• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Publik dan Tantangan Implementasi di Indonesia

N/A
N/A
Faiz abrar

Academic year: 2024

Membagikan "Kebijakan Publik dan Tantangan Implementasi di Indonesia"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

KEBIJAKAN PUBLIK DAN TANTANGAN IMPLEMENTASI DI INDONESIA

Ditulis guna menyelesaikan tugas Praktikum Penyusunan dan Anlisis Kebijakan Dosen Pengampu : Drs. Decky Dwi Utomo, MM.

Oleh FAIZ ABRAR

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA INFORMASI PEMERINTAHAN

FAKULTAS MANAJEMEN PEMERINTAHAN SUMATERA BARAT

2024

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Penyusunan makalah ini tidak bisa selesai dengan baik tanpa bantuan dari banyak pihak.

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs. Decky Dwi Utomo, MM atas tugas yang telah diberikan. Dengan tugas ini, ada banyak hal yang bisa kami pelajari melalui penelitian dalam makalah ini.

Makalah dengan judul “KEBIJAKAN PUBLIK DAN TANTANGAN IMPLEMENTASI DI INDONESIA”. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi penulis dan juga bagi para pembaca.

Pemerintahan merupakan organisasi atau wadah orang yang mempunyai kekuasaaan dan lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan kesejahteraan rakyat dan negara. Sedangkan publik juga didefinisikan bukan merupakan suatu golongan maupun pribadi, melainkan yang meliputi orang banyak, berkaitan dengan atau mengenai suatu negara, bangsa, atau masyarakat yang tidak berafiliasi dengan pemerintahan bangsa tersebut. Maka dari itu setiap dua elemen ini memiliki kebijakan yang akan dibahas didalam makalah ini.

Setelah berhasil menyelesaikan makalah ini, kami berharap dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kita

nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Baso, 30 Maret 2024

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...1

DAFTAR ISI...2

BAB I PENDAHULUAN...3

1.1 Latar Belakang...3

1.2 Identifikasi Masalah...4

1.3 Tujuan...4

1.4 Manfaat...5

BAB II ISI...6

2.1 Penyusunan Agenda kebijakan...6

2.2 Formulasi Kebijakan...6

2.3 Adopsi Kebijakan...7

2.4 Implementasi kebijakan...8

2.5 Evaluasi kebijakan...9

BAB III PENUTUP...11

3.1 Kesimpulan...11

3.2 Saran...11

Daftar Pustaka...12

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

Pemerintah di seluruh dunia menggunakan alat kebijakan publik dalam menawarkan solusi untuk masalah yang dihadapi rakyatnya. Kebijakan publik diarahkan untuk mengamankan dan menjaga kesejahteraan rakyat (Kristian, I, 2022). Inilah sebabnya mengapa kebijakan publik dipandang sebagai rencana pemerintah untuk program dan kegiatannya. Tidak ada negara yang unggul dalam pelayanannya kepada rakyatnya dan masyarakat internasional tanpa kebijakan yang dirancang dengan baik yang selain berfungsi sebagai rencana aksi pemerintah juga menjadi panduan dan kerangka kerja kegiatan negara untuk pemanfaatan optimal dan pembenaran penggunaan sumber dayanya.

Indonesia sebagai sebuah negara tidak ketinggalan dalam menyadari pentingnya kebijakan publik dan penggunaannya. Sejak awal kemerdekaannya, pemerintah Indonesia telah merancang kebijakan publik untuk kesejahteraan rakyatnya. Bahkan, dapat dikatakan bahwa negara ini tidak kekurangan dalam merancang kebijakan yang indah dan mencetaknya dalam buku-buku berwarna- warni dengan judul yang bagus. Oleh karena itu, di Indonesia memiliki RAPBN (Rencana Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara). Bahkan jauh sebelum itu dimasa Orde Baru Kita Mengenal GBHN (Garis-Garis Basar Haluann Negara) dan Juga REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)

Di Indonesia, salah satu produk gagal kebijakan adalah di sektor tenaga kerja dengan lahirnya undang-undang mengenai cipta kerja yang banyak sekali ditentang semua kalangan. Perkembangan ini antara lain memperburuk situasi pengangguran yang sudah makin meningkat terutama terkait kebijakan dan undang-undang yang mengatur adanya pembatasan

kontrak kerja yang merupakan salah satu produk pemerintah. Hasilnya termasuk

1.1 Latar Belakang

(5)

ketidaknyamanan dan dampak buruk lainnya.. Pengangguran dari para lulusan perguruan tinggi telah memicu orientasi ritualistik untuk menghasilkan uang dengan cepat karena pemerintah telah mengecewakan mereka. Inilah yang mereka sebut sebagai "generasi sandwich". Ini adalah

bencana bagi bangsa dan individu yang terjerumus ke dalamnya. Citra negara ini di antara bangsa-bangsa lain telah terpengaruh secara negatif.

Sebagai kelanjutan dari hal di atas, makalah ini berusaha untuk memeriksa melalui data sekunder dan pengamatan pribadi tentang penyebab dan dampak dari kegagalan kebijakan publik yang terus menerus di Indonesia dan memberikan rekomendasi yang berguna untuk mengurangi ancaman tersebut.

Berdasarkan uraian latar belakang, ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi, yaitu:

1. Pengaruh yang tidak merata dalam implementasi kebijakan publik di Indonesia.

2. Pengecualian dalam kebijakan larangan mudik yang mengurangi kepercayaan masyarakat.

3. Distorsi dan kendala dalam proses perumusan kebijakan publik.

Makalah ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang diteliti digunakan untuk mengungkapkan permasalahan dalam sistem dan kehidupan kerja organisasi pemerintah.Sudrajat,Y & Kristian, I (2022) Dalam hal penelitian ini penulis mengungkapkan penelitian kualitatif dengan penelitian yang dilakukan dalam setting tertentu yang ada dalam kehidupan sebenarnya dengan maksud menginvestigasi dan memahami fenomena apa yang terjadi yaitu Kebijakan Publik dan Implementasinya di Indonesia Alasannya berbasis pada informasi/kenyataan yang terjadi di lapangan.

1.2 Identifikasi Masalah

1.3 Tujuan

1.4 Manfaat

(6)

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mencapai tujuan kesejahteraan masyarakat kebijakan publik digunakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan kesejahteraan masyarakat dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang ada, menyelesaikan masalah-masalah sosial tujuan kebijakan publik adalah memecahkan masalah-masalah sosial dengan menggunakan sumber daya yang strategis , memberikan manfaat yang memadai bagi masyarakat meskipun ada kebijakan publik yang belum memberikan manfaat yang memadai bagi masyarakat, tujuan utamanya tetap untuk memberikan dampak yang positif dan bermanfaat , dan menyelenggarakan kehidupan masyarakat kebijakan publik memegang peran vital dalam menyelenggarakan kehidupan masyarakat dan harus dirumuskan dengan cermat untuk mencapai tujuan yang diinginkan

BAB II

(7)

ISI

Penyusunan agenda dalam kebijakan ini adalah sebagai beriikut ;

1. Identifikasi Isu atau Masalah Tahap awal dalam penyusunan agenda kebijakan adalah mengidentifikasi isu-isu atau masalah-masalah yang perlu diatasi oleh pemerintah atau lembaga terkait

2. Perluasan Isu Input dari kebijakan publik ialah isu kebijakan atau agenda pemerintah. Penyusunan agenda dimulai dengan adanya perluasan isu, di mana isu-isu tersebut menjadi fokus pembahasan dalam proses penyusunan kebijakan

3. Kumpulan Isu atau Masalah Agenda setting atau penyusunan agenda dimulai dengan mengumpulkan kumpulan isu atau masalah yang akan menjadi fokus dalam pembuatan kebijakan publik

4. Fase Strategis Penyusunan agenda merupakan fase dan proses yang sangat strategis dalam realitas kebijakan publik, di mana ada ruang untuk memaknai apa yang menjadi prioritas untuk dibahas

5. Keterlibatan Pihak Terkait Strategi penyusunan agenda kebijakan juga melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk eksekutif dan yudikatif, dalam menentukan apakah akan dilakukan judicial review atau legislative review terhadap isu-isu yang diangkat

Penyusunan agenda ini merupakan proses yang kompleks dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan serta pertimbangan yang matang terhadap berbagai aspek terkait.

Formulasi kebijakan yang mungkin untuk ditetapkan adalah sebagai berikutt ;

2.1 Penyusunan Agenda kebijakan

2.2 Formulasi Kebijakan

(8)

1. Perumusan Masalah Kebijakan Tahap pertama dalam formulasi kebijakan adalah perumusan masalah kebijakan, di mana masalah yang telah masuk dalam agenda kebijakan dibahas oleh para pembuat kebijakan. Masalah- masalah tersebut didefinisikan dan dianalisis untuk menentukan langkah- langkah yang tepat dalam kebijakan yang akan dirumuskan

2. Penyusunan Agenda Pemerintah Setelah masalah-masalah kebijakan diidentifikasi, langkah berikutnya adalah penyusunan agenda pemerintah, di mana agenda kebijakan ditetapkan untuk memprioritaskan isu-isu yang perlu diatasi

3. Perumusan Usulan Kebijakan Usulan kebijakan kemudian dirumuskan berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi dan diprioritaskan. Langkah ini melibatkan proses pengembangan solusi atau strategi untuk menangani masalah-masalah yang dihadapi

4. Pengesahan Kebijakan Setelah usulan kebijakan dirumuskan, langkah selanjutnya adalah pengesahan kebijakan. Proses ini melibatkan tahapan formal di mana kebijakan yang telah dirumuskan dinilai, dibahas, dan disahkan oleh pihak yang berwenang

5. Revolusi Data dalam Formulasi Kebijakan Penggunaan data yang berkualitas tinggi menjadi penting dalam proses formulasi kebijakan. Data yang baik akan membantu penyediaan informasi yang benar kepada perumus kebijakan untuk merancang, memantau, dan mengevaluasi kebijakan dengan lebih efektif

Formulasi kebijakan ini dirancang untuk mencapai tujuan jangka panjang yang meliputi peningkatan dalam implementasi kebijakan di Indonesia.

Beberapa adopsi kebijakan yag dilakukan adalah sebagai berikut ;

1. Analisis Dokumen Beberapa penelitian menggunakan metode analisis

2.3 Adopsi Kebijakan

(9)

dokumen untuk mengkaji proses adopsi kebijakan. Ini melibatkan penelusuran dan evaluasi dokumen-dokumen terkait kebijakan yang diadopsi untuk memahami konteks, tujuan, dan dampak kebijakan tersebut

2. Studi Kasus Beberapa penelitian juga menggunakan studi kasus untuk menganalisis proses adopsi kebijakan dalam konteks tertentu. Studi kasus memungkinkan peneliti untuk mendapatkan wawasan mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi keputusan adopsi kebijakan dan dampaknya 3. In-depth Interview Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam

digunakan dalam beberapa penelitian untuk memahami proses adopsi kebijakan dari sudut pandang stakeholder yang terlibat. Hal ini membantu dalam menggali pandangan, persepsi, dan pengalaman para pemangku kepentingan terkait kebijakan yang diadopsi

4. Pemantauan dan Evaluasi: Implementasi kebijakan perlu dipantau secara terus-menerus untuk mengevaluasi efektivitas dan dampaknya. Pemerintah perlu mengumpulkan data dan informasi yang relevan untuk menilai apakah kebijakan tersebut mencapai tujuan yang diinginkan dan untuk mengidentifikasi area-area yang memerlukan perbaikan.

5. Perubahan Kebijakan (Jika Diperlukan): Jika evaluasi menunjukkan bahwa ada kekurangan atau dampak yang tidak diinginkan dari kebijakan yang diterapkan, pemerintah perlu siap untuk melakukan perubahan atau penyesuaian kebijakan yang diperlukan untuk meningkatkan efektivitasnya.

Berikut Langkah implementasi yang mungkin dilakukan ;

1. Penyusunan Peraturan Pelaksana Pemerintah perlu menyusun peraturan pelaksana yang secara rinci menjelaskan prosedur, persyaratan, dan ketentuan

2.4 Implementasi kebijakan

(10)

terkait implemenatasi kebijakan itu sendiri

2. Pengawasan dan Penegakan Hukum: Pemerintah harus meningkatkan pengawasan terhadap kebijakan yang akan dijalankan

3. Sosialisasi dan Edukasi: Penting untuk melakukan sosialisasi dan edukasi kepada semua pemangku kepentingan tentang kebijakan

4. Pemantauan dan Evaluasi: Pemerintah harus melakukan pemantauan terus- menerus terhadap implementasi kebijakan dan mengumpulkan data yang relevan untuk mengevaluasi efektivitasnya. Evaluasi ini akan membantu dalam mengidentifikasi masalah atau hambatan yang mungkin muncul selama proses implementasi.

5. Perbaikan dan Penyesuaian: Jika evaluasi menunjukkan adanya masalah atau kekurangan dalam implementasi kebijakan, pemerintah harus siap untuk melakukan perbaikan dan penyesuaian yang diperlukan. Ini dapat berupa perubahan dalam peraturan, peningkatan kapasitas personel terkait, atau perubahan strategi implementasi.

Melalui langkah-langkah implementasi yang komprehensif dan terkoordinasi, diharapkan kebijakan dapat diimplementasikan dengan baik.

Aspek yang dapat dijadikan evaluasi adalah sebagai berikut ;

1. Tujuan Kebijakan: Evaluasi perlu dilakukan untuk memastikan bahwa tujuan kebijakan telah dipahami dengan jelas dan dapat diukur dengan indikator yang jelas. Jika tujuan tidak tercapai, perlu dipertimbangkan apakah tujuan tersebut realistis dan dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia.

2. Proses Implementasi: Evaluasi terhadap proses implementasi kebijakan penting untuk mengidentifikasi kendala-kendala yang menghambat pelaksanaan yang efektif. Hal ini meliputi analisis terhadap pengelolaan sumber daya, alokasi anggaran, koordinasi antarinstansi, dan partisipasi

2.5 Evaluasi kebijakan

(11)

masyarakat .

3. Efektivitas dan Efisiensi: Evaluasi diperlukan untuk menilai sejauh mana kebijakan tersebut efektif dalam mencapai hasil yang diinginkan serta seberapa efisien penggunaan sumber daya yang tersedia. Jika terdapat ketidakefektifan atau ketidakefisienan, perlu dievaluasi penyebabnya dan diperbaiki untuk meningkatkan kinerja kebijakan.

4. Partisipasi dan Keterlibatan Stakeholder: Evaluasi harus memperhitungkan tingkat partisipasi dan keterlibatan stakeholder dalam proses perumusan dan implementasi kebijakan. Evaluasi ini dapat membantu menentukan apakah seluruh pihak yang terlibat telah diberikan kesempatan yang cukup untuk berkontribusi dan apakah kepentingan mereka telah dipertimbangkan dengan baik .

5. Dampak dan Konsekuensi: Evaluasi diperlukan untuk mengevaluasi dampak kebijakan terhadap masyarakat dan lingkungan. Hal ini termasuk identifikasi dampak positif dan negatif serta konsekuensi yang tidak diinginkan dari implementasi kebijakan tersebut .

Melalui evaluasi yang komprehensif terhadap aspek-aspek tersebut, dapat diidentifikasi penyebab masalah dan ditemukan solusi untuk meningkatkan kinerja kebijakan di masa mendatang.

(12)

BAB III PENUTUP

Kebijakan publik merupakan instrumen yang digunakan pemerintah untuk mengatasi tantangan masyarakat. Namun, temuan dari studi ini menunjukkan bahwa pengaruh lembaga- lembaga internasional yang tidak terkendali, duplikasi lembaga-lembaga yang terlibat dalam implementasi kebijakan, dan krisis kepemilikan program/proyek publik tidak memungkinkan kebijakan publik di Indonesia diterapkan secara efektif. Biasanya mereka gagal. Akibatnya, kegagalan tersebut mengakibatkan buruknya implementasi kebijakan dan program pembangunan yang membahayakan eksistensi korporasi di negara ini. Hal ini mengakibatkan pemborosan sumber daya manusia dan material, memicu hilangnya kepercayaan/kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah serta rusaknya citra negara dalam kebersamaan bangsa.

Evaluasi implementasi kebijakan merupakan proses penting dalam mengevaluasi efektivitas dan efisiensi kebijakan yang telah diterapkan. Proses evaluasi ini melibatkan penilaian terhadap pelaksanaan kebijakan, identifikasi masalah yang muncul selama implementasi, serta penentuan langkah-langkah

perbaikan yang diperlukan untuk memastikan bahwa tujuan kebijakan dapat tercapai dengan optimal. Dengan melakukan evaluasi implementasi secara menyeluruh, pemerintah dapat mengidentifikasi kelemahan dalam pelaksanaan kebijakan dan mengambil langkah-langkah korektif yang diperlukan untuk meningkatkan hasil kebijakan di masa depan dalam hal implementasi .

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

(13)

Daftar Pustaka

Agbazuere, A. C. B. (2020). Challenges of public policy making and execution in

Nigeria.European Scientific Journal, 16 (7), 130-141.

Andrews, M. (2018). Public policy failures: How often and what is failure anyway?

A study of World Bank project performance. Center for International Development, Faculty Working Paper No. 344, December. Harvard University.

Ayogu, G. I., Ezugwu, J. S. & Bello, A. N. (2019). Local government internally generated revenue and project execution in Enugu State, 2007-2015.

Account and Financial Management Journal, 4 (2), 1870-1882.

Ayogu, G. I., Onah, R. C. & Agboeze, M. U. (2013). Sustainability of the Local Empowerment and Environment Management Project (LEEMP) in Enugu State. IOSR Journal

of Business and Management, 13 (4), 09-17.

Ayogu, G. I., Udeme, A. & Ecoma, L. (2019). Tradermoni micro-credit scheme and poverty reduction in Nigeria. International Journal of Advanced Research in

Management and Social Sciences, 8 (4), 197-208.

Referensi

Dokumen terkait

tantangan yang mungkin dihadapi dalam penerapan accrual-based budgeting pada.. sektor publik, serta strategi penerapan accrual-based budgeting di sektor publik di Indonesia.

Berkaitan dengan tantangan sebagai dampak RIN.4.0, faktor-faktor ekologis administrasi publik Indonesia juga dihadapkan pada faktor ekologis yang beraspek alamiah yang

Lingkungan kebijakan publik dalam Subarsono (2010: 98) memiliki beberapa karakteristik yaitu kondisi sosial ekonomi masyarakat dan tingkat kemajuan teknologi, dukungan

Kewenangan dalam pembuatan kebijakan publik adalah merupakan kewenangan eksekutif, dalamhal ini kebijakan publik yang timbul dan memberikan suatu aturan yang aplikatif

Dokumen ini membahas tentang peran sistem sosial, ideologi, politik, dan media dalam mempengaruhi kebijakan

Makalah ini membahas tentang implementasi Pancasila dalam perumusan kebijakan di berbagai

Makalah ini menelusuri dinamika dan tantangan Pancasila dalam sejarah Indonesia, dari perumusannya hingga masa

Makalah ini tidak sepenuhnya merupakan hasil analisis kebijakan publik terhadap keseluruhan isi Rancangan Peraturan Daerah Kota Depok mengenai Bangunan, namun mecoba mengungkapkan