• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan Hasil Pembelajaran Peserta Didik Melalui Penerapan Model Problem Based Learning Pelajaran Fiqih Mengenai Thaharah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Meningkatkan Hasil Pembelajaran Peserta Didik Melalui Penerapan Model Problem Based Learning Pelajaran Fiqih Mengenai Thaharah"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

UINFAS GUMARS

Volume 1 No 2 (2023),Desember P-ISSN: .... - ...., E-ISSN: ... - ...

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

Meningkatkan Hasil Pembelajaran Peserta Didik Melalui Penerapan Model Problem Based Learning Pelajaran Fiqih Mengenai Thaharah

Ipit Fitriah

MTS AL-Musthofa, Garut, Jawa Barat. Email: ifitriah154@gmail.com

Abstrak: Proses pembelajaran Fikih terutama Standar Kompetensi THAHARAH perlu mendapat perhatian yang intensif, baik dari segi metode, sumber-sumber belajar, maupun suasana pembelajaran yang kondusif, mengingat penguasaan kompentensi tersebut sangat diperlukan bagi siswa, Agar siswa lebih memahami materi THAHARAH sehingga pada akhirnya siswa dapat memahami dan menerapkan THAHARAH, dalam hal ini penulis mencoba menggunakan model pembelajaran (Problem Based Learning). Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Teknik /alat yang digunakan untuk pemantauan dan evaluasi adalah tes, observasi, dan dokumentasi. Tes digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa setelah adanya tindakan, sedangkan observasi digunakan untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan guru dalam melakukan tindakan dan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa 1) Penggunaan model pembelajaran PBL dalam proses pembelajaran Materi THAHARAH membawa dampak pada peningkatan pemahamansiswa. 2) Penggunaan model pembelajaran PBL dalam proses pembelajaran materi THAHARAH dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini terbukti dengan data sebagai berikut : Kondisi awal persentase kemampuan berpikir kreatif 33,4%, skor rata-rata 58,6. Persentase hasil belajar 70,%, rata- rata 71,5 nilai tertinggi 85 dan terendah 67. Kondisi sekarang persentase kemampuan berpikir kreatif 51,8%, skor rata-rata 79,51.

Persentase hasil belajar 76,65%, rata- rata 78,8 nilai tertinggi 88 dan terendah 70.

Kata kunci: Pembelajaran, Thaharah dan Problem Based Learning.

1. Pendahuluan

Manusia yang hidup di dunia ini pada hakikatnya membutuhkan pendidikan.

Pendidikan ialah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku sesuai dengan kebutuhan (Muhibbin Syah, 2010: 10). Pada dasarnya pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagaimana dirumuskan dalam undang-undang Sisdiknas No 22 tahun 2003, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

1

(2)

P-ISSN: .... - ...., E-ISSN: .... - ....

bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Mata pelajaran fikih mempunyai peran yang sangat strategis dalam hal peningkatan iman, takwa. Hal itu disebabkan karena dalam struktur kurikulum nasional, pelajaran fikih merupakan kelompok mata pelajaran agama. Materi THAHARAH merupakan salah satu materi pelajaran fikih. Ketika materi ini disajikan oleh penulis dengan metode diskusi dan Tanya jawab, dan memberi tugas untuk mengerjakan soal-soal latihan, ternyata hasil belajarnya sangat rendah. Reratanya hanya 65, presentase ketuntasannya hanya 58%, berdasarkan hasil pengamatan presentase siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran hanya 58%. Bagi penulis hal ini merupakan masalah yang serius karena penulis khawatir materi THAHARAH yang penting ini hanya terlewati begitu saja, tanpa kesan, tidak bermakna, dan tidak mendapatkan hasil belajar yang optimal pada diri siswa.

Dari permasalahan di atas penulis tertarik untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas guna memperbaiki pembelajaran fikih, khususnya pada materi THAHARAH.

Model yang penulis gunakan adalah Problem based learning dikolaborasikan dengan menggunakan metode diskusi dan Tanya jawab. Penulis berharap melalui metode pembelajaran ini pemahaman belajar siswa akan meningkat, berkesan,bermakna dan hasil belajarpun menjadi optimal.

Berdasarkan pendahuluan diatas dan hasil refleksi terhadap semua masalah yang berkaitan dengan rendahnya nilai rata-rata fikih yang dicapai dalam evaluasi akhir belajar terhadap proses pembelajaran fikih, maka rumusan permasalahan ini adalah:

1. Bagaimana proses pembelajaran fikih pada materi pokok THARAH melalui pembelajaran medel PBL di kelas VII MTS Al-Musthofa?

2. Bagaimana hasil belajar siswa siswa pada materi pokok THARAH pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran PBL?

3. Bagaimana peningktan hasil belajar siswa pada materi pokok pokok THARAH pada siklus II dengan menggunakan model pembelajaran PBL?

4. Bagaimana peningktan hasil belajar siswa pada materi pokok pokok THARAH pada siklus III dengan menggunakan model pembelajaran PBL?

2. Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan metode kuantitatif dengan mengivestigasi cara proses pembelajaran menggunakan metode problem based learning di kelas 7 MTS AL-Musthofa. Penelitian tindakan ini dipilih karena memungkinkan peneliti untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan model problem based learning ini. Penelitian ini juga terdiri dari tiga siklus tindakan

(3)

yang dilakukan selama kurang lebih 3 bulan dengan setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Adapun subjek penelitian ini ialah siswa kelas 7 MTS AL- Musthofa. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi kelas. Hasil dari analisis data akan digunakan untuk memodifikasi dan mengembangkan strategi pembelajaran selanjutnya.

3. Hasil

Kajian Teoretis (Variabel Tindakan/ X)

Problem Based Learning (PBL) dalam bahasa Indonesia disebut Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada.

Menurut Trianto (2009:93), karakteristik model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah: (1) adanya pengajuan pertanyaan atau masalah, (2) berfokus pada keterkaitan antar disiplin, (3) penyelidikan autentik, (4) menghasilkan produk atau karya dan mempresentasikannya, dan (5) kerja sama.

Menurut Rusman (2010:232), karakteristik model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut:

1. Permasalahan menjadi starting point dalam belajar.

2. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur.

3. Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective).

4. Permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar.

5. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.

6. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam problem based learning.

7. Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif.

8. Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan.

9. Sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar.

(4)

P-ISSN: .... - ...., E-ISSN: .... - ....

10. Problem based learning melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.

Berikut ini beberapa tujuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL):

a. Mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah.

Proses-proses berpikir tentang ide-ide abstrak berbeda dari proses-proses yang digunakan untuk berpikir tentang situasi-situasi dunia nyata. Resnick menekankan pentingnya konteks dan keterkaitan pada saat berpikir tentang berpikir yaitu meskipun proses berpikir memiliki beberapa kasamaan antara situasi, proses itu bervariasi tergantung dengan apa yang dipikirkan seseorang dalam memecahkan masalah.

b. Belajar peran orang dewasa

Problem Based Learning (PBL) juga dimaksudkan untuk membantu siswa berkinerja dalam situasi-situasi kehidupan nyata dan belajar peran-peran penting yang biasa dilakukan oleh orang dewasa. Resnick mengemukakan bahwa bentuk pembelajaran ini penting untuk menjembatani kerjasama dalam menyelesaikan tugas, memiliki elemen-elemen belajar magang yang mendorong pengamatan dan dialog dengan yang lain sehingga dapat memahami peran di luar sekolah.

c. Keterampilan-keterampilan untuk belajar mandiri

Langkah-langkah operasional dalam proses pembelajaran yang dikonsepkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan adalah sebagai berikut:

a. Konsep Dasar (Basic Concept)

Fasilitator memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan mendapatkan peta yang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran.

b. Pendefinisian Masalah (Defining The Problem)

Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan scenario atau permasalahan dan peserta didik melakukan berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap scenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternative pendapat.

c. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)

Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang dinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tetulis yang tersimpan dipepustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan. Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama,yaitu: (1) agar peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan

(5)

permasalahan yang telah didiskusikan dikelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami.

d. Pertukaran Pengetahuan (Exchange Knowledge)

Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi dalam langkah pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara peserta didik berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya.

e. Penilaian (Assessment)

Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.

Kajian Teoretis (variable Hasil Tindakan/ Y)

Definisi Pemahaman

Kata Pemahaman merupakan bentuk kata dasar “paham” yang mendapat awalan

“pe” dan akhiran “an” yang secara etimologis berarti proses atau cara memahami atau memahamkan (Depdikbud 1988:636). Dalam istilah pendidikan aspek pemahaman merupakan salah satu target pencapaian tujuan pendidikan dalam ranah kognitif yang menurut Uzer Usman (2000:35) dibatasi sebagai suatu kemampuan memahami arti atau suatu makna materi, seperti menafsirkan, menjelaskan atau meringkas. Pemahaman mempunyai fungsi yang amat penting dalam setiap proses belajar maupun proses belajar mengajar. Sebab tanpa pemahaman atau memahami materi yang dipelajari atau yang diajarkan, seseorang tidak akan mampu menginterpretasikan pemahamannya itu baik ke dalam kata-kata maupun ke dalam perbuatan.

THAHARAH

Thaharah menurut bahasa adalah bersih atau suci. Thaharah menurut istilah adalah suatu cara atau perbuatan yang dilakukan seseorang dengan tujuan membersihkan diri, pakaian, tempat dari hadast dan najis. Firman Allah SWT yang Artinya :

...Sesungguhnya Allah menyukai orang- orang yng bertaubat dan yang mensucikan diri ( Al-Baqarah; 222 ) dan juga dalam SQ Al- Muddatsir: 4-5 yang artinya “Dan pakainmu bersihkanlah. Dan perbuatan dosa tinggalkanlah”.

(6)

P-ISSN: .... - ...., E-ISSN: .... - ....

Analisis Hubungan X dengan Y

Hasil belajar siswa merupakan output dari proses belajar mengajar. Salah satu masalah dalam pembelajaran di sekolah adalah rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini dapat diketahui dari data awal nilai ulangan harian siswa yang masih berada di bawah KKM. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar salah satunya adalah model pembelajaran. Model Pembelajaran Problem Based Learning merupakan model pembelajaran kooperatif yang menuntut siswa untuk aktif dan memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasi materi pelajaran yang dipelajari.

Berdasarkan uraian secara deskriptif dan kajian teoritik serta kerangka berpikir seperti dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian antara lain:

1. Hasil belajar Fikih peserta didik menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning lebih tinggi dari peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

2. Terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran Problem Based Learning dan sikap yang dimiliki peserta didik terhadap hasil belajar Fikih.

3. Hasil belajar Fikih peserta didik yang memiliki sikap positif dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning lebih tinggi dari peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran konvensional

4. Hasil belajar Fikih peserta didik yang memiliki sikap negatif dengan menggunakan model pembelajaran konvensional lebih tinggi dari peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.

4. Pembahasan

Penelitian dilaksanakan di kelas VII yang berjumlah 20 peserta didik. Peserta didik di bentuk menjadi 3 kelompok dengan jumlah masing-masing anggota kelompok berjumlah 6-8 orang. Penentuan kelompok dilakukan oleh guru.. Pengelompokan ini dipergunakan pada saat peserta didik melakukan diskusi kelompok pada saat diskusi berlangsung di dalam kelas.

Table 1.1 Pelaksanaan Tindakan Kelas

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu Pendahuluan 1. Orientasi

Mengucapakan salam dan berdoa untuk memulai pelajaran

Guru memeriksa kerapian siswa

Guru memeriksa kehadiran siswa

Guru mengingatkan siswa untuk menerapkan 5M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun,

15 menit

(7)

menjaga jarak, menjauhi kerumunan, menjauhi mobilitas dan berdoa).

2. Apersepsi

Mengaitkan materi/ tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya

Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.

Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.

3. Motivasi

Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.

Apabila materitema// projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh- sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang:

THARAH

Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung

4. Pemberian Acuan

Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.

Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung

Pembagian kelompok belajar

Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah- langkah pembelajaran

Inti 50

menit Sintak Model

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Stimulation Mengamati

Guru memberikan LKPD kepada Peserta didik sebagai bahan pengamatan

Guru menunjukan kepada peserta didik sebuah video

https://youtu.be/KllS2-3zYg4 Statement

(identifikasi masalah)

Menanya

Guru memberi kesempatan kepada Peserta didik untuk mengajukan pertanyaan sesuai dengan hasil pengamatanya terkait dengan THARAH

7

(8)

P-ISSN: ... - ..., E-ISSN: .... - ....

Pengumpulan Data

Mengumpulkan Data

Peserta didik mengumpulkan informasi dengan cara:

Berdiskusi dengan anggota kelompoknya

Membaca buku pelajaran

Melakukan tanya jawab dengan siswa yang lainya

Peserta didik berkonsultasi pada guru tentang hal yang belum jelas

Pengumpulan Data

Peserta didik bertukar pendapat tentang hasil penelitianya

Pembuktian Peserta didik menyimpulkan informasi yang di dapat tentang ketentuan zakat fitrah

Menarik Kesimpulan

Peserta didik menyampaikan kembali TENTANG THARAH dengan cara presentasi di depan kelas Penutup Peserta didik membuat resume dengan dibimbing guru

tentang point-point penting tentang THARAH

Guru memeriksa hasil pekerjaan peserta didik yang sudah selesai dan langsung diberi nilai

Secara bersama-sama guru dan peserta didik menyimpulkan pengertian, THARAH

Guru melakukan evaluasi hasil belajar mengenai materi yang telah dipelajari peserta didik (dapat menggunakan paper and pencil test atau authentic assessment

Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya

Guru dan peserta didik secara bersama-bersama berdoa’sebelum mengakhiri pelajaran dipimpin ketua kelas

15 menit

Tabel 1.2 Sintak Model Problem Based Learning Siklus 1 Sintak Model

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Stimulation Mengamati

Guru memberikan LKPD kepada Peserta didik sebagai bahan pengamatan

Guru menunjukan kepada peserta didik sebuah video

(9)

https://youtu.be/KllS2-3zYg4

Statement (identifikasi masalah)

Menanya

Guru memberi kesempatan kepada Peserta didik untuk mengajukan pertanyaan sesuai dengan hasil pengamatanya terkait dengan THAHARAH

Pengumpulan Data Mengumpulkan Data

Peserta didik mengumpulkan informasi dengan cara:

Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber

Berdiskusi dengan anggota kelompoknya sesuai dengan permasalahan yang di berikan oleh guru

Melakukan tanya jawab dengan siswa yang lainya

Peserta didik berkonsultasi pada guru tentang hal yang belum jelas

Pengumpulan Data Peserta didik bertukar pendapat tentang hasil penelitianya Pembuktian Peserta didik menyimpulkan informasi yang di dapat Menarik

Kesimpulan

Peserta didik menyampaikan kembali TENTANG THAHARAHdengan cara presentasi di depan kelas

Berdasarkan analisis hasil observasi, catatan lapangan serta wawancara ditemukan beberapa kekurangan yang ada pada siklus I,II dan III diperlukan tindakan perbaikan pada siklus selanjutnya. Hal tersebut dijelaskan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 1.3 Siklus 1

Kekurangan Perbaikan

Peserta didik masih kurang berani dalam berdiskusi

Guru memberi stimulus kepada peserta didik secara maksimal Peserta didik kurang bisa mengembangkan

pertanyaan terutama dalam materi hukum cara tharah dari najis

Guru harus memberi bimbingan dan harus sebagai fasilitaor yang baik.

Peserta didik dalam hasil belajar belum maksimal

Mengadakan tes ulang

Tabel 1.4 Siklus 2

Kekurangan Perbaikan

(10)

Peserta didik belum seluruhnya aktif dalam kegiatan diskusi

Guru memberi stimulus kepada peserta didik secara maksimal

Peserta didik kurang bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

Guru harus memberi bimbingan dan harus sebagai fasilitaor yang baik.

Peserta didik dalam hasil belajar belum maksimal

Mengadakan tes ulang

Tabel 1.5 Siklus 3

Kekurangan Perbaikan

Peserta didik belum seluruhnya aktif dalam kegiatan diskusi

Guru memberi stimulus kepada peserta didik secara maksimal

Peserta didik kurang bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

Guru harus memberi bimbingan dan harus sebagai fasilitaor yang baik.

Peserta didik dalam hasil belajar belum maksimal

Mengadakan tes ulang

Tabel 1.6 Hasil Penelitian Siklus 1

No Nama PesertaDidik Pre Tes Post Tes KKM Keterangan

1 Abdul Gofur 75 76 75 Tuntas

2 Ara 64 76 75 Tuntas

3 Rido 76 76 75 Tuntas

4 Indra S 76 76 75 Tuntas

5 Kayla 76 76 75 Tuntas

6 Revi 65 65 75 Belum Tuntas

7 Nova A 75 76 75 Tuntas

8 Winda 77 75 75 Belum

9 Riko 72 74 75 Belum Tuntas

10 Samsi 74 70 75 Belum Tuntas

11 Rifa 68 68 75 Belim Tuntas

(11)

12 Akbar H 68 69 75 Belum Tuntas

13 Naila 71 71 75 Belum Tuntas

14 Elis 73 73 75 Belum Tuntas

15 Vanesa 72 72 75 Belum Tuntas

16 Aliyya 88 83 75 Tuntas

17 Arik 54 60 75 Belum Tuntas

18 Cahya 72 72 75 Belum Tuntas

19 Alya 71 71 75 Belum Tuntas

20 Rifki 76 76 75 Tuntas

21 Kendi 78 76 75 Tuntas

22 Ita J 76 78 75 Tuntas

23 Aris 74 73 75 Belum Tuntas

Tabel 1.7 Hasil Penelitian Siklus 2

No Nama PesertaDidik Pre Tes Post Tes KKM Keterangan

1 Abdul Gofur 83 80 75 Tuntas

2 Ara

3 Rido 76 76 75 Tuntas

4 Indra S 80 77 75 Tuntas

5 Kayla 81 79 75 Tuntas

6 Revi 70 70 75 Belum Tuntas

7 Nova A

8 Winda 79 77 75 Tuntas

9 Riko 77 75 75 Tuntas

10 Samsi 74 73 75 Belum Tuntas

11 Rifa 70 68 75 Belim Tuntas

12 Akbar H 70 70 75 Belum Tuntas

13 Naila 78 76 75 Tuntas

(12)

P-ISSN: .... - ...., E-ISSN: .... - ....

14 Elis 80 79 75 Tuntas

15 Vanesa 78 75 75 Tuntas

16 Aliyya 85 80 75 Tuntas

17 Arik 67 70 75 Belum Tuntas

18 Cahya 75 75 75 Tuntas

19 Alya 74 70 75 Belum Tuntas

20 Rifki 78 76 75 Tuntas

21 Kendi 78 76 75 Tuntas

22 Ita J 76 78 75 Tuntas

23 Aris Belum Tuntas

Tabel 1.8 Hasil Peelitian Siklus 3

No Nama PesertaDidik Pre Tes Post Tes KKM Keterangan

1 Abdul Gofur 85 83 75 Tuntas

2 Ara 77 75 75 Tuntas

3 Rido 77 75 75 Tuntas

4 Indra S 83 79 75 Tuntas

5 Kayla 83 80 75 Tuntas

6 Revi 75 75 75 Tuntas

7 Nova A 79 75 75 Tuntas

8 Winda 80 78 75 Tuntas

9 Riko 81 78 75 Tuntas

10 Samsi 76 75 75 Tuntas

11 Rifa 73 70 75 Belum Tuntas

12 Akbar H 75 75 75 Tuntas

13 Alisa 74 71 Belum Tuntas

14 Elis

(13)

15 Vanesa 81 77 75 Tuntas

16 Aliyya 88 85 75 Tuntas

17 Arik 70 70 75 Belum Tuntas

18 Cahya

19 Alya 74 73 75 Belum Tuntas

20 Rifki 81 79 75 Tuntas

21 Kendi 84 82 75 Tuntas

22 Ita J

23 Aris 80 78 75 Tuntas

5. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dilapangan selama menerapkan model Problem Based Learning di MTS Al-Musthofa, dapat disimpulkan bahwa model PBL dapat digunakan sebagai suatu alternatif pembelajaran bagi guru fikih dalam menyajikan materi pembelajaran pemahaman siswa pada matei THAHARAH. Adapun hasil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran pemahaman terhadap materi pokok THAHARAH melalui model PBL berlangsung melalui enam tahapan yang meliputi, tahap pertama guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang heterogen, tahap kedua guru menjelaskan jalannya pembelajaran dengan menggunakan model PBL, tahap ketiga guru menjelaskan bahan ajar atau materi kepada siswa, tahap keempat guru menjadi fasilitator dan motivator bagi siswa, tahap kelima guru dan siswa menyimpulkan materi pembelajaran, dan tahap keenam guru mengadakan evaluasi dengan menggunakan metode tanya jawab dan tes.

2. Aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran materi pokok THAHARAH melalui model PBL setiap siklus berlangsung dengan baik, kondusif dan menunjukkan peningkatan. Hal ini terlihat dari tahapan-tahapan pembelajaran yang direncanakan guru dapat dilaksanakan dengan baik, selain itu guru mampu menjadi fasilitator dan motivator yang bertugas membimbing siswa selama pembelajaran berlangsung.

Pada siklus III, (1) konsentrasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran 68 % (2) kelancaran siswa dalam menyampaikan hasil diskusi maupun dalam komunikasinya 73 %, (3) keaktifan siswa dalam diskusi kelompok 50 %, Hal ini menggambarkan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan PBM terlihat cukup optimal dengan nilai rata-rata 78,8%.

(14)

Pemahaman siswa terhadap materi THAHARAH melalui pembelajaran model PBL Kondisi awal persentase kemampuan berpikir kreatif 33,4%, skor rata-rata 58,6.

Persentase hasil belajar 70,%, rata-rata 71,5 nilai tertinggi 85 dan terendah 67. Kondisi sekarang persentase kemampuan berpikir kreatif 51,8%, skor rata-rata 79,51.

Persentase hasil belajar 76,65%, rata-rata 78,8 nilai tertinggi 88 dan terendah 70.

Daftar Pustaka

- A.M, Sardiman. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

- Arikunto. 2009 Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. (Bina Aksara. Jakarta) - Iskandar, Dadang dan Narsim, 2015. Penelitian dan Tindakan Kelas, Jawa Timur.

- Moh. Uzer Usman. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Erlangga

- https://www.kajianpustaka.com/2017/08/model-pembelajaran-problem-based- learning.html

Referensi

Dokumen terkait

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data

Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning yang dipadukan dengan metode diskusi dan tanya jawab, diharapkan peserta didik mampu menyelesaikan

2 Peserta didik dapat menulis puisi cukup sesuai dengan topik yang ditentukan. 1 Peserta didik dapat menulis puisi kurang sesuai dengan topik yang ditentukan. 2

Berdasarkan analisis data, pada siklus II ini aktivitas pembelajaran siswa sudah mengalami peningkatan baik kuantitas maupun kualitasnya. Hampir semua siswa dapat mengikuti dan

Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika diperoleh keterangan bahwa masalah yang dihadapi guru antara lain: (1) Kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang

Teknik pengumpulan data adalah tes dan angket, sedangkan analisis data menggunakan uji t.Hasil penelitian: Pertama: hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan peserta didik yang

Pendidik mengidentifikasi tujuan belajar tentang nilai karakter pada peserta didik dan memotivasi dalam suatu masalah untuk pembentukan nilai karakter dalam diri peserta didik Fase

Meningkatkan Kemampuan Peserta Didik Dalam Membuat Teks Prosedur Menggunakan Model Problem Based Learning Dengan Metode Diskusi dan Tanya- Jawab Pada Kelas X AKL SMKS AL Hasan