MUHAMMAD FAJAR RAMADHAN, Pengaruh penambahan kompos terhadap perbaikan kualitas tanah dan serapan unsur C dan N pada jagung (Zea mays L.). Skripsi ini berjudul Pengaruh Penambahan Kompos Terhadap Peningkatan Kualitas Tanah dan Perolehan Unsur C dan N pada Jagung (Zea mays L.) Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dalam menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
Latar Belakang
Oleh karena itu penambahan bahan organik (kompos) dapat meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air sehingga mempengaruhi struktur dan kandungan liat tanah dalam mengikat air. Selain itu kompos juga dapat meningkatkan pH asam tanah asalkan kompos yang digunakan sudah matang (Suntoro, 2001; Cahyani, 1996).
Perumusan Masalah
Kompos yang digunakan berasal dari tumbuhan, kotoran hewan dan dedak padi dengan ditambahkan bioaktivator Comstar, berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menggunakan kompos hanya dari kotoran hewan, sisa tanaman dan sisa makanan. Penambahan kompos pada bioaktivator ini diharapkan dapat mempercepat proses perbaikan atau peningkatan kualitas sifat kimia dan fisik tanah.
Pembatasan Masalah
Hipotesis
Tujuan
Manfaat dan Kegunaan Penelitian
Pupuk Organik
Kompos
Menurut Hardjowigeno (2007), kompos adalah bahan organik yang terurai di tempat yang terlindung dari sinar matahari, hujan, dan kelembabannya diatur. Agar cepat busuk maka perlu dilakukan penambahan nitrogen tanah yaitu dengan menambahkan bahan organik agar cepat busuk.
Bioaktivator (Compostar)
Pada dasarnya isolat Comstar merupakan upaya pemanfaatan agen hayati berupa mikroba yang diambil dari rhizosfer untuk mendorong pertumbuhan tanaman. Bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan, kelompok bakteri ini akan menginfeksi akar tanaman dan membentuk bintil-bintil akar di dalamnya.
Unsur Hara dan Fungsinya
Unsur Karbon
Menurut Kononova (1966), sumber utama CO2 di alam berasal dari penguraian bahan organik berupa sisa tumbuhan atau hewan serta dari respirasi invertebrata, bakteri, dan jamur. Sebagian besar CO2 akan bereaksi dengan larutan tanah membentuk senyawa karbonat sehingga tersedia bagi tanaman. Dengan pasokan CO2 di udara sebesar 0,03% volume, CO2 akan terserap seluruhnya oleh tanaman hanya dalam beberapa dekade.
Karbon penting sebagai bahan penyusun bahan organik karena sebagian besar bahan kering tanaman terdiri dari bahan organik. Di udara terbuka terdapat 0,03% CO2, sedangkan di tempat yang banyak tanaman terdapat CO2 lebih besar dari 0,03%.
Unsur Nitrogen
Pemberian pupuk harus memperhatikan kandungan unsur hara yang tersedia dalam tanah, jenis pertumbuhan yang diinginkan dan faktor iklim. Kekurangan nitrogen selama pertumbuhan dapat menyebabkan tanaman kerdil, akar terbatas, daun menguning dan menua, atau nekrosis pada ujung daun (Edmond et al., 1957). Pemberian nitrogen yang berlebihan juga akan mengakibatkan pertumbuhan vegetatif menjadi sangat cepat, warna daun menjadi hijau tua dan tanaman menjadi lebih enak dimakan (Prawiranatha dan Tjondronegoro, 1992), sehingga tanaman mudah terserang hama dan penyakit. Kelebihan nitrogen juga dapat memperpanjang masa tumbuh, terutama pada tanaman yang mempunyai masa tumbuh pendek, dan juga mendorong produksi jaringan lunak, palatable yang rentan terhadap kerusakan mekanis (Foth, 1988).
Secara umum tumbuhan mengandung nitrogen 1-5% menurut beratnya dan menyerap nitrogen dalam bentuk nitrat (NO3-) dan amonium (NH4+), serta laju penyerapan NO3-. Secara umum sumber N bagi tanaman adalah nitrat yang bergantung pada jenis tanaman dan faktor lingkungan lain seperti suhu, pH, perlakuan tanah dan lain-lain.
Jagung (Zea mays L.)
Klasifikasi
Deskripsi
Dengan penambahan dosis kompos 24 ton/ha dan 48 ton/ha dapat meningkatkan pH tanah dari 5,56 menjadi 6,7 dan 7,5 sehingga mencapai pH tanah optimal pada kisaran 6,5-7,5. Pada penelitian ini penambahan kompos dengan takaran yang bervariasi menghasilkan tinggi jagung meningkat, namun pada takaran 24 ton/ha dan 48 ton/ha terjadi penurunan kemudian terjadi peningkatan. Penambahan takaran kompos 12 ton/ha tanpa AKB memberikan hasil. hasil terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan tinggi jagung. Sedangkan untuk penambahan kompos disertai AKB, hasil terbaik terdapat pada dosis kompos 12 ton/ha yaitu 165 cm, bukan pada dosis 24 ton/ha yang memberikan tinggi 170 cm.
Perbedaan pertumbuhan tanaman jagung dimana penambahan kompos sebanyak 24 ton/ha mengalami penurunan kemungkinan disebabkan oleh terjadinya pencucian kompos dan mikroba serta kompetisi terhadap unsur hara. Penurunan kadar C pada dosis 24 ton/ha tanpa penambahan AKB kemungkinan disebabkan oleh pencucian kompos yang terjadi pada saat proses penanaman.
Syarat Tumbuh Jagung
METODEPENELITIAN
Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Alat dan Bahan
- Alat
- Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pH meter digital Adwa AD1000, oven, tungku pembakaran, alat pengocok mekanis Edmund Buhler SM 25, dan beberapa peralatan gelas lainnya. Bahan yang digunakan adalah rumput, kompos kotoran hewan dan dedak padi, aktivator Comstar BATAN, benih jagung Pioneer P21, larutan buffer standar pH 4, 7 dan 10, aquades dan masih banyak lagi larutan lainnya.
Cara Kerja
- Pembuatan Kompos
- Analisis Kualitas Kompos
- Media Tanam
- Analisis pada Tanah
- Analisis pada Tanaman Uji
- Analisis Laboratorium
- Analisis Statistik
Pada penelitian ini dilakukan pengujian pH tanah dengan menambahkan variasi dosis kompos yang berbeda mulai dari 6 ton/ha, 12 ton/ha, 24 ton/ha, hingga 48 ton/ha serta menambahkan AKB pada minggu ke-2 dan ke-3 setelah tanam. Jagung. Kurangnya efek penambahan dosis kompos 24 ton/ha dan 48 ton/ha mungkin disebabkan adanya persaingan dalam memperebutkan unsur hara terutama N, dimana tanaman kemungkinan tidak mampu bersaing. Grafik di atas menunjukkan dosis kompos yang optimal adalah 12 ton/ha, baik tanpa AKB maupun dengan penambahan AKB.
Pemberian kompos sebanyak 48 ton/ha dapat meningkatkan pH tanah dari 5,56 menjadi 7,51, CBE tanah dari 14% menjadi 18%, dan WHC tanah sebesar 37%. Pemberian AKB pada minggu ke 2 dan 3 dengan dosis kompos 48 ton/ha tidak memberikan pengaruh terhadap peningkatan pH dan WHC tanah, namun memberikan pengaruh yang nyata terhadap CBE tanah dari 14% menjadi 20,5%. .
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kompos
Pengomposan dilakukan dengan metode spiral dengan menggunakan Comstar sebagai bioaktivator untuk mempercepat proses penguraian sampah organik. Comstar adalah bioaktivator kompos yang mengandung konsorsium IMR yang memecah bahan organik, mengontrol secara biologis dan mendorong pertumbuhan tanaman. Compostar ini merupakan salah satu produk kegunaan vaksin AKB yang dikembangkan oleh Kelompok Lingkungan Hidup, Pusat Penerapan Teknologi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga Nuklir Nasional. Mutu kompos yang dihasilkan telah sesuai dengan SNI dan persyaratan teknis minimal pupuk organik Peraturan Menteri Pertanian No. 28/Permentan/SR.130/S/2009 seperti terlihat pada Tabel 1.
Menurut Sutant (2002), kompos yang baik adalah yang mempunyai pH mendekati netral, karena mikroba dapat tumbuh dengan baik pada pH mendekati netral atau netral. Berdasarkan standar SNI dan peraturan Menteri Pertanian, kompos yang dibuat untuk penelitian ini memenuhi standar kompos.
Sifat Kimia dan Fisika
Sedangkan penelitian ini menggunakan tanah yang bersifat agak masam atau mempunyai pH sekitar 5,57 sehingga memerlukan penambahan kompos untuk meningkatkan pH tanah. Bahan organik dalam kompos dapat mengikat ion-ion asam di dalam tanah. sehingga bereaksi dan membentuk senyawa baru yang dapat menurunkan keasaman tanah. Peningkatan pH tanah berkaitan dengan pengikatan senyawa asam dalam tanah yang bereaksi dengan bahan organik dari kompos. Menurut Mubandono (2002), kompos dapat meningkatkan bahan organik tanah karena kompos berasal dari bahan organik yang terurai secara organik.
Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk mengetahui kapasitas menahan air tanah (WHC) sebagai salah satu sifat fisik tanah. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan tanah menangkap air dan menyimpannya dalam pori-pori tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kompos dapat meningkatkan WHC tanah, namun penambahan AKB justru menurunkan kemampuan menahan air tanah. Kapasitas menahan air tanah (WHC) meningkat setelah penambahan kompos karena kompos dapat mempengaruhi tekstur tanah dan kandungan liat dalam mengikat air (Hadisuwito, 2007) Menurut Stevenson (1982), bahan organik mempengaruhi sifat fisik yaitu peningkatan porositas tanah.
Tinggi, Berat Basah dan Berat Kering Jagung (Zea mays L.)
Karena pada takaran kompos 165 cm simpangan bakunya adalah ±21,213 yang berarti tinggi maksimum dengan takaran 12 ton/ha dapat mencapai sekitar 186 cm, sedangkan pada takaran kompos 48 ton/ha mempunyai simpangan baku. sebesar ±14.142 cm yang berarti tinggi maksimal dengan dosis ini mencapai 184 cm. Hasil standar deviasi diperoleh dari hasil uji statistik. Hasil uji statistik juga menunjukkan bahwa penambahan kompos dengan variasi dosis dan AKB yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang nyata dengan nilai signifikansi mencapai 0,434 (P≥0,05) (Lampiran 8). Berat basah tanaman adalah berat tanaman pada saat tanaman masih segar dan ditimbang segera setelah dipanen, sebelum tanaman layu karena kehilangan air (Lakitan, 1996). Proses pembentukan dan perkembangan organ tanaman sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air dan kompos di dalam tanah.
Seperti halnya pertumbuhan tinggi tanaman jagung, berat basah jagung tidak bertambah seiring bertambahnya dosis kompos.Pada dosis kompos 6 ton/ha tanpa AKB, berat basah jagung meningkat dari dosis sebelumnya, namun pada dosis berikutnya dosis. yaitu 24 ton/ha mengalami penurunan Begitu pula dengan variasi penambahan dosis kompos disertai penambahan AKB, pada dosis 12 ton/ha terjadi peningkatan dan penurunan setelahnya. Berdasarkan uji statistik, pemberian kompos dengan variasi dosis berbeda tidak memberikan pengaruh nyata terhadap berat kering jagung karena nilai signifikansinya mencapai 0,253 (P≥0,05) (Lampiran 10).
Kadar Hara Jagung (Zea mays L.)
Namun pada dosis 24 ton/ha dan 48 ton/ha terjadi penurunan dan peningkatan serapan N, hal ini mungkin disebabkan karena serapan N pada dosis kompos ini tidak berlangsung maksimal, kemungkinan karena pengaruh mikroba tanah atau persaingan antar tanaman. Sedangkan untuk pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.), penambahan kompos dapat menurunkan rasio C/N, dan penambahan AKB sebagai biostimulan kompos dapat meningkatkan rasio C/N jagung (Zea mays L.) berkurang. sehingga hasilnya lebih baik lagi karena AKB mempunyai sifat sebagai pengurai dan pengurai bahan organik, sehingga N-organik dapat diubah menjadi senyawa N-yang lebih mudah diserap tanaman. Hal ini terlihat dengan menurunnya rasio C/N pada tanaman jagung (Zea mays L.) karena semakin kecil rasio C/N maka semakin besar total N yang terserap oleh jagung (Zea mays L.).
Dosis kompos 12 ton/ha dengan penambahan AKB merupakan dosis kompos optimal untuk tanaman jagung berdasarkan penelitian, dengan tinggi 165 cm, berat basah 410g, berat kering 153g, C total 81433,978 mg/tanaman dan total N sebesar 305,541 mg/tanaman. Pola pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.) pada musim kemarau terhadap perbedaan waktu tanam.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
Pengaruh inokulasi mikoriza vesikular-arbuskula dan keseimbangan bahan kapur-organik terhadap pertumbuhan tanaman jagung di tanah Kentrong Ultisol. Tesis. Respon pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays Saccharata Sturt) terhadap pemberian pupuk cair TNF dan kotoran ayam. Pengaruh Dosis Pupuk P dan Jenis Pupuk terhadap Beberapa Sifat Kimia Tanah, Serapan P dan Hasil Jagung (Zea mays var. Saccharata sturt) di Inceptisol Jatinangor.
Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Kentang (Solanum tuberosum L.) Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan Divisi Biologi FMIPA UNDIP.