Menurut Silalahi (2005: 43), implikasi adalah akibat yang ditimbulkan dari adanya penerapan suatu program atau kebijakan yang dapat bersifat baik atau tidak baik. Implikasi merupakan pernyataan mengenai konsekuensi alamiah dari sebuah hal. Implikasi kebijakan merujuk pada konsekuensi atau dampak yang timbul dari penerapan suatu kebijakan publik. Ini mencakup dampak kebijakan tersebut, baik jangka pendek maupun jangka panjang, pada masyarakat, ekonomi, lingkungan, dan berbagai aspek kehidupan lainnya. Evaluasi implementasi kebijakan dapat dilakukan untuk
mengevaluasi dampak kebijakan dalam jangka pendek.
Contoh dari implikasi kebijakan diantaranya : Kebijakan mengenai kenaikan pajak rokok. Dampak dari dari kebijakan peningkatan pajak rokok ini tak hanya di Yakini dapat meningkatkan penerimaan negara namun juga berdampak pada aspek Kesehatan. Karena pajak rokok tinggi maka harga rokok juga akan melambung naik sehingga akan berdampak pada pengonsumsian Masyarakat terhadap rokok sehari harin akan berkurang dan ini berkaitan dengan aspek Kesehatan. Pengenaan cukai ditujukan sebagai upaya pengendalian konsumsi sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Cukai.
Kebijakan tersebut juga merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penurunan
prevalensi merokok, khususnya usia 10-18 tahun yang ditargetkan menjadi 8,7 persen di tahun 2024.
Selain itu, pengenaan cukai juga ditujukan untuk menurunkan konsumsi rokok di kelompok masyarakat miskin yang mencapai 11,6 hingga 12,2 persen dari pengeluaran rumah tangga.
Rekomendasi kebijakan merupakan saran atau usulan yang diberikan berdasarkan implikasi kebijakan yang telah diidentifikasi. Rekomendasi kebijakan bertujuan untuk memperbaiki atau memperkuat kebijakan yang ada, atau mengusulkan kebijakan baru berdasarkan implikasi yang telah diidentifikasi.
Menurut para ahli, rekomendasi kebijakan dapat diartikan sebagai usulan tindakan yang didasarkan pada analisis implikasi kebijakan untuk mencapai tujuan kebijakan yang lebih baik. Rekomendasi kebijakan harus didasarkan pada bukti yang kuat dan data yang valid. Rekomendasi tersebut juga harus sistematis, praktis, dan relevan dengan konteks masalah yang sedang dihadapi.
Contoh rekomendasi kebijakan : Rekomendasi Kebijakan Rancangan Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi Asosiasi E-Commerce Indonesia (IdEA).
mengacu ke ketentuan “persetujuan yang sah” di dalam PP 71/ 2019 Tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik, yaitu: persetujuan yang disampaikan secara eksplisit, tidak boleh secara tersembunyi atau atas dasar kekhilafan, kelalaian, atau paksaan. Banyak sampai sekarang kasus penipuan yang dialami Masyarakat terkait bocornya data pribadi mereka melalui platform e- commers sehingga perlu untuk memperkuat kebijakan berlapis terkait perlindungan data pribadi.
Mengacu kepada beberapa pengaturan terkait pelindungan data pribadi di dunia internasional, data pribadi yang bersifat “sensitif” membutuhkan explicit consent. Tujuannya adalah untuk memberikan pelindungan berlapis bagi data-data yang memiliki risiko signifikan atas hal dan kebebasan yang fundamental.
Buatlah suatu contoh kebijakan publik sesuai dengan minat anda (misalkan: kebijakan kesehatan, kebijakan kehutanan, kebijakan perizinan, kebijakan pendidikan dan lain sebagainya) kemudian buatlah implikasi dari kebijakan tersebut beserta rekomendasi yang jelas kepada instansi terkait mulai dari tingkat pusat sampai tingkat daerah ataupun grass-roots level bureaucracy !
Contoh Kebijakan Penghijauan.
Semakin maju dan berkembangnya zaman semakin banyak pula penggunaan lahan oleh manusia entah itu untuk pemukiman ataupun mendirikan pabrik demi menunjang kebutuhan hidup Masyarakat modern. Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), luas tutupan hutan Indonesia sudah berkurang 956.258 hektare (ha) selama periode 2017-2021. Angka tersebut setara dengan 0,5% dari total luas daratan Indonesia.
Berkurangnya hutan atau lahan hijau di sebabkan oleh aktivitas manusia, padahal hutan merupakan vital dari keberlangsungan hidup makhluk bumi kedepannya. Maka dari itu saya membuat kebijakan terkait penghijauan yaitu kebijakan yang mengatur tentang kewajiban setiap rumah menanam dan memiliki minimal 3 pohon dalam 1 lingkungan rumah demi menggantikan kerusakan hutan akibat ulah tangan manusia. Kebijakan ini juga sejalan dengan tujuan Pembangunan berkelanjutan
(Susutainable development goals). Dikutip dari CNN Indonesia Berdasarkan data IQAir pada pagi hari ini, Selasa (12/9/2023) pukul 06.00 WIB, kualitas udara di Jakarta adalah status tidak sehat bagi kelompok sensitif dengan indeks kualitas udara AQI US 140 dan polutan utama PM2.5. Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 10,2 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO. Dengan setidaknya dalam 1 lingkungan rumah memiliki 3 pohon akan membantu dalam kerlangsungan terkait pemanasan global dan tingkat polusi udara.
Implikasi dari kebijakan ini : Yaitu berdampak pada penurunan polusi udara yang kian hari kian buruk, lingkungan terasa lebih asri, lebih segar, lebih sejuk, dan lebih rindang sehingga menghindarkan orang lain dari paparan matahari langsung.
Rekomendasi kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk membuat peraturan mengenai kewajiban memiliki pohon dalam setiap rumah maupun apartement di Indonesia.
Kolaborasi dengan berbagai kementerian dan lembaga terkait, seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Kementerian Pertanian, untuk mendukung penyediaan bibit pohon dan pelaksanaan penanaman pohon dalam skala besar. Memanfaatkan momentum peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional untuk menggalakkan gerakan penanaman dan pemeliharaan pohon secara kontinyu di kalangan masyarakat luas.
Meluncurkan aksi nyata penanaman 10 juta pohon yang melibatkan seluruh masyarakat, termasuk akademisi, anak-anak sekolah, dan kelompok masyarakat di seluruh Tanah Air. Kegiatan ini dapat dilakukan secara serentak di berbagai lokasi di seluruh Indonesia.