatif sebelumnya yang disebabkan rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam menjadi latar belakang penelitian ini. Adapun model pembelajaran yang memungkinkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil pembelajaran di kelas agar berlangsung lebih menarik dan tidak membosankan adalah model pembelajaran Problem Based Learning. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu 1) Perencanaan; 2) Pelaksanaan Tindakan; 3) Observasi; dan 4) Refleksi. Instrumen yang digunakan adalah Lembar Observasi Guru, Lembar Observasi Siswa, Lembar Observasi Perkembangan Aktivitas Siswa dan Lembar Tes Hasil Belajar Siswa. Penelitian ini menghasilkan simpulan antara lain: 1. Aktivitas siswa sudah terlaksana dengan baik sehingga secara rata-rata mencapai kriteria sangat aktif, 2. Dari tes hasil belajar siswa dapat diperoleh nilai rata-rata melebihi nilai ketuntasan belajar yang ditetapkan pada mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa siswa Kelas VII A MTs. Darul Ulum Medali telah tuntas dalam mata pelajaran SKI.
Kata kunci: problem based learning, aktivitas belajar , hasil belajar, SKI .
Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan.(Abdullah, 2013) Namun,di MTs. Darul Ulum Medali ternyata telah ditemukan 75% siswa kelas VII A tidak tuntas dalam pelaksanaan test sumatif sebelumnya yang disebabkan rendahnya aktifitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Hal tersebut disebabkan karena rendahnya aktifitas belajar siswa pada mapel SKI, rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, kurangnya pemahaman siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, model pembelajaran yang tidak bervariasi. Kondisi pembelajaran tersebut tentu saja tidak bisa dibiarkan berlangsung terus menerus.
Dibutuhkan sebuah langkah perubahan dalam rangka mencari alternatif- alternatif pemecahan masalah pembelajaran yang dihadapi oleh Guru SKI sebagaimana dipaparkan sebelumnya. Penulis memandang model pembelajaran yang memungkinkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil pembelajaran di kelas agar berlangsung lebih menarik dan tidak membosankan serta mendorong meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran Problem Based Learning.
Pada prinsipnya, model pembelajaran Problem Based Learning ini dikembangkan dengan harapan memberi dampak instruksional berupa peningkatan kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran, pengembangan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah ontetik, dan peningkatan kemampuan siswa berpikir kritis, kreatif,dan inovatif pembelajaran interaktif karena menekankan pada keterlibatan aktif siswa selama proses pembelajaran.
Karena model pembelajaran ini menekankan pada proses belajar mandiri oleh siswa di bawah bimbingan dan pengawasan guru, maka hasil yang diperoleh relatif tidak akan mudah dilupakan dan mampu bertahan lama dalam memori kolektif siswa.
Problem Based Learning telah banyak diterapkan dipembelajaran dan dapat digunakan pada eksperimen sebagai alat untuk memecahkan masalah.
Mengunakan kerangka kerja yang menekankan bagaimana peserta didik merencanakan eksperimen untuk menjawab sederet pertanyaan
Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata Pelajaran SKI materi Kondisi Masuyarakat Mekkah Sebelum Islam menggunakan model Problem Based Learning pada siswa kelas VII A di MTs. Darul Ulum Medali tahun Pelajaran 2023/2024. Hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa mata Pelajaran SKI materi Kondisi Masyarakat Mekkah Sebelum Islam siswa kelas VII A MTs. Darul Ulum Medali.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian ini berusaha menyelidiki sejauh mana aktivitas dan hasil belajar SKI mampu berkembang dan tercapai di MTs. Darul Ulum Medali. Untuk dapat menjawab hal tersebut, maka subjek penelitian ini adalah seluruh siswa di kelas VII A yang berjumlah 21 orang yang terdiri dari 7 siswa laki laki dan 14 siswa perempuan. Adapun waktu penelitian yang dilaksanakan oleh penulis adalah mulai tanggal 24 Juli 2023 sampai dengan 12 Agustus 2023. Penelitian ini dilakukan dalam 2 Siklus, masing-masing siklus dengan tahapan: perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil dari refleksi ini digunakan sebagai pertimbangan dalam membuat perencanaan bagi siklus selanjutnya, jika ternyata yang dilakukan belum berhasil, maka dilakukan siklus selanjutnya sehingga mencapai hasil yang diharapkan. Data penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil pengamatan observasi melalui lembar observasi dari aktivitas guru, aktivitas siswa dan lembar kerja siswa. Penilaian aktivitas Siswa dalam pembelajaran dapat dipersentasekan dengan rumus :
Prosentase skor yang diperoleh = Jumlah Skor Yang Diperoleh X 100%
Jumlah Skor Maksimum
Penilaian aktivitas siswa menggunakan kriteria sebagai berikut : 1 = Kurang (0%-25%)
2 = Cukup (25%-50%) 3 = Baik (50%-75%)
4 = Sangat Baik (lebih dari 75%)
Keberhasilan aktivitas siswa dapat diketahui dengan ketentuan rata-rata aktifitas siswa memperoleh persentase minimal atau sama dengan 75 %. Untuk penilaian tes hasil belajar siswa dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KBM yang telah ditentukan yaitu 70. Oleh karena itu, setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya apabila nilai perolehan siswa lebih dari /sama dengan 70. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar menggunakan
rumus sebagai berikut :
X = ∑ X
N Keterangan :
X = Nilai rata-rata
∑ X = Jumlah Nilai Semua Siswa N = Jumlah Siswa
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Aktivitas belajar siswa pada siklus I dikatakan Baik karene mendapatkan Prosentase rata-rata 51,1 % walaupun berpredikat baik berdasarkan evaluasi Siklus I masih perlu untuk ditingkatkannya lagi pada siklus II. Adapun data yang diperoleh pada siklus I adalah sebagai berikut: 1. Aktivitas memperhatikan penjelasan guru rata-rata persentase aktivitas siswa yang memperhatikan penjelasan guru sebesar 48 % dari 21 siswa, atau hanya 10 siswa yang memperhatikan penjelasan Guru. Hal ini dikarenakan siswa belum siap untuk mengikuti pelajaran dan masih bingung dengan model pembelajaran Problem
based Learning (PBL). Tetapi, pada pertemuan berikutnya aktivitas memperhatikan penjelasan guru harus ditingkatan karena siswa mendapat teguran jika tidak memperhatikan penjelasan guru. Hal tersebut dalam kategori belum baik sehingga perlu adanya perbaikan dalam Siklus II. 2). Aktivitas keberanian Siswa (mengajukan pertanyaan dan menjawab/menanggapi pertanyaan). Persentase aktivitas keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan dan menjawab/menanggapi pertanyaan sebesar 14 % atau 3 siswa dari 21 siswa dikelas VII A. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum berani bertanya dan menjawab atau menanggapi pertanyaan dari guru maupun dari siswa lainnya, dikarenakan beberapa siswa masih kurang yakin dengan jawabannya. Hal ini dapat dikatakan belum baik sehingga perlu adanya perbaikan pada siklus II. 3). Aktivitas berdiskusi antar teman, Prosentase aktivitas siswa berdiskusi dengan teman 43 % atau 9 siswa dari 21 siswa di Kelas VII A. Pada Siklus pertama kebanyakan siswa mengandalkan jawaban dari teman kelompoknya saja. Hal ini dapat dikatakan belum baik sehingga perlu adanya perbaikan pada siklus II. 4). Aktivitas semangat siswa dalam mengerjakan tugas, Prosentase aktivitas semangat siswa dalam mengerjakan tugas sebesar 57 % atau 12 siswa dari 21 siswa dikelas VII A. Pada pertemuan siklus 1, masih terdapat siswa yang malas untuk mengerjakan tugasnya, karena merasa tidak akan dihukum apabila tidak mengerjakan tugas tersebut. Hal ini dapat dikatakan belum baik sehingga perlu adanya perbaikan pada siklus II. 5).
Aktivitas siswa dalam memecahkan masalah pada LKPD, Prosentasi aktivitas siswa dalam memecahkan masalah sebesar 71% atau 15 siswa dari 21 siswa di Kelas VII A. Pada pertemuan siklus 1 siswa dalam memecahkan masalah baik, karena siswa merasa cukup semangat dalam memecahkan masalah pada LKPD.
Meskipun ada beberapa siswa yang masih merasa bingung dalam menjawab atau memecahkan masalah pada LKPD. Dari keseluruan prosentase aktivitas
siswa dikelas VII A MTs. Darul Ulum Medali pada Materi Kondisi Masyarakat Mekah Sebelum Islam adalah diperoleh rata-rata aktivitas Siswa sebesar 51,1 %.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh obsever, disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran pada siklus I belum dilakukan secara efektif, hal ini disebabkan pada awal pembelajaran, masih ada siswa yang ngobrol dengan temannya dalam proses diskusi, kemampuan bertanya dan menjawab siswa masih rendah dilihat dari jumlah siswa yang aktif, siswa masih malu untuk mengangkat tangannya ketika akan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti, siswa sering menjawab pertanyaan secara bersamaan, beberapa siswa masih malu untuk bertanya jika ada pembahasan materi yang belum dimengerti siswa. Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini, guru SKI kelas VII A yang bertindak sebagai peneliti yang dibantu oleh seorang guru sebagai Kolaborator dengan mengobservasi aktivitas belajar SKI siswa sekaligus mengamati proses pembelajaran di kelas dengan diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Aktivitas siswa pada Siklus II yang terdapat pada kegiatan inti meningkat dengan memperoleh prosentase rata-rata 77,3% yang sebelumnya pada siklus I hanya memiliki 51,1 %. Ini menunjukkan aktivitas siswa dalam pembelajaran tergolong “Sangat Baik”. Hal tersebut dapat dilihat pada setiap indicator aktivitas siswa antara lain 1). Aktivitas memperhatikan penjelasan guru, Rata- rata persentase aktivitas siswa yang memperhatikan penjelasan guru sebesar 71%. Pada tes siklus I, masih ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM.
Sehingga pada siklus II ini, aktivitas memperhatikan penjelasan guru mengalami peningkatan sebesar 24 %. Pembelajaran pada siklus II ini guru powerpoint dalam pembelajaran. Sehingga siswa lebih fokus dalam memperhatikan penjelasan peneliti. Karena kalau tidak memperhatikan siswa akan merasa
kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan. 2). Aktivitas keberanian Siswa (mengajukan pertanyaan dan menjawab/menanggapi pertanyaan), Rata- rata persentase aktivitas keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan dan menjawab/menanggapi pertanyaan sebesar 62 %. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah cukup berani bertanya dan menjawab atau menanggapi pertanyaan dari guru maupun dari siswa lainnya, dikarenakan pada siklus II ini, guru memberikan reward kepada siswa yang berani mengajukan pertanyaan dan menjawab/menanggapi pertanyaan. 3). Aktivitas berdiskusi antar teman, Rata- rata persentase aktivitas siswa berdiskusi dengan teman 81 %. Rata-rata aktivitas ini mengalami peningkatan signifikan dari 42 % pada Siklus I menjadi 81 % pada Siklus II. Terjadi kenaikan sebesar 39 %. Karena jika teman kelompoknya belum mengerti tentang kondisi Masyarakat Mekkah Sebelum Islam, maka teman satu kelompoknya akan mengajarinya. 4). Aktivitas semangat siswa dalam mengerjakan tugas, Rata-rata persentase aktivitas semangat siswa dalam mengerjakan tugas sebesar 86 % pada Siklus II ini. Pada setiap pertemuan siswa selalu mengerjakan tugas, hanya siswa yang tidak hadir yang tidak mengerjakan tugas, 5). Aktivitas siswa dalam memecahkan masalah pada LKPD, Rata-rata persentasi aktivitas siswa dalam memecahkan masalah pada LKPD sebesar 81 %.
Pada siklus II ini, siswa dalam memecahkan masalah baik, karena siswa semangat dalam memecahkan masalah pada LKPD.
Aktivitas siswa pada Siklus II ini dapat dikatakan telah berhasil, karena aktivitas siswa dikatakan berhasil apabila mencapai atau sama dengan 70 %. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa mengalami perbaikan dalam setiap siklus kegiatan pembelajaran.
Hal ini dapat dilihat dari lembar observasi siswa yang menunjukan peningkatan.
Peningkatan tersebut dapat pula dilihat pada tabel berikut ini :
No. Komponen Aktivitas Rata-Rata Persentase
Siklus I Siklus II
1. Visual Activities 48 % 71 %
2. Oral Activities 28,5 % 71,5 %
3. Emotional Activities 57 % 86 %
4 Mental Activities 71 % 81 %
Rata-Rata 51,1 % 77,3 %
Dari Tabel diatas dapat diperlihatkan data hasil penelitian bahwa rata-rata aktivitas belajar siswa pada Mapel SKI materi Kondisi Masyarakat Mekkah
Sebelum Islam mengalami peningkatan, semula pada siklus I memperoleh rata- rata aktivitas siswa sebesar 51,1 % berhasil ditingkatkan pada siklus II menjadi 77,3 % atau meningkat signifikan sebanyak 26,2 %. Setiap komponen aktivitas juga mengalami kenaikan dengan signifikan, visual activities siswa pada siklus I hanya 48 % pada siklus II berhasil meningkat menjadi 71 %. Komponen oral activities pada siklus I 28,5%, pada siklus II meningkat menjadi 71,5 %.
Komponen Emotional activities pada siklus I mencapai 57 % pada Tindakan siklus II berasil meningkat mencapai 86 %. Sedangkan komponen Mental Activities pada siklus I hanya mencapai 71 %, pada pelaksanaan Siklus II mental activities meningkat mencapai 81 %.
Dari uraian data tersebut diatas, dapat kita lihat bahwa model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa SKI materi Kondisi Masyarakat Mekkah sebelum Islam Kelas VII A MTs. Darul Ulum Medali.
Sedangkan untuk hasil belajar siswa dapat diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa pada siklus I ini mencapai rata-rata 57 dan rata-rata N-gain sebesar 0,26. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar pada siklus I ini masih rendah, dan masih banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM (70), yaitu sebanyak 18 siswa, sedangkan yang mendapatkan nilai diatas KKM berjumlah 3 siswa. Penyebabnya karena siswa belum terbiasa menggunakan model pembelajaran Problem Based Lerning (PBL) ini.
Hasil observasi terhadap guru pada KBM cukup baik, hanya saja peneliti harus lebih memotivasi siswa untuk bertanya dan menjawab/ menanggapi pertanyaan guru atau siswa.
Berdasarkan tes hasil belajar siswa pada siklus II ini mencapai rata-rata 82 dan nilai rata-rata N-gain sebesar 18,9. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus II ini baik, dan sudah tidak ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM.
Untuk mengetahui data terkait hasil belajar siswa di gunakan tes formatif dan sumatif yang dilaksanakan pada awal dan akhir siklus (pretes-postes). Adapun hasil tes tersebut dapat dilihat pada tabel berikut Perbandingan Nilai Tes Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan tabel diatas tersebut diperoleh informasi bahwa rata-rata hasil belajar siswa meningkat. Pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa sebesar 57 dan rata-rata N-Gain sebesar 0,26, dimana siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM pada siklus I sebanyak 18 orang siswa atau sebanyak 85,7 % dan siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM pada siklus I sebanyak 14,3 % atau 3 orang siswa.
Nilai terendah adalah 40 dan nilai tertinggi adalah 75. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar pada siklus I tergolong rendah.
Sedangkan pada siklus II rata- rata hasil belajar siswa sebesar 89 dan rata-rata N- gain 25,6. Selanjutnya pada siklus II ini nilai terendahnya adalah 85 dan nilai tertingginya adalah 95 dan sudah tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai dibawah KKM 70 atau 100 % nilai siswa diatas KKM. Pada siklus II ini terlihat bahwa penerapan model Pembelajaran Problem Based Learning pada mapel SKI materi kondisi Masyarakat Mekkah sebelum Islam dapat meningkatkan secara signifikan hasil belajar siswa Kelas VII A MTs. Darul Ulum Medali
Dari data observasi aktivitas dan nilai tes hasil belajar siswa kelas VII A MTs.
Darul Ulum Medali pada maple SKI materi Kondisi Masyarakat Mekkah Sebelum Islam diatas dapat disajikan sebagai berikut :
No. Aspek Yang Dinilai Siklus I Siklus II 1. Rata-Rata Aktivitas Belajar Siswa 51,1 % 77,3 % 2. Rata-Rata Nilai Tes Hasil Belajar Siswa 57 89
Berdasarkan tabel di atas diperoleh kesimpulan bahwa semakin tinggi rata-rata aktivitas belajar siswa, maka semakin tinggi pula rata-rata nilai tes hasil belajar siswa, dan sebaliknya. Dengan kata lain tingkat aktifitas belajar siswa ketika dalam proses pembelajaran akan mempengaruhi tingkat keberhasilan hasil belajar siswa. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa perlu ditingkatkan aktifitas belajar salah satunya dengan penerapan model pembelajaran problem based learning.
Karena seluruh indikator keberhasilan telah tercapai yaitu untuk aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dan telah melebihi batasan indikator yaitu 75%
sedangkan untuk hasil belajar rata-rata tes akhir siklus juga telah mencapai batasan indikator, yaitu 85 dan sudah tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Maka penelitian ini tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya
Kesimpulan
Penerapan Model Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi Kondisi Masyarakat Mekkah Sebelum Islam di kelas VII A MTs. Darul Ulum Medali. Hal tersebut dapat dilihat pada siklus I dimana aktivitas belajar siswa mencapai 51,1 %, sedangkan pada pelaksanaan Siklus II terjadi peningkatan signifikan sebesar 26,2 %, sehingga aktivitas belajar siswa mencapai 77.3 %.
Penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Kondisi Masyarakat Mekkah Sebelum Islam di kelas VII A MTs. Darul Ulum Medali. Peningkatan hasil belajar siswa dapat terlihat dari rata- rata nilai tes akhir siklus I sebesar 52, sedangkan rata-rata nilai tes akhir siklus II sebesar 89. Hasilnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar 37
%. Dengan rincian pada siklus I siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM sebesar 14,3 % atau sebanyak 3 Orang. Sedangkan pada siklus II, seluruh siswa mendapatkan nilai diatas KKM atau 100 % tuntas pada siklus II.
Dengan demikian penerapan model Problem Based Learning (PBL) dianggap berhasil dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, karena telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
Referensi
Abdullah. (2013). Pandangan Orangtua Terhadap Pendidikan Anaknya (Studi Kasus Pada Petani Yang diduga Kurang Memperhatikan Pendidikan Anaknya di Desa Jejangkit Pasar Kecamatan Jejangkit Kabupaten Barito Kuala) (IAIN Antasari). IAIN Antasari. Retrieved from http://idr.uin-antasari.ac.id/30/
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, Dasna, I wayan, Sutrisno, Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). dari http://lubisgrafura.wordpress.com. Diakses Tanggal 22 Juli 2023
Holil, Anwar. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dari http://anwarholil.blogspot.com/2009/01/model-pembelajaran - berdasarkan- masalah.html, diakses tanggal 23 Juli 2023
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineke Cipta
Standar penilaian dan Buku pelajaran sosial SD, SMP, dari www.dikdasdki.go.id/download/standarbuku/ips.doc., diakses tanggal 22 Juli 2023
Sudjana, Nana.1995. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar . Bandung : Sinar Baru Algesindo Sugiyono, Media Group. 2019. Metode Penelitian peandidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D. Bandung:Alfabeta.