Dari
sekian
banyak kota besar tersebut, ternyata transportasi rnelalui jalan merupakan moda transportasi yang paling dominan dibandingkan dengan moda transportasi Iainnya, Oleh karena itu, masalah yang dihadapi oleh hampir semna kota besar di Indonesia adalah kemacetan, kesemrawutan dan kecelakaan lalu lintas, serta pencemaran udara. Penanganan masalah transportasi perkotaan yang kurang hati-hati dan kurang terpadu, tidakakan dapat memecahkan masalah tersebut secara tepat dan baik, Hal ini justru cenderung menimbulkan permasalahan bam yang dapat menambah komplek serta rumitnya pennasalahan transportasi yang telah ada.Sejalan dengan itu, maka manusia sebagai salah satu unsur dalam kegiatan transportasi merupakan indikator terhadap terciptanya sistem transportasi yang aman,
Pertumbuhan pcnduduk rata-rata tahunan di wilayah pcrkotaan antara tahun 1980-2000 diperkirakan dapat mencapai 30/0-5%, dimana angka tersebut jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata nasional per taboo yang hanya
1,98%. Sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk yang disertai pula dengan peningkatan perekonomian, maka tingkat mobilitas baik orang maupun barang akan meningkat pula. Kedaan ini hams diimbangi dengan persediaan sarana dan prasarana transportasi yang memadai. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pertumbuhan penduduk akan mempunyai dampak langsung terhadap kebutuhan sarana dan prasarana transportasi.
Ditinjau dart besamya jumlah penduduk kota-kota di Indonesia, maka terdapat 14 (empat betas) kota besar yang memiliki jumlah penduduk lebih ~ 500.~
orang sebagaimana terlihat pada larnpiran 1. Dan keem~t belas kota besar tersebut yang memiliki penduduk lebih dari 1 (satu) juta orang penduduk sebanyak 8 (delapan) kota, yaitu ; Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Semarang, Palembang, Ujung Pandang dan Bogor.
Keberhasilan terscbut dapat dilihat dari semakin meningkatnya pertumbuhan di scgala bidang, yang temyata menuntut pula adanya peningkatan kebutuhan transportasi yang selaras, serasi dan seimbang dengan pelaksanaan pembangunan berikut hasil-hasilnya.
Pembangunan disegala bidang akan terusdilaksanakan, bahkan ditingkatkan dan diperluas. Dengan demikian
maka
peningkatan kebutuhan transportasi akan semakin tinggipula.Untuk dapat memenuhi setiap peningkatan kebutuhan transportasi tersebut dengan baik, diperlukan keseimbangan antara penyediaan jasa transportasi dcngan permintaan. Namun demikian rnenjaga keseimbangan antara keduanya tidaklah mudah; bahkan diberbagai kota besar di Indonesia hal ini telah menimbulkan banyak masalah yang pemecahannya memerlukan penanganan secara konseptual dan terpadu.
Kebijaksanaan dan strategi transportasi jalan di Indonesia yang disampaikan dalam buku dengan judul
u Menu)u Lalu Limas dun Angkutan Julun yang Tertib" ini menguraikan rumusan yang optimum bagi pengembangan sistim transportasi kota di Indonesia, dengan titik berat pembahasan masalah kebijaksanaan dan strategi nasional dalam pengembangan Ialu lintas dan angkutan kota diIndonesia.
Tingkat Pertumbuhan penduduk diwilayah perkotaan di Indonesia berjalan dengan cukup pesat.
K
eberhaSilan pelaksanaan pembangunan yang dimulai padaPelita I tahun 1969hingga sekarang secara nyata telah berhasil mengangkat martabat bangsa Indonesia dari lingkaran kemiskinan dan keterbe- lakangan kepada tingkat hidup yang lebih baik secara material danspiritual.I. KEBIJAKSANAAN DAN STRATEGI LALU LINTAS
DAN ANGKUTAN JALAN
IiII
r
!u'u
II
I:"
n·
II it ~
II"
lj'II'
II-
I
.I[
I!' ,.
Ii· ;
l
"!i'ii
f
II·it -.II IIII' ~
I'
11
II
'Ii
u'!l -
I!
:II!
'1Ii T'
Ii
.• 1
Ii-
·1'.
II'
Ii:'11:
ji,
'II
1-.Jj:
f
11,I, II
I!II- l' . '11
i/'
.']1
jl.II
:11
'iI:
II
'If~
11I(
1i:II
II
I)
II
Ii
Iii :"
I ' j) '11
)1 '
l II
·!i
11II II
:!J
l
;f! '
:).1
.1\ .
,1/
Ii
0;Iii1
II Ii
I!
II
II I!
IiffII
Ii Ii
I~.
Ii I'
.1IfI:
" Ii
~Ii
; !; !:
, I' : d
i:Iiii;
.
1·,,II':
. !
,Ii.
J i!i iii,
i
j!
, Ii
: Ii
, Ii : Ii
1 :
: :
:i
Ii'! I·
! i
:Ii
111
; lii
1 1
I f•
, I
{I~
:I!
: 11
! Ii
i i
: I'
i
i
,Iii!j':
: !: i
:Ii
I
i-I-
I
2
c. Sebcrapa jauh slibsidi pcmerintah pada:!:
pengcmbangan sistem angku~n kota, .. :Ii d. Bagaimana merangsang pera~l SCrta
swasta
dalmn !Ii
penyadiaan jasa angkutall k01d,~, :IJl'
j;
Ii Ii if:
I!i !
h. Kcterpaduan antiua pengem angan tata kola dan sistem transportasi kola,
.
I
[. j:..
4. Penggnnaan kend.araan PTibfd.i secara kurang efisien. Pada sebagian besar lint san-lintasan dipusat kola Jakarta pacta jam sibuk t rlihat bahwa hanya sekitar 4 % dari kendaraan p,ribadi yang dimuati dcngan lebihdari 4orang penUl~lpang,sementara itu sckitar 82 % dan kendaraan pribadi yang dimuati dengan 1-2 orang saja.
I : . .
5. Kwalitas <L1.njumtah kendaraan angkutan umum yang
belum memadai. SaranaJ prasarana,
jaringan pelayanan, terminal dansistem
pengendalian pelayanan angkutan umum belum bcrhasil ditata secara konscpsionai, Sistem !pelayanan angkutail umum yang ada belum mampu menarik minat pemakai kendaraan pribar. untuk beralih keangkutanumum. I •
6. Kurangnya pcmnan kercta ari schag.fIi angkutan..
kota (massal),
Elemen problem Transponasi d~'Wilayah Perkotaan Meliputi :
a, Performance (penampilau) keidaraan umum .b. Tingkah laku pengemudi dan ~alan kaki
c.
PolajaringanjalanI
d. Manajcmen lalu Jilllas
c. Fasilitas parkir dan manajcrncn . .
f Perlintasan jaringan jalan
dali
reIKercta Api .g. Angkutan umum jalan ., .
h. Koordinasi antar moda . .
i. Koordinasi antar tataguna tal \ dan transportasi ' j, Sumber dana untuk sarana dan prasarana
transportasi
I . .
Melihat pada scbab-sebab timblllJa masalah dalam laIn Iinlns dan angkutan jatan di ~rkotaan, issue-issue penting yang perlu dipecahkan ~'Iara lainadalah :
n. Bagaimana membuat angkt tan
nmum
semakin menarik,3. Tidak seimbangnya pcrtambahan jaringan jalan scrta fasilitas talu lintas dan angkutan bila dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah kel1daraan. Pertambahan jumlah kendaraan berkisar antara 8 • 12%per·tabun, sedangkan pcrtambahan panjangjalan berkisar antam 2•5%per-tahun. Jika pertllmbuhan ini tidak dikendalikan, dikhawalirkan tcrjadi kcmacetan lotal pada tatum 2000 dihampir semlul kota-kota besar Indonesia.
2. Perkcmbangan kota tidak diikuti dengan struktur tatagnna tanahyang serasi, hal ini disebabkan oJch tidak konsistermya terbadap Rencana Dmum Tata Ruang yang telah ditetapkan.
1. Pertambahan pendudnk kota-kota besar yang sangat pcsat yaitu berkisar anima 30/0-5%per-tahunnya, Masalah lalu lintas dan 8ngkutan dikota-kota besar pada dasamya disebabkan oleh :
Masalah lalu lintas dan angkutan semakin vital peranannya sejalan dengan kemajuan ekonomi dan mobilitas masyarakatnya, Hal-hal yang bersangkut paut dengan transportasi menyinggung langsung kepada kebutuhan pribadi pribadi warga kota dan berkaitan lansung dcngan ekonomikota.
Salah satu matriks kota sebagai ciri kola modem ialah tersedianya sarana transportasi yang mcmadai bagi warga kota. Fungsi, peran serta masalah yang ditimbulkan oleh sarana transportasi ini semakin rowel sciring dengan kemajuan teknologi dan pertumbuhan penduduk.
MASALAH-MASALAH TRANSPORTASI
DI DAERAH PERKOTAAN.
Unmk Itu, pembicaraan dari sudut pandang manusia dalam kcgiatan transportasi (khusllsnya lalu lintas dan . angkutan jalan) perlu 'mempcrhatikan ruanusia penyebab utama terjadinya kecelakaan lain lintas jalan yakni sebesar 89,56 % (pengemudi 82,39% dan pemakai jalan 1,17%), dan perlu disampalkan bahwa hampir semua kejadian kecelakaan didahului dengan pelanggaran aturan lalu lintas.
sclamat, tertib, lancar, nyaman dan dengan biaya yang terjangkau
2. Menjabarkan pelaksanaan pengembangan sistem angkutan kota yang terpadu untuk dapat memberikan peJayanan yang sesuai dengan I. Menyusun perencanaan pengembangan sistem angkutan kota yang terpadu, sejaJan dengan kebijaksanaan pengembangan spasial dan daya dukung lingkungan Rencana tersebut hams dapat menghasilkan kerangka pengembangan yang konsisten daJam penggunaan sumber daya dan sumber dana yang terbatas.
Arab Kebijaksanaan Pengembangan Sistem Angkutan Kola:
8. Dalam rangka meningkatkan pelayanan angkutan
dalam kota dan antar kota diusahakan pengembangan sistem angkutan kereta api (massal).
7. Pembangunan jalan raya perlu ditumbuh kembangkan dandiserasikan dengan perkembangan transponasi jalan raya antara beban dan kepadatan laIu Jintas kcndaraan dengan kemampuan daya dukung jalan, jaringan jalan illpusat pertumbuhan, pusat produksi dan menghubungkan antara pusat produksi dengan daerah pemasaran.
6. Pembangunan tnasportasi darat diamhkan pada pengembangan secara terpadu antara transportasi jalan raya, kereta api, sungai, danau dan penyebrangan melalui pembangunan sarana, prasarana dengan meningkatkan tnanajcmen dan pelayanan serta pcmbinaan pemakai jalan dan kejelasan informasi agar dapat memaeu pembangunan disemua sektor.
5. Di wilayah pekotaan dikembangkan transpotrasi massal yang tertib, Iancar.aman dan nyaman dan efisien agar memberikan daya
tank
bagi pemakai jasa transportasi serta dapat dihindari kemacetan dangangguan lalu lintas dan memberikan kwalitas lingkungan hidup dapat dipertahankan.dilembagakan danditangani seeara khusus dalam rangka pengembangan wilayah dan meningkatkan pemerataan pembangunan danhasil-hasilnya,
4. Pcmbangunan transportasi dipedesaan, pulau terpencil, daerah transmigrasi, daerah terbelakang dan daerah perbatasaan terutama dikawasan timur Indonesia perlu terus dibangun, dikembangkan, 3. Peran serta pihak swasta dan koperasi dalam
penyelenggaraan transportasi perlu didorong dan digalakkan melalui penciptaan iklim yang menumbuhkan kompetisi yang sehat dan saling menghidupi, sesuai dengan peramran perundang- undangan yang berlaku dan mengabdi pada kepentingan nasional.
2. Mcningkatkan kebijaksanaan yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia sehingga terwujud baik keandalan pelayanan maupun keterpaduan antar dan intra moda tranportasi yang disesuaikan dengan perkembangan ekonomi, teknologi, tata ruang, lingkungan hidup kebijaksanaan energi nasionaJ dan tuntutan masyarakat dan kebutuhan perdagangan baik nasional maupun internasional dengan mempemaukan keandatan maupun 1<elalkan sarana transportasi.
1. Pembangunan uansportasi diarahkan pada terwuiudnya sistim transportasi nasionalyang andaJ, berkernampuan tinggi dan diselenggarakan secara terpadu dalam rangka perwujudan Wawasan Nuasantara,
Untuk menjamin pertumbuhan ekonomi dan mengatasi kebutuhan angkutan di daerah perkotaan dibutuhkan fasilitas jaringan angkutan yang sating mengbubungkan antara wilayah kola, pemukiman, daerah komersial dan rekreasi. Sasaran umum kebijaksanaan pemerintah di
dalam lalu lintas dan angkulan kota adalah untuk menciptakan suatu sistem transportasi di daerah perkotaan schingga mobiJitas orang dan
barang
dapat menuniang pertwnbuhan ekonomi dandapat memenuhi kebutuhan sosiaJ, perniagaan dan rekreasi masyarakal.Sesuai dengan yang telah digariskan dalam Garis-Garis Besar Haluan Ncgara Tahun 1993, pokok-pokok
kebijaksanaan pengembangan sislem angkutan adaJah : KEBlJAKSANAAN LALU LINTAS DAN
ANGKUTAN.
,!!..
,.
!
i f
r
,
[
-- I
,
[I
i
I I·
I
! IiI
4
Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain :
. [
• • I
a. Pcningkatan kapasltas pcrsimpangan, . Persimpangan mcrupakan ten{pat rawan tcrjadinya kemacetan, karcna di I~Simpangan tcrjadi pertemuan antara dua atau lebi lams lalu Iintas,Bil~
arus lalu lintas yang berpoton 'an tcl~h melampa~1 kapasitas pcrsimpang~n, kel~1cctan Udak. dapat dl- hindari: Olch karcna itu peningkatan pcrsllllpang~
dengan mclakukan peibaikan geomctrik persimpangan maupun ~nenelapk.1n cara pcngendalian yang sesuai apat meningkalkan kapasitas persimpangan.
b. Peningkatan
k'p",aa,
ru asJ~I.n. .
Ada beberapa langkah yaAg dilakukan untuk ;
Ii
meningkatkan kapasitas mas j1alan yaitu antara lain ;
Ii.
dengan melakukan pencrtibm] pcnggunaan daerah . i manfaat jalan, penge'idalian kecepatan, pengendalian jenis kcndllraa9 yang menggunakan jalan, melebarkanjalan.
I
c. Pcningkatan kapasitas jalall.1
[
Bebcrapa langkah dapatt. dilakukan untuk rueningkatkan kapasitas ja 'n.gall, antara lain
dengan: .
1) Pembangunan jalan-jalan tcrobosan, bila deraiat aksesibilitas jarh~gan antara dna zone~. I yang bcrdekatan/ utama rendah, sedang arus diantara kedua zone ~erscbut tinggi dapat dipertimbangkan permbangllllan jalan terobosan yang menglu bungkan kcdua zone tcrscbut,
I I
STRATEGI PENGEMBAJGAN LALU IJNTAS DAN ANGKUTAf'
, Ii'
1. MANAJEMEN KAPASITA ;!:
Strategi jangka pendck yang dapat dilakukan
I
dalam rangka pcngcmbangan lalu linl~S dan augkutan di dalarn kola ialah dengan pcngaturan kelancaran lalu lintas (traffic management), Mcnihgkatkan pengaturan kelancaran lalu lintas agar dap~t memaksimumkan penggunaan ruang jalan yang ada dan kapasitasruas-ruas jalan yang ada, :
II
c. Peningkatan kualitas petugas dalam pelaksanaan tugasdan mcmberikan pclayanan tcrhadap masyarakat,
b. Peningkatan mutu Ikualitas dalam penyediaan jasa angkutan umum;
a, Peningkatan keselarnatan para pemakai jalan dan masyarakat pada umumnya;
8. Mcningkatkan Sumber Daya Manusia, dcngan : 7. Mengendalikan dampak Iingkungan sebagai akibat
dari transportasi kota, terutama dikawasan pusat kota yang selalu dipadati dengan arus kendaraan, serta mengupayakan agar penccmaran udara, kebislngan dan getaran dikawasan pemukiman sekccit mungkin.
6, Memperhatikan pengcmbangan industri otomotif kereta api dan sarana angkutan lainnya di dalam negeri dalam usaha menycdiakan prasarana dan sarana angkutan kota,
5, Meningkatkan kemampuan angkutan kota yang lebih luas, tcrtib, aman, teratur, lancar dan efisicn dengan biaya tcrjangkau oleh masyarakat dan rnampu melayani setiap kebutuhan masyarakat di witayah pcrkotaan,
4, Mengarahkan tahapan pcngembangannya dengan meletakkan prioritas pada usaha peningkatan kualitas pclayanan angkutan kota dcngan mempcrhatikan kepcntingan pemakai jasa angkutan umum dan keseimbangan pcngembangan yang tcrpadu antar sub-sub sektor prasarana dan samoa angkutan kota,
3. Mewujudkan sistem pentaripan yang dapat menjamin dan mendorong penggunaan scgenap sarana dan prasarana angkutan kota scmaksimal dan sccfektif mungkin dengan mempertimbangkan kepentingan dan kemampuan masyarakat dan kelangsungan penyelenggara perhubungan,
kebutuhan. Pengembangan dilaksanakan melalui efisiensi investasi sumbcr dana pcmcrintah dan masyarakat/ swasta dalam membiayai pembangunan prasarana dan sarana angkutan yang optimal dan tcrpadu
f. Melaksanakan suatu program aksi (action plan) urnuk meningkatkan pengelolaan pelayanan bus e. Melakukan rancang bangun yang terinci dan kemudian melaksanakan pola angkutan umum/massal yang tcrpadu, dan menyusun usulan-usulan konsepsional dengan melaksanakan suatu studi kelayakan untuk pengembangan suatu sistem angkutan kota.
d. Meru'ngkalkan kemudahan dankenyamanan dalam perpindahan antar modaangkutan umum atauyang sejenis, danmeningkatkan sarana pejalan kaki.
c. Memperluas jaringan pelayanan angkutan umum terdiri dari jenis pelayanan serta route pelayanan sejalan dengan penumbuhan wilayah perkotaan yang direncanakan,
b. Mengidentifikasi koridor-koridor utama angkutan umum/massal dan jalur-ja1ur pengumpan (feeder line) berdasarkan pola perjalanan pemakai jasa angkutan dan arab pengembangan spatial yang direncanakan.
a. Melakukan evaluasi terhadap rencana pengembangan angkutan umum kota yang terpadu dilihat dari keefcktifan biaya dan kebutuhan perjalanan termasukpengelolaannya.
Langkah-langkah pelaksanaan pengembangan sistem angkutan kota terpadu mencakup keglatan-kegiatan sebagaiberikut :
d. Melakukan tinjau ulang dan penyempumaan terhsdap peraniran-peraturan pendukung opera- sional danperijinan bagi penyelenggaraan angkutan umum/massal di wilayah perkotaan dan mendorong peran .serta masyarakatlswasta dalam pe- gembangannya.
c. Menyusun strategi tahapan-tahapan pengembangan sistem angkutan umumlmassaI perkotaan dalam bentuk sub-sub sistem teknologi angkutan yang dapat ditingkatkan kapasitasnya sesuaipertumbuhan pernuntaau jasa angkutan umumlmassal perkotaan,
a. Peningkatan pelayanan angkutan umum merupakan suatu upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta meningkatkan efisiensi penggunaan prasarana Sebagai contoh Lajur Khusus Bus merupakan tindakan pemberian prioritas kepada bus dengan membatasi lalu 1intas Iainnyapada suatu t'>agiim tertentudan' mas jafan dengan lujuan agar lajur tersebut selalu tersedia untuk bus tanpa mendapat gangguan dari pemakai jalan lainnya Penerapan lajur khusus bus ini telah
mulai diperkenalkan pada beberapa mas [alan di wilayah DKI Jakarta sejak bulan Maret 1990 b. Mempersiapkan penyusunan keterpaduan program
pelayanan angkutan umumlmassal, dengan melakukan evaluasi terhadap kapasitas dan frekwensi yangtersedia dan mengembangkan sistem angkutan umum/massal yang terpadu dan efisien dengan kemudahan pindah layanan.
Untuk jangka mcncngah/panjang strategi pe- gembangan lalu lintas dan angkutan kota diarahkan pada pengembangan sistem angkutan umum/massal, 2. MANAJEMEN ANGKUTAN UMUM
3) Kawasan lalu lintasterkendaiiatau yang lebih dikenal dengan istilah Area Traffic Control (ATC). Dalam kawasan uu lalu lintas dikendaJikan secara utuh dengan pengaturan pergerakan lalu lintas serta optimasi penggunaan jaringan jalan. Metoda Traffic Management dengan ATCS uu akan dilaksanakan di Jakarta dan Surabaya yang saat ini sudah dalam proses pelaksanaan pcmasangan peralatan ATCS serta akan dilaniutkan di kota-kota bcsarseperti Bandung, Medan, Semarang dan Ujung Pandang, 2) Sistem jalan satu arah, diterapkan bila sistcm
jaringan jalan satuarah yang diusulkan dapat mcngakibatkan pcningkatan mobilitas kendaraan, menurunkan angka keeelakaan serta terjadi penghematan waktu perjalanan secara menyeluruh pada sistem jaringan jalan satu arah tersebut.
·
II
• I,
· I
I
I·
6
4. TARlP ANGKUTAN
I .
a. Pcnctapan taripj1l5<1transportasi dimaksudkan untuk mcndorong tcrciptanya .pcn~ul1aan prasara.1I3dan sarana transportasi sccara ,1l1aksilllal, efisien dan efcktif, dengan mempcrti1l1blngkall jaringan atau trayckyang ncb elfinbentuk pc sar yang tcrlibat pacta masing-masing rnoda transpor asi. . b. Untuk jaringan atau trayck
j
yang padat, prinsip •.I,persaingan dilaksanakau letilpi dcngan mcnjaga berlakunya persaingan ynng fhat dan wajar, scrta tetap mcniamin kcsclamata 1 dan kenymnanan transportasi.
c. Penetapan tarip jasa trallspo~si olch pemerintah dimaksudkan untuk mcnjamin kclangsungan penyelcnggaraan transportasi dengan multijasa yang scsuai dengan standar kcsclar,latan di satu pihak, dengan mcmpcrtimbangkan ~1ya bell masyarakat
~rla pengaruhnya terhadap llnrga produksi di lain plhal<.
1
d. Penelapan tarip olch pcmerilltah tidak mcmbatasi berlakunya tnrip borongan
I
(charIer), pclayanan lCm&1n(through service) dan lrin scbagainya.I I I
4) Secara bcrtahap mcngura1ngi kemungkinan tcrjadinya kontak langsung! antara petugas dan awak kcndaraan dengan
l
pcmbangunan dan penggantian pcralatan da 'i pcralatan yang dioperasikan secara mekallif mcnjadi peralatau elcktronis (komputcrisasi).I
I·I
Uutuk Il1cn~hindari teijadinya ek4s~kSCS ncgatif dalam pcngoperasian maka pcnataanl jcmbatan timbang diarahkan rncucakup hal-hal SCbnlai bcrikut :
1) Program pcmbangunan, rclokasi, tata cam pcngoperasian scrta ijin pen opcrasian merupakan
kcwenangan Pcmcrintah Pusal'; .
2) Pcmbukaan scrta pcnUlupaJ jcmbatan timbang hams mcrupakan usulan scbdgai hasil kesepakatan Pemcrintah Dacrah, Kfmwil Departcmen Perhubungan, Muspida dan Instansi terkait dibidang Ialu lintas dan angkutan jalan;
3) Peningkatan pcngendalaiau dan pcngawasan terhadap pctugas
Fungsi jembatan timbang scbagi alat pengawasan dan pengamanan jalan sampai sant ini tetap akan dipcrtahankan mcngingat dampak dari kerusakan jaian dan jcmbatan untuk kclancaran pcnyelcnggamn transportasi daral dan Hankam akan sangat memgikan sccamNasiona\.
Alat pengawasan dan pengamanau jalan yang bcrfungsi untuk mcngawasi penggunaan jalan agar dapat dicegah kerusakan jalan yang diakibatkan olch pcngopcrasian kendaraan di jalan yang mc!cbihi ketentuan berat
muatan maupun muatan sumbu terberat (MST) yang diijinkan.
b. Alat Pengawasan dan Pcngamanan Jalan
2. Alternatip lintasan yang hams ditcmpuh mobil barang mcnuju pusat pcrdagangan maupun pusat-pusat distribusi.
1. Perubahan ongkos angkut baraug sebagai akibat diambilnya tidakan pengcudalian.
Dalam pengendalian mobil barang hams dipertimbangkan bebcrapa aspek seperti :
engendalian pergcrakan mobil barang di dalmn kota umumnya ditujukan untuk mengendalikan waktu penggunaan ruang jalan agar tidak bersama-sama dcngan pcrjalanan masyarakat kota pacta pcriode waktu sibuk, ataupun pcngendalian lintasan yang dapat digunakan olch mobil barang yang terutama ditujukan untuk mclindungi jalan-jalan kolcktor ataupun lingkungan dad kerusakan, ataupun scbagai alat untuk mcngcndalikan pusat-pusat distribusi seperti halnya di Mcdan.
a. PcngcndaIian Pergerakan Mohil Barang di Dalam Kota
3. PENGENDALIAN ANGKUTAN BARANG yang mcncakup kegiatan opcrasional, pcrbaikan tingkat pelayanan, manajemen dan pembiayaan scrta pengembangan sistcm angkutan umum yang terpadu baik oleh BUMN maupun pcrusahaan millk swasta dan kopcrasi serta perbaikan tingkat pclayanan.
a. Sistem angkutan bertingkat, yaitu sistem angkutan yang menggunakan prinsip Utama, Cabang dan Ranting dimana pada setiap tingkat harus dilakukan transfer, titiktransfer merupakan terminal.
Ada dua pendekatan yang digunakan daJam pengembangan pelayanan angkutan dalam kaitannya dengan terminal, yaitu :
Sedangkan tempat untuk menurunkan dan rnenaikkan penumpang, cukup memanfaatkan shelter yang sudah banyak terpasang di sepanjangjalanlrute yang dilayani.
Dilihat dari karakteristik kebutuhan jasa transportasi dan terminal di wilayah perkotaan yang lebih menghargai waktu, kiranya perlu dikaji lebih jauh tentang perlu atau. tidaknya fasilitas terminal didatam kota. Bila ditinjau dari aspek pelayanan transportasi, yang perlu dipertimbangkan secara lebih mendalam adalah bagaimana mengatur trayek-trayek pelayanan transportasi kota tersebut agar saling bersinggungan sedemikian rupa sehingga merupakan suatu jaringan pelayanan transportasi perkotaan yang terpadu dan cfisien. Pemikiran ini perlu dikaji dan dikembangkan lebih jauh, karena sebenamya pelayanan jasa transportasi perkotaan dikatakan baik jika merupakan ban berjalan dan memiliki interval waktu pelayanan yangrclatil'singkat dan temp.
Salah satu hal yang menarik untuk disorotilebih tajam dari keberadaan terminal di dalam kota adalah teljadinya kernacetan dan.kesemrawutan laIu lintas disekitar terminal tersebut. Banyak hal yang dapat disaksikan dibalik kemacetan dankesemrawutan terse- but, antara lain : adanya keeenderungan pergeseran fungsi terminal dati fungsi transportasi menjadi fungsi sumber pendapatan. Pergeseran fungsi terminal ini berdampak sangat luas dan mendasar, karena dapat merubah polapoor dan dasar pertimbangan penetapan kebijaksanaan dari orientasi pelayanan transportasi menjadi orientasi pendapatan.
JenderaJ Perhubungan Darat yaitu clidasarkan pada kepentingan Transportasi dan manajemen lalu lintas.
e. Sebagai pelaksanaan fungsi pembinaan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat telah dikeluarkan Pedoman Teknis Pembangunan Terminal Angkutan Jalan yang diharapkan dapat membantu memecahkan masalah teknis pembangunan terminal serta telah ditentukan pu1a agar desain terminal mendapat pengcsahan terlebih dahulu datiDirektorat lenderal Perhubungan Darst;
hal ini untuk menjaga agar pembangunan terminal sesuai dengan arah kebijaksanaan Direktorat d. Untuk lebih meningkatkan efisiensi nasional dalam
penyelenggaran terminal, telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 1990 bahwa kewenangan penyelenggaraan terminal sesuai fungsinya berada pada Pemerintah Daerah, serta dipersyaratkan keterpaduan program pembangunan terminal dengan pembangunan jalan dan perlengkapannya.
c. Kebijaksanaan pengembangan terminal di- landaskan pada terwujudnya sistem transportasi nasional secara terpadu, mengutamakan aspek pelayanan masyarnkat serta dengan memberikan kesempatan pada pihak swasta untuk ikut berperan serta
a. Terminal merupakan simpul dalam sistem jaringan transportasi jalan yang berfungsi pokok sebagai pelayanan umum yaitu tempat untuk naik turon penumpang dan atau bongkar muat barang, untuk pengendalian laJu lintas dan angkutan kendaraan umum, serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
b. Sesuai dengan fungsi tersebut maka penyelenggaraan terminal berperan menunjang tersedianya jasa transportasi yang sesuai dengan tingkat kebutuhan lalu lintas dan pelayanan angkutan yang selamat, aman, cepat, tepat, teratur dan dengan biaya yang tcrjangkau masyarakat.
·5. PENGELOLAAN TERMINAL
e. Tarip jasa transportasi non-komersial seperti angkutan kota dan perimis, ditetapkan atas kemampuan membayar dari pemakai jasa transportasi.
Jii' _
ii' -
I -
,I:
II:
II
11-.ll'ii
·li
IIll:
I' :'I
II11 ' :1
]! -
:li:~ i
j! .~ i . '11
~!:
"
-ll
I:
'I'-
'ii'
'I -il -
II
'I' .
11:
l ]"
II
,1 .11.
·!I' ll:
]. :I! 'II;
il II
'i! .
I' ' 11
:JI:
If,I
11
II II
i!!'
Ii
ii,
~ I ~
II'
Ii' I!
!ij:Ii:
I! i
I I
i I8
c. Kcbljaksanaan FisJ<1l1
I
Masih banyak pcluang yang ~isa digunakan olch pc~ner~ntah untuk I~~ernbatnsi ~milikan. k~ndaraan pribadi dcngan kcbijaksanaan fiskal, Prinsip yang bcrlaku disini adalah mcngurangi/mcmbatasi pcmilikan ' kendaraan dengan meningkatkanl biaya pemilikan dan pcnggunaan kendaraan. Salah sal~ tindakanyang sudah diambil pcmerintah yaitu tidgginya, bea masuk kcndaraan di Indonesia padal saat ini. Scbagai konsekucnsi pclaksauaan tindakan ini hams dibarcngi denganpeningkatan pclayanan anlutan urnum
7. PENGENDALIAN DAN [ENATAAN TATA RUANG
a. PCnctalJan tata mang.
Penyusunan dan penetapan kcbiJaksanaan transportasi pcrkotaan, sangat berkailan erM dengan penetapan kebijaksanaan tala ntang kola da~ kota penyangga yang bersangkutan. Pcnalaan bcrbarai pusal kegialan, pemllkiman dan kepcntingan masyarakal kola sccara tepat dan baik, akan membanltt Alcilludahkall pcrcnca- naandan pcngaturan transportasi[ pcrkotaan secarabaik
pula.
I.'
Konsislcnsi terhadap ketcntuan tata mang yang tclah dilctapkan sccara baik terscb~t perlu dijaga dan
I
II
2. Pembatasan penycdiaan llIang
j
Parkir didaerah pusat kota baik parkir dipinggir ja an/on street maupnn parkir diluar jalan seperti di pclataran parkir ataupun di bangunan parkir.l
b. Kawasan Lalu Lintas TerhauS
Kawasan Lalu Lintas TCrbatasl atau yang dikcual sebagai Area Licencing Schemd dimana kendaraan yang tidak cfisicn bcrmuatan pclnumpang dibawah 4 ,11 orang bila memasuki kawasan te1rbatas ini diwaiibkan • II untuk membayar suatu biaya pedgglUlrum ruang jalau : H scperti yang diterapkan di Si~gapura,' pcnggunaan
,Ii
sistem ini telah dijajaki untuk ~'terapkail di J,aknrta.
:!i
Cara lain yang dapat diterap an adalah dcngan :
I!
j:mcnggunakan traffic scI scbagr imana direncanakan Ii
dalam Rencana UmuIH Tala nang kola Baudung I!if
ataupundengan menggunakau sti er tertentu atauyang :
Ii
belakangan ini banyak diungkap 0ch media massa yaitu •Ii sistcmnomor kendaraan gcnap galjil.' ,
i
1. Peningkatan tarip parlor mcnurut (ltang dan waklu, scmakin dckat kcpusat kota semakin linggi tarip yang dikenakan;
Kcbijaksanaan perparkiran ini sangat dipengaruhi oleh kebljaksanaan-kebijaksanaan yang menyangkut Ren- cana Umum Tala Ruang Kota, Rcncana Detail Tata Ruang Kota dan Rencana Teknis Tala Rllang Kota yang kesemuanya mengatur peruntukkan dan pembangunan pusat-pusat kegiatan di pcrkotaan, scrta koordinasi antar installSi terkait eli bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Beberapa kebijaksanaan parkir dapat diterapkan dalam mengendalikan jumlah kendaraan menuju suatu daerah seperti
Pada kondisi dimana pcncrapan larangan parkir elijalan semakin dibutuhkan maka sudah perlu dircncanakan pcngaturan serta pengclolaau parklr di luar jalan (off-street parking) berupa taman- taman parkir atau gedung-gcdung parkir.
Penyediaan tempat-tempat parkir di pinggir jalan (on-street parking) pada lokasi jalan terteutu baik di badan jalan maupun dengan menggunakan sebagian dati balm jalan, akan mcnyebabkan terhambatnya arus lalu Iintas clan penggunaan prasarana jalan sesuai pcruntukkannya menjadi tidak efisicn.
a. Kcbijaksanaan parklr,
Berdasarkan penelitian yang pemah dilakukan pada bcbcrapa koridor utama tcmyata bahwa scbagian bcsar lalu lintas kendaraan dimuati oleh hanya I atau 2 orang saja. Dari data terscbut jclas .tcrlihat bahwa kalau dilakukan pembatasan pcmakaian pribadi diperkirakan dapat mempcngaruhi mcngurangi arus lalu Iintas dengan demikian dapat meningkatkan kelancaran lalu lintas.
Langkah yang ditempuh untuk membatasi lalu lintas di kota-kota besar adalah dengan :
6. PEMDATASAN PEMAKAIAN KENDARAAN PRIDADI
b. Sistem minimal transfer, yaitu suatu sistem dimana transfer dilakukan secara minimal, schingga akan meningkatkan kemudahan bagi penumpang.
Tindakan-tindakan manajcmen laIu lintas yang diterapkan umunmya juga mengakibatkan penurunan penccmaran8113 buang kcndaraan.
Berbagai masalah lingkungan dapat diakibaikan oleh Sistcm Transportasi seperti polusi udara yang diakibatkan olch gas buang kendaraan, polusi kebisingan, polusi getaran yang kesemuanya merupakan fungsi dari intensitas penggunaan kendaraan disuatu kawasan. untuk mengatasi masalah inipemcrintah telah menetapkan ambang batas gas buang kendaraan;
Mengurangi kadar timah(tetra ethyl lead) dalam bahan bakar minyak, dan di rahkan kepada penggunaan bahan bakar yang bebas timah, dan bila hal ini dilaksanakan maka dapatditcrapkan kewajiban untuk menggunakan catalic converter untuk lebih mengurangi pencemaran udara; Menyebarluaskan penggunaan kendaraan berbahan bakar gas yang kadar gas pencemarannya
rclatip lebih rendah, 9. LINGKUNGAN
e merealisasikan tetbentuknya penyidik pegawai negeri sipil (PPNS);
• menindak tegas setiap pelanggaran terhadap peraturan perundangan yang berlaku dibidang 1alu lintas jalan;
• peningkatan pengawasan penggunaan .jalan melalui tempat-tempat tertentu;
b. Pcncgakan hukum lalu lintas angkutan jalan ;
Bimbingan, pendidikan dan penyuluhan diberikan kepada masyarakat pcmakai transportasi maupun kcpadapetugas meliputi :
• keselamatan lalu lintasangkutanjalan;
• kualitas pengusahaanangkutan umum;
• kualitas pctugas opcrasional
• ketcrtiban, kesopanan, kcdisiplinan berlalu lintas;
a. Pembcrian bimbingan, pendidikan dan penyuluhan
8. SUMBER DAYA MANUSJA
Penyebaran pusat kegiatan juga dapat mendorong menurunnya panjang pcrjalanan. harian rata-rata per-kapita, schingga kebutuhan penyediaan jasa transportasi akan menurun pula. Disamping itu, penyebaran pusat kegiatan juga memungkinkan tetjadinya beban jalan yang relatif merata pada seluruh jaringan jalan yang ada. Bcgitu pula bila hal ini dikaitkan dcngan rcncana pcngembangan sistem jaringan transponasi kola.
Pcnycbaran pusat kegiatan kcberbagai Iokasi diwilayah perkotaan dapat ruembantu mcnghindarkan teriadinya pemusatan beban jalan pada suatu jaringan jalan kota tertentu. Walaupun demikian, penyebaran pusat kegiatan terscbut hendaknya disesuaikan dengan pola
tataruangyang telahditetapkan.
b. Penyebaran Pusat Kegiatan,
Oleh karena itu, penyusunan tata ruang SU,1tU wilayah perkotaan hendaknya mengikut sertakan seluruh pihak terkait, baik sektor swasta, masyarakat rnaupun pemerintah Dcngan demikian diharapkan tercipta suatu sistern tata ruang yang benar-benar mempcrhatikan seluruh aspek kehidupan masyarakat perkotaan.
ditegakkan, karena setiap perubahan tata ruang secara tidak terencana dengan baik, dapat mcrusak sistem perencanaan dan pengaturan transportasi yang pada akhirnyadapat menimbulkan permasalahanyang rumit dankompleks.
11
Bagan organisasi Dtnas LLAJ Tingkat II pola minimal.
Gombar 21 :
G
Bagan Organisasi Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jatan Daerah Tingkat IT Pola Minimal dapat dilihat dalam gambar berikut:
a. Kepala Dinas ;
b. Sub Bagian Tata Usaha ; c. Seksi Lalu Lintas ; d. Seksi Angkutan ;
e. SeksiTeknik Sarana dan Prasarana ; f. Unit Pelaksana Teknis Dinas ; g. Kelompok Jabatan Fungsional,
Organisasi Dinas Lalu Limas dan Angkutan JaIan Daerab Tingkat II poIa minimal terdiri dari :
Susunan Organisasi Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Daerah Tingkat
n
Pola Minimal Pola Organisasi Dinas Lalu Lintas danAngkutan Jalan Daerah Tingkat II tersebut disusun berdasarkan beban kerja Daerah Tingkat II yang bersangkutan.a. Organisasi Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Daerah Tingkat II Pola Minimal;
b. Organisasi Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jal~n Daerah Tingkat II Pola MaksimaL
Pola Organisasi Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Daerah Tingkat II terdiri dari : .
Susunan Organisasi
c. Melaksanakan pembinaan operasional sesuai kebijaksanaan yang ditctapkan oleh Bupati / Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II.
b. Melaksanakan pembinaan teknis berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan.
a. Melaksanakan pembinaan umum berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan olch Gubemur Kepala Daerah Tingkat I.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Daerah Tingkat II mempunyai fungsi :
Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Daerah Tingkat II mcmpunyai tugas pokok menyelenggarakan scbagian urusan rumah tangga Daerah dalam bidang la1u Iintas dan angkutan jaIan, dan tugas pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Tingkat I.
Dinas LaIu Lintas dan Angkutan Jalan Daerah Tingkat II dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dan bertanggung jawab kepada Bupati/ Walikotamadya KepaIa Daerah Tingkat II.
D
inas Lalu Lintas Angkutan Jalan ada1ab unsur pelaksana Daerah Tingkat J[ yang dibcntuk berdasarkan Peraturan Pcmerintah Nomor 22 Tabun 1990 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan dibidang Lalu Lintas dan Angkutan JaIan yang diserahkan kcpada Kabupaten/ Kotamadya Daerab Tingkat II dan tugas pembantuan yang dibcrikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Tingkat I.II. ORGANISASI DINAS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
DAERAH TINGKAT II
II
:11 : 11
:11
1/
=lI .
:I:
li/i,
r Ii
'II
:j~
il!j
l Ii
li·
I!u !) .
!i
"
iiII
!I
II·\: -
11·it
·11 '1!.u :
·11
u
.!I''ii:
II·
II
I
il
J Ii
Ii
II,I! '
Ii·Iiil!.
II
II-1\ .
l
',I·jJ:11 .
/1!I
'Ii :
il·I' Ii
.~i .
ii
ii.1' :.:.
·.1./1 -
.!! • II .\'j
.I:II
II
0),I •
:j,
U""
r
!i'II
IIII
il
H-II
J;.
Ii .
Scksi Angkutan mcmpunyai tugas melakukan mamuemcn angkulan orang, 8flgkutan. barang dan angkutan khusus yang selumhnya berada di dalam wilayah Kabupaten/ Kotamadya' Dacmh Tingkat II
I
berdasarkan peraturan pcnlHdrang-undangan yang berlaku,
Seksi Angkutan mempunyai fungii :
a. menyiapkan pcmbcrian bim~ingan, IJtn pclIgallg- kutan orang, dan pcllgawasall pcnyclenggaraan pengangkutan orang;
Scksi Angkutan
c. Sub Seksi Bimbingan Keselat iatan dan Ketertiban yang mempunyai tugas mcnyiapkau pembcrian bimbingan keselarnatan dan Fnertiban di bidang lalu limas, 8nalisls daerah r~waJl kecelakaan lalu lintas sesuai dengan k'ctentuan peraturan perundang-undangan yang herIaku
a. Sub SeksiManajemcn Lalli Litlas yang mcmpunyai tugas mcnyiapkan pcrencanaan dan pengaturan lalu lintas di jalan Kabupatcn/j Kotamadya, .jalau Propinsi dan jalan Nasional
dl'
Ibukola KabtiPIlICC.l/•.Wilayah Kotamadya. .
b. Sub Seksi Rekayasa Lalu Lin s yang mempunyai tugas menyiapkan perencanaa .kebutuhan, pcnga- daan, penempatan dan pcmeli~'lraan rarubu-rambu lalu lintas,markajalan dan alatpembcri isyarat lalu Hntasdi jalan Kabupatcn/Kou$adya, jalan Propinsi dan jalan Nasional di Ibukota
I
Kabupaten/ WiJayah Kotamadya,Kotamadya, jalan Propinsi da 1.[alan Nasional di Ibukota Kabupatcn/ Wilayah K tamadya,
a.
mcnyiapkan perencanaan, pcngaturan, pcngawasan dan pengendalian laIn !iotas elijalan Kabupatcnl Seksi Lalu Linlas mempunyai fungsiSeksi Lalu Lintas mcmpunyai tugas menyiapkan pembinaan manajemcn dan rekayasa lalu Iintas elijalan Kabupatenl Kotamadya, dijalan Propinsi dan Nasional yang berada eli Ibukota Kabupaten/ Kotamadya dan dalam wilayah Kotamadya serta bimbingan Kese- lamatan dan penertiban dibidang Ialu lintas, analisis daerah rawan kecclakaan lalu lintas dan penyusunan program pcnanggulangan kccelakaan lalu Hntas sesuai dengan kctcntuan peraluran pcmndang-undangan yang berlaku.
Scksi Lalu Llntas
c. Urusan Kepegawaian dan Umum. yang mempunyai tugas melakukan pengelolaan Kepegawaian, pengelolaan urusan perlengkapan, surat menyurat, hubungan masyarakat dan protokol.
h. Urusan Keuangan yang mempunyai tugas melakukan pcngelolaan keuangan.
a. Urusan Program yang mempunyai mgas mcngkoordinasikan penyusunan program kcija Dinas; pengumpulan dan pcngolahan
data,
dan pembuatan laporanSub Bagian Tata Usaha terdiri dan:
c. melaksanakan Pengelolaan urusan kepcgawaian, urusan rumah tangga, perlcngkapan, protokol, hubungan masyarakat dan surat menyurat dinas, b. melaksanakan Pcngelolaan urusan kcuangan ; a. melaksanakan Koordinasi penyusunan Program
Kerja Dinas, pcngumpulan dan pengolahan data serta pelaporan ;
Untuk menyelcnggarakan tugas tcrseout, Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi :
Sub Bagian Tata Usaha rnempunyai mgas melakukan koordinasi pcnyusurum program kerja Dinas,
pcngelolaan urusan Kepegawaian, Rumah Tangga, Perlcngkapan, Hubungan Masyarakat dan Surat menyurat dinas, Protokol dan pembuatan laporan Dinas,
Sub Bagian Tata Usaha
1'3
Bagan Organisasi Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Daerah Tingkat II Pola Maksimal dapat dilihat
.datam gambar 2.2 berikut :
a. Kepala Dinas ;
b. Sub Bagian Tata Usaha ; c. Seksi Lalu Lintas ; d. SeksiAngkutan ;
e. Seksi Teknik Sarana danPrasarana ; f. Seksi Pcngendatian Operasional ; g. Unit Pelaksana Teknis Dinas ; h. Kelompok Jabatan Fungsional.
Organisasi Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Daerah Tingkat IIpola maksimal terdiri dari :
Susunan Organisasi Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Dacrah Tingkat D Pola Maksimal 3. Sub Seksi Perparkiran. mempunyai tugas
menyiapkan perencanaan penunjukan lokasi, pembangunan, pengembangan, pengelolaan, pemeliharaan fisik tempat parkir dan jembatan penyeberangan dan pengendatian ketertiban perparkiran.
2. Sub Seksi Terminal mempunyai tugas rnenyiapkan perencanaan penunjukan lokasi, pembangunan, pengembangan, pengelolaan, pemeliharaan fisik serta pengendatian ketertiban terminal dan halte.;
pengendatian susunan alat tambahan pada penumpang umum.;
1. SubSeksi Kendaraan dan Perbcngkelan mempunyai tugas menyiapkan bahan pcmberian bimbingan, perijinan bengkel umum serta pengaturan dan Seksi Teknik Sarana dan Prasarana terdiri alas
b. menyiapkan perencanaan penunjukan lokasi, pembangunan, pcngembangan, pengelolaan, peme- liharaan fisik serta pengendatian ketertiban terminal, haIte dan tempat parkir serta jembatan penyeberangan.
a. menyiapkan bahan pcmberian bimbingan, perijinan bengkel umum serta pengaturan dan pcngendalian susunan alat tarnbahan pada kendaraan penurnpang umum.
Seksi Teknik Sarana danPrasarana mempunyai fungsi Seksi Teknik Sarana dan Prasarana mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan inventarisasi, pembinaan perbengkelan umum, penataan ijin pendirian bengkel umum, , penunjukan, pengelolaan, pcmcliharaan, pengembangan terminal, halte, tempat pcnyeberangan dengan jembatan penyeberangan dan perparkiran.
Seksi Teknik Sarana dan Prasarana
c. SubSeksiAngkutan Khusus yang mempunyaitugas menyiapkan pemberian bimbingan, ijin pengangkut- an orang dan atau barang tertentu yang bersifat khusus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Sub Seksi Angkutan Barang yang mcmpunyai tugas menyiapkan pemberian bimbingan, ijin pengang- kutan barang dan pengawasan pengangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan pcrundang-undangan yang bcrlaku;
a. Sub Seksi Angkutan Orang yang mempunyai tugas menyiapkan pemberian bimbingan, ijin pengang- kutan orang, dan pengawasan penyelenggaraan pengangkutan orang illdalam Daerah Tingkat II;
Seksi Angkutan terdiri dari
c. menyiapkan pemberian bimbingan, ijin pengang- kutan orang dan atau barang tertentu yang bersifat khusus.
b. mcnyiapkan pemberian bimbingan, !Jill pengang- kutan barang danpengawasan pengangkutan;
, I,
• j', !'
I:I
I'
"
. i.
a. Sub Seksi Manajemen lain
I
Lintas mcmpunyai . tugas mcnyiapkan pcrencanaan dan pcngaturan lalulintas di jalan Kabupatenl I Kotamadya, jabUl Propinsi dan jalan Nasional di Ibukota Kabupatcn/Wilayah Kotamadyal.;
b. Sub Seksi Rekayasa Lalu Lil1t~s mempunyai tugas mcnyiapkan perencanaan kcb~tllhan, pcngadaan, penempatan dan pemcliharaan rambu-rambu lalu lintas, rnarka jalan dan ala: l)embed isyarat lalu lin,", di jalan KnbupalCn/Ko",n~ndya. jalan Propinsi Seksi Lalu Lintas tcrdiri dari :
b. Urusan Keuangan yang mcmpunyai tugas melaksanakan pcngelolnan keuangan;
c. Urusan Kepegawaian yang
I
mempunyai tugas mclakukan pcngelolaan KcpcgCfCliCln;d. Urusan Umum. yang mempun ai tugas melakukan pcngclolaan urusan perlcngkai n, surat menyurat, hubungan masyarakat dan Pfotokol
Scksi Lalu Lintas
I
Seksi Lalu Lintas mempunyai
I
tugas melakukan rnanajemen dan rekayasa Ialu lintas di Jalan Kabupatcnl Kotamadya, di jalan Propinsi dan 1'4asiol1alyang berada di Ibukota Kabupaten/ Kotamadyal wilayah Kotamadya serta bimbingan Keselamatan dibidang lalu lintas sesuai dcngan ketentuan pcraturan pcrundang-undanganI yangbcrlaku.
I
Scksi Lalli Lintas mempunyai HUl+
a. menyiapkan perencanaan, pen4aturan, pc.ngawasan.
dan pengendalian lalu lintas
I
di jalan Ksbupaten /Kotamadya, jalan Propinsi dan jalan Nasional di Ibukota Kabupaten/ Wilayah K4tamadya.b. mcnyiapkan perencanaan kCbltuhnu, pcngadaan, pcnempatan dan pcmcliharaaI1 rambu-rambu lalu lintas, marka jalan dan alat ~1l1bcri isyarat lalu lintas di jalan KabUPIltCn/Kotaradya, jalan Propinsi dan jalan Nasional di Ibukota abupatcn/ Wilayah Kotamadya,
c. menyiapkan pcrnbcrian bjmbin~all keselamatan dan pencrtiban di bidang lalu lintas, analisis daerah rawan kecelakaan lalu lint'ls scsuai dengan
ketentuan peraturan pemndm!g- undangan
yang berlaku.a. Urusan Program yang mcmpunyai tugas mengkoordinasikan pcnyusunan program kcrja Dinas, pcngumpulan dan pengolahan data, dan pembuatan laporan.
Sub Bagian Tata Usaha tcrdiri dari :
d. mclaksanakan Pengelolaan umsan rumah tangga, perlengkapan, protokol, hubungan masyarakat
rum
surat mcnyurat dinas,
c. mclaksanakan Pcngelolaan urusan kepcgawaian;
b. mclaksanakan Pengelolaan urusan keuangan ; a. melaksanakan Koordinasi penyusumm Program
Kerja Ohms, pcngumpulan dan pcngolahan data serta pelaporan ;
Sub Bagian Tala Usaha mempunyai fungsi :
Sub Bagian Tala Usaha mempunyai uigas melakukan koordinasi penyusunan program kerja Dinas, pcngclolaan urusan Kepcgawaian, Keuaugan, Rumah Tangga, Pcrlcngkapan, Hubungan Masyarakat dan Stunt mcnyurat dinas, Protokol dan Pcnyusunan Laporan Dinas.
Gombar 22: Bagan organisasi Dinas LlAJ Tk II Pola maksimal
Sub Bagian Tata Usaha
15
Seksi Pengendalian Operasional mempunyai tugas menyiapkan pembinaan pengumpulan data, analisis dan evaluasi data bidang lalu lintas dan angkutan, menyusun statistik, pengumpulan dan anal isis data kecelakaan, menyusun data daerah rawan kecelakaan, menyiapkan program penanggulangan kecelakaan lalu lintas serta melakukan pemantauan .hasil kegiatan pcncrtiban, menyiapkan program penertiban dan koordinasi penertiban lalu !intas dan angkutan.
Seksi Pcngendalian Operaslonal
3. Sub Seksi Perparkiran. mempunyai tugas menyiapkan pcrencanaan penunjukan lokasi, pembangunan, pengembangan, pengelolaan, pemeliharaan fisik tempat parkir dan jembatan penyeberangan dan pengendalian ketertiban.
2. Sub Seksi Terminal mcmpunyai tugas menyiapkan perencanaan penunjukan lokasi, pembangunan, pengembangan, pengelolaan, pemeliharaan fisik serta pengendalian ketertiban terminal dan halte.
1, Sub Seksi Kendaraan dan Perbengkelan yang mempunyai tugas menyiapkan bahan pemberian bimbingan, penjman bengkcl umwn serta pengaturan dan pengendalian susunan alat tambahan pada pcnumpang wnum.
Seksi Teknik Sarana danPrasarana terdiriatas
b. menyiapkan perencanaan penunjukan lokasi, pembangunan, pengembangan, pengelotaan, perne- liharaan fisik serta pengendalian ketertiban terminal, halte dan tempat parkir serta jembatan penyeberangan.
a. menyiapkan bahan pemberian bimbingan, perijinan bengkel umum serta pengaturan dan pengendalian susunan alat tambahan pada kendaraan penumpang wnum.
Seksi Teknik Sarana dan Prasarana mempunyai fungsi :
Seksi Teknik Sarana dan Prasarana mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan invcntarisasi, pembinaan perbengkelan umum, penilaian ijin· pendirian bengket umum, penunjukan, pengelolaan, pemelihara an, pengembangan terminal, halte, tempat penye-berangan dengan jembatan pcnyeberangan dan perparkiran.
Seksl Tcknik Sarana dan Prasarana
C. Sub Seksi Angkutan KhUS1lSyang mempunyai tugas menyiapkan pemberian bimbingan, IJIn
pcngarigkutan orang dan atau barang tertentu yang bersifat khusus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Sub Seksi Angkutan Barang yang mempunyai tugas menyiapkan pembcrian bimbingan, IJIn
pengangkutan barang dan pengawasan pengangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
a. Sub Seksi Angkutan Orang yang mempunyai tugas menyiapkan pemberian bimbingan, ijin pengang- kutan orang, dan pengawasan penyelcnggaraan pengangkutan orang didalam Daerah Tingkat II Seksi Angkutan terdiri dari
c. menyiapkan pemberian bimbingan, ijin pengang- kutan orang dan atau barang tertentu yang bersifat khusus.
b .. menyiapkan pemberian bimbingan, lJlO pengang- kutan barang danpengawasan pengangkutan;
a. menyiapkan pemberian bimbingan, IJIn pengang- kutan orang, dan pengawasan penyetenggaraan pcngangkutan orang;
Seksi Angkutan mempunyai fungsi
Seksi Angkutan mempunyai tugas menyiapkan pembinaan manajemen angkutan orang, angkutan barang dan angkutan khusus yang scluruhnya berada di dalam wilayah Kabupatenl Kotamadya Daerah Tingkat IIberdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Seksl Angkutan
C. Sub Seksi Bimbingan Keselamatan. mempunyai tugas menyiapkan pemberian bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai keselamatan lalu Hntas dan angkutan jalan sesuai dengan ketcntuan peraturan perundang- undangan yang berlaku
dan jalan Nasional di Ibukota Kabupatenl Wilayah Kotamadya.;
'!,
!:i.
!,
.
Ii
Hq
I:
ji
I'
I:II.
I'I, i',I
"
: I. I
!
I', I ,
, 1_
; !
Jumlah Jabatan Fungsional ditci tukan berdasarkan sifat.jenis dan bcban kcrjanya.
Pcmbinaan terhadap tennga Fung1ional dilaksanakan sesuai dengan ketcntuan pcr~lUl"at1 perundang- undanganyang berlaku.
I
Pcngangkatan Dalam Jabatan
I
Kepala Dinas Lalli Lintas dan Angkutan Jalan DaerahI Tingkal I diangkat
rum
dibcrhenti~an oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I setclah mendapat pcrsetujuan Mcnteri Dalam Ncgcri dengan mentmpnt pcrtimbangan dad McntcriPerhubungan.I
Kepala Dinas dan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Daerah Tingkat II diangkat dan [dibcrhcntikan oleh Bupati/ Walikotamadya Daerah ffingkat II setclah mcndapat persctujuan dari Gubernur Kopala Dacrah Tingkat I, dengan mcndapat perti~bangan dati Kopala Kantor WiI<lyahDcpartemen perhu1 ungan. '
Kepala Unit Pclaksana Teknis ~Lalll Limas dan Angkutan Jalan Daerah Tingka I diangkat dan dibcrhentikan oleh Gubernur Kepa a Dacrah Tingkat I, alas usul KepalaDinas Lalli Limas an Angkutan Jalan Tingkat I,
I '
Kepala Unit Pelaksana Tchnis Ditl'as Lalu Lintas dan Agkutan Jalan Dcrah Tingkat II diangkat dan diberhentikan olch Bupati/ Wal;kotam,adya Kepala Dacrah Tingkat II atas usul Kepala Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Daerah Tingkat
11.1
II
TATAKERJA
I
Dalam mclaksanakan tugasnya DJas Lalu Lintas d.1n, Angkutan lalan Dacrah Tingkat
I
I dan Dinas, lalli Lintas dan Angkutan Jalan Daenlh Tingkat II, Unit Pclaksana T,eknis Dinas, Kclompo~ labatall F,ungSional.wajib menyelenggarakan koorditlasi, intcgmsi dan sinkroni.,si baik dalam IingkuT" masing-lIIasing
, I
I I
IKelompok Jabatan Fungsional tetdiri dari' sejumlah tennga dalam jenjang jabatan fllng~Onal yang dipimpin oleh scorang tennga Iungsional bior selaku Kctua kclompok yang berada di bawah dat bertanggung jawab kcpada Kcpala Dinas dan atau Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas yang bersangkutan.
I
Kelompok Jabatan Fungsional ~pat dibagi alas kelompok dan Subkclnmpok sesuaidcngan kebutuhan.
Kelompok Jabalan Fungsiollal pada pola minimal dan maksimal mernpunyai tugas melakSAnakan kegiatan teklmik lalu tintas dan Hllgkutan sesuai bidang kcahlian dankcblltuhan.
KcJompok Jahatan Fungsional
Unit Pclaksana Teknis Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Dacrah Tingkat J[ dapat dibentuk sctelah metnenuhi kriteria tcrtcnlu yang ditetapkan olch Mcnteri Dalam Negeri.
Unit Pelaksana Teknis Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Daerah Tingkat II dipimpin oleh seorang Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas yang berada di bawah dan bcrtanggungjawab kepada Kepala Dinas,
Unit Pelaksana Teknis Dinas Lalli Lintas dan Angkutan Jalan Dacrah Tingkat II adalah pelaksana teknis Dinas yang mempunyai tugas melaksanakan scbagian tugas Dinas dibidang terminal dan perparkiran.
Unit Pelaksana Teknls Dinas Lalu Lintas dan Angkutan JaJanDaerah TingkatII
c.
Sub Seksi Ketertiban Lalu Lintas dan Angkutan yang mempunyai tugas menyiapkan penilaian dan penyusunan program operasional pcnertiban lalulintas serta pengendaliannya
b. Sub Seksi Penanggulangan Kecelakaan Lalu Lintas yang mempunyai tugas mclaksanakan pemantauan dan analisis kecclakaan lalu lintas serta usulan pcnanggulangannya
a. Sub Seksi Pengumpulan dan Pcngolahan Data yang mempunyai tugas menyiapkan bahan pcmbinaan pengumpulan dan pengolahan data operasional dan data kecelakaan lalu lintas dan angkutanjalan.
Seksi Pengendalian Operasional terdiri dari
c. mcnyiapkan penilaian dan penyusunan program opcrasional pcnertiban lalu lintas serta pengen- daliannya.
b. mclaksanakan pemantauan dan analisis kecelakaan lalu lintas serta usulan penanggulangannya,
a. menyiapkan bahan pembinaan peugumpulan dan pengolahan data operasional dan data kecclakaan
lalulintas dan angkutanjaJan.
Pengendalian Operasional mempunyai fungsi :
17
Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jatan berkewajiban mernberikan petunjuk, membina dan membimbing dan mengawasi pekerjaan unsur-unsur pembantu serta pelaksanaan yang berada dalam lingkungan dinasnya.
Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan melaksanakan tugasnya berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Kepata Daerah.
Dalam melaksanakan tugasnya Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Daerah Tingkat Idan Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Daerah Tingkat II wajib menyelcnggarakan koordinasi secara fungsionaldengan carayang sebaik-baiknya.
maupun antar satuan organisasi sesuai dengan tugas masing-masing.
Di dalam pengelolaan sistem informasi kecelakaan lalu lintas jalan, agar dapat dirumuskan seeara jelas, baik yang menyangkut tentang sistem pendataan, pelaporan, maupun kejelasan wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing instansi yang terlibat didalam pengelolaan sistem informasi, sehingga dapat memper- mudah dan memperlancar di dalam pe- nanganan penanggulangan keselamatan, 1. Sistem informasi keeelakaan,
Hasil yang konkrit dan maksimal terhadap beberapa hal pokok pembahasan yang berkaitan dengan keselarnatan lalu lintas jalan adalah :
Contoh upaya-upaya dimaksud diatas memberikan kontribusi dalam peningkatan keselamatan lalu Iintas di jalan, namun masih dirasakan perlu dilakukan upaya-upayapemantapan lebih lanjut. Hal tersebut perlu dilakukan mengingat beberapa hal, antara lain pcrkernbangan jurnlah kendaraan bermotor, perkembangan teknologi kendaraan bermotor, sehingga memungkinkan kendaraan bermotor dapat melaju dengan kecepatan tinggi, perubahan tata nilai dan peritaku masyarakat dalam bcrlalu lintas di jalan, yang keadaannya cukup rawan, dan masih tingginya tingkat korban mati akibat kecelakan lalu lintas di jalan.
Dalam penanganan kejadian kecelakaan, diperlukan kejelian aparat/instansi yang berwenang untuk meneliti/melihat sebab-sebab kejadian agar dapat disusun suatu rencana perbaikan (remedial measures) guna meneegah terulangnya kejadian- kejadian berikutnya. Untuk ini perlu didukung dengan data dan informasi yang lengkap peri hal kejadian kecelakaan.
Tahapan sesudah kcjadian
darnpak yang tcrjadi dari kejadian kecelakaan lalu lintas.
Penanganan pada waktu kejadian kecelakaan merupakan bagian yang penting yang perlu mendapat perhatian. Disini dituntut kesigapan aparat baik dari kepolisian maupun dari kesehatan (rumah .sakit/ambulance) untuk mencapai lokasi kejadian tepat pada waktunya guna menangani Tahapan pada waktu kcjadian :
Pada umumnya kejadian kecelakaan lalu lintas tidak dapat diprediksi sejak dini, namun perlu kiranya semua pihak baik instansi pemerintah maupun swasta serta pengguna jalan itu sendiri perlu mengantisipasi guna mencegah terjadinya kecela- kaan yang tidak diinginkan terscbut. Maka untuk mengatasinya ditempuh upaya berupa penggalakan kegiatan penyuluhan serta pendidikan pada pengguna jalan baik mengenai tindakan-tindakan pencegahan kecelakaan maupun mengenai peraturan perundangan yang berlaku serta tata tertib berlalu Iintas. Dari sudut pemakai jalan upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kesadaran hukum dan sopan santun dalam bcrlalu Iintas, misalnya dengan melakukan penyuluhan khususnya tentang tatacara (sopan-santun) berlalu lintas yang baik di jalan. Di samping kendaraan yang digunakan
haruslah memenuhi persyaratan laik jalan, Tahapan sebclum kejadlan ;
Upaya-upaya lain yang berkaitan dalam rangka penanganan kecelakaan lalu lintas jalan pada berikutnya dapat dikelompokkan dalam 3 tahapan yaitu sebelum kejadian, pada waktu kejadian dan sesudah kejadian.
L
atar belakang lahirnya Undang-undang Nomor 14 tahun 1992, antara lain disebabkan tingginya jumlah kecelakaan yang terjadi di jaJan.Berkaitan dengan hal tersebut, bcrbagai program penanganan kecelakaan lain Iintas di jalan telah dilaksanakan oleh berbagai instansi baik pemerintah maupun swasta, melalui kegiatan-kegiatan antara lain penegakan hukum, perekayasaan baik sarana maupun prasarananya, pendidikan dan penyuluhan, informasi baik melalui media eetak maupun elektronik, dan kegiatan penelitian.
III. KESELAMATAN LALU LINTAS JALAN
· Ii
, i!
· i : I I I
'.
; II·
I
I I.
I I I
I:
1I·
I·
I
I
T
iI'
:
I·
! i -· !
i-
J i:
I :! :; I.
I
!
• !
· I! I
! I
i·
I II
;!i .
I
i
!
J
II
i:
I·· i -
! • i I
· I·i
!
I.
I
· II
; I:
I
l
! . i
I I
II·I I
20
I
1 . .
PENEGAKAN HUKUM SED1GAI SALAH :I
SATU UPAYA PENANGGUL.l\NGAN .•1· ...
KECELAKAAN LALU L1NTAs
I I
1. Metnde penanggulangan kecelakaan lulu
lintas.
I.
. I
Mcngingat kompleksnya penf1lasatahan sebagai- mana tclah diuralkan di muka maka apabila kita ingin mclakukan pcnaggulang n kccelakaan lalu lintas secara komprchensif I sehingga dapat mcngantisipasi faktor-faktor kontributif terhadap masalah kccclakaan lalu lin1tas secara tuntas, dipcrlukan suatu metode penaggulangan yang mcncakup bidang seperti pere~ayasaan prasarana dan sarana lain liutas (Engineering), pcmbinaan unsur manusia pemakai jalanl (Education), serta rekayasa dalam bidang tn)kum/pengaturannya tcrmasuk penegakan hukumnya ~Enforccment).
Luasnya bidang kegiatan ymJg hams ditempuh dalam upaya pcnanggulangan k~cclakaan Ialu Iinla.s itu kiranya dapat mCIlambahl kcsadaran balm/a kesemuanya tidak mungkin tcrjrngkau olch bidang tugas dati satu aparat tertentu, misalnya Polri saja, Dephub saja atau Dcp,
Pq
saja, melainkandiperlukan adanya keterlibatan dari berbagai pihak baik aparat pemcrintah lalnnya] pihak swasta yang tcrkait maupun segenap warga tnasyarakat pemakai jalan sesuai dengan perannya myingMmaSing,
Metode pcnanggulangan kecclakaan lalu lintas di Indonesia, pada dasarnya rnerupakan bagian dari subsistem Departemen pbrhubungan, Oleh
karenanya, upaya yang dltempiih juga didasarkan kepada pokok-pokok Kebijakdnaan Pcrhubungan,·
Metodc penanggulangan keselamatan tersebut sccara garis besar meliputi :
J
a, Mctode pre-emptif (penang alan), b. Mctodc prcventif (pencegah~n), dan c. Metode repreSif(pcnanggUI1ngan)
Pengelompokan riga jenis
I
metode tcrscbutmerupakan kerangka polar pcnariggulangan ' keselamatan yang didasarkan kcpada pokok pemikiran bahwa setiap kccclfkaan yang tcrjadi (dalam bentuk apapun), pada harckatnya merupakan
'I
resultantc dad adanya korelasi antara berbagai '!
faktor-faktor pcnyebabnya, secar~ eskalasi mulai dari 'Ii tingkatan ynng paling dini satnpai dcngan faktor :
Ii
pcnyebab terjadinya peristiwa 1kccelakaan, Seem'a Untuk bidang yang berkaitan dengan
kegiatan penunjang, salah satu sarana pendukung yang memiliki peran yang tidak kalah pentingnya adalah peranan mass media baik cetak maupun elektronika, Diharapkan peranan mass media datam
masa-masa mendatang dapat ikut andil sepenuhnya dalam mendukung program penanggulangan keselamatan, dcngan tctap berpegang kepada ctika jurnalistik.
Kegiatan pendukung.
5.
Dalam rangka peningkatan pelayanan korban kecclakaan, hal yang perlu mendapatkan perhatian kita semua adalah
bagaimana sistem penanganan yang memadai dapat dibcrikan, sehingga si korban mendapatkan pertolongan cepat, sedangkan terhadap korban yang meninggal dunia mendapatkan pclayanan asuransi yang sesuai scbagaimana yang diharapakan sehingga dapat meringankan beban bagi yang mendapatkan musibah.
Penanganan korban.
4.
Perlunya dirumuskan pola pengembangan rekayasa sarana dan prasarana yang tepat namun tctap memperhatikan kondisi kemampuan pendanaan serta tanpa meninggalkan berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perekayasaan.
3.
Untuk hal yang berkaitan dcngan aspek pendidikan, kiranya dapat dirumuskan suatu metoda yang tepat sehingga Icbih berdaya guna dan berhasil guna di datam menumbuh kembangkan kesadaran rna- syarakat pemakai jalan, agar mampu menyentuh segala lapisan masyarakat yang dimulai dari tingkat pendidikan dasar hingga tingkat pcndidikan lanjutan dan seterusnya,
Pendidikan.
2.
• Perencanaan pengembangan angkutan umum yang berorientasi kepada pemakaian mas jalan dengan mempertimbangkan dampak sosial, darnpak lingkungan dan tingkat keselamatannya.
• Perencanaan jenis, ukuran, kapasitas kendaraan-kendaraan bermotor yang sesuai dan scrasi dengan tingkat kebutuhan masyarakat, kondisi daerah-daerah yang akan dilayani, janngan jalan, serta perencanaan proyeksi kebutuhan trans- portasi dimasa mendatang.
1) Perencanaan pengembangan kota.
2) Pereneanaan tata guna tanah,
3) Perencanaan pengcmbangan transportasi.
4) Perencanaan pengembangan angkutan umum, yangrneliputi:
Metode pre-emptif dalam menanggulangi kecelakaan lalu lintas secara arbitrasi dapat diimplementasikan melalui tindakan terpadu di dalam:
Dengan perencanaan yang matang sedemikian itu maka aparat penegak hukum tidak perlu lagi dikejutkan oleh adanya masalah-masalah bam yang muncul akibat adanya kekeliruan kebijaksanaan, misalnya: kejadian-kejadian unjuk rasa atau pemogokan yang dilakukan olch para pcngemudi angkutan umum karena menuntut sesuatu.
Disamping itu berarti, aparat keamanan akan dapat mengurangi upaya penindakan (represif) yang kadang-kadang malah dinilai oleh masyarakat sebagai suatu tindakan yang kurang manusiawi.
Metode pre-emptif sebagai upaya penangkal di dalam menanggulangi kecclakaan lalu lintas, pada dasarnya meliputi perekayasaan berbagai bidang yang berkaitan dengan masalah transportasi, yang dilaksanakan melalui koordinasi yang baik antar instansi terkait, maka kita akan lebih mampu mengantisipasi dan mengeliminir sccara dini dampak-dampak negatifyang mungkin akan timbul.
bermasyarakat dan bernegara, terutama penataan gatra-gatra dalam kchidupan tersebut, baik tri-gatra maupun panca-gatra. Dengan rasionalitas dan keseimbangan yang tinggi di dalam penataan gatra kehidupan tcrsebut berarti benih-benih atau potensi yang menjurus kepada timbulnya kecelakaan lalu lintas dapat diantisipasi.
Sebagaimana telah diulas di atas, bahwa masalah kecelakaan lalu lintas akan bersumber dan berakar dari faktor-faktor kehidupan masyarakat yang sangat kompleks dan saling terkait satu sama lainnya. Oleh karenanya upaya di dalam menanggulanginya mestinya hams diawali dengan penataan kehidupan 2. MetodePre-eml,tif.
c. Metode represif, berupa penindakan terhadap setiap bentuk yang terjadi.
b. Metode preventif, diarahkan untuk menga- mankan kondisi PH (yang sudah sangat rawanlpotensial terhadap terjadinyagangguan), a. Metodc pre-emptif, diarahkan untuk
mengeliminir FKK agar tidak berkembang menjadi PH atau bahkan AF.
Terhadap ketiga faktor penyebab kecelakaan tersebut, maka metode penanggu-langannya seeara
.singkat adalah sebagai