• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Ajar Kelas 8 Pendidkan Pancasila Fase D Bab 6

N/A
N/A
Jaka Wibawa

Academic year: 2023

Membagikan "Modul Ajar Kelas 8 Pendidkan Pancasila Fase D Bab 6"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

Guru meminta siswa untuk menyelesaikan proses wawancara dengan psikolog atau guru bimbingan dan konseling di sekolah. Guru meminta siswa mempelajari subbab Peduli Kebhinekaan Bangsa melalui Literasi Digital di rumah untuk pembelajaran berikutnya. Guru menugaskan siswa maju ke depan kelas untuk memaparkan materi yang telah dipelajari di rumah terkait subbab Peduli Kebhinekaan Bangsa melalui Literasi Digital.

Melalui jalur informal, guru dapat mengajak siswa untuk mempraktikkan literasi digital secara langsung di lingkungan tempat tinggalnya, seperti karang taruna, remaja masjid, atau remaja gereja. Dalam memfasilitasi proses pembelajaran literasi digital Kebhinekaan Nasional bagi siswa, sebagai guru hendaknya: Melakukan analisis dan menjelaskan mengapa suatu berita masuk dalam kategori berita valid dan berita lainnya masuk dalam kategori berita palsu (hoax).

Untuk itu, sangat penting untuk memberikan literasi digital kepada masyarakat Indonesia, khususnya generasi milenial sebagai digital natives (generasi yang ketika lahir, teknologi informasi sudah ada di sekitar mereka). Pemberian pendidikan literasi digital dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu melalui pendekatan formal di sekolah dan pendekatan nonformal di masyarakat. Dengan demikian, Anda telah memberikan kontribusi nyata dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang melek digital.

Artinya juga Anda turut serta dalam upaya melestarikan keberagaman bangsa melalui literasi digital.

Tabel 6.6 Contoh Penilaian Sikap pada Pertemuan 61-72
Tabel 6.6 Contoh Penilaian Sikap pada Pertemuan 61-72

LITERASI DIGITAL DALAM KEBINEKAAN BANGSA PERTEMUAN 65 : ETIKA BERINTERNET (NETIKET)

  • KOMPETENSI AWAL
  • PROFIL PELAJAR PANCASILA
  • SARANA DAN PRASARANA
  • MODEL PEMBELAJARAN
  • PEMAHAMAN BERMAKNA
  • PERTANYAAN PEMANTIK
  • KEGIATAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN KE-65
    • Penilaian Sikap (Civic Disposition)
    • Penilaian Keterampilan (Civic Skills)
    • Penilaian Pengetahuan (Civic Knowledge)
  • PENGAYAAN DAN REMEDIAL
  • REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK

Mahasiswa mampu menerapkan etika internet dalam interaksi di dunia digital sebagai wujud keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Menyadari bahwa penerapan etika internet dalam interaksi di dunia digital dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Guru meminta siswa maju ke depan untuk menjelaskan materi Netiket yang telah dipelajarinya di rumah.

Guru meminta siswa mempelajari subbab Literasi Digital untuk Kemajuan Nasional di rumah sebelum pembelajaran berikutnya. Pengukuran sikap kategori pertama dilakukan pada setiap akhir pertemuan yaitu sebanyak 36 kali per semester. Keterampilan juga dinilai berdasarkan pengamatan guru khususnya mengenai keterampilan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah.

Nah tahukah anda kalau saat ini kehidupan tidak hanya ada di dunia nyata saja namun ada juga kehidupan di dunia maya. Faktanya, di era digital saat ini, sebagian masyarakat khususnya generasi milenial justru lebih banyak menghabiskan waktu di dunia maya dibandingkan di dunia nyata. Oleh karena itu, seperti halnya dalam kehidupan nyata, kehidupan di dunia maya juga harus menerapkan sikap saling menghormati dan menghargai.

Namun sayangnya, saat ini masih banyak kita jumpai kekacauan di dunia maya akibat adanya masyarakat yang tidak menerapkan etika saat berselancar di dunia maya. Kegaduhan dan keributan di dunia maya, jika sering terjadi, juga berpotensi merusak kerukunan umat beragama dan berbangsa. Jadi, sebagai generasi milenial, Anda harus turut serta menciptakan dunia maya yang berdaya dan produktif.

Ajaklah teman-temanmu di sekolah untuk juga menggunakan netiket saat berselancar di Internet. Padahal, penerapan etika internet merupakan perintah agama dan wujud keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dunia maya dipenuhi dengan konten-konten bermanfaat dan narasi-narasi keren dalam bingkai saling menghormati dan menghargai.

LITERASI DIGITAL DALAM KEBINEKAAN BANGSA PERTEMUAN 66-68 : LITERASI DIGITAL UNTUK KEMAJUAN BANGSA

KEGIATAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN KE-66

Guru menugaskan seorang siswa untuk keluar ke kelas menyampaikan pandangannya tentang subbab literasi digital untuk kemajuan bangsa yang telah dibacakan di rumah. Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk memberikan jawaban atau pandangan terkait subbab literasi digital untuk kemajuan bangsa dan mendiskusikannya. Guru meminta penjelasan kepada beberapa siswa tentang tiga tingkat literasi digital menurut Mayes dan Fowler, yaitu kompetensi digital dan penggunaan digital. eksploitasi digital), dan transformasi digital.

Guru dapat mendorong siswa untuk mempelajari dan mengejar tiga atau salah satu tingkat literasi digital di atas. Jika Anda mampu menguasai tiga atau salah satu level di atas, maka Anda akan mampu bersaing di dunia kerja yang hampir seluruhnya menggunakan teknologi Siswa aktif. Serta meminta mahasiswa untuk mencermati dan mempelajari proses generasi muda dalam melakukan inovasi digitalnya.

Kelompok belajar kemudian diminta untuk merancang sebuah inovasi digital di bidang atau minat yang mereka pilih. Jika di sekolah tidak ada cara untuk mencari informasi, guru dapat memberikan contoh inovasi yang dilakukan generasi muda. Kemudian, setiap kelompok belajar melakukan presentasi di depan kelas, dan kelompok belajar lainnya dapat memberikan pertanyaan, jawaban, atau pendapat.

Salah satunya meminta siswa untuk secara subjektif menunjukkan apa saja manfaatnya bagi saya (AMBAK) dari materi yang dipelajarinya. Pada pertemuan ke 24, guru menyampaikan tugas mandiri yaitu terjun langsung ke masyarakat, menganalisis permasalahan yang ada dan merancang inovasi atau solusi. Setiap siswa diminta menuliskan namanya pada selembar kertas kecil, kemudian melipat kertas tersebut dan menyerahkannya kepada guru.

Tindak lanjut proyek Kewarganegaraan pada pertemuan ke-24 (pertemuan ke-2 – lanjutan) Pertemuan ini merupakan lanjutan dari pertemuan ke-67 sebelumnya, terkait pemaparan proyek kewarganegaraan. Seperti pada sesi sebelumnya, guru melakukan undian untuk menentukan siswa mana yang harus terlebih dahulu mempresentasikan di depan kelas. Para guru berharap seluruh siswa dapat menindaklanjuti proyek kewarganegaraan inovatif yang dirancang dalam bentuk aplikasi atau program nyata.

ASESMEN

Indikator sikap dapat merujuk pada empat ranah kecerdasan, yaitu kecerdasan spiritual-budaya (hati/SQ), kecerdasan intelektual (berpikir/IQ). pengolahan rasa dan niat/EQ). Kategori kedua dilaksanakan secara berkala per semester berdasarkan hasil observasi langsung dan tidak langsung yang telah diverifikasi terlebih dahulu. Penilaian pengetahuan dilakukan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam memahami materi yang dipelajari pada setiap pertemuan.

Guru dapat menilai setiap tugas dan aktivitas siswa dalam menjawab dan mengikuti kegiatan pembelajaran. Membaca Indonesia, Indonesia Cerdas (Adi Nugraha) https://www.youtube.com/watch?v=AjYmVr9kHiE. VII. REFLEKSI GURU DAN SISWA. Mayes dan Fowler mengungkapkan literasi digital terdiri dari tiga tingkatan, yaitu kompetensi digital, penggunaan digital, dan transformasi digital.

Transformasi digital adalah kemampuan berinovasi untuk menghasilkan metode atau produk baru yang bermanfaat bagi masyarakat dengan menggunakan teknologi digital. Nadiem Makarim memanfaatkan inovasi teknologi digital dengan menciptakan platform transportasi online bernama Gojek. Jadi bisa dibayangkan jika pelajar dan pemuda Indonesia memiliki keterampilan digital hingga level transformasi digital, maka hal ini akan berdampak pada kemajuan bangsa.

Misalnya saja di lingkungan Rukun Tetangga (RT), pengelola Posyandu kesulitan dalam pendataan kesehatan ibu dan anak karena masih dilakukan secara manual. Pendataan kesehatan ibu dan anak juga dilakukan secara manual dengan mendatangi rumah masing-masing warga. Oleh karena itu pergunakanlah teknologi digital untuk hal-hal yang produktif bagi kemajuan masyarakat dan bangsa.

Mempelajari dan menguasai teknologi digital, lalu berinovasi untuk memajukan bangsa dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia. Citizenship Project: Suatu kegiatan kemahasiswaan yang terjun langsung ke masyarakat untuk mengkaji permasalahan yang ada dan mencari alternatif pemecahannya.

LITERASI DIGITAL DALAM KEBINEKAAN BANGSA

RINGKASAN MATERI, REFLEKSI, EVALUASI DIRI, PENGAYAAN DAN UJI KOMPETENSI

KEGIATAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN KE-

Keterampilan digital perlu dikembangkan hingga ke taraf transformasi digital agar dapat menghasilkan inovasi digital yang bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa. Bagian ini merupakan upaya untuk melihat sejauh mana pengetahuan siswa terhadap materi yang disampaikan pada Bab VI terkait literasi digital dalam keberagaman bangsa. Guru meminta siswa menyalin dan menuliskan jawaban ketiga soal Uji Kompetensi pada Buku Siswa PKn Kelas VIII halaman 135-136.

Sedangkan observasi tidak langsung didasarkan pada laporan tentang sikap siswa sehari-hari di rumah, sekolah, dan masyarakat yang telah dikonfirmasi kebenarannya. Solusi apa yang bisa Anda tawarkan, khususnya untuk mengetahui secara obyektif validitas informasi yang dibagikan Ita. Absensi mahasiswa selama ini dilakukan secara manual sehingga harus dilakukan kembali setiap akhir bulan.

Literasi digital harus dikembangkan hingga ke taraf transformasi digital untuk menghasilkan inovasi digital yang bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa.

LITERASI DIGITAL DALAM KEBINEKAAN BANGSA PERTEMUAN 71-72 : REVIEW MATERI PPKN SECARA KESELURUHAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN KE 71-72

Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa artinya Pancasila membentuk watak, tingkah laku, etika, nilai dan norma pedoman hidup bangsa. Selain itu, Pancasila sebagai sumber hukum negara artinya Pancasila dijadikan sebagai sumber rujukan dalam perumusan peraturan perundang-undangan dalam penyelenggaraan negara. Pada akhirnya Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa berarti Pancasila memberikan arah dan tujuan bagi bangsa dan negara Indonesia.

Sebab bangsa Indonesia yang mempunyai cita-cita dan tujuan yang jelas, mengetahui ke arah mana bangsa Indonesia ingin melangkah sebagaimana mestinya.

Bentuk dan Kedaulatan Negara

Tata Negara Pemerintahan

Karakter : nilai-nilai yang telah tertanam dalam diri seseorang bisa disebut juga dengan karakter Kosmopolitanisme : ideologi yang mengatakan bahwa semua suku bangsa adalah satu.

Gambar

Tabel 6.6 Contoh Penilaian Sikap pada Pertemuan 61-72
Tabel 6.7 Contoh Penilaian Sikap di Luar Pertemuan
Gambar 6.2 Data pengguna internet dan media sosial di Indonesia.
Gambar 6.4  Generasi milenial adalah digital native yang perlu mendapatkan pendidikan literasi digital.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Modul Ajar PAI Budi Pekerti Kelas 8 SMP Fase D Bab 8 Kurikulum Merdeka -

Modul Ajar Kelas 8 SMP/MTS Prakarya Kerajinan Fase D 8.2.1 Kurikulum Merdeka -

Modul Ajar Prakarya Budidaya Kelas 8 SMP/MTS Fase D 8.2.3 Kurikulum Merdeka -

Modul Ajar Seni Musik Kelas 8 SMP/MTS Fase D Kurikulum Merdeka Unit 4 -

Modul Ajar Kelas 8 SMP/MTS Prakarya Pengolahan Fase D Kurikulum Merdeka 8.2.1 -

Modul Ajar Kelas 8 SMP/MTS Seni Tari Fase D Unit 3.3 Kurikulum Merdeka -

Modul Ajar Seni Rupa Kelas 8 SMP/MTS Fase D Unit 4.2 Kurikulum Merdeka -

Modul Ajar Seni Teater Kelas 8 SMP/MTS Fase D Unit 4.2 Kurikulum Merdeka -