• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Mikroekonomi Gasal 2023-2024

N/A
N/A
Yunanto Puji Kartiko

Academic year: 2024

Membagikan " Modul Mikroekonomi Gasal 2023-2024"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Mikro ekonomi

(2)

Oleh karena perusahaan monopoli adalah satu-satunya perusahaan di dalam industri, ia tidak perlu melakukan promosi penjualan secara iklan.

Ketiadaan saingan menyebabkan semua pembeli yang memerlukan barang yang diproduksi oleh perusahaan monopoli tersebut. Kalaupun perusahaan monopoli membuat iklan, iklan tersebut bukanlah bertujuan untuk menarik pembeli, tetapi untuk memelihara hubungan baik dengan masyarakat.

Pertanyaan Diskusi

Diskusikan beberapa pertanyaan di bawah ini !

1. Jelaskan berdasarkan market power, struktur pasar mana yang paling tinggi? Mengapa?

2. Apakah promosi diperlukan dalam pasar persaingan sempurna?

Mengapa?

3. Mengapa sulit untuk masuk ke dalam pasar monopoli?



(3)

Daftar Isi

B A B 1

Pengenalan Dasar Ilmu Ekonomi 1

Scarcity dan Choices 2

Opportunity Cost 3

Economic Problems 4

Jenis Barang dan Jasa 5

Ruang Lingkup Teori Ekonomi Mikro 6 Metodologi Analisis dalam Ilmu Ekonomi 9

Pertanyaan Diskusi 11

B A B 2

Konsep Dasar Permintaan dan Penawaran12

Permintaan 13

Faktor Penentu Permintaan 13

Fungsi Permintaan 14

Skedul Permintaan 15

Penawaran 19

Penentuan Harga Keseimbangan 21

Pertanyaan Diskusi 22

B A B 3

Elastisitas 23

Elastisitas di Permintaan 23

Elastisitas Harga 24

Elastisitas Silang 27

Elastisitas Pendapatan 27

Elastisitas Penawaran 29

Pertanyaan Diskusi 31

B A B 4

Fungsi Produksi 33

Teori Produksi dengan Satu Faktor Berubah 34 Law of Diminishing Return 35

TP, AP, dan MP 37

Pertanyaan Diskusi 38

B A B 5

Fungsi Biaya 39

Fixed dan Variable Cost 41

Biaya Jangka Pendek 43

Pertanyaan Diskusi 46

B A B 6

Struktur Pasar 47

Pasar Persaingan Sempurna 47

Pasar Monopoli 50

Pertanyaan Diskusi 54

(4)

M I K R O E K O N O M I

Pengenalan Dasar Ilmu Ekonomi

Pada bab ini Anda akan diperkenalkan konsep dasar yang menjadi landasan berfikir dalam analisa ekonomi secara umum dan ekonomi mikro secara khusus.

lmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana individu dan masyarakat mengalokasikan sumberdaya langka (scarce resources) yang diberikan oleh alam dan oleh generasi sebelumnya. Secara etimologi, kata „ekonomi‟ berasal dari kosakata dalam bahasa Yunani, yaitu oikos dan nomos yang berarti aturan dalam Rumah Tangga (RT). „Aturan‟

yang dimaksud di sini berkaitan dengan menjaga keseimbangan antara pengeluaran (spending) dengan sumber daya (dalam hal ini pendapatan).

Jika dikaitkan dengan pengertian ilmu ekonomi, maka konsep aturan RT tersebut berkembang menjadi ilmu yang mengajarkan cara-cara bagaimana manusia berusaha memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas (unlimited needs) dengan sumber daya yang terbatas (limited resources).

Jadi, ada dua kata kunci yang harus diingat dalam ilmu ekonomi, yaitu unlimited needs pada satu sisi dan limited resources pada sisi yang lain. Ketidakseimbangan kedua sisi tersebut

1 BAB

I

K E Y W O R D S

Unlimited needs

Limited resources

Economic problem

Choices

Opportunity Cost



(5)

2

masalah ekonomi tersebut?

Pada hakekatnya, kunci untuk mengatasi masalah ekonomi adalah melakukan alokasi sumber daya yang tepat.

Karena kebutuhan sifatnya tidak terbatas, maka tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi. Oleh karena itu, pilihan menjadi konsekuensi logis dari upaya pemenuhan kebutuhan tersebut.

Bagaimana menentukan pilihan yang tepat? Pada prinsipnya setiap pilihan akan bergerak mengikuti insentif yang ada. Sehingga ilmu ekonomi dapat juga disebut sebagai ilmu yang mempelajari insentif.

Jika pilihan itu dilakukan oleh seorang individu, maka disebut dengan pilihan individu. Sedangkan pilihan dari kumpulan individu disebut dengan pilihan masyarakat.

Scarcity dan Choices

Kelangkaan (Scarcity). Keterbatasan menyebabkan banyak hal terasa langka (scarce). Kelangkaan mencakup kuantitas, kualitas, tempat dan waktu.

Sesuatu tidak akan langka kalau jumlah yang tersedia sesuai dengan kebutuhan, berkualitas baik, tersedia dimana saja dan kapan saja.

Udara untuk pernafasan manusia, untuk daerah yang masih hijau belum langka, sebab tersedia dalam jumlah yang banyak, tersedia dimana saja dan kapan saja. Karena itulah, tidak dibutuhkan biaya sepeser pun untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Berbeda halnya dengan mereka yang tinggal di daerah industri, dimana udara yang bersih tidak tersedia dalam jumlah yang banyak dan berkualitas baik, kapan saja dan dimana saja. Untuk itu, untuk menikmati udara bersih diperlukan biaya.

Pilihan-pilihan (Choices). Dalam setiap masyarakat selalu didapati bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas banyaknya. Manusia tidak pernah merasa

Pilihan bergerak mengikuti insentif yang ada…

(6)

puas atas apa yang mereka capai dan mereka peroleh. Apabila keinginan sebelumnya telah tercapai, maka muncullah keinginan-keinginan yang lain.

Terbatasnya sumber daya yang tersedia dibandingkan dengan kebutuhan/

keinginan menyebabkan manusia harus menentukan pilihan yang bersifat individual maupun kolektif. Pilihan yang bersifat individu misalnya, baju apa yang hendak dipakai hari ini. Pilihan kolektif misalnya, kemana kita akan pergi piknik hari sabtu nanti. Selain itu ada juga keputusan yang bersifat kompleks, seperti misalnya mana yang akan kita dahulukan, sekolah yang tinggi, atau cepat bekerja.

Opportunity Cost

Dalam melakukan pilihan, pasti akan muncul alternatif yang tidak terpilih. Tidak terpenuhinya alternatif yang tidak dipilih merupakan biaya yang muncul akibat dari „memilih‟. Alternatif yang kita pilih adalah pilihan yang terbaik (paling tidak menurut kita). Kita sebut sebagai 1st best alternative. Alternatif terbaik berikutnya (yang tidak kita pilih) kita sebut sebagai 2nd best alternative. Kehilangan kesempatan untuk mendapatkan 2nd best alternative disebut sebagai opportunity cost.

Ilmu ekonomi memandang manusia sebagai mahluk rasional. Pilihan yang dibuatnya berdasarkan pertimbangan untung rugi, dengan membandingkan biaya yang harus dikeluarkan dan hasil yang akan diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dalam konsep ilmu ekonomi (economic cost) berbeda dengan konsep biaya akuntansi (accounting cost). Ilustrasi di bawah ini menggambarkan perbedaan tersebut

Bagi seorang akuntan, biaya adalah total uang yang dikeluarkan untuk memperoleh atau menghasilkan sesuatu. Misalnya, seseorang melakukan usaha jual beli mobil bekas. Di awal tahun, ia membeli sebuah mobil bekas dengan harga Rp. 70 juta. Mobil itu diperbaiki dengan biaya Rp. 10 juta. Maka total harga perolehan mobil menurut konsep akuntansi adalah Rp. 80 juta. Di akhir



(7)

4

mobil bekas. Alternatif yang paling umum adalah menyimpannya dalam deposito berjangka. Jika bunga deposito 20% pertahun, di akhir tahun uang pengusaha tersebut menjadi Rp. 96 juta.

Jadi, walaupun secara akuntansi ia untung Rp. 12 juta, namun secara ekonomi rugi Rp. 4 juta. Sebab, dengan mendepositokan uangnya, ia memperoleh Rp.4 juta lebih banyak dibanding menjual mobil bekas.

Economic Problems

Dari uraian di atas, masalah ekonomi adalah masalah pilihan alokasi sumber daya yang langka. Ilmu ekonomi akan senantiasa bermanfaat, selama masalah yang dihadapi adalah alokasi sumber daya yang langka.

Sebagaimana ilmu-ilmu lainnya, ilmu ekonomi hanyalah alat untuk memahami dan menganalisis keadaan yang dihadapi. Karena realitasnya begitu kompleks, maka perlu adanya penyederhanaan. Dalam ilmu ekonomi, penyederhanaan itu terlihat dari penyederhanaan masalah-masalah yang dihadapi.

a. Apa yang harus diproduksi dan berapa banyak?

Produksi berupa barang dan jasa adalah hasil transformasi berbagai faktor produksi. Barang dan jasa memberikan kegunaan / manfaat bagi pemakai / konsumen. Pertanyaan apa yang harus diproduksi bermakna barang apa yang harus disediakan?

Secara umum economic cost lebih besar dari accounting cost



(8)

b. Bagaimana memproduksinya?

Setelah memutuskan barang dan jasa apa yang harus diproduksi, pertanyaan yang timbul selanjutnya adalah, bagaimana memproduksinya?

Metode dan teknologi apa yang digunakan dalam proses produksi? Ilmu ekonomi memandang teknologi sebagai faktor penting dalam proses produksi.

Namun manfaat teknologi tidak ditentukan oleh tingkat kecanggihan.

Teknologi tinggi bukan satu-satunya pilihan. Sebab banyak faktor yang harus dipertimbangkan, seperti skala produksi, kemampuan manajemen, iklim, kamampuan finansial dan sikap mental. Pilihan teknologi yang digunakan sebaiknya dikaitkan dengan faktor-faktor diatas, agar teknologi yang dipilih menghasilkan tingkat effisiensi paling besar.

c. Untuk siapa barang dan jasa diproduksi?

Pertanyaan ini berdimensi keadilan dan pemerataan. Sebab apa gunanya produksi melimpah karena menggunakan teknologi tinggi, berskala besar dan efisien, bila hanya dinikmati segelintir anggota masyarakat saja? Keputusan untuk siapa barang dan jasa diproduksi berkaitan dengan konsep kegiatan masyarakat bersangkutan.

Jenis Barang dan Jasa

Barang dan adalah benda-benda yang berwujud atau tidak berwujud, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk menghasilkan benda lain yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Jasa tidak dapat digolongkan sebagai suatu barang, karena tidak berwujud, tetapi dapat memberikan kepuasan dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

Berikut beberapa jenis barang dalam teori ekonomi :

(9)

6

mempunyai kegunaan dan langka, yaitu jumlah yang tersedia sedikit dibandingkan jumlah yang dibutuhkan masyarakat. Dan oleh karena itu barang ekonomi mempunyai harga. Dengan demikian, barang ekonomi adalah barang yang terbatas jumlahnya dan memerlukan pengorbanan untuk memperolehnya. Sedangkan barang bebas (free good) adalah barang yang tersedia dalam jumlah melimpah dan tidak membutuhkan pengorbanan untuk memperolehnya. Sebagai contohnya adalah udara, sinar matahari, dan air laut.

Namun demikian, barang bebas dapat menjadi barang ekonomi karena perbedaan tempat dan waktu. Misalnya, sinar matahari menjadi barang ekonomis di musim dingin, sehingga banyak wisatawan yang bersedia untuk membayar untuk datang ke daerah-daerah tropis.

Barang akhir, barang modal dan barang antara

Barang akhir (final good) adalah barang yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Barang akhir dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu barang tahan lama (durable good) dan barang yang tidak tahan lama (non-durable good).

Barang modal (capital good). Sebagian barang dihasilkan bukan untuk memenuhi langsung kebutuhan konsumen, melainkan digunakan untuk menghasilkan barang lainnya. Contohnya adalah mesin traktor, bangunan pabrik.

Barang antara (intermediate good) adalah barang-barang yang belum menjadi barang akhir dan masih akan diproduksi lagi sebelum dapat digunakan oleh konsumen. Contohnya, besi baja dan tekstil.

Ruang Lingkup Teori Ekonomi Mikro

Berdasarkan pada corak dan ruang lingkup analisisnya, teori ekonomi mikro dapat diartikan sebagai bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisis mengenai

(10)

permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh unit individual, yaitu Rumah Tangga (Household) dan Perusahaan (Firm).

Mikro vs Makro

Perbedaan antara Teori Ekonomi Mikro dan Teori Ekonomi Makro pada dasarnya terletak pada „pelaku‟ yang sedang mengalami dan ingin memecahkan masalah ekonomi. Di dalam Teori Ekonomi Makro pelaku yang mengalami masalah ekonomi adalah kumpulan dari unit-unit individual yang disebut dengan unit „agregat‟. Untuk perbedaan lebih lengkap akan dibahas pada modul mengenai Teori Ekonomi Makro

Ada beberapa aspek yang dianalisis teori ekonomi mikro, tiga aspek penting diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Interaksi di pasar barang

Dilihat dari pandangan ekonomi mikro, suatu perekonomian merupakan penggabungan dari berbagai jenis pasar barang. Oleh sebab itu untuk mengenal corak kegiatan suatu perekonomian kita antara lain perlu memperhatikan corak operasi suatu pasar. Pasar dalam pengertian ekonomi tidak berwujud secara fisik, pasar merupakan pertemuan antara penawaran (supply) dan permintaan (demand), atau mempertemukan penjual dan pembeli barang. Melalui interaksi di antara penjual dan pembeli, pasar akan menentukan tingkat harga suatu barang dan jumlah barang yang diperjualbelikan. Contohnya adalah pasar beras, pasar pakaian, pasar komputer, pasar mobil. Teori ekonomi mikro tidak menerangkan operasi keseluruhan pasar-pasar tersebut. Untuk menunjukkan bagaimana suatu pasar berfungsi dan beroperasi, teori ekonomi mikro hanya menjelaskan tentang interaksi diantara penjual dan pembeli di suatu pasar barang.

(11)

8

Asumsi Pertama: para pembeli dan penjual melakukan kegiatan ekonomi mereka secara rasional. Kedua: para pembeli berusaha memaksimumkan kepuasan yang mungkin dinikmati, sedangkan penjual berusaha memaksimumkan keuntungan yag diperolehnya dari kendala-kendala yang dimilikinya. Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, teori ekonomi mikro menunjukkan:

(a) bagaimana seorang pembeli menggunakan sejumlah pendapatan untuk membeli berbagai jenis barang yang dibutuhkannya, dan

(b) bagaimana seorang penjual atau produsen menentukan tingkat produksi yang dilakukannya.

3) Interaksi di pasar faktor produksi

Individu-individu dalam perekonomian adalah pemilik faktor-faktor produksi. Mereka menawarkan faktor-faktor produksi tersebut untuk memperoleh pendapatan. Pendapatan tersebut selanjutnya akan digunakan untuk membeli barang dan jasa yang mereka butuhkan. Sebaliknya, penjual membutuhkan faktor-faktor produksi untuk memproduksi barang dan jasa.

Oleh sebab itu mereka akan menjadi pembeli faktor-faktor produksi. Interaksi antara penjual dan pembeli faktor-faktor produksi di pasar faktor produksi akan menentukan harga suatu faktor produksi dan banyaknya jumlah faktor produksi yang akan digunakan. Jenis-jenis faktor produksi dan harganya (balas jasa) adalah tenaga kerja yang diberikan upah atau gaji, modal yang diberikan bunga dan dividen, tanah yang diberikan sewa, dan kewirausahaan yang diberikan laba.

(12)

Metodologi Analisis dalam Ilmu Ekonomi

1. Teori Ekonomi

Ilmu ekonomi menaruh perhatian besar terhadap kemampuan memberikan penjelasan dan prediksi atas gejala-gejala yang diamati. Misalnya, mengapa harga suatu barang naik, permintaan terhadapnya cenderung turun.

selalukah demikian? Penjelasan dan prediksi ini berdasarkan teori-teori tertentu.

Daya guna dan validitas sebuah teori diukur dari kemampuan dan keakuratannya menjelaskan dan memprediksi gejala-gejala yang diamati.

2. Model Ekonomi

Berdasarkan teori ilmu ekonomi, disusun model ekonomi yang merupakan pernyataan formal sebuah teori. Metode ekonomi dapat dipresentasikan secara verbal, diagramatis dan matematis. Model yang baik tidak harus sulit, dan dilihat dari variabel (ukuran yang nilainya dapat berubah dari waktu ke waktu dan dari observasi ke observasi) yang digunakan.

3. Metode Deduktif dan Induktif

Dunia nyata merupakan titik awal analisis ekonomi. Ada dua metode analisis untuk mengambil kesimpulan dalam dunia nyata, yaitu metode deduktif dan metode induktif.

Metode deduktif adalah metode pengambilan kesimpulan untuk hal-hal khusus berdasarkan kesimpulan yang bersifat umum. Misalnya secara umum disimpulkan bila harga suatu barang meningkat, permintaan terhadapnya menurun. Pada awalnya metodologi ilmu ekonomi adalah deduktif. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya metode ini tidak lagi mampu menjelaskan fenomena-fenomena ekonomi. Misalnya, berdasarkan teori Adam Smith

(13)

10

deduktif patut dipertanyakan kembali. Sejak saat itu metode induktif (mengambil kesimpulan untuk hal-hal umum dari hal khusus), berkembang.

Dampak positif dari metode induktif adalah meningkatnya kegiatan penelitian ekonomi, yang telah menghasilkan pemahaman-pemahaman baru dalam ilmu ekonomi, baik mikroekonomi maupun makroekonomi.

4. Ceteris Paribus dan Fallacy of Composition

Model ekonomi merupakan penyederhanaan realitas ekonomi, karenanya memiliki keterbatasan. Keterbatasan itu tercermin dalam istilah ceteris paribus yang bermakna faktor-faktor lain dianggap tetap. Maksudnya, dalam analisis ekonomi (hubungan dua variabel), harus disadari bahwa kesimpulan yang ditarik berdasarkan asumsi variabel-variabel lain dianggap tidak berubah.

Misalnya, ketika menyimpulkan bahwa permintaan terhadap jasa transportasi bus antar kota akan turun jika harga tiketnya naik, didasarkan pada asumsi bahwa harga tiket jasa transportasi alternatif (kereta api) tidak berubah. Bila harga tiket kereta api juga naik, kesimpulannya belum tentu sama.

Istilah fallacy of composition memiliki pengertian apa yang baik dalam skala kecil belum tentu baik dalam skala besar (keseluruhan). Misalnya hidup hemat sangat baik bagi individu, tetapi jika seluruh individu hidup hemat, maka permintaan agregat sangat rendah dan pertumbuhan ekonomi pun rendah.

5. Ekonomi Positif dan Ekonomi Normatif

Dalam menjalankan tugas keilmuannya, ekonom sering membandingkan dunia nyata dengan dunia ideal. Ketika mengamati kondisi nyata, pendekatan yang dilakukan adalah ekonomi positif. Pernyataan positif menerangkan hal- hal yang akan terjadi dalam ekonomi. Oleh karena itu, kebenaran pernyataan tersebut dapat dilihat dengan membandingkan isi pernyataan itu dengan

(14)

peristiwa yang sebenarnya terjadi. Pernyataan „apabila produksi semen turun maka harganya akan naik‟ adalah contoh pernyataan positif. Ekonom melihat apa yang terjadi dengan setiap kebijakan ekonomi yang dijalankan. Misalnya ketika pemerintah memutuskan untuk melindungi industri mobil dalam negri dengan penerapan tarif yang sangat tinggi, pemberian hak monopoli dan pembebasan pajak, ekonom dapat melihat dampak positif dan negatifnya.

Dalam membuat analisis tersebut ekonom tidak boleh berpihak. Bila ekonom mulai bertanya bagaimana yang terbaik atau bagaimana seharusnya, maka yang digunakan adalah ekonomi normatif. Dengan demikian pernyataan normatif adalah suatu pandangan subyektif atau suatu value judgement.

Pernyataan itu bukan mengemukakan pendapat mengenai keadaan yang akan terjadi tetapi mengenai apa yang sebaiknya harus terjadi. Pernyataan „usaha menaikkan kesejahteraan masyarakat harus dilakukan dengan berusaha agar tambahan pendapatan dinikmati secara merata oleh seluruh golongan penduduk‟ adalah contoh pernyataan normatif.

Pertanyaan Diskusi

Diskusikan beberapa pertanyaan di bawah ini !

1. Jelaskan hubungan antara „pilihan‟ dan „opportunity cost‟.

2. Jelaskan bagaimana mengatasi masalah-masalah ekonomi.

3. Jelaskan bagaimana konsep fallacy of composition menjadi penting dalam analisa ekonomi.

4. Buat beberapa contoh pernyataan positif dan pernyataan normatif.



(15)

12

Konsep Dasar Permintaan dan Penawaran

Pada bab ini Anda akan diperkenalkan pada alat analisis utama di dalam Teori Ekonomi Mikro, yaitu kurva permintaan (Demand) dan kurva penawaran (Supply). Bagaimana membentuk (derivasi) kedua kurva tersebut, dan bagaimana cara menggeser-nya menjadi topik utama.

alam bab sebelumnya telah diuraikan pengertian dan konsep dasar dari Ilmu Ekonomi. Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana cara kita melakukan analisis terkait dengan upaya pemecahan masalah ekonomi.

Sebelum membahas pemecahan masalah ekonomi, diperlukan suatu pendefinisian dari problema utama di Teori Ekonomi Mikro.

Dari uraian sebelumnya telah disinggung bahwa di dalam Teori Ekonomi Mikro terdapat 2 (dua) pelaku ekonomi, yaitu Rumah Tangga atau Household (HH) dan Perusahaan (Firm). Masing- masing pelaku memiliki masalah ekonomi. Di sisi HH, kebutuhan (needs) yang berhasil dipenuhi oleh sumber daya HH sebagai representasi dari konsumen memiliki problema bagaimana memaksimumkan kepuasan (utility) dengan pendapatan (income) yang tersedia.

Bagian dari Teori Ekonomi Mikro yang menganalisis perilaku HH sebagai konsumen dalam upayanya memecahkan problem tersebut disebut dengan Teori

2

D

K E Y W O R D S

Quantity demanded dan Demand

Quantity supplied dan Supply

Movement along the curve

Shifting the curve

(16)

Konsumen. Hasil dari analisis Teori Konsumen menjadi dasar dari pembentukan permintaan (demand) konsumen.

Di sisi Firm, masalah ekonomi yang dihadapi adalah bagaimana meminimumkan biaya produksi (cost of production) berdasarkan target produksi yang ditetapkan. Bagian dari Teori Ekonomi Mikro yang menganalisis perilaku Firm sebagai produsen dalam upayanya memecahkan masalah tersebut disebut sebagai Teori Produsen. Hasil dari Teori Produsen menjadi basis pembentukan penawaran (supply) produsen.

Permintaan ( Demand )

Dalam memahami konsep dasar dari permintaan (demand), perlu diingat terdapat 2 (dua) konsep yang berbeda namun berkaitan, yaitu jumlah yang diminta (quantity demanded) dan permintaan (demand).

Quantity Demanded (Qd) dan Demand (D)

Jumlah yang diminta (quantity demanded) adalah jumlah barang dan jasa yang ingin diminta oleh konsumen pada tingkat harga tertentu.

Kata „ingin‟ menunjukkan bahwa pembelian belum terjadi dan masih berupa keinginan (wish) Hubungan antara harga dan kuantitas bersifat hubungan satu- satu (one to one relations). Sedangkan permintaan (demand) adalah jumlah barang dan jasa yang ingin diminta oleh konsumen pada setiap tingkat harga selama periode waktu tertentu pada suatu daerah (geografis) tertentu.

Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa permintaan merupakan kumpulan dari quantity demanded. Dengan kata lain, demand curve akan berisi titik-titik quantity demanded.

Faktor-faktor Penentu Permintaan

Berapa banyak barang dan jasa yang ingin diminta oleh konsumen tidak hanya dipengaruhi oleh faktor harga saja, melainkan juga oleh beberapa faktor lain. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah:



(17)

14

2 . H A R G A B A R A N G L A I N Y A N G T E R K A I T 3 . T I N G K A T P E N D A P A T A N P E R K A P I T A 4 . S E L E R A A T A U K E B I A S A A N

5 . J U M L A H P E N D U D U K

6 . P E R K I R A A N H A R G A D I M A S A M E N D A T A N G 7 . D I S T R I B U S I P E N D A P A T A N

8 . U S A H A - U S A H A P R O D U S E N M E N I N G K A T K A N P E N J U A L A N

9. DAN LAIN-LAIN

Fungsi Permintaan

Fungsi Permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan fungsi permintaan, maka kita dapat mengetahui hubungan antara variable tidak bebas (dependent variable) dan variable-variable bebas (independent variables).

Penjelasan dimuka dapat ditulis dalam bentuk persamaan matematis yang menjelaskan hubungan antara tingkat permintaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan.

Dx = f ( Px, Py, Y/cap, sel, pen, Pp, Ydist, prom) Keterangan :

Dx = permintaan barang X Px = harga X

Py = harga Y (barang subtitusi atau komplemen) Y/cap = pendapatan perkapita

sel = selera atau kebiasaan pen = jumlah penduduk

(18)

Pp = perkiraan harga X periode mendatang

Prom = upaya produsen meningkatkan penjualan (promosi).

Skedul dan Kurva Permintaan

Skedul permintaan adalah daftar hubungan antara harga suatu barang dengan tingkat permintaan barang tersebut. Misalkan, fungsi permintaan beras di kota Depok per bulan merupakan fungsi linear berikut ini,

Qd= 100-10P

Ket.: Qd = permintaan beras (dalam ribu ton)

P = Harga beras per kilogram (ribu dalam rupiah)

Dari persamaan diatas kita menyimpulkan bahwa jika harga beras nol (gratis), permintaan beras tidaklah tak terhingga, melainkan hanya 100.000 ton. Permintaan beras akan menjadi nol kalau harga beras Rp. 10.000,00 atau lebih per kilogram. Dapat juga menentukan berapa jumlah permintaan beras pada berbagai tingkat harga antara nol rupiah sampai Rp.10.000,00 per kilogram, seperti yang tertera dalam skedul permintaan berikut ini.

Tabel 1.

Skedul Permintaan Beras Harga beras per

kilogram (ribu Rp) Permintaan beras per bulan (ribu ton)

0 2 4 6 8

100 80 60 40 20

(19)

16

Skedul permintaan di atas, dapat digambarkan dalam bentuk kurva permintaan seperti berikut ini.

Gambar 1.

Kurva permintaan Beras Harga (Rp ribu)

10

6 Qd=100-10P

2

0 20 40 80 100 kuantitas beras (ribu ton)

Movement along the Curve

Jumlah yang diminta (Qd) dapat berubah jika faktor-faktor penentu permintaan yang disebutkan sebelumnya (ada 8 faktor) mengalami perubahan. Dari kedelapan faktor tersebut, dapat kita bedakan menjadi dua kategori, yaitu: i) faktor harga, dan ii) faktor selain harga. Faktor harga adalah ketika harga barang itu sendiri mengalami perubahan, dan faktor selain harga adalah ketika faktor kedua hingga kedelapan mengalami perubahan. Jika terjadi perubahan harga maka akan berdampak pada perubahan jumlah yang diminta (Qd) namun masih berada di dalam kurva permintaan yang sama. Hal ini disebut dengan istilah pergerakan sepanjang kurva (movement along the curve). Hal ini dapat kita lihat pada gambar berikut ini. Di mana pergerakan dari titik a ke titik b dalam satu



(20)

kurva disebut dengan moving along the curve (pergerakan sepanjang kurva). Perubahan Qd dari titik a ke titik b terjadi karena harga mengalami penurunan.

Gambar 2.

Pergerakan Kurva Permintaan Beras

P

10 a

4 b D

0 6 10 Qberas

Shifting the Curve

Jika yang berubah adalah faktor selain harga, misalkan pendapatan, maka akan terjadi pergeseran kurva permintaan (shifting).

Jika pendapatan meningkat, kurva permintaan bergeser sejajar ke kanan. Jika pendapatan menurun, kurva permintaan bergeser sejajar ke kiri. Begitu pula dengan faktor selera, harga barang substitusi dan komplemen, maupun faktor distribusi pendapatan.

Pergeseran kurva permintaan akibat perubahan pendapatan dapat dilihat pada gambar (3) berikut ini. Jika pendapatan meningkat, maka untuk setiap tingkat harga yang sama, konsumen akan meminta lebih banyak barang (demand (D) meningkat),



(21)

18

Gambar 3.

Pergeseran Kurva Permintaan Beras

P

Y

D D’

Y

Qberas

Jadi, jumlah barang yang diminta (Qd) akan mengalami perubahan apabila terjadi perubahan harga (barang itu sendiri). Kenaikan harga akan memyebabkan jumlah barang yang diminta berkurang dan bila harganya turun akan menambah jumlah yang diminta. Sedangkan apabila faktor-faktor non harga yang berubah, akan menyebabkan perubahan dalam permintaan (D). Perubahan dalam permintaan ini ditunjukkan oleh bergesernya kurva permintaan ke kanan atau ke kiri, yang memberikan makna bahwa perubahan faktor non harga (misalnya pendapatan konsumen naik, ceteris paribus) akan menyebabkan perubahan permintaan (menaikkan permintaan), yaitu pada tingkat harga yang tetap jumlah barang yang diminta bertambah.

(22)

Note: Qd dan D

Dapat kita simpulkan bahwa Movement along the Curve adalah ketika terjadi perubahan harga barang itu sendiri yang menyebabkan Qd berubah. Sedangkan Shifting the Curve adalah ketika terjadi perubahan faktor selain harga yang menyebabkan D berubah.

Penawaran ( Supply )

Analogi dengan konsep permintaan (demand) maka dalam memahami penawaran (supply) harus diingat dua konsep yang saling berkaitan, yaitu jumlah yang ditawarkan (quantity supplied) dan penawaran (supply).

Quantity Supplied (Qs) dan Supply (S)

Jumlah yang ditawarkan (quantity supplied) adalah jumlah barang dan jasa yang ingin ditawarkan oleh produsen pada tingkat harga tertentu. Sedangkan penawaran (supplied) adalah jumlah barang dan jasa yang ingin ditawarkan oleh produsen pada setiap tingkat harga selama periode waktu tertentu pada suatu daerah (geografis) tertentu.

Faktor-faktor Penentu Penawaran

Berapa banyak barang dan jasa yang ingin ditawarkan oleh produsen tidak hanya dipengaruhi oleh faktor harga saja, melainkan juga oleh beberapa faktor lain. Faktor- faktor tersebut misalnya:

1 . H A R G A B A R A N G I T U S E N D I R I

2 . H A R G A B A R A N G L A I N Y A N G T E R K A I T 3 . H A R G A F A K T O R P R O D U K S I

4 . T E K N O L O G I P R O D U K S I

5 . J U M L A H P E D A G A N G / P E N J U A L 6 . K E B I J A K A N P E M E R I N T A H

7 . D A N L A I N - L A I N S E S U A I T U J U A N P E R U S A H A A N



(23)

20

hubungan matematis dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan fungsi penawaran, maka kita dapat mengetahui hubungan antara variable tidak bebas (dependent variable) dan variable-variable bebas (independent variables).

Sx = f ( Px, Py, Pi, C, tek, ped, tuj, kebij)

Keterangan :

Dx = permintaan barang X Px = harga x

Py = harga Y (barang subtsitusi atau komplementer) C = biaya produksi

Tek = teknologi peroduksi Ped =jumlah pedagang/penjual Tuj = tujuan perusahaan Kebij = kebijakan pemerintah

Misal, fungsi penawaran mobil adalah : Qs = -40+5P

dimana :

Qs = jumlah mobil yang ditawarkan (ribu unit) per tahun P = harga mobil per unit (juta rupiah per unit)

Dari persamaan berikut dapat disimpulkan bahwa bila harga mobil per unit hanya Rp. 80 juta atau kurang, produsen tidak mau menjual mobil. Setiap satu

(24)

unit kenaikan harga menyebabkan penawaran mobil meningkat lima unit. Jika yang berubah adalah faktor non harga seperti teknologi, kurva penawaran bergeser (shifting) dari So ke S1

Gambar 4.

Kurva Penawaran Mobil Harga (Rp puluh juta)

S0

10

S1

8

0 2 6 10 kuantitas mobil (ribu unit)

Penentuan Harga Keseimbangan

Harga keseimbangan adalah harga dimana baik konsumen maupun produsen sama-sama tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah yang di konsumsi dan di jual. Atau dengan kata lain, Jumlah yang diminta sama dengan Jumlah yang ditawarkan (Qd = Qs). Jika harga (P1) di bawah harga keseimbangan, terjadi kelebihan permintaan (excess demand). Sebab jumlah yang diminta akan meningkat, sedangkan jumlah yang ditawarkan menjadi berkurang. Sebaliknya jika harga melebihi harga keseimbangan, terjadi kelebihan penawaran (excess supply), dimana jumlah yang ditawarkan meningkat, jumlah yang diminta menurun (gambar 5).

(25)

22

P S

P2 Excess S PE E

P1 Excess D D

Q

Pertanyaan Diskusi

Diskusikan beberapa pertanyaan di bawah ini !

1. Jika kopi dan teh adalah dua barang yang bersifat saling menggantikan (substitusi), jelaskan dampak kenaikan harga teh terhadap permintaan kopi.

2. Jika harga input menjadi lebih murah jelaskan dampaknya terhadap harga keseimbangan telepon seluler, ceteris paribus.

3. Harga merupakan sinyal terhadap kondisi yang terjadi di pasar. Jelaskan maksudnya. Hint: gunakan jumlah yang dimita (Qd) dan jumlah yang ditawarkan (Qs).



(26)

M I K R O E K O N O M I

Elastisitas

Konsep dasar dan aplikasi mengenai elastisitas adalah salah satu kunci utama dalam analisis ekonomi. Bab ini akan menguraikan secara singkat namun komprehensif mengenai elastisitas.

ecara konseptual, pengertian elastisitas adalah derajat responsiveness suatu variabel jika variabel lain mengalami perubahan. Dalam teori ekonomi mikro, pembahasan mengenai elastisitas terfokus pada elastisitas di kurva permintaan dan kurva penawaran. Pada kurva permintaan, analisa ditekankan pada derajat resposiveness jumlah yang diminta (Qd). Sedangkan pada kurva penawaran, untuk melihat derajat responsiveness jumlah yang ditawarkan (Qs). Masing-masing kategori memiliki beberapa jenis elastisitas, sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi (Qd atau Qs).

Elastisitas di Permintaan

Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya (ceteris paribus) Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga (price elasticity of demand). Sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang lain disebut elastisitas silang (cross elasticity), dan bila dikaitkan dengan pendapatan

3 BAB

S

K E Y W O R D S

Elastisitas Harga, Silang, dan Pendapatan

Point dan Arch Elasticity

Elastisitas Penawaran

(27)

24

Elastisitas harga di permintaan suatu barang (Ep) mengukur berapa persen jumlah yang diminta terhadap suatu barang berubah bila harganya berubah sebesar satu persen.

Ep = Persentase perubahan jumlah barang yang diminta Persentase perubahan harga

atau

Ep = ( % Q) (% P)

= ( Q/Q) ( P/P)

= Q . P P Q

Angka elastisitas harga bernilai negatif. Misalkan Ep= -2 mempunyai arti bila harga naik 1%, permintaan terhadap barang itu turun 2%.

Angka Elastisitas Harga

Inelastis (Ep < 1)

Perubahan permintaan (%) lebih kecil daripada perubahan harga. Kalau naik 10% menyebabkan permintaan turun sebesar, misalnya 6%. Permintaan barang kebutuhan pokok umumnya inelastis. Misalnya perubahan harga beras di Indonesia, tidak berpengaruh besar terhadap perubahan permintaan terhadap beras.



(28)

Elastis (Ep > 1 )

Permintaan terhadap suatu barang dikatakan elastis bila perubahan harga suatu barang menyebabkan perubahan permintaan yang besar. Misalnya, bila harga turun 10% menyebabkan permintaan naik 20%. Karena itu nilai Ep lebih besar daripada satu. Barang mewah seperti mobil umumnya permintaannya elastis.

Elastis unitary (Ep = 1 )

Berapa pun harga suatu brang, orang akan tetap membeli jumlah yang dibutuhkan. Contohnya adalah permintaan terhadap garam.

Elastis sempurna (Ep = ∞ )

Perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak terbilang besarnya.

Inelastis sempurna (Ep = 0 )

Berapapun harga suatu barang, orang akan tetap membeli jumlah yang dibutuhkan. Contohnya adalah permintaan terhadap garam.

Elastisitas Titik dan Busur

Elastisitas titik (point elasticity) mengukur tingkat elastisitas pada titik tertentu.

Konsep elastisitas ini digunakan bila perubahan harga yang terjadi sedemikian kecilnya sehingga mendekati nol. Tetapi konsep ini kurang akurat bila perubahan harga yang terjadi relatif besar. Dalam kasus tersebut, lebih tepat bila diukur dengan elastisitas busur (arc elasticity), yang mengukur elastisitas permintaan antara dua titik.

Rumus Elastisitas Busur :

Ep = - Q *(P1+P2)/2 = - Q * (P1+P2) P *(Q1+Q2)/2 P* (Q1+Q2)

(29)

26

Q1-Q2 Ep= (Q1+Q2)/2 P1-P2 (P1+P2)/2 Rumus Elastisitas Titik:

Ep = ∆Q/Q = ∆Q x P_

∆P/P ∆P Q

Faktor -faktor Penentu Elastisitas Harga

Ada beberapa faktor yang menentukan tingkat elastisitas harga yaitu:

a. Tingkat subsitusi.

Makin sulit mencari subsitusi suatu barang, permintaan makin elastis.

Beras bagi masyarakat Indonesia sulit dicari subsitusinya, karena itu permintaan beras inelastis. Garam hampir tidak mempunyai substitusi, oleh karena itu permintaannya mendekati inelastis sempurna.

Walaupun harganya turun banyak, orang tidak lantas akan memborong garam.

b. Jumlah pemakai.

Makin banyak jumlah pemakai, permintaan akan suatu barang makin in elastic. Hampir semua suku di Indonesia mengonsumsi beras sebagai makanan pokok.

c. Proporsi kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen Bila proporsi tersebut besar, maka permintaan cenderung lebih elastis.

Contohnya adalah garam dan TV. Meskipun harga garam naik 50%, kenaikan tersebut mungkin hanya Rp 200,00 yang merupakan bagian sangat kecil dari pendapatan sebagian besar keluarga. Sebaliknya kenaikan harga TV sebesar 5%, dalam jumlah nominal uang bisa Rp.



(30)

100.000,00 dan cukup menyebabkan sejumlah keluarga menunda pembeliannya sampai tahun depan.

d. Tingkat kebutuhan relatif suatu barang

Melihat preferensi konsumsi suatu barang relatif terhadap konsumsi barang lain dalam suatu bundel konsumsi. Apakah barang tersebut lebih penting atau tidak, relatif terhadap barang lain.

e. Jangka waktu

Jangka waktu permintaan atas suatu barang juga mempunyai pengaruh terhadap elastisitas harga. Namun hal ini tergantung pada apakah barangnya durable atau non-durabel. Untuk barang yang habis dipakai dalam waktu kurun dari setahun yaitu non-durable goods. Dan elastisitas harga lebih besar dalam jangka panjang dibanding dalam jangka pendek, penyebabnya adalah:

- Konsumen membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan mereka. Bila harga kopi naik, konsumen yang biasa minum kopi banyak, sulit mengubah kebiasaan itu dalam jangka pendek. Akibatnya permintaan kopi dalam jangka pendek mengalami penurunan yang relatif sedikit dibanding dalam jangka panjang.

- Permintaan terhadap suatu barang berkaitan dengan barang lain, yang perubahannya baru terlihat dalam jangka panjang.

Misalnya, bila harga BBM naik, maka konsumen segera melakukan penyesuaian dengan mengurangi am pemakaian kendaraan, sehingga dalam jangka pendek elastisitas harga lebih besar.

Dan barang yang tahan lama atau durable goods, permintaannya lebih elastis dalam jangka pendek dibanding jangka panjang.

(31)

28

akan suatu barang barang X sebagai akibat perubahan harga barang lain barang Y sebesar satu persen.

Ec = Persentase perubahan jumlah barang X yang diminta Persentase perubahan harga barang Y

atau

Ec = (% Qx) (% Py)

= ( Qx/Qx) ( Py/Py)

= Py . Qx Qx Py

Nilai Ec mencerminkan hubungan antara barang X dengan Y. Bila Ec > 0, x merupakan substitusi Y. Kenaikan harga Y menyebabkan harga relatif X lebih murah, sehingga permintaan terhadap X meningkat.

Elastisitas Pendapatan

Elastisitas Pendapatan (Ei) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila pendapatan berubah sebesar satu persen..

Ei = Persentase perubahan jumlah barang X yang diminta Persentase perubahan pendapatan

atau





(32)

Ei = (% Qx) (% I)

= ( Qx/Qx) ( I/I)

= I . Qx Qx I

Umumnya nilai Ei positif, karena kenaikan pendapatan (nyata) akan meningkatkan permintaan. Makin besar nilai Ei, elastisitas pendapatannya makin besar. Barang dengan Ei > 0 merupakan barang normal (normal goods).

Bila nilai Ei antara 0 sampai 1, barang tersebut merupakan kebutuhan pokok (essential goods). Barang dengan nilai Ei > 1 merupakan barang mewah.

Klasifikasi Barang

Inferior Kebutuhan Pokok Barang Mewah Ei =

0 1

Elastisitas Penawaran

Elastisitas penawaran (Es) dapat didefinisikan dengan analogi yang sama dengan elastisitas permintaan. Elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan beberapa persen jumlah barang yang ditawarkan berubah, bila harga barang berubah satu persen. Elastisitas penawaran, juga dapat dikaitkan dengan faktor-faktor atau variable lain yang dianggap mempengaruhinya, seperti tingkat bunga, tingkat upah harga bahan baku dan harga bahan antara lainnya.

Es = Persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan



(33)

30

Es = ( % Q) (% P)

= ( Q/Q) ( P/P)

= P . Qx Qx P

Secara grafis tingkat elastisitas penawaran terlihat dari slope kurva penawaran : semakin datar (slope meningkat), kurva penawaran semakin elastis.

Faktor -faktor Penentu Elastisitas Penawaran

Ada beberapa faktor yang menentukan tingkat elastisitas penawaran yaitu:

a. Jenis Produk.

Kurva penawaran produk pertanian umumnya inelastis, sebab produsen tidak mampu memberikan respons yang cepat terhadap perubahan harga. Jika harga beras naik 10%, petani harus menanam dahulu dan baru 3-4 bulan kemudian dapat memanen hasil. Sementara kurva penawaran produk industri umummya elastis, sebab mampu merespons cepat terhadap perubahan harga.

b. Sifat perubahan biaya produksi.

Selain tergantung pada jenis produk, elastisitas penawaran dipengaruhi juga oleh sifat perubahan biaya produksi.

Penawaran akan bersifat in elastic bila kenaikan penawaran hanya dapat dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang



(34)

sangat tinggi. Bila penawaran dapat ditambah dengan pengeluaran biaya tambahan yang tidak terlalu besar, penawaran akan bersifat elastis. Besar kecilnya biaya produksi tergantung pada faktor sebagai berikut :

1. Tingkat penggunaan kapasitas perusahaan.

Apabila kapasitasnya telah mencapai tingkat tinggi, investasi baru harus dilakukan untuk menambah produksi. Dalam keadaan ini kurva akan menjadi inelastis

2. Kemudahan memperoleh faktor-faktor produksi.

Penawaran akan menjadi inelastis apabila faktor-faktor produksi yang diperlukan untuk menaikan produksi sulit diperoleh.

c. Jangka Waktu

Jangka waktu dapat mempengaruhi besarnya elastisitas penawaran. Inilah yang kemudian menghasilkan sesuatu yang berlainan pada jangka pendek dan panjang. Semua barang memiliki penawaran yang lebih elastis dalam jangka panjang dibanding dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang peruhaan mampu mengatasi kendala-kendala yang muncul dalam jangka pendek.

Pertanyaan Diskusi

Diskusikan beberapa pertanyaan di bawah ini !

1. Bagaimana nilai elastisitas silang untuk barang substitusi dan komplementer ?



(35)

32

3. Jika barang yang Anda jual memiliki elastisitas permintaan harga yang sangat elastis, strategi apa yang lebih tepat:

menaikkan harga atau memberi diskon untuk meningkatkan penerimaan (revenue)

4. Mengapa dalam penjualan suatu barang, seringkali terdapat

„harga mahasiswa‟ dan „harga umum‟ ?

(36)

M I K R O E K O N O M I

Fungsi Produksi

Bab ini mengupas salah satu sisi utama dari perilaku produsen.

Konsep dasar mengenai permasalahan produsen dalam memproduksi output menjadi fokus utama.

ungsi produksi menunjukkan sifat perkaitan di antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakan. Faktor-faktor produksi dikenal juga dengan istilah input, dan jumlah produksi juga selalu disebut output. Fungsi produksi selalu dinyatakan dalam bentuk rumus, yaitu yang seperti berikut:

Q = f(K,L,R,T)

Dimana K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja dan ini meliputi berbagai jenis tenaga kerja dan keahlian keusahawanan, R adalah kekayaan alam, dan T adalah tingkat teknologi yang digunakan. Sedangkan Q adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor-faktor produksi tersebut; yaitu secara bersama digunakan untuk memproduksikan barang yang sedang dianalisa sifat produksinya.

Persamaan di atas merupakan gambaran yang sederhana dan bersifat umum mengenai perkaitan diantara faktor-faktor produksi dan jumlah produksi. Tiap-tiap faktor produksi di atas dapat dipecah-pecah menjadi faktor-faktor produksi yang lebih spesifik, misalnya untuk menghasilkan barang pertanian kita memerlukan tanah pertanian, cangkul, bajak, traktor, alat penuai hasil, bibit tanaman, pupuk, racun hama,

4 BAB

F

K E Y W O R D S

TP, AP, MP

Law of Diminishing Return

(37)

34

atas. Faktor-faktor produksi yang lebih diperinci tersebut sering disebut sebagai input, dan produksi yang dihasilkannya sebagai: output.

Apakah arti dari persamaan yang dinyatakan di atas? Persamaan tersebut merupakan suatu pertanyaan matematik yang pada dasarnya berarti bahwa tingkat produksi sesuatu barang tergantung kepada jumlah modal, jumlah tenaga kerja, jumlah kekayaan alam dan tingkat teknologi yang digunakan. Jumlah produksi yang berbeda- beda dengan sendirinya akan memerlukan berbagai faktor produksi tersebut dalam jumlah yang berbeda-beda juga. Tetapi di samping itu, untuk satu tingkat produksi tertentu, juga dapat digunakan gabungan faktor produksi yang berbeda. Sebagai contoh, untuk memproduksi sejumlah hasil pertanian tertentu perlu digunakan tanah yang lebih luas apabila bibit unggul dan pupuk tidak digunakan; tetapi luas tanah dapat dikurangi apabila pupuk dan bibit unggul dan teknik bercocok tanam modern digunakan. Dengan membandingkan berbagai gabungan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan sejumlah barang tertentu dapatlah ditentukan gabungan faktor produksi yang paling ekonomis untuk memproduksikan sejumlah barang tersebut.

Teori Produksi dengan Satu Faktor Berubah

Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang perkaitan di antara tingkat produksi sesuatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisa tersebut dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya jumlahnya tetap, yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan. Juga teknologi dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.

(38)

Law of Diminishing Return

Hukum hasil lebih yang semakin berkurang (law of diminishing return) merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari teori produksi. Hukum tersebut menjelaskan sifat pokok dari perkaitan di antara tingkat produksi dan tenaga kerja yang digunakan untuk mewujudkan produksi tersebut. Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif dan ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya ia mencapai tingkat yang maksimum dan kemudian menurun. Dengan demikian pada hakekatnya hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa perkaitan di antara tingkat produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan dalam tiga tahap, yaitu:

(1) tahap pertama: produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat

(2) tahap kedua: produksi total pertambahannya semakin lama semakin kecil, dan

(3) tahap ketiga: produksi total semakin lama semakin berkurang.



(39)

36

Tingkat Produksi Total Sesuatu Barang Pertanian

Tanah Tenaga

kerja

Produksi Total Tenaga

Kerja

Produksi rata-rata tenaga kerja

Produksi marjinal tenaga kerja

Tahap kegiatan produksi

1 2 3 4 5 6

1 1 100 100 -

1 2 300 150 200 Tahap

1 3 600 200 300 Pertama

1 4 880 220 280

1 5 1050 210 170 Tahap

1 6 1140 190 90 Kedua

1 7 1190 170 50

1 8 1190 150 0

1 9 1100 120 -90 Tahap

1 10 700 70 -400 ketiga

Dalam tabel 1 dikemukakan suatu gambaran mengenai produksi suatu barang pertanian di atas sebidang tanah yang tetap jumlahnya, tetapi jumlah tenaga kerjanya berubah-ubah. Dalam gambaran itu ditunjukan bahwa produksi total – yang ditunjukkan dalam kolom 3 – mengalami pertambahan yang bertambah cepat apabila tenaga kerja ditambah dari 1 menjadi 2, dan 2 menjadi 3. Maka dalam keadaan ini produksi mencapai tahap pertama. Kalau tenaga kerja ditambah dari 3 menjadi 4, kemudian 4 menjadi 5, kemudian 5 menjadi 6, dan selanjutnya 6 menjadi 7, produksi total tetap bertambah; tetapi jumlah pertambahannya semakin lama semakin kecil. Maka dalam keadaan ini produksi mencapai tahap kedua.

Sesudah tahap kedua ini pertambahan tenaga kerja tidak akan menambah produksi total atau produksi total berkurang. Pada waktu tenaga kerja bertambah dari 7 menjadi 8 produksi total tidak bertambah atau

(40)

berkurang. Produksi total mulai berkurang apabila tenaga kerja bertambah dari 8 menjadi 9, dan berkurang lebih lanjut apabila tenaga kerja menjadi 10.

TP, AP, dan MP

Kolom 5 menunjukkan angka produksi marjinal, yaitu tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga kerja yang digunakan. Apabila ∆L adalah pertambahan tenaga kerja, ∆TP adalah pertambahan produksi total, maka produksi marginal (MP) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

MP = ∆TP ∆L

Sebagai contoh perhitungan, perhatikan keadaan yang terwujud apabila tenaga kerja bertambah dari 4 menjadi 5. Tabel 1 menunjukkan bahwa produksi bertambah dari 880 menjadi 1050 (lihat kolom 3), yaitu pertambahan sebanyak 170 (ditunjukkan dalam kolom 5). Maka produksi marjinal adalah 300 pada waktu tenaga kerja bertambah dari 2 menjadi 3, berbanding sebanyak 200 ketika tenaga kerja bertambah dari 1 menjadi 2.

pada tahap kedua produksi marjinal semakin menurun besarnya. Ini berarti hukum hasil lebih yang semakin berkurang mulai berlaku semenjak permulaan tahap kedua. Pada tahap ketiga produksi marjinal adalah nol atau negatif.

Besarnya produksi rata-rata yang dihasilkan oleh setiap pekerja, ditunjukkan dalam kolom 4. Apabila produksi total adalah TP, jumlah tenaga kerja adalah L, maka produksi rata-rata (AP) dapat dihitung



(41)

38

Ketika tenaga kerja yang digunakan adalah 4, produksi total adalah 880.

Dengan demikian produksi rata-rata adalah: 880/4 = 220. Angka-angka dalam kolom 4 menunjukkan bahwa dalam tahap pertama jumlah produksi rata-rata semakin bertambah besar. Produksi rata-rata mencapai jumlah yang paling tinggi pada waktu jumlah tenaga kerja adalah 4, yaitu pada permulaan tahap kedua (atau pada batas tahap pertama dan tahap kedua). Sesudah itu produksi rata-rata semakin lama semakin kecil jumlahnya.

Pertanyaan Diskusi

Diskusikan beberapa pertanyaan di bawah ini !

1. Jelaskan tiga tahap produksi, dan mengapa hal itu dapat terjadi ?

2. Jelaskan hubungan antara TP, AP dan MP.



(42)

M I K R O E K O N O M I

Fungsi Biaya

Selain fungsi produksi, fungsi biaya adalah konsep dasar yang melandasi pemikiran dalam teori produsen. Beberapa konsep dasar penting akan Anda pelajari di bab ini..

roduksi dan biaya produksi bagaikan keping mata uang logam bersisi dua. Jika produksi berbicara tentang nilai fisik penggunaan faktor produksi, biaya mengukurnya dengan nilai uang. Dalam ekonomi yang sudah modern, di mana peranan uang amat penting, maka ukuran efisiensi yang paling baik (walaupun bukan paling lengkap) adalah uang. Sesuatu yang efisien secara teknis, belum tentu secara

finansial dan ekonomi menguntungkan.

Memproduksi jagung yang efisien secara teknis (kualitas pengolahan tanah bagus, tepat waktu, dan menggunakan sedikit tenaga kerja) dapat dicapai dengan menggunakan peralatan pertanian modern (traktor, alat semprot hama mekanis dan lain-lain). Tetapi biaya per unit baru akan menjadi murah jika skala produksinya minimal 200 hektar. Padahal kemampuan keuangan petani hanya untuk 2-5 hektar.

Untuk skala produksi sekecil itu, penggunaan peralatan pertanian modern walaupun efisien secara teknis, menimbulkan biaya produksi per kilogram jagung yang amat tinggi. Petani lebih memilih teknik produksi dengan alat sederhana.

5 BAB

P

K E Y W O R D S

Explicit dan Implicit Cost

Fixed dan Variable Cost

Average dan Marginal Cost

(43)

40

Konsep Biaya

Pengertian biaya dalam ilmu ekonomi adalah biaya kesempatan. Konsep ini dipakai dalam analisis teori biaya produksi. Berkaitan dengan konsep tersebut, kita mengenal biaya eksplisit (explicit cost) dan biaya implisit (implicit cost). Biaya eksplisit adalah biaya-biaya yang secara eksplisit terlihat, terutama melalui laporan keuangan. Biaya listrik, telepon dan air, demikian juga pembayaran upah buruh dan gaji karyawan merupakan biaya eksplisit. Kita dapat melihatnya dalam laporan keuangan. Biaya implisit adalah biaya kesempatan (opportunity cost).

a. Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk menggunakan tenaga kerja per orang per satuan waktu. Harga tenaga kerja adalah upahnya (per jam atau per hari). Bagi ekonom upah pekerja adalah biaya eksplisit, dengan asumsi upah yang dibayarkan adalah sama besar dengan upah yang diterima tenaga kerja bila bekerja di tempat yang lain. Asumsi ini terpenuhi di pasar tenaga kerja persaingan sempurna. Notasi untuk upah adalah w.

b. Biaya Barang Modal

Ada perbedaan konsep antara ekonom dan akuntan dalam perhitungan biaya barang modal. Akuntan menggunakan konsep biaya historis (historical cost). Itu sebabnya dalam laporan akuntansi, nilai barang modal harus disusutkan (depreciation cost). Ekonom melihat biaya barang modal sebagai biaya implisit.

Biaya ekonomi penggunaan barang modal bukanlah berapa besar uang yang harus dikeluarkan untuk menggunakannya, melainkan berapa besar pendapatan yang diperoleh bila mesin disewakan kepada pengusaha lain.

Karena itu biaya barang modal diukur dengan harga sewa mesin.

Biaya dibedakan atas explicit cost dan implicit cost

(44)

c. Biaya Kewirausahawanan

Wirausahawan (pengusaha) adalah orang yang mengombinasikan berbagai faktor produksi untuk ditransformasi menjadi output berupa barang dan jasa.

Dalam upaya tersebut, dia harus menanggung resiko kegagalan. Atas keberanian menanggung resiko, pengusaha mendapat balas jasa berupa laba.

Makin besar (tinggi) risikonya, laba yang diharapkan harus makin besar. Begitu juga sebaliknya. Pengertian laba yang digunakan ekonom adalah laba ekonomi (economic profit), yaitu kelebihan pendapatan yang diperoleh dibanding jika memilih alternatif lain.

Fixed Cost dan Variable Cost

Biaya total jangka pendek (total cost) sama dengan biaya tetap ditambah biaya variabel. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah produksi, contohnya biaya barang modal, gaji pegawai, bunga pinjaman,sewa gedung kantor. Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang besarnya tergantung pada tingkat produksi, contohnya upah buruh, biaya bahan baku.

TC = FC + VC

di mana:

TC = biaya total jangka pendek FC = biaya tetap jangka pendek VC = biaya variabel jangka pendek

Kurva FC mendatar menunjukkan bahwa besarnya biaya tetap tidak tegantung pada jumlah produksi. Kurva VC membentuk huruf S terbalik, menunjukkan hubungan terbalik antara tingkat produkstivitas dengan besarnya



(45)

42

Average Cost (AC)

Biaya rata-rata adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi satu unit output. Besarnya biaya rata-rata adalah biaya total dibagi jumlah output. Karena dalam jangka pendek TC=FC+VC, maka biaya rata-rata (average cost) sama dengan biaya tetap rata-rata (average fixed cost) ditambah biaya variabel rata-rata (average variable cost).

AC = AFC + AVC ... (1)

atau

TC = FC + VC Q Q Q

di mana:

AC = biaya rata-rata jangka pendek AFC = biaya tetap rata-rata jangka pendek AVC = biaya variabel rata-rata jangka pendek

Kurva AFC terus menurun, menunjukkan AFC makin menurun bila produksi ditambah. Tetapi kurva AFC tidak pernah menyentuh sumbu horisontal (asimptot). Artinya nilai AFC tidak pernah negatif. Kurva AVC mula-mula menurun lalu naik, sepola dengan pergerakan kurva AVC. Pola ini berkaitan dengan hukum Law of Diminishing Return (LDR). Kurva AVC juga mula-mula menurun selanjutnya menaik dan terus mendekati kurva AC karena makin mengecilnya AFC. Pergerakan kurva AVC berkaitan dengan pergerakan kurva AP (Average Product). Bila harga per unit tenaga kerja adalah P, maka AVC = P/AP.

Dari persamaan ini terlihat pada saat nilai AP meningkat, nilai AVC menurun, begitu juga sebaliknya.



(46)

Marginal Cost (MC)

Yang paling penting di antara semua komponen biaya adalah konsep biaya marjinal (MC), yakni naiknya biaya total yang disebabkan oleh produksi satu unit keluaran lagi.

Sebagai contoh diumpamakan sebuah perusahaan menghasilkan 1.000 unit keluaran per periode dan memutuskan untuk menaikkan tingkat keluarannya menjadi 1.001. Menghasilkan satu unit ekstra akan meningkatkan biaya dan kenaikan tersebut (artinya, biaya memproduksi unit yang ke 1001 itu) merupakan biaya marjinal. Pemusatan perhatian pada marjin tambahan itu merupakan satu cara untuk meninjau biaya variabel; Biaya marjinal mencerminkan perubahan biaya variabel karena biaya itu berubah bila keluarannya berubah. Biaya enar-benar tidak berubah apabila, keluarannya berubah.

Biaya Jangka Pendek

Jangka pendek adalah periode berlakunya dua kondisi:

(1) Perusahaan yang ada sekarang menghadapi pembatas-pembatas yang dipaksakan sejumlah faktor produksi tetap

(2) Perusahaan baru tidak dapat masuk, dan perusahaan yang ada tidak dapat keluar dari industri.

Dalam jangka pendek, semua perusahaan (yang bersaing maupun yang tidak bersaing) memiliki biaya yang harus mereka pikul terlepas dari apa





(47)

44

dalam jangka pendek untuk menghindari biaya tersebut atau mengubahnya.

Dalam jangka panjang, perusahaan tidak mempunyai biaya tetap, sebab perusahaan itu memperluas diri, menciutkan usaha, atau keluar dari industri tersebut. Perusahaan benar-benar mempunyai sejumlah biaya dalam jangka pendek yang tergantung pada tingkat keluaran yang telah mereka pilih. Jenis biaya itu disebut biaya variabel. Biaya tetap dan biaya variabel secara bersama- sama membentuk biaya total.

TC = TFC + TVC

dimana TC berarti biaya total, TFC berarti biaya tetap total dan TVC berarti biaya variabel total.

Biaya Tetap

Biaya Tetap Total (TFC). Biaya tetap total kadang-kadang disebut sebagai overhead. Apabila anda mengoperasikan sebuah pabrik, anda harus memanaskan gedung tersebut untuk menjaga agar pipa-pipa tidak membeku pada musim dingin. Bahkan seandainya tidak ada produksi, anda barangkali harus tetap menjaga atap agar jangan bocor, membayar penjaga untuk melindungi gedung itu dari gangguan pengacau, dan melakukan pembayaran-pembayaran sewa guna (leasing) jangka panjang.

Barangkali ada pula premi asuransi, pajak dan pajak kota yang harus dibayar, dan juga kewajiban-kwajiban kontrak kepada karyawan.

Biaya-biaya tetap merupakan bagian besar dari biaya total bagi sejumlah perusahaan dibandingkan perusahaan lain. Perusahaan listrik misalnya, memelihara pabrik pembangkit, ribuan mil kabel industri, tiang listrik, transformator, dan seterusnya. Lazimnya, pabrik-pabrik semacam

(48)

itu dibiayai dengan menerbitkan obligasi kepada masyarakat (artinya dengan meminjam). Bunga yang harus dibayar atas obligasi tersebut merupakan bagian terbesar biaya operasi pabrik itu dan merupakan biaya tetap dalam jangka pendek, tanpa memperdulikan berapa banyak (kalau ada) listrik yang mereka produksi.

Diasumsikan dalam pembahasan ini bahwa perusahaan menggunakan dua masukan saja: tenaga dan modal. Ingatlah bahwa modal memberikan jasa sepanjang waktu dalam memproduksi barang dan jasa lain.modal dapat berbentuk pabrik dan peralatan perusahaan manufaktur; komputer, meja, kursi pintu dan dinding kantor pengacara.kadang-kadang orang mengasumsikan bahwa modal merupakan masukan tetap dalam jangka pendek,dan tenaga kerja merupakan satu-satunya masukan variabel. Namun, untuk sedikit realistis, kita akan mengasumsikan bahwa modal itu sekaligus memiliki komponen tetap dan komponen variabel. Terlepas dari semua itu, sejumlah modal dapat dibeli dalam jangka pendek.

Perhatikan sebuah perusahaan konsultan kecil yang memperkerjakan beberapa ahli ekonomi, pembantu riset, dan sekretaris.

Perusahaan itu menyewa ruang di sebuah gedung perkantoran dan menyewa selama lima tahun. Sewa atas ruang kantor dapat dianggap sebagai biaya tetap dalam jangka pendek. Tagihan listri

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Penambahan jumlah tenaga kerja dan modal dengan faktor-faktor produksi lain, misalnya tingkat produktivitas dari masing-masing faktor produksi tersebut atau secara

Kuantitas jumlah barang yang ditawarkan suatu barang dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu harga produk tersebut, tingkat tehnologi yang tersedia, harga dari

Model yang digunakan untuk menggambarkan pengaruh kuantitas penggunaan faktor- faktor produksi tembakau berupa luas lahan, jumlah benih, tenaga kerja, pupuk kandang,

Perencanaan Agregat didasarkan pada peramalan permintaan tahunan dari bulan ke bulan dan sumber daya produktif yang ada (jumlah tenaga kerja, tingkat persediaan, biaya

Jumlah Tenaga Perpustakaan yang ditingkatkan kapasitasnya dan mendapat sertifikasi tenaga perpustakaan dan pustakawan tingkat Daerah Kab/Kota. 400 Orang 0 Orang 100 Orang

Dari persamaan diatas pada dasarnya berarti bahwa besar kecilnya tingkat produksi tertentu suatu barang tergantung pada jumlah modal, jumlah tenaga kerja, jumlah

Dalam teori neoklasik faktor-faktor produksi yang dianggap sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan output adalah jumlah tenaga kerja dan

Dalam rangka menjaga kerahasiaan soal dan meminimalisasi tingkat kesalahan pada naskah soal, setelah direview, naskah soal Ujian UAS Semester Gasal 2023/2024 diupload ke sistem paling